REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN PEMECAHAN SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 DAN NONLQ45
on
REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN PEMECAHAN SAHAM
PADA PERUSAHAAN LQ45 DAN NONLQ45
Komang Ayu Seniari Utami1
I Gusti Ketut Agung Ulupui2
1Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: zheniari@gmail.com / telp: +62 87 862 46 07 11
2
2Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Stock split merupakan salah satu bentuk corporate action yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan likuiditas saham. Menariknya, perusahaan LQ45 yang dikenal memiliki tingkat likuiditas tinggi di Bursa Efek Indonesia masih ada yang melakukan stock split. Sehingga penelitian ini bermaksud untuk mengetahui reaksi pasar terhadap perusahaan LQ45 dan nonLQ45 yang melakukan stock split dengan melihat ada tidaknya perbedaan abnormal return pada periode amatan. Metode penentuan sampel yang bersifat purposive sampling menemukan 8 perusahaan LQ45 dan 32 perusahaan nonLQ45 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data menggunakan paired sample t-test untuk menguji dua hipotesis. Hasil pengujian hipotesis pertama secara statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return yang terjadi pada perusahaan LQ45 selama periode amatan. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return yang terjadi pada perusahaan nonLQ45 selama periode amatan.
Kata Kunci: Stock Split, Reaksi Pasar, Abnormal Return
ABSTRACT
Stock split is one form of corporate action taken by the company to increase the liquidity of the stock. LQ45 companies have high level of liquidity in the Indonesia Stock Exchange still do the stock split. This study aims to determine the market reaction and nonLQ45 LQ45 companies that do stock split to see whether or not differences in abnormal return during the period of observation. This study used purposive sampling method comprising of 8 companies LQ45and 32 companies nonLQ45. The statistical test using paired sample t-test. The first hypothesis shows that there is no difference in abnormal returns that occur in LQ45 companies during the period of observation. The second hypothesis suggests that there is no difference in abnormal returns that occur in nonLQ45 company during the period of observation.
Keywords: Stock Split, Market Reaction, Abnormal Return
PENDAHULUAN
Stock split merupakan suatu fenomena yang masih menjadi teka-teki yang diperdebatkan dalam bidang ekonomi (Brigham dan Gapenski, 1994). Salah satu manfaat dari stock split ini bagi emiten adalah untuk menjaga agar likuiditas saham emiten tersebut tetap tinggi. Selain itu terdapat beberapa motivasi sebuah perusahaan untuk melakukan tindakan stock split yaitu (1) untuk membentuk harga keseimbangan saham yang baru setelah dilakukannya stock split, (2) sebagai sinyal positif terhadap pasar bahwa perusahaan yang melakukan stock split merupakan perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik.
LQ45 merupakan 45 perusahaan yang mempunyai likuiditas terbaik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun terdapat beberapa perusahaan LQ45 yang masih melakukan stock split di BEI. Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Jogianto (2003) salah satu tujuan perusahaan melakukan stock split adalah untuk meningkatkan likuiditas saham, akan tetapi mengapa perusahaan LQ45 yang notabene merupakan perusahaan yang likuiditasnya sahamnya sudah tinggi masih melakukan tindakan stock split? Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan apakah terdapat reaksi pasar yang berbeda apabila pengumuman stock split dilakukan oleh perusahaan LQ45 dan nonLQ45.
Secara teori stock split tidak menambah nilai dari perusahaan, atau dapat dikatakan stock split tidak memberikan nilai ekonomis (Jogianto, 2003:564). Namun kenyataannya stock split tetap dilakukan perusahaan untuk menekan harga saham perusahaan mereka agar tidak terlalu tinggi yang nantinya akan berdampak pada meningkatnya likuiditas suatu saham. Umumnya hanya perusahaan yang
mempunyai prospek baik yang dapat melakukan stock split, karena stock split menimbulkan biaya yang cukup besar yang harus ditanggung oleh perusahaan (Copeland, 1979). Ketika pasar bereaksi terhadap pengumuman stock split tersebut, bukan berarti pasar bereaksi karena informasi stock split yang tidak bernilai ekonomis namun bereaksi karena mengetahui kinerja baik perusahaan dimasa depan.
Pasar akan bereaksi positif setelah pengumuman stock split diterima pasar. Namun ketika pasar bereaksi sebelum pengumuman stock split beredar, maka dapat diprediksikan terdapat kebocoran informasi yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Hal ini sangat bertentangan dengan peraturan BAPEPAM No. Kep-86/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996, peraturan No:X.K.1 tentang keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik atau emiten yang pendaftarannya efektif, harus menyampaikan kepada BAPEPAM dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin paling lambat pada hari ke-2 sebelum keputusan atau terjadi suatu peristiwa.
Beberapa penelitian mengenai pemecahan saham telah dilakukan, namun hasil yang diperoleh sangat beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Wiggins (1992), Ernie (2007), Khairiah (2009) menemukan bahwa pengumuman stock split tidak menghasilkan abnormal return bagi investor. Bertolak belakang dengan penelitian mereka, hasil penelitian yang dilakukan oleh Brenan (1988), Nichols & Dravid (1990), Bar and Brown (1997), Brenan dan Hughes (1991) serta Indah (2003) menemukan bahwa stock split memiliki kandungan informasi yang ditunjukkan oleh adanya reaksi dari para investor.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan reaksi yang dilakukan oleh investor mengenai pengumuman stock split yang disampaikan oleh perusahaan LQ45 dan nonLQ45.
KAJIAN PUSTAKA
Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal atau signaling theory menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai kinerja baik akan mempublikasikan keadaan perusahaannya dalam bentuk sinyal informasi yang nantinya pasar diharapkan mampu membedakan perusahaan yang berkinerja baik dan berkinerja buruk. Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal positif karena manajer perusahaan akan menyampaikan prospek perusahaan yang baik di masa depan kepada publik yang belum mengetahuinya (Jogianto, 2003:564). Menurut Brennan dan Copeland (1988) manajer akan mengeluarkan biaya yang tinggi untuk aktivitas stock split, namun sinyal stock split ini umumnya sangat akurat dalam menyampaikan prospek baik perusahaan dimasa depan.
Asimetri Informasi
Teori sinyal menyatakan bahwa tujuan dari pemecahan saham (stock split) adalah untuk memberikan sinyal kepada investor yang kurang mengetahui mengenai kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya asimetri informasi. Agar tidak terjadi asimetri informasi di dalam pasar, seluruh emiten tersebut harus mengumumkan seluruh informasi-informasi yang berkaitan dengan sekuritasnya tersebut kepada seluruh investor. Penyebaran
informasi ini akan berlangsung dengan cepat, sehingga seluruh investor tidak akan
ada yang memiliki informasi lebih (asimetri informasi). Tindakan ini sudah diatur didalam peraturan BAPEPAM No. Kep-86/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996, peraturan No:X.K.1 tentang keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik.
Return
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang dipilih (Jogianto, 2003:205). Ada dua jenis return dalam pasar modal yaitu return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung menggunakan data historis. Return realisasi ini juga dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko untuk di masa yang akan datang. Sedangkan, return ekspektasi merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa yang akan datang (Jogianto, 2003:205).
Abnormal Return
Abnormal return merupakan selisih antara return yang sesungguhnya dengan return yang diharapkan. Abnormal return ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur apakah terjadi reaksi pasar terhadap suatu pengumuman atau event yang dipublikasikan di pasar modal. Ketika terjadi perbedaan abnormal return antara periode sebelum peristiwa dengan periode saat peristiwa, saat peristiwa dengan sesudah peristiwa, ataupun periode sebelum peristiwa dengan sesudah peristiwa berlangsung, dapat dikatakan pasar bereaksi terhadap peristiwa tersebut.
Pemecahan Saham (Stock Split)
Pemecahan saham (stock split) merupakan suatu tindakan dari emiten yang dilakukan dengan cara memecah nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil sesuai dengan rasio stock split yang ditentukan oleh pihak manajemen (Ernie, 2007). Perubahan nilai nominal tersebut hanya dapat mempengaruhi penambahan jumlah lembar saham sesuai dengan rasio stock split yang telah ditentukan, namun tidak dapat mengubah jumlah modal ditempatkan dan modal disetor (paid in capital). Ada beberapa manfaat yang didapatkan oleh emiten dalam melakukan stock split yaitu (1) meningkatnya jumlah pemegang saham dan likuiditas perdagangan saham, (2) membentuk harga keseimbangan baru, (3) memberikan sinyal positif mengenai kinerja perusahaan dimasa depan.
Indeks harga saham gabungan (IHSG)
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) adalah salah satu bentuk pasar saham di Indonesia yang dipergunakan Bursa Efek Indonesia. IHSG memperdagangkan saham-saham biasa dan saham preferen di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini IHSG mencakup 451 harga saham yang terdaftar pada BEI. IHSG ini dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasian yang nantinya akan dipergunakan sebagai pengurang untuk mendapatkan abnormal return dari suatu saham.
Indeks LQ45
LQ45 merupakan suatu indeks yang terbentuk dari 45 perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas saham tertinggi di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang terpilih harus memenuhi beberapa kriteria seperti (1) selama 12
bulan terakhir memiliki rata-rata transaksi saham yang masuk dalam urutan 60
terbesar di pasar reguler, (2) selama 12 bulan terakhir memiliki rata-rata nilai kapitalisasi pasar yang masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler, (3) telah tercatat di BEI minimum selama 3 bulan. Indeks LQ-45 diperbarui setiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus (Jogianto, 2003:106).
Studi peristiwa (event study)
Studi yang mempelajari tentang reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) dikenal dengan sebutan studi peristiwa (event study). Pengujian
kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda (Jogianto, 2003:556). Pada pengujian kandungan informasi, peneliti hanya melihat reaksi pasar terhadap suatu pengumuman. Ketika pengumuman tersebut mengandung informasi maka diharapkan pasar akan memberikan respon terhadap peristiwa tersebut dalm bentuk pergerakan harga saham. Reaksi ini dapat diukur pula menggunakan abnormal return. Jika suatu peristiwa mengandung informasi, maka pasar akan memperoleh abnormal return begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti mengajukan beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut.
H1: Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap average abnormal return saham perusahaan LQ45 yang melakukan pengumuman stock split selama periode pengamatan.
H2: Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap average abnormal return
saham perusahaan nonLQ45 yang melakukan pengumuman stock split selama periode pengamatan.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs www.idx.co.id, untuk melihat data mengenai tanggal pengumuman stock split. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melakukan stock split pada periode 1 Januari 2007-31 Desember 2012. Data dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 dan nonLQ45.
Adapun variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap pengumuman stock split. Sedangkan untuk variabel bebas (X) yang digunakan adalah average abnormal return. Metode untuk menghitung abnormal return menggunakan market model dengan periode estimasi selama 100 hari. Mencari return ekspektasian menggunakan metode ini dilakukan dengan dua tahap. Pertama dengan membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi untuk mengestimasi return ekspektasi pada periode jendela. Model ekspektasi dapat dicari dengan menggunakan teknik regresi OLS (ordinary least square) dengan persamaan sebagai berikut.
E (R i,t) = a i+βi∙R mt.........................................................1)
Keterangan:
E (Ri, t) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode ke-t
a i = intercept untuk sekuritas ke-i
βi = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i
R m t = return indeks pasar pada periode estimasi
Kedua, setelah mendapatkan persamaan regresi dari setiap sekuritas, persamaan
regresi ini digunakan untuk mencari return ekspektasi pada periode pengamatan.
Data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa (1) Tanggal pengumuman stock split digunakan sebagai event date (t0), (2) Harga saham penutupan harian selama periode amatan, (3) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untk menghitung return ekspektasi perusahaan nonLQ45, (4) Indeks LQ45 yang digunakan untuk menghitung return ekspektasi perusahaan yang masuk dalam kategori LQ45. Data harga saham, IHSG serta ILQ45 bersumber dari www.finance.yahoo.com.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam penentuan sampel. Adapun kriteria dalam penentuan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan mengumumkan corporate action berupa stock split mulai 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2012, (2) Perusahaan yang pada tanggal pengumuman stock split, tidak melakukan corporate action lainnya seperti employee stock ownership plan (ESOP), right issue, dividen saham, serta kebijakan-kebijakan lainnya pada 3 hari sebelum dan 3 hari sesudah pengumuman stock split, (3) Memiliki informasi atau ketersediaan data yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi peristiwa (event study). Untuk menganalisis perbedaan abnormal return yang terjadi selama periode pengamatan menggunakan uji beda rata-rata kelompok berpasangan (paired t-test).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melakukan corporate action berupa stock split. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan situs internet http://www.idx.co.id, maka data perusahaan yang melakukan stock split pada periode 2007-2012 adalah sebanyak 52 perusahaan. Setelah dilakukan pengambilan sampel yang didasarkan dengan metode purposive sampling sampel yang dapat memenuhi kriteria dan dipergunakan oleh peneliti sebanyak 40 perusahaan yang terdiri dari 8 perusahaan yang masuk dalam kategori LQ45 dan 32 perusahaan yang masuk dalam nonLQ45.
Hasil Pengujian Hipotesis 1
Berdasarkan hasil pengujian statistik menggunakan uji beda rata-rata kelompok berpasangan (paired t-test) didapatkan hasil yang ditunjukan pada Tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1
Hasil Pengujian Paired Sample T-test Pada Perusahaan LQ45
Hipotesis |
Periode |
t-hitung |
t-tabel |
Sig.(2-tailed) |
Keterangan |
1a |
Sebelum-saat |
0,446 |
2,365 |
0,669 |
tdk. sig. |
1b |
Saat-sesudah |
-0,414 |
2,365 |
0,691 |
tdk. sig. |
1c |
Sebelum-sesudah |
0,030 |
2,365 |
0,979 |
tdk. Sig. |
Sumber: hasil analisis
Tabel 1 menunjukan pada periode sebelum-saat, saat-sesudah dan sebelum-sesudah nilai t hitung yang didapatkan memiliki nilai yang lebih kecil dari t-tabel sehingga Ho tidak dapat ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan average abnormal return baik pada periode sebelum-saat, saat-sebelum, dan sebelum-sesudah. Tidak terdapat perbedaan
average abnormal return pada periode amatan dapat disebabkan karena informasi yang diperoleh oleh investor sudah terserap secara merata, sehingga tidak terjadi asimetri informasi dalam pasar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengumuman stock split yang dilakukan oleh perusahaan LQ45 tidak bernilai ekonomis, sehingga pasar tidak melakukan reaksi atau dapat dikatakan pengumuman stock split tersebut tidak dapat mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi di pasar modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2000), Ernie (2007), dan Iguh (2012) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan average abnormal return selama periode pengamatan.
Hasil Pengujian Hipotesis 2
Berdasarkan hasil pengujian statistik menggunakan uji beda rata-rata kelompok berpasangan (paired t-test) didapatkan hasil yang ditunjukan pada Tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2
Hasil Pengujian Paired Sample T-test Pada Perusahaan nonLQ45
Hipotesis |
Periode |
t-hitung |
t-tabel |
Sig.(2-tailed) |
Keterangan |
2a |
Sebelum-saat |
-0,073 |
2,045 |
0,487 |
tdk. sig. |
2b |
Saat-sesudah |
0,778 |
2,045 |
0,443 |
tdk. sig. |
2c |
Sebelum-sesudah |
0,151 |
2,045 |
0,881 |
tdk. Sig. |
Sumber: hasil analisis
Tabel 2 menunjukan pada periode sebelum-saat, saat-sesudah dan sebelum-sesudah nilai t hitung yang didapatkan memiliki nilai yang lebih kecil dari t-tabel sehingga Ho tidak dapat ditolak. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan average abnormal return yang signifikan baik pada periode sebelum-saat, saat-sebelum, dan sebelum-sesudah. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengumuman stock split yang
dilakukan oleh perusahaan nonLQ45 tidak bernilai ekonomis, sehingga pasar tidak melakukan reaksi atau dapat dikatakan pengumuman stock split tersebut tidak dapat mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi di pasar modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiggins (1992), Taufiq (2009) dan Tiwi (2009) yang menyatakan bahwa pengumuman stock split tidak mempengaruhi investor dalam membuat keputusan.
Berdasarkan dua hasil penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pengumuman stock split yang dilakukan baik oleh perusahaan LQ45 dan nonLQ45 sama-sama tidak mendapatkan reaksi oleh pasar yang ditunjukan dengan tidak adanya perbedaan average abnormal return yang terjadi selam periode amatan. Hasil ini juga dapat disebabkan karena seluruh investor sudah menerima informasi secara merata, sehingga para investor mempunyai tingkat ekspektasi yang sama. Tingkat ekspektasi yang sama antara return actual dengan return ekspektasi menyebabkan investor tidak memperoleh abnormal return yang signifikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan melalui statistik yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil yaitu tidak terdapat perbedaan average abnormal return yang signifikan pada periode sebelum pengumuman –saat pengumuman, saat pengumuman-sesudah pengumuman dan sebelum pengumuman-sesudah pengumuman stock split pada perusahaan LQ45 maupun nonLQ45. Hasil ini
menunjukkan bahwa baik perusahaan LQ45 maupun nonLQ45 sama-sama tidak dapat memberikan sinyal yang valid ke dalam pasar sehingga pasar tidak memberikan reaksi yang signifikan terhadap pengumuman stock split yang dilakukan perusahaan LQ45 maupun nonLQ45.
Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap reaksi pasar modal terhadap pengumuman stock split. Meskipun demikian, peneliti menyadari pada penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut.
-
1. Penelitian ini hanya menggunakan 7 hari periode jendela dengan 100 periode estimasi untuk menghitung return ekspektasi, sehingga hasil yang didapatkan tidak terdapat perbedaan signifikan.
-
2. Peneliti hanya menggunakan 7 tahun pengamatan yaitu dari tahun 2007-2012 dengan jumlah sampel dalam kategori LQ45 sebanyak 8 sampel, dan nonLQ45 sebanyak 32 sampel, sehingga perbandingan jumlah sampel perusahaan tidak proposional yang menyebabkan peneliti tidak dapat menggunakan alat statistik untuk membandingkan reaksi yang terjadi antara perusahaan LQ45 dan nonLQ45.
Saran
Sesuai dengan simpulan dan keterbatasan yang sudah dijabarkan diatas maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti sebagai berikut.
-
1. Bagi investor sebaiknya mempertimbangkan informasi seperti likuiditas dan kinerja perusahaan agar dapat mengambil keputusan lebih tepat dalam
memilih apakah investor nantinya akan bereaksi terhadap pengumuman stock
split yang dilakukan oleh perusahaan LQ45 dan nonLQ45 atau tidak.
-
2. Bagi emiten yang akan melakukan stock split baik perusahaan LQ45 maupun nonLQ45, agar mempertimbangkan terlebih dahulu keputusan untuk melakukan stock split tersebut. Sebab ketika pasar tidak dapat menangkap sinyal yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka tindakan stock split tersebut akan menjadi sinyal yang sia-sia.
-
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis agar menggunakan metode return ekspektasi dengan periode amatan yang lebih panjang sehingga mendapatkan jumlah sampel yang proposional agar hasil penelitian nantinya menjadi lebih signifikan.
REFERENSI
Bar Yosef S. and L. Brown. 1997. A Rexxamination of Stock Split Using Moving Betas. Journal of Finance, 32: h:1069-1080.
Brennan, M. dan T. Copeland. 1988. The Case for Convertibles. Journal of Applied Corporate Finance. Summer, h:55-64.
Brennan M.J. and P. J. Hughes. 1991. Stock Pices and The Supply of Information. Journal of Finance, 46: h:1665-1691.
Brigham,E.F.,L.C Gapenski. 1994. Financial management:theory & practice. Orlando. The Dryden Press.
Copeland E. Thomas. 1979. Liquidity Changes Folowing Split. Journal of Finance, 24(1): h:115-141.
Ellen Rusliati dan Esti Nur Farida. 2010. Pemecahan Saham Terhadap Likuiditas dan Return Saham. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 12(3): h:167-174.
Ernie Hendrawaty. 2007. Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005 – 2006 di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 3(2): h:205-223.
Iguh Wijanarko. 2012. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) terhadap Likuiditas Saham dan Return Saham. Diponegoro Journal of Management, 1(2): h:189-199.
Indah Kurniawati. 2003. Analisis Kandungan Informasi dan Likuiditas Saham : study Empiris pada non-synchronous trading. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 6(3): h:264-275.
Jogiyanto. 2003. Teori Pertofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta. Penerbit BPFE-Yogyakarta.
Khairiah. 2009. Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2007 – 2008 di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
Mc.Nochols and A. David. 1990. Stock Dividends, Stock Split and Signaling. Journal of Finance. 42: h:857-979.
Rika Saridewi Ambarwati.2006. Analisis Efisiensi Pasar Modal Indonesia Dalam Semi-Strong Form Periode 2003-2005 (Studi Pada Pt. Bursa Efek Jakarta). Tesis Program Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sutrisno,Wang.Francisca Yuniarti dan Soffy Susilowaty. 2000. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan return Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, h:1-13.
Taufiq Noor Rokhman M. 2009. Analisis Return, Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan Dan Bid-Ask Spread Saham Di Seputar Pengumuman Stock Split, wacana. 12(4): h:662-677.
Tiwi Nurjannati Utami. 2009. Dampak Pengumuman Stock Split Terhadap Return, Variabilitas Tingkat Keuntungan Dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ Tahun 1997-1999). Wacana, 12(4): h:725-739.
Wiggins J. B. 1992. Beta Change Around Stock Split Revisted. Journal of financial and quantitative analysis, 27: h:631-640.
628
Discussion and feedback