ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 (2015): 882-896

KEMAMPUAN LABA, ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

Rai Dwi Andayani W1 I Gede Ary Wirajaya2

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail : dwiandayani63@yahoo.com

2

2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan arus kas operasi saat ini, laba saat ini, laba saat ini ditambah depresiasi, dan modal kerja operasional dalam memprediksi arus kas masa depan. Sampel yang diambil sebanyak 120 sampel dari tahun 2011-2013. Metode penentuan sampel yaitu nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling dan observasi non participant. Regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari Uji statistik t menunjukkan bahwa arus kas operasi memiliki kemampuan secara signifikan, sedangkan variabel laba, laba ditambah depresiasi dan modal kerja operasional tidak memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan.

Kata Kunci: arus kas operasi, laba, laba ditambah depresiasi, modal kerja operasional

ABSTRACT

This study was conducted to determine the level of ability of current operating cash flow, current earnings, current earnings plus depreciation, and operating working capital in predicting future cash flows depan. Sampel were 120 companis in 2011-2013, using purposive sampling method and non-participant observation. Multiple linear regression was used in this research. Results of statistical t test showed that the operating cash flow has a significant capability, while variable earnings, earnings plus depreciation and operating working capital does not have the ability to predict future cash flows.

Keywords: operating cash flow, earnings, earnings plus depreciation, operating working capital

PENDAHULUAN

Penelitian ini dimotivasi dari beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan hasil berbeda-beda. Beberapa penelitian tersebut diantaranya Syafriadi (2000), DeFond dan Hung (2001), Dahler dan Febrianto (2006), Zeffri (2010), Magdalena (2013), Nasrollah (2013), dan Fawzi (2013). Hasil penelitian yang berbeda-beda menjadikan peneliti ingin menguji kembali variabel penelitian pada dimensi waktu yang berbeda dan membandingkan hasil penelitian

sebelumnya dengan hasil penelitian sekarang agar dapat menyimpulkan masih konsisten atau tidaknya hasil dari penelitian ini.

Hasil berbeda yang diuraikan pada penelitian tersebut menyebabkan peneliti ingin menguji kembali variabel ini untuk mendapatkan tambahan bukti empiris yang lebih meyakinkan. Beberapa penelitian yang telah diuraikan tersebut menggunakan perusahaan manufaktur sebagai studi penelitiannya, karena laporan keuangannya disajikan secara rinci dan spesifik. Penelitian dari tahun 2011 sampai dengan 2013 ini dijadikan sebagai acuan periode penelitian karena pertumbuhan perusahaan manufaktur yang ada di BEI semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun, dimana jumlah sektor industri semakin bertambah dan diminati untuk memperbaiki perekonomian di Indonesia (Dharmadi, 2013).

Pelaporan keuangan merupakan laporan dalam bentuk informasi yang sangat diperlukan bagi investor dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian menyarankan agar laba yang diperoleh memiliki kualitas yang baik dalam perusahaan. Arus kas masa depan diprediksi oleh beberapa faktor dalam operasi suatu perusahaan yaitu: Pertama, arus kas dari aktivitas operasi sangat berpengaruh terhadap jalan dari aktivitas operasi perusahaan. Aktivitas operasi sangat menjamin dari likuiditas perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya. Kedua, laba merupakan komponen yang paling penting dalam menilai suatu perusahaan yang berkualitas atau tidak, sehingga investor dapat menilai perkembangan perusahaan di masa mendatang. Ketiga, depresiasi merupakan penurunan dari nilai suatu aktiva, jika aktiva tersebut dijual maka akan meningkatkan jumlah arus kas dimasa mendatang. Keempat, modal kerja

operasional sangat dibutuhkan dalam aktivitas suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya, karena akan berdampak pada kelangsungan operasi untuk menambah modal kerja dalam jangka waktu panjang yang berpengaruh terhadap kenaikan kas dimasa mendatang.

Arus kas dari aktivitas operasi sangat penting bagi perusahaan dalam menghasilkan kebutuhan operasional perusahaan. Laporan arus kas operasi bermanfaat untuk membantu pihak yang berkepentingan dalam menilai suatu perusahaan untuk menghasilkan jumlah arus kas periode selanjutnya. Menurut DeFond dan Hung (2001), dengan hasil yang sama dari Dahler dan Febrianto (2006) yang menemukan arus kas secara signifikan memiliki kemampuan yang lebih besar, untuk memprediksi arus kas masa depan, di antara perusahaan-perusahaan dengan ramalan arus kas. Penelitian Bandi dan Rahmawati (2005) telah melakukan pengujian arus kas masa depan menggunakan arus kas dari aktivitas operasi. Berdasarkan kajian teoretis dan empiris tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H1: Arus kas operasi saat ini memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan.

Laba merupakan suatu pendapatan dari suatu perusahaan yang sangat menentukan keberhasilan dari perusahaan tersebut. Laba penting untuk menyediakan informasi bagi kepentingan investasi dalam meramalkan arus kas masa depan (Kieso et al., 2002:149). Menurut Parawiyati dan Baridwan (1998) dan Syafriadi (2000) yang menemukan bahwa laba secara signifikan sebagai prediktor memiliki pengaruh yang lebih erat dengan laba dibandingkan prediktor arus kas. Hal yang sama dikemukakan oleh Nasrollah (2013) yang menemukan

bahwa laba bersih secara signifikan memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan. Berdasarkan kajian teoretis dan empiris tersebut, maka hipotesis yang diajukan yaitu: H2: Laba saat ini memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan.

Laba bersih ditambah beban penyusutan (EDPR) adalah arus kas yang dihitung dengan menambahkan beban periode penyusutan (aset berwujud dan tidak berwujud) terhadap laba bersih Fawzi (2013). Menurut Nasrollah (2013) dan Fawzi (2013) yang menemukan bahwa laba ditambah depresiasi secara signifikan mampu memprediksi arus kas masa depan. Hal yang sama pada penelitian Quirin et al. (1999) meneliti komponen laba bersih ditambah depresiasi pada penelitiannya dalam empat komponen prediktor. Hasilnya adalah laba bersih ditambah depresiasi memiliki kemampuan yang paling prediktif pada tahun 1996. Berdasarkan kajian teoretis dan empiris tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H3: Laba saat ini ditambah depresiasi memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan.

Modal kerja merupakan alat yang membantu perusahaan dalam proses perputaran memenuhi kebutuhan untuk menjalankan operasinya. Modal kerja memiliki sifat yang berbeda-beda dari setiap lingkungan perusahaan. Penelitian Nasrollah (2013) yang menemukan bahwa modal kerja operasional secara signifikan mampu memprediksi arus kas masa depan. Modal kerja dari operasi dibandingkan dengan yang lain adalah prediktor terbaik pada tahun 1989 dan

1990 (Fawzi, 2013). Berdasarkan kajian teoretis dan empiris tersebut, maka

hipotesis yang diajukan:

H4: Modal kerja operasional memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan asosiatif dengan tipe kausalitas yang digunakan adalah penelitian yang menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jenis data yang dipakai adalah data kuantitatif perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. Jumlah 131 perusahaan dan digunakan 40 sampel perusahaan dengan jumlah 62 sampel data selama tahun 2011-2013. Metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling dan metode observasi non participant yang sesuai dengan penelitian ini.

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas masa depan, variabel dependen menggunakan data laporan keuangan perusahaan periode 2011-2013. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan periode 2011-2013 yaitu diukur dengan rumus berikut:

  • 1)    Arus Kas Operasi

    ΔCFO =


    CFOt - CFOt-1

    CFOt-1


    .....................................................................(1)


Keterangan:

ΔCFO = perubahan arus kas operasi

CFOt = arus kas operasi tahun tersebut

CFOt-1 = arus kas operasi tahun sebelumnya

  • 2)    Laba

    ΔEARNS =


    EARNSt - EARNSt 1 t                      t—1

    EARNS t—1


    ........................................................(2)


    Keterangan:

    ΔEARNS = perubahan laba

    EARNSt = laba tahun tersebut

    EARNSt-1 = laba tahun sebelumnya

    • 3)    Laba ditambah Depresiasi


    ΔEDPR =


    (EARNS + DEP )t (EARNS + DEP),.1 (EARNS + DEP )rl


    ................................................(3)


    Keterangan:

    ΔEDPR = perubahan laba ditambah depresiasi

    EARNS = laba

    DEP = depresiasi t        = tahun tersebut

    t-1      = tahun sebelumnya

    • 4)    Modal Kerja Operasional


    ...............................(4)


    A ∏ ,rm (CFOODES + OCAC) t(CFO - ODES + OCAC) t-1

    ΔWCFO =---------------------------------

    (CFOODES + OCAC )t.1

    Keterangan:

    ΔWCFO

    CFO ODES OCAC t t-1

    = perubahan modal kerja operasional

    = arus kas operasi

    = kewajiban lancar selain hutang jangka pendek

    = aktiva lancar selain kas

    = tahun tersebut

    = tahun sebelumnya

    Model regresi linier berganda dari penelitian ini yaitu:


    CFOit 0 + β1∆EARNS + β2∆EDPR + β3∆WCFO + β4∆CFO + εit....................(5)


    Keterangan:


    CFOit

    = arus kas masa depan

    α0

    = koefisien konstanta

    β1,2,3,4

    = koefisien variabel independen

    ∆EARNS

    = perubahan laba bersih sebelum pajak

    ∆EDPR

    = perubahan laba bersih ditambah biaya depresiasi

    ∆WCFO

    = perubahan modal kerja operasional

    ∆CFO

    = perubahan arus kas operasi

    i

    = perusahaan

    t

    = tahun

    ε

    = variabel pengganggu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.

Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviatio

CFO

120

-1.90

1.87

.0491

.88488

EARNS

120

-.57

.75

.1071

.29411

EDPR

120

-.56

.70

.0650

.28597

WCFO

120

-.60

.79

.0755

.32144

CFOit

120

-1.14

1.71

.1667

.66477

Valid N (listwise)

120

Sumber: Data diolah, 2014

Hasil Uji statistik deskriptif data penelitian ini adalah: nilai rata -rata arus kas masa depan 0,1667. Nilai maksimum peningkatan arus kas masa depan dari tahun 2011-2013 diperoleh 1,71, nilai minimumnya -1,14 dengan standar deviasi 0,66477 yang berarti terjadi penyimpangan data 0,66477. Nilai rata–rata arus kas operasi 0,491. Nilai maksimum peningkatan arus kas operasi dari tahun 20112013 diperoleh 1,87, nilai minimumnya -1,90 dengan standar deviasi sebesar 0,88488 yang berarti terjadi penyimpangan data sebesar 0,88488. Nilai rata-rata laba 0,1071. Nilai maksimum peningkatan laba dari tahun 2011-2013 diperoleh 0,75, nilai minimumnya -0,57 dengan standar deviasi sebesar 0,29411 yang

berarti terjadi penyimpangan data 0,29411. Nilai rata-rata laba ditambah depresiasi 0,0650. Nilai maksimum peningkatan laba ditambah depresiasi dari tahun 2011-2013 diperoleh sebesar 0,70, nilai minimumnya -0,56 dengan standar deviasi 0,28597 yang berarti terjadi penyimpangan data 0,28597. Nilai rata-rata modal kerja operasional 0,0755. Nilai maksimum peningkatan modal kerja operasional dari tahun 2011-2013 diperoleh sebesar 0,79, nilai minimumnya -0,60 dengan standar deviasi 0,32144 yang berarti terjadi penyimpangan data 0,32144.

Tabel 2.

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CFO    EARNS   EDPR    WCFO

CFOit

N                                                120        120        120        120

Normal Parametersa,b   Mean                      .0491       .1071       .0650      .0755

Std. Deviation              .88488      .29411      .28597      .32144

Most Extreme          Absolute                    .059        .061        .088        .070

Differences             Positive                      .059        .055        .070        .051

Negative                     -.059       -.061        -.088       -.070

Kolmogorov-Smirnov Z                               .643        .673        .959        .763

Asymp. Sig. (2-tailed)                                  .802        .756        .317        .605

120 .1667 .66477

.057

.057

-.045

.620

.837

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data diolah, 2014

Hasil Uji normalitas yang diperoleh dari setiap variabel lebih besar dari 0.05, berarti variabel arus kas operasi, laba, laba ditambah depresiasi dan modal kerja operasional berdistribusi normal. Uji Multikolinearitas dari variabel arus kas operasi, laba, laba ditambah depresiasi dan modal kerja operasional nilai tolerance > 10% (0,1) dan nilai VIF <10, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Uji Autokorelasi DW adalah 1,970 dengan nilai 1,7715 < 1,970 < 2,2285, berarti terbebas dari masalah autokorelasi.

Tabel 3.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coeffici en tsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std.

Error

Beta

1        (Constant)

.497

.037

13.508

.000

CFO

-.063

.040

-.147

-1.562

.121

EARNS

.008

.145

.006

.055

.956

EDPR

.232

.147

.176

1.583

.116

WCFO

.028

.109

.024

.257

.798

a. Dependent Variable: ABRES

Sumber: Data diolah, 2014

Uji heteroskedastisitas menunjukkan nilai signifikan dari masing-masing variabel arus kas operasi, laba, laba ditambah depresiasi dan modal kerja operasional memiliki nilai > 0,05, model regresi terbebas dari heteroskedastisitas. Koefisien determinasi Adjusted R2 0,048 atau 4,8% .

Tabel 4.

Hasil Uji Multikolinearitas, Analisis Regresi Linier Berganda, dan Uji t

Coeffici entsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coeff icients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error

Beta

Tolerance

VIF

1        (Constant)

CFO

.134

.143

.064

.070

.190

2.093

2.043

.039

.043

.924

1.083

EARNS

.204

.252

.090

.809

.420

.641

1.559

EDPR

-.277

.255

-.119

-1.087

.279

.666

1.501

WCFO

.291

.190

.141

1.532

.128

.948

1.055

a. Dependent Variable: CFOit

Sumber: Data diolah, 2014

Uji statistik F bertujuan untuk menguji kelayakan model, layak tidaknya model ini dilanjutkan dalam penelitian ini. Maka model persamaannya:

CFOit= 0,134 + 0,143 CFO + 0,204 EARNS - 0,277 EDPR + 0,291 WCFO+eit

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda diatas maka dapat analisisnya: nilai konstanta sebesar 0,134 berarti jika nilai variabel bebas yaitu arus kas operasi, laba, laba ditambah depresiasi, dan modal kerja operasional

sama dengan nol, maka arus kas masa depan, menunjukkan nilai 0,134. Koefisien Arus Kas Operasi (CFO) sebesar 0,143. Hal ini menunjukkan jika variabel independen lainnya diasumsikan konstan, maka kenaikan 1% arus kas operasi (CFO) akan mengakibatkan kenaikan arus kas masa depan sebesar 14,3%. Koefisien regresi laba (EARNS) sebesar 0,204. Hal ini menunjukkan jika variabel independen lainnya diasumsikan konstan, maka kenaikan 1% laba (EARNS) akan mengakibatkan kenaikan arus kas masa depan sebesar 20,4%. Koefisien regresi laba ditambah depresiasi (EDPR) sebesar -0,277. Hal ini menunjukkan jika variabel independen lainnya diasumsikan konstan, maka kenaikan 1% laba ditambah depresiasi (EDPR) akan mengakibatkan penurunan arus kas masa depan sebesar 27,7%. Koefisien regresi modal kerja operasional (WCFO) sebesar 0,291. Hal ini menunjukkan jika variabel independen lainnya diasumsikan konstan, maka kenaikan 1% modal kerja operasional (WCFO) akan mengakibatkan kenaikan arus kas masa depan sebesar 29,1%.

Hasil uji t variabel arus kas operasi (CFO) 2,043 dengan sig. 0,043 kurang dari 0,05, berarti arus kas operasi saat ini memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa arus kas operasi menjadi peranan penting pada aktivitas perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasinya. Hal ini disebabkan perusahaan dinilai dari jumlah kasnya mempengaruhi kinerja perusahaan untuk memprediksi kebutuhan operasional. Hasil penelitian DeFond dan Hung (2001) dan hal yang sama didapat dari Dahler dan Febrianto (2006) yang menemukan arus kas secara signifikan memiliki kemampuan lebih besar, untuk memprediksi arus kas masa depan, di antara

perusahaan-perusahaan dengan ramalan arus kas. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Syafriadi (2000).

Hasil uji t variabel laba (EARNS) sebesar 0,809 dengan sig. 0,420 lebih dari 0,05, laba saat ini tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan. Laba tidak mempengaruhi seberapa besar tingkat arus kas masa depan yang akan diperoleh perusahaan pada periode berikutnya, Jumlah laba yang dihasilkan di suatu perusahaan tidak selamanya akan meningkat dari periode ke periode selanjutnya, karena tingkat pendapatan perusahaan disesuaikan dengan tingkat penjualannya. Jika dari aktivitas operasi mengalami peningkatan dalam memproduksi, tetapi tingkat penjualan tidak meningkat, hal ini berarti jumlah pendapatan tidak bisa memprediksi seberapa besar arus kas dalam aktivitas perusahaan. Menurut Hodgson et al. (2000) menyatakan bahwa kebutuhan informasi arus kas secara signifikan lebih mampu memprediksi arus kas dibandingkan dengan laba, karena laba sering kali tidak sesuai dengan keadaan perusahaan/dimanipulasi dan sering terjadi perubahan metode pengukurannya, sedangkan penelitian Syafriadi (2000) yang menemukan bahwa laba secara signifikan lebih memiliki pengaruh dibandingkan arus kas.

Hasil uji t variabel laba ditambah depresiasi (EDPR) -1.087 dengan sig. 0,279 lebih dari 0,05, berarti laba saat ini ditambah depresiasi tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan. Laba ditambah depresiasi tidak mempengaruhi jumlah arus kas masa depan yang akan dicapai perusahaan dalam menjalankan akitivitas operasinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan Prasetyo dan Budiyanto (2004) yang telah menyebutkan bahwa beban depresiasi

tidak berpengaruh secara signifikan atau tidak dapat digunakan sebagai prediktor arus kas masa depan, sedangkan dengan hasil penelitian Nasrollah (2013) dan Fawzi (2013) bahwa EDPR secara signifikan mampu memprediksi arus kas masa depan. EDPR ini berpengaruh hanya pada perusahaan yang berskala besar (Fawzi, 2013).

Hasil uji t variabel modal kerja operasional (WCFO) 1,532 dengan sig. 0,128 lebih dari 0,05, berarti modal kerja operasional tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan. Modal kerja operasional tidak mempengaruhi besarnya arus kas masa depan pada perusahaan dalam menjalankan operasinya. Arus kas dalam periode selanjutnya selalu berubah karena lingkungan perusahaan yang menentukan. Fawzi ( 2013) yang menemukan bahwa modal kerja operasional secara signifikan tidak mampu dalam memprediksi arus kas masa depan. Menurut beberapa penelitian, WCFO sangat berpengaruh bagi kelangsungan perusahaan hanya pada teknologi maju segala aktivitas perusahaan dapat bekerja secara maksimal (Defond dan Hung, 2003). Ini tidak sesuai dengan penelitian Nasrollah (2013) yang menemukan bahwa modal kerja operasional secara signifikan mampu memprediksi arus kas masa depan.

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil uji t dari penelitian ini adalah arus kas operasi memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan, sedangkan variabel laba, laba ditambah depresiasi dan modal kerja operasional tidak memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan.

  • 1)    Suatu variabel dapat memprediksi arus kas masa depan tergantung dari kas masuk dan kas keluarnya seimbang.

  • 2)    Laba yang harus stabil tingkat pertumbuhannya harus selalu mengalami peningkatan.

  • 3)    Besar jumlah depresiasi yang ditargetkan dalam setiap periode perusahaan harus sesuai aktiva tetap perusahaan.

  • 4)    Ukuran perusahaan yang menjadikan tolak ukur perusahaan harus sesuai dengan modal kerja operasionalnya.

Adapun saran yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu :

  • 1)    Pemilihan sampel dalam penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur dengan tiga tahun pengamatan, sebagai penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah jumlah sampel dengan memperluas jenis perusahaan, serta memperpanjang periode pengamatan.

  • 2)    Penelitian ini menggunakan empat variabel yaitu arus kas operasi, laba, laba ditambah depresiasi, dan modal kerja operasional. Penelitian selanjutnya agar dapat menambah variabel lain yang mempengaruhi arus kas masa depan.

REFERENSI

Dahler dan Febrianto. 2006. Kemampuan Prediktif Earnings dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Darmadi, Budhi, 2013, Perkembangan Industri Manufaktur 2013, Media Industri, 5 Juli 2014, (5).

DeFond, Mark dan Mingyi Hung. 2001. An Empirical Analysis of Analsys’ Cash Flow Forecast.

Fawzi, Shubita. (2013). The Forecasting Ability of Earnings and Cash flow. Journal of Accounting Research, 5 (3).

Hodgson, A., Peta S., dan Clarke. 2000. Earnings, Cash Flows, and Returns: Functional Relations and the Impact of Firm Size. Accounting and Finance, 40, pp: 51-73.

IAI. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Jing, Sun, Ju Xiao Feng, Peng Yan Min dan Shao Hai Hong. 2010. Relation Between Operating Cash Flow and Accrual Based Earnings Quality. Makalah pada Management Science and Engineering International Conference, November 24-26, Pp:1152-1157.

Magdalena, Nany. 2013. Analisis Kemampuan Prediksi Arus Kas Operasi ( Studi Pada Bursa Efek Indonesia). Jurnal Dinamika Akuntansi, 5 (1) .Maret, pp: 35-46.

Nasrollah, Takhtaei. (2013). Relative Ability of Earnings Data and Cash flow in Predicting Future Cash flows. Journal of Accounting Research , 3 (1), pp: 2162-3082.

Parawiyati dan Zaki Baridwan. 1998. Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Perusahaan Go Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 1 (1), h:1-11.

Prasetyo dan Budiyanto. 2004. Kemampuan Laba, Depresiasi, Persediaan, Biaya Administrasi dan Penjualan, dan Rasio Laba Kotor terhadap Penjualan dalam Memprediksi Laba Perusahaan”. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 5 (2), November 2006.

Syafriadi, Hepi. 2000. Kemampuan Earnings dan Arus Kas dalam Memprediksi Earnings dan Arus Kas Masa Depan: Studi di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 2 (1), April, h: 76—88.

Thiono, Handri. 2006. Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metoda Langsung dan Tidak Langsung dalam Memprediksi Arus Kas dan Deviden Masa Depan. Simposium Nasional Akuntansi IX, 23-26 Agustus 2006.

Yaniartha, D’Yan. 2010. Kemampuan Prediksi Laba dan Arus Kas dalam Meprediksi Laba dan Arus Kas Masa Depan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Yoo. Choong Yuel dan Jinhan Pae. 2011. Estimation and Prediction Tests of Cash Flow Forecast Accuracy. Journal of Forecasting, 31( 3).

Young, Brooke. 1977. Forecasting Cash Flows : A Comparison of Prediction Models Between Industries. Journal of Accounting, Auditing and Finance, 1, pp: 266-277.

Zeffri, Setiawan. 2010. Kemampuan Informasi Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba dan Perubahan Arus Kas di Masa Mendatang pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Akuntansi.

www.idx.co.id diakses pada tanggal 15 September 2014.

896