ANALISIS MANAJEMEN LABA RIIL SEBELUM DAN SESUDAH PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BADAN TAHUN 2008

Desak Putu Lega Praniti

Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected] / telp : +62 819 991 061 31

ABSTRAK

Salah satu motivasi manajemen laba adalah untuk memperoleh penghematan pajak. Perubahan tarif pajak yang terjadi pada tahun 2008 memberikan keringanan beban pajak, khususnya bagi perusahaan Perseroan Terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan manufaktur di BEI melakukan manajemen laba riil yang dideteksi melalui biaya produksi abnormal dan arus kas kegiatan operasi abnormal. Uji t-test digunakan sebagai teknik analisis data. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perusahaan melakukan manajemen laba melalui penurunan jumlah produksi, dilihat dari biaya produksi abnormal sebelum lebih besar dari sesudah perubahan tarif.

Kata-kata kunci: manajemen laba riil, tarif Pajak Penghasilan, arus kas kegiatan operasi abnormal, biaya produksi abnormal

ABSTRACT

One of the motivations of earnings management is to obtain tax savings. Changes in tax rates occurred in 2008 to lighten the tax burden, especially for publicly listed companies. The aims of this study to determine whether the manufacturing companies on the Indonesia Stock Exchange conducted real earnings management is detected through abnormal production costs and abnormal cash flows from operations. T-test is used as a data analysis. The results indicate that companies in the sample conducted earnings management through the reduction of the production, judging by abnormal production costs before more than after the rate change.

Key words: real earnings management, income tax rate, abnormal cash flow from operations, abnormal production costs

PENDAHULUAN

Pajak merupakan penerimaan terbesar pemerintah dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) periode 2012. Melihat besarnya peranan pajak bagi pemerintah, maka pada tahun 2008 pemerintah mengubah UU perpajakan, salah satunya UU Pajak penghasilan, yaitu UU No. 36 Tahun 2008. Tarif pajak untuk Wajib Pajak Badan sebelum mengalami perubahan adalah tiga lapis (10%, 15%, dan 30%), kemudian mengalami perubahan menjadi tarif tunggal sebesar 28%, dan memperoleh potongan tarif lagi sebesar 5% untuk perusahaan Perseroan Terbuka dengan syarat yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Keuangan PMK-238/PMK.03/2008. Diberlakukannya UU No. 36 Tahun 2008, diharapkan memberi keringanan beban pajak bagi perusahaan, tetapi kebanyakan perusahaan tetap menganggap pajak menjadi sebuah beban (Mangoting, 1990 dan Suratno, 2008). Terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Martini (2011), Linintiassiwi (2011), Alim (2008), dan Wulandari, dkk. (2004) membuktikan bahwa perusahaan melakukan manajemen laba untuk menanggapi setiap perubahan UU Perpajakan.

Manajemen laba tidak selalu dilakukan dengan tujuan negatif, manajemen laba juga dapat dilakukan untuk hal-hal yang positif, misalnya manajemen laba dilakukan untuk menunjang kelangsungan perusahaan (Wijana, 2011). Salah satu teknik manajemen laba, yaitu akrual diskresioner dan manipulasi aktivitas riil. Manajemen laba melalui akrual diskresioner merupakan manipulasi yang dilakukan perusahaan terhadap pengakuan beban dan pendapatan. Manajemen laba riil merupakan manipulasi yang dilakukan perusahaan melalui kegiatan di

luar dari aktivitas normal untuk memperoleh laba yang diinginkan (Roychowdhury, 2006). Penelitian mengenai manajemen laba riil ini mengalami peningkatan setelah dikeluarkanna Sarbanes Oxley Act pada tahun 2002 (Cohen, 2008; Alim, 2009; dan Zang, 2012). Manajemen laba riil dapat dideteksi dari arus kas kegiatan operasi abnormal dan biaya produksi. Untuk memperoleh pnghematan pajak, perusahaan dapat melakukan penurunan penjualan dan mengurangi jumlah produksi. Kegiatan ini akan berdampak pada arus kas kegiatan operasi dan biaya produksi.

Dalam penelitian ini yang menjadi pokok permasalahannya adalah

  • 1)    Apakah arus kas kegiatan operasi abnormal sebelum perubahan tarif pajak lebih kecil dari arus kas kegiatan operasi abnormal sesudah perubahan tarif?

  • 2)    Apakah biaya produksi abnormal sebelum perubahan tarif pajak lebih besar dari biaya produksi abnormal sesudah perubahan tarif?

Kajian pustaka

Manajemen Laba

Menurut Belkaoui, dkk. (2007), manajemen laba merupakan suatu kemampuan manajer untuk melakukan memanipulasi terhadap pilihan yang tersedia untuk mencapai laba yang. Menurut Scott (2000), terdapat dua cara pemahaman manajemen laba, yaitu perilaku oportunistik manajer dan kontrak efisien manajemen. Perspektif perilaku oportunistik manajer, apabila manajer lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri yang dapat dilihat dari seberapa besar kinerja yang diperoleh berubungan dengan bonus. Perspektif kontrak efisien

manajemen, apabila perusahaan memberikan jumlah kompensasi kepada manajer, agar perusahaan dapat mengantisipasi insentif manajer untuk mengelola laba.

Rumusan hipotesis

Aktivitas riil yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh penghematan pajak adalah melalui penurunan penjulan pada kuartal keempat setelah dipublikasikan UU No. 36 Tahun 2008. Perusahaan setelah perubahan tarif melakukan manipulasi aktivitas riil yang berlawanan. Aktivitas ini akan berdampak terhadap arus kas kegiatan operasi abnormal sebelum lebih kecil dari pada sesudah perubahan tarif. Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah H1:    Arus kas kegiatan operasi abnormal sebelum perubahan tarif lebih kecil

dari arus kas kegiatan operasi abnormal sesudah perubahan tarif.

Manipulasi aktivitas riil selanjutnya dilakukan melalui penurunan jumlah produksi pada kuartal keempat setelah dipublikasikannya UU no. 36 Tahun 2008, dan meningkatkan jumlah produksi pada tahun 2009 setelah perubahan tarif. Manipulasi aktivitas riil ini akan berdampak pada biaya produksi abnormal sebelum lebih besar dari sesudah perubahan tarif. Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah

H2:   Biaya produksi abnormal sebelum perubahan tarif lebih besar dari biaya

produksi abnormal sesudah perubahan tarif.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan mengakses situs www.idx.co.id dan melalui ICMD yang menyediakan informasi laporan keuangan perusahaan

manufatur periode 2008-2009. Variabel penelitian ini adalah arus kas kegiatan operasi abnormal dan biaya produksi abnormal.

Populasi dan sampel

Jumlah populasi yang digunakan adalah 135 perusahaan manufaktur. Sampel penelitian ini dipilih menggunakan kriteria tertentu. Adapun kriteria penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di BEI periode 2008-2009, perusahaan memperoleh laba selama pengamatan, dan perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan.

Teknik analisi data

  • 1.    Arus kas kegiatan operasi abnormal

Arus kas kegiatan operasi abnormal dapat diperoleh melalui arus kas kegiatan operasi yang dibagi dengan total aktiva satu tahun sebelumnya dikurangi biaya produksi normal. Arus kas kegiatan operasi normal diperoleh dari nilai estimasi persamaan berikut yang mereplikasi dari penelitian Roychowdhury (2006).

CFOit/Ait-1 = αo + αι(1‰) + βι(Sit∕Ait-ι) + β2(∆Sit‰) + et.............................(1)

Keterangan:

CFOit       : arus kas kegiatan operasi perusahaan i pada periode t

Ait-1         : total aktiva perusahaan i pada periode t-1

Sit          : total penjualan perusahaan i pada periode t

∆Sit         : perubahan penjualan perusahaan i dari periode t ke periode t-1 (St

  • - St-1) α 0           : konstanta.

et           : error term pada tahun t.

  • 2.    Biaya produksi abnormal

Biaya produksi abnormal diperoleh melalui biaya produksi yang dibagi dengan total aktiva satu tahun sebelumnya dikurangi biaya produksi normal. Biaya produksi normal dapat diperoleh melalui estimasi persamaan berikut (Roychowdhury, 2006).

PRODit/At-1 = αo + αι(1∕Ait-ι) + βι(Sit∕Ait-ι) + β2(∆Sit∕Ait-1) + β3(∆Sit-1∕Ait-1) +

ct..........................................................................................................................................................................................(2)

Keterangan:

PRODit       : biaya produksi yang dihasilkan perusahaan i pada periode t

Ait-1           : total aktiva perusahaan i pada periode t-1

Sit            : total penjualan perusahaan i pada periode t

∆Sit          : perubahan penjulan perusahaan i pada periode t

∆Sit-1         : perubahan penjualan perusahaan i pada tahun t-1

α 0            : konstanta

et             : error term pada tahun t.

Analisis data baru dilakukan setelah diperoleh arus kas kegiatan operasi abnormal dan biaya produksi abnormal. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data, yaitu statistik deskriptif, uji normalitas, dan uji t-test menggunakan paired sample t test dengan SPSS versi 19.0. Pengambilan keputusannya adalah tingkat signifikansi lebih kecil dari 5% dan - t tabel > t hitung > t tabel, maka hipotesis diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel penelitian ini adalah 55 perusahaan manufaktur di BEI periode 2008-2009. Data penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan di BEI dan diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory).

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan uji regresi.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai yang dibutuhkan sudah memenuhi syarat agar dapat dilakukan uji regresi. Berikut ini hasil uji asumsi klasik arus kas kegiatan operasi dan biaya produksi dari varibel persamaan:

CFOit/Ait-1 = α0 + α1(1/Ait-1) + β1(Sit/Ait-1) + β2(∆Sit/Ait-1) + єt(1)

PRODit/Ait-1 = α0 + α1(1/Ait-1)  + β1(Sit/Ait-1) + β2(∆Sit/Ait-1) + β3(∆Sit-1/Ait-1)+

єt

Tabel 1 Hasil uji asumsi klasik terhadap variabel arus kas kegiatan operasi

Uji Multikolonieritas

Uji

Heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi

Uji Normalitas

Nilai VIF < 10

Tolerance > 0,1

tingkat signifikan > 0,05

-t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

D-W 2,099

1,68 (du) < D-W < 4 - 1,68 (du)

tingkat signifikan 0,425 > 0,05

Tabel 2 Hasil Uji asumsi klasik terhadap variabel biaya produksi

Uji Multikolonieritas

Uji Heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi

Uji Normalitas

Nilai VIF < 10

Tolerance > 0,1

tingkat signifikan > 0,05

-t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

D-W 2,019

1,72 (du) < D-W < 4 - 1,72 (du)

tingkat signifikan 0,052 > 0,05

Hasil dari uji multikolonieritas untuk arus kas kegiatan operasi dan biaya produksi menunjukkan nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,1, ini berarti bahwa dalam model regresi tidak terdapat korelasi antara variabel bebas. Hasil uji heteroskedastisitas arus kas kegiatan operasi dan biaya produksi menunjukkan tingkat signifikan > 0,05 dan -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, ini berarti model regresi

tidak mengandung heteroskedastisitas. Uji autokorelasi arus kas kegiatan operasi menunjukkan nilai 1,68 (du) < 2,099 (D-W) < 4 - 1,68 (du) dan biaya produksi menunjukkan nilai 1,72 (du) < 2,019 (D-W) < 4 - 1,72 (du), ini berarti dalam model regresi tidak mengandung autokorelasi. Hasil uji normalitas arus kas kegiatan operasi dan biaya produksi adalah tingkat signifikan penelitian ini lebih besar dari 0,05, ini berarti data residual memiliki distribusi normal. Variabel yang digunakan sudah lolos uji asumsi klasik, maka sekarang baru dilakukan uji regresi.

Hasil uji regresi

Uji regresi dilakukan untuk menentukan koefisien estimasi dari arus kas kegiatan operasi dan biaya produksi, agar nantinya diperoleh arus kas kegiatan operasi normal dan biaya produksi normal. Hasil uji regresi koefisien estimasi untuk arus kas kegiatan operasi dan biaya produksi adalah sebagai berikut.

Tabel 3 Koefisien Estimasi Arus Kas Kegiatan Operasi

Variabel

Koefisien Estimasi

(Constant)

0.065

1/At-1

-1.23E+10

St/At-1

0.052

ΔSt/At-1

-0.023

Tabel 4 Koefisien Estimasi Biaya Produksi

Variabel

Koefisien estimasi

(Constant)

-0.173

1/At-1

3.16E+09

St/At-1

0.856

ΔSt/At-1

-0.044

ΔSt-1/At-1

0.141

Dari hasil regresi di atas, maka dapat diperoleh nilai estimasi yang digunakan untuk mencari arus kas kegiatan operasi normal dan biaya produksi normal sebagai berikut.

N_CFO   = 0,065 - 1.228E10(1/Ait-1) + 0,052(Sit/Ait-1) - 0,023(∆Sit/Ait-1).......(3)

N_PROD = -0,173 + 3,155E9 (1/Ait-1)  + 0,856(Sit/Ait-1) - 0,044(∆Sit/Ait-1) +

0,141(∆Sit-1/Ait-1)….....................................................................(4)

Diperolehnya arus kas kegiatan operasi normal dan biaya produksi normal, sehingga arus kas kegiatan operasi abnormal dan biaya produksi abnormal dapat diperoleh.

Statistik deskriptif

Tabel 5 Statistik Deskriptif Arus Kas Kegiatan Operasi Abnormal

Descriptive Statistics

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

ABN_CFO sebelum

55

-.695

.524

-.02000

.187059

ABN_CFO sesudah

55

-.294

.426

.01929

.120712

Valid N (listwise)

55

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel ABN_CFO memiliki nilai minimum sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak sebesar -0,695 dan -0,294 dan nilai maksimumnya sebesar 0,524 dan 0,426. Rata-rata nilai ABN_CFO

sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak adalah -0,02000 dan 0,01929, dengan standar deviasi sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak adalah sebesar 0,187059 dan 0,120712.

Tabel 6 Statistik Deskriptif Biaya Produksi Abnormal

Descriptive Statistics

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

ABN_PROD sebelum

55

-.548

.369

.01589

.194668

ABN_PROD sesudah

55

-.524

.256

-.01619

.169578

Valid N (listwise)

55

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel ABN_PROD memiliki nilai minimum sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak sebesar -0,548 dan -0,524 dan nilai maksimumnya sebesar 0,369 dan 0,256. Rata-rata nilai ABN_PROD sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak adalah sebesar 0,01589 dan -0,01619, dengan standar deviasi sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak adalah sebesar 0,194668 dan 0,169578.

Hasil uji normalitas

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas

Variabel

Tingkat Signifikan

ABN_CFO Sebelum

0.649

ABN_CFO Sesudah

0.836

ABN_PROD Sebelum

0.457

ABN_PROD Sesudah

0.078

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat signifikan variabel arus kas kegiatan operasi abnormal sebelum dan sesudah perubahan tarif sebesar 0,649 dan 0,836 lebih besar dari 0,05. Tingkat signifikan variabel biaya produksi abnormal

sebelum dan sesudah perubahan tarif sebesar 0,457 dan 0,078 lebih besar dari

0,05. Ini menunjukkan data residual memiliki distribusi normal.

Hasil uji beda

Tabel 8 Hasil Uji Beda

Mean

t hitung

Signifikan

Sebelum

Sesudah

ABN_CFO

-0.02000

0.01929

-1.681

0.098

ABN_PROD

0.01589

-0.01619

2.686

0.011

Nilai rata-rata arus kas kegiatan operasi abnormal (ABN_CFO) sebelum -0,02000 lebih kecil dari ABN_CFO sesudah 0,01929. Nilai t hitung -1,681 lebih besar dari –t tabel -2,00 dan tingkat signifikansi 0,098 lebih besar dari 0,05. Ini berarti perusahaan tidak melakukan manajemen laba, apabila dilihat dari arus kas kegiatan operasi, kemungkinan perusahaan melakukan manajemen laba melalui variabel lain. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Linintiassiwi (2011). Penelitian Linintiassiwi (2011) meneliti manajemen laba sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak tahun 2008 terhadap perusahaan yang memperoleh laba dan perusahaan yang mengalami kerugian. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perusahaan yang memeperoleh laba setiap tahunnya melakukan manajemen laba melalui penurunan penjualan. Aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk penurunan penjualan, yaitu dengan menggeser penjulan ke periode berikutnya.

Rata-rata biaya produksi abnormal (ABN_PROD) sebelum perubahan tarif 0,01589 lebih besar dari ABN_PROD setelah perubahan tarif -0,01619. Nilai t hitung 2,636 lebih besar dari t tabel 2,00 dan tingkat signifikansi 0,011 lebih kecil dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa perusahaan melakukan manajemen labia untuk

menanggapi perubahan tarif pajak. Aktivitas yang dilakukan perusahaan, yaitu penurunan jumlah produksi sehingga berdampak terhadap biaya produksi per unit.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini bertujuan menguji manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur di BEI sebelum dan sesudah perubahan tarif. Penelitian ini dideteksi melalui arus kas kegiatan operasi abnormal dan biaya produksi abnormal. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dijabarkan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan melakukan manajemen laba dalam menanggapi perubahan tarif pajak penghasilan badan tahun 2008. Manajemen laba yang dilakukan perusahaan, yaitu melalui manipulasi aktivitas produksi. Perusahaan melakukan produksi di luar aktivitas normal, sehingga dapat mempengaruhi jumlah laba yang dihasilkan.

Saran

Untuk penyempurnaan penelitian ini, peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan periode pengamatan lebih dari dua tahun dan meneliti lebih lanjut mengenai reaksi perusahaan terhadap penurunan tarif pajak tahun 2010. Tarif pajak 2010 sebesar 25 persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 28 persen.

Bagi para pembuatan kebijakan peraturan perpajakan harus siap dalam menerima dampak positif dan negatif dari setiap perubahan peraturan perpajakan, mengantisipasi setiap permasalahan yang terjadi, dan memberikan sanksi yang

tegas apabila terbukti ada pihak yang melakukan kecurangan dalam membayar pajak.

DAFTAR RUJUKAN

Alim, S. 2009. Manajemen Laba dengan Motivasi Pajak pada Badan Usaha Manufaktur di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 13 (3), pp: 444-461.

Belkaoui, A.R. 2006. Accounting Theory. Edisi Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.

Cohen, D., Dey, A. dan Lys, T. 2008. Real and Accrual-Based Earnings Management in the Pre- and Post-Sarbanes-Oxley Period. The Accounting Review, 83 (3), pp: 757-787.

Cohen, D. dan Zarowin, P. 2008. Accrual-Based and Real Earnings Management Activities Around Seasoned Equity Offerings. SSRN Working Paper Series.

Linintiassiwi, K. 2011. Analysis of Earnings Management Through Real Aktivities Manipulation in Response to Income Tax Rate Reduction in 2008 (Empirical study of Listed Manufakturing Companies in Indonesia for the Periode 2008-2009). Asian Academic Accounting Association.

Mangoting, Y. 1990. Tax Planning : Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 1 (1), pp:43-53.

Roychowdhury, S. 2006. Earnings Management Throught Real Activities Manipulation. SSRN Working Paper Series.

Scott, R. W. Financial Accounting Theory, 2000. Second Edition, Prentice Hall Canada Iinc., Scarborough, Ontario, Canada.

Suratno, E. 2008. Strategi Perencanaa Pajak. Jurnal Media Akademik, 2(1), pp: 78-88.

Wijana A.P, I N. 2011. Manajemen Laba: Perilaku Opportunistic atau Realistic?. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 6(1).

Wijaya, M. dan Martani, D. 2011. Praktek Manajemen Laba perusahaan dalam Menanggapi Penurunan Tarif Pajak Sesuai No. 36 tahun 2008. Makalah Simposium Nasional Akuntansi 14.

Wulandari, D., Kumalahadi, dan Januar E.P. 2004. Indikasi Manajemen Laba Menjelang Undang-Undang Perpajakan 2000 Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Makalah Simposium Nasional Akuntansi, 7, pp: 884-894.

www.idx.co.id

Zang, Amy Y. 2012. Evidence on the Tradeoff between Real Manipulation and Accrual Manipulation. The accounting Review, 87(22), pp: 675-703.

14