Jurnal Manajemen Agribisnis

Vol.11, No.2, Oktober 2023

E- ISSN: 2684-7728

Persepsi dan Adaptasi Masyarakat Terhadap Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Perumahan di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember

The Community's Perception and Adaptation to The Conversion of Agricultural Land Into Housing in Wirolegi Village Sumbersari District Jember Regency

Rudi Julianto*)

Ratih Apri Utami Aldi Kurniawan

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,Universitas Jember, Jawa Timur, Indonesia

*)Email : ratihapri17@unej.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this study was to find out how the community's perception and adaptation to the conversion of agricultural land into housing in Wirolegi Village, Sumbersari District, Jember Regency. This study uses a qualitative descriptive research method that aims to obtain data and be able to collect complete information, the practice in this study is to describe the perspectives and adaptation of the community to the conversion of agricultural land into housing in Wirolegi Village, Sumbersari District, Jember Regency. The location of this research is in Wirolegi Village, Sumbersari District, Jember Regency. The informant in this study was the head of the RT in Wirolegi Village, Sumbersari District, Jember Regency. Data collection techniques in this study are using interviews and documentation. The results showed that the community was very aware of the conversion of agricultural land into housing. The community hopes that, even though there is a housing development, at least the community will be assisted with road construction so that it is mutually beneficial. The majority of the people work as farm labourers. After the conversion of agricultural land to housing, the people still became agricultural labourers, but in another village.

Keywords: Agricultural Land Conversion, Housing, Perception, Adaptation, Society

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi dan adaptasi masyarakat terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan data dan dapat mengumpulkan informasi secara lengkap, praktek pada penelitian ini yaitu dengan mendeskripsikan perspektif dan adaptasi masyarakat terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Lokasi penelitian ini adalah di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Informan pada penelitian ini adalah ketua RT di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari

Kabupaten Jember. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sangat mengetahui kejadian alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan. Masyarakat berharap, meskipun ada pembangunan perumahan, setidaknya masyarakat dibantu dengan pembangunan jalan sehingga sama-sama menguntungkan. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai buruh tani, setelah terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan, masyarakat tetap menjadi buruh tani, tetapi di desa lain.

Kata Kunci : Alih Fungsi Lahan, Pertanian, Perumahan, Persepsi, Adaptasi, Masyarakat

PENDAHULUAN

Fenomena alih fungsi lahan yang ada di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember merupakan salah satu dari sekian banyak fenomena alih fungsi lahan di Kabupaten Jember. Luas panen rata-rata produksi padi di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember terjadi penurunan, pada tahun 2018 luas panen rata-rata produksi padi adalah 3.354 Ha dan pada tahun 2019 luas panen rata-rata produksi padi adalah 2.463 Ha, hal tersebut menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun luas lahan pertanian di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember mengalami penurunan. Luas panen rata-rata produksi padi di Kabupaten Jember terjadi penurunan, pada tahun 2018 luas panen rata-rata produksi padi adalah 164.371 Ha dan pada tahun 2019 luas panen rata-rata produksi padi adalah 157.344 Ha, hal tersebut menunjukkan bahwa luas lahan pertanian di Kabupaten Jember mengalami penurunan dari tahun ke tahun (BPS Kecamatan Sumbersari, 2019 dan 2020).

Alih fungsi lahan dapat terjadi karena semakin banyaknya jumlah penduduk sehingga alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan menjadi salah satu pilihan. Jumlah penduduk di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat di Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember tahun 2016-2018

Tahun

Jumlah Penduduk

2016

12.674

2017

12.732

2018

12.788

Sumber: BPS Kecamatan Sumbersari Dalam Angka (2017 dan 2018)

Pada tahun 2016 terdapat 12.674 jiwa, pada tahun 2017 terdapat 12.732 jiwa, dan pada tahun 2018 terdapat 12.788 jiwa (BPS Kecamatan Sumersari, 2017 dan 2018). Jumlah penduduk di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat di Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah penduduk Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember tahun 2016-2018

Tahun                            Jumlah Penduduk

2016                                    130.949

2017                                    131.544

2018                                    132.126

Sumber: BPS Kecamatan Sumbersari (2017 dan 2018)

Pada tahun 2016 jumlah penduduk adalah 130.949 jiwa, pada tahun 2017 jumlah penduduk adalah 131.544 jiwa dan pada tahun 2018 jumlah penduduk adalah 132.126 jiwa (BPS Kecamatan Sumbersari, 2017 dan 2018). Jumlah penduduk di Kabupaten Jember mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat di Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah penduduk Kabupaten Jember tahun 2017-2019

Tahun

Jumlah Penduduk

2017

2.430.185

2018

2.440.714

2019

2.450.668

Sumber: BPS Kabupaten Jember (2020)

Pada tahun 2017 terdapat 2.430.185 jiwa, pada tahun 2018 terdapat 2.440.714 jiwa, dan pada tahun 2019 terdapat 2.450.668 jiwa (BPS Kabupaten Jember, 2020). Alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan memiliki dampak positif maupun negatif kepada masyarakat, di satu sisi terdapat kebutuhan akan tempat tinggal, di sisi lain terdapat kebutuhan akan pangan. Masyarakat yang mendapatkan dampak positif terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan cenderung mempunyai perspektif yang positif, sedangkan masyarakat yang mendapatkan dampak negatif terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan cenderung mempunyai perspektif negatif serta berusaha beradaptasi terhadap lingkungan baru yang sebelumnya terdapat lahan pertanian yang luas sekarang menjadi perumahan yang padat, sehingga tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana persepsi dan adaptasi masyarakat terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, menurut (Hanifah, 2018) tujuan metode penelitian deskriptif adalah untuk mendapatkan data dan dapat mengumpulkan informasi secara lengkap, praktek pada penelitian ini yaitu dengan mendeskripsikan perspektif dan adaptasi masyarakat terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Penelitian dengan menggunakan metode tersebut diharapkan akan memperoleh data yang lehih lengkap dan akurat. sehingga tujuan penelitian ini dapat terpenuhi. Menurut (Fadli, 2021), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami

fenomena yang dialami oleh subjek penelitian, fenomena tersebut meliputi persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya.

Subjek Penelitian

Metode penentuan informan adalah dengan menggunakan snowball sampling. Snowball sampling merupakan metode non random sampling yang menggunakan beberapa kasus untuk membantu mendorong kasus lain untuk mengambil bagian dalam penelitian, sehingga meningkatkan ukuran sampel. Pendekatan ini paling dapat diterapkan pada populasi kecil yang sulit diakses karena sifatnya yang tertutup, misalnya perkumpulan rahasia dan profesi yang tidak dapat diakses (Firmansyah, 2022).

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan salah satu bagian yang paling penting di dalam penelitian, metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan oleh peneliti yang digunakan untuk menjawab semua rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dari wawancara dan dokumentasi. Wawancara merupakan percakapan yang mempunyai maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang mewawancarai) dan terwawancara (yang diwawancarai). Dokumentasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan dan pengambilan informasi dalam bentuk foto ataupun vidio yang digunakan sebagai bukti dan juga sebagai informasi agar lebih lengkap. Wawancara yang dilakukan di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah tertulis di kuisioner. Informan tidak menjawab secara tertulis, tetapi kita melakukan wawancara secara pelan-pelan, sehingga informan yang diwawancarai tidak merasa tertekan. Dokumentasi yang dilakukan di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember adalah dengan mengambil foto dengan informan setelah melakukan wawancara.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan mulai dari pendahuluan, dimana peneliti melakukan pencarian fenomena yang ada di sekitar dan sedang berlangsung yang selanjutnya akan disusun proposal penelitian hingga instrumen penelitian. Kemudian tahap pelaksanaan yakni melakukan penggalian informasi melalui wawancara, oberservasi kepada informan serta studi dokumentasi. Terakhir adalah tahap penyusunan hasil penelitian dilakukan dengan menganalisis data. Analisis data dimulai dari mereduksi data kemudian menyajikan data agar lebih mudah dianalisis dan terakhir adalah penarikan kesimpulan.

Teknik Analisis Data

Metode Analisis data dalam penelitian adalah dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menggambarkan dan juga menceritakan hasil data yang sudah diambil dari hasil wawancara melalui pedoman wawancara. Tujuan analisis dengan metode analisis deskriptif pada penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah, yaitu bagaimana persepsi dan adaptasi masyarakat terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persepsi Masyarakat Terhadap Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Perumahan di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember

Persepsi merupakan sebuah proses penyerapan terhadap rangsang, pemahaman, dan penilaian terhadap sesuatu yang terjadi mengenai lingkungan dan sekitarnya (Walgito, 1980). Proses ini timbul dari indera manusia lalu akan menghasilkan pandangan terhadap apa yang diinderakan. Persepsi masyarakat terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember dapat dilihat dari pengetahuan kejadian alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan.

Berdasarkan informasi dari masyarakat di Desa Wirolegi yang berada di sekitar area perumahan yang telah dialih fungsikan yaitu kejadian ini diawali dari pihak perumahan yang membeli tanah yang ada disana dengan cara membeli tanah yang ada di depan jalan secara bertahap dan dilanjutkan dengan sekelilingnya yang menjadi target dari perumahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh Bapak Anton yaitu:

“Tanah di proyek itu punya warga sini intinya ya, cuman, yang namanya proyek itu kan intinya, yang diambil pertama itu didepan dulu, terus mundur, mundur, terus, sampai habis. Kalau proyek itu pasti yang dicari depannya dulu, kadang ada yang belakangnya dulu, depan dan belakang yang dicari. Nggak serentak. Intinya gini dek, intinya kalau proyek itu, kalau sudah masuk, kalau ada pemilik sawah yang tidak mau menjual, yang dibeli sebelahnya, sebelahnya lagi, sebelahnya lagi. Jadi pemilik sawah mau gimana? Mau nggak mau ini terpaksa dijual. Kalau sistemnya proyek pasti begitu”.

Terkait perizinan, dari masyarakat juga tidak mengetahui akan hal tersebut. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Bapak Anton dalam wawancaranya. yaitu:

Tidak ada izin ke masyarakat sekitar. Intinya apa ya, seperti yang disini, lahannya punya puri, ya taunya sudah punya puri, begitu. Biasanya kalau resmi kan RT RW terdekat pasti tahu. Tahu tahunya sudah punya Nirwana itu. Pembuatan perumahan seharusnya harus memberitahu warga. Intinya antara setuju dan tidak setuju ya itu. Masalahnya intinya kan buat keramaian lah itu. Penjualan lahan tidak dipaksa, tetapi dipaksa secara tidak langsung seperti tadi. Masyarakat tidak bisa nolak, apalagi harganya dinaikkan. Yang dinaikkan otomatis yang didepan. Kalau dibelakang kemungkinan akan menurun“.

Berdasarkan informasi yang diperoleh tersebut dapat diketahui bahwa Masyarakat sangat mengetahui kejadian alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan. Dahulu pemilik lahan pertanian adalah masyarakat, tetapi sedikit demi sedikit lahannya dibeli oleh pihak pengembang. Pembelian dilakukan mulai dari depan lalu memutar, sehingga lahan yang berada di tengah mau tidak mau terpaksa dijual meskipun awalnya dipertahankan. Pembangunan perumahan tidak meminta izin kepada masyarakat. Masyarakat berharap, meskipun ada pembangunan perumahan, setidaknya masyarakat dibantu dengan pembangunan jalan sehingga sama-sama menguntungkan. Dari informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat di desa Wirolegi sejatinya masih belum siap jika terdapat alih fungsi lahan, hal tersebut didasarkan dari harapan masyarakat yang meninginkan

adanya timbal balik antara pihak perumahan terhadap masyarakat sekitar. hal tersebut hampir mirip kejadiannya dengan alih fungsi lahan yang ada di desa Sukarahayu Kecamatan Tembelang Kabupaten Bekasi. Persepsi petani tentang lahan pertanian yang dijadikan kawasan pemukiman dapat dikatakan petani belum siap jika harus terus menerus terjadi lahan pertanian yang dijadikan kawasan pemukiman karena sumber pendapatan yang dihasilkan setiap tahun adalah menurun (Inkandar & Haryadi, 2021).

Adaptasi Masyarakat Terhadap Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Perumahan di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember

Adaptasi merupakan suatu bentuk penyesuaian makhluk hidup terhadap kondisi lingkungan sekitarnya baik secara nyata ataupun direncanakan. Manusia mengupayakan untuk beradaptasi pada kondisi tertentu bertujuan agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan keterbatasan yang ada pada kondisi lingkungan sekitarnya. (Purnomo et al., 2021). Adaptasi masyarakat terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember dapat dilihat dari pekerjaan apa yang dilakukan masyarakat setelah kejadian alih fungsi lahan menjadi lahan pertanian.

Dilihat dari dampak alih fungsi lahan, terdapat beberapa dampak yang terlihat yaitu mayoritas masyarakat bekerja sebagai buruh tani, setelah terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan, masyarakat tetap menjadi buruh tani, tetapi di desa lain. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Bapak Anton dalam wawancaranya. yaitu : “Buruh tani dulu saat ada lahan bisa kerja, meskipun hasilnya bisa naik turun tapi tetap ada. Pekerjaan buruh tani kalau sekarang intinya masih tetap tani, cuman, apa ya, pindah ke lain desa, cuman untuk bekerja tok. Mau kerja apa lagi, lawong kebanyakan warga sini itu petani”.

Beberapa adaptasi yang dilakukan oleh masyarkat di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember tidak jauh beda seperti yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di desa Punggul, Kabupaten Sidoarjo. Strategi yang dilakukan petani yaitu mencari pekerjaan non pertanian, mencari tambahan penghasilan meminta bantuan kepada lembaga desa dan menjual atau menggadaikan barang (Anshor, 2000). Dari penelitian terdahulu tersebut jika dikaitkan dengan keadaan lapang yang ada di desa wirolegi dapat disimpulkan bahwa adaptasi yang dilakukan tidak jauh dari tujuan untuk bertahan hidup.

PENUTUP

Masyarakat di Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember sangat mengetahui kejadian alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan. Dahulu pemilik lahan pertanian adalah masyarakat, tetapi sedikit demi sedikit lahannya dibeli oleh pihak pengembang. Pembelian dilakukan mulai dari depan lalu memutar, sehingga lahan yang berada di tengah mau tidak mau terpaksa dijual meskipun awalnya dipertahankan. Pembangunan perumahan tidak meminta izin kepada masyarakat. Masyarakat berharap, meskipun ada pembangunan perumahan, setidaknya masyarakat dibantu dengan pembangunan jalan sehingga sama-sama menguntungkan. Pembelian lahan pertanian

oleh pengembang dilakukan tidak secara serentak, tetapi sedikit demi sedikit sehingga masyarakat tidak terasa tiba-tiba lahannya habis. Mayoritas masyarakat di Desa Wirolegi bekerja sebagai petani, sehingga alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan menyebabkan pekerjaan mereka hilang, tetapi masyarakat tetap menjadi buruh tani walaupun di desa lain. Jika dilihat dari dampak positifnya, warung dan toko menjadi lebih ramai karena terdapat pelanggan baru dari warga perumahan. Terdapat beberapa masyarakat Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang mendapatkan pekerjaan di perumahan.

DAFTAR PUSTAKA

Anshor, M. 2000. Strategi Adaptasi Petani Terhadap Alih Fungsi Lahan Pertanian (Stdi Kasus di Desa Punggul Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo). Universitas Airlangga.

Fadli, M. R. 2021. Memahami Desain Metode Penelitian Kualitatif. 21(1): 33–54.

Firmansyah, D. (2022). Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian : Literature Review. 1(2):85-114.

Hanifah, N. 2018. Deskripsi Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP Pada Materi Bangun Datar Ditinjau Dari Perbedaan Gender. 5(1):133–146.

Inkandar, E., & Haryadi, R. 2021. Persepsi Petani Desa Sukarahayu Kabuupaten Bekasi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Kawasan Permukiman. 2(2):32–49.

Jember, B. 2017. Kecamatan Sumbersari Dalam Angka 2017. BPS Kabupaten Jember.

Jember, B. 2018. Kecamatan Sumbersari Dalam Angka 2018. BPS Kabupaten Jember.

Jember, B. 2019. Kecamatan Sumbersari Dalam Angka 2019. BPS Kabupaten Jember.

Jember, B. 2020. Kabupaten Jember Dalam Angka 2020. BPS Kabupaten Jember.

Jember, B. 2020. Kecamatan Sumbersari Dalam Angka 2020. BPS Kabupaten Jember.

Purnomo, M., Utomo, M. R., Laili, F., Riyanto, S., Pertiwi, V. A., Irfan, F., Putri, D. K., Farid, R., Ramadhan, A. R., Khoirino, W., Rohman, A. A., & Goretti, V. 2021. Mengkhianati Pembangunan Desa. UB Press.

Walgito, B. 1980. Pengantar Psikologi Umum. ANDI.

Julianto et al,…|259