Jurnal Manajemen Agribisnis

Vol.10, No.2, Oktober 2022

E- ISSN: 2684-7728

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Cengkih Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Cengkih Utama

Analysis of Factors Affecting Indonesian Cloves Export to Main Cloves Export Country

Almanico Islamy Hasibuan*) Tanti Novianti

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, Indonesia

*) Email: [email protected]

ABSTRACT

One of the plantation commodities that has the potential to become a source of foreign exchange for Indonesia is cloves (Syzigium aromaticum L. Marr. and Perr.). National cloves production fluctuates, so that in cloves production it is known as the big harvest, medium harvest and small harvest. The clove cigarette industry is the main consumer of cloves because it absorbs 95% of the national clove production which is used as the main raw material in producing. This causes the volume of cloves to exported reduced, therefore research related to the analysis of the factors that affect the volume of clove exports to the main export destination countries needs to be carried out in order to produce recommendations to the government regarding the development of Indonesian clove exports, especially in the main clove export destination countries. The main destination countries selected in this study are India, Vietnam, Saudi Arabia, Singapore, Pakistan, and the United States which consistently import cloves from Indonesia in large volumes. This study uses a panel data analysis method using time series data for the period 2002-2019 and a cross section in six main destination countries for Indonesia's clove exports.

Keywords : Cloves, Cloves Export, Multiple Linear Regression, Panel Data

ABSTRAK

Salah satu komoditas perkebunan Indonesia yang memiliki potensi ekspor yang tinggi adalah cengkih. Indonesia merupakan negara penghasil cengkih terbesar di dunia, namun volume ekspor cengkih Indonesia menempati urutan kedua setelah Madagaskar (Food and Agriculture Organization, 2019). Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah cengkih yang dihasilkan dalam negeri 95% digunakan untuk memenuhi permintaan industri rokok kretek (Kementerian Pertanian, 2020). Hal ini menyebabkan volume cengkih untuk diekspor menjadi berkurang, oleh karena itu penelitian terkait analisis faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor cengkih ke negara tujuan utama ekspor perlu dilakukan agar menghasilkan rekomendasi terhadap pemerintah terkait pengembangan ekspor engkih

Indonesia terutama di negara tujuan ekspor utama cengkih. Negara tujuan utama yang dipilih pada penelitian ini adalah India, Vietnam, Saudi Arabia, Singapura, Pakistan, dan Amerika Serikat yang konsisten mengimpor cengkih dari Indonesia dengan volume yang besar. Penelitian ini menggunakan metode analisis data panel dengan menggunakan data time series periode 2002-2019 dan cross section di enam negara tujuan utama ekspor cengkih Indonesia.

Kata kunci : Cengkih, Data Panel, Ekspor Cengkih, Regresi Linear Berganda

PENDAHULUAN

Indonesia dikenal sebagai negara agraris oleh negara-negara lain. Negara agraris berarti bahwa negara tersebut mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber lapangan pekerjaan dan pendukung pembangunan negara Indonesia. Masyarakat Indonesia banyak yang masih bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian masih mendominasi dalam hal struktur masyarakat bekerja menurut lapangan pekerjaan sebesar 27,33% (BPS, 2019). Menurut BPS (2019), sebanyak 49,41% masyarakat berpendapatan menengah ke bawah masih tetap menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian. Pengembangan pada sektor pertanian Indonesia sangat penting, bukan hanya untuk memberikan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga untuk menghasilkan nilai tambah dan peningkatan pendapatan daerah serta nasional. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang sangat penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peran dan kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto total negara Indonesia. Sektor pertanian selalu mengalami peningkatan pada periode tahun 2015-2019. Pertumbuhan rata-rata sektor pertanian yaitu sebesar 3,71% (BPS, 2020).

Sektor pertanian memiliki tujuh subsektor yaitu subsektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, perkebunan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan, kehutanan dan penebangan kayu, dan perikanan. subsektor perkebunan memiliki kontribusi terbesar terhadap PDB total Indonesia dengan rata-rata 3,40% pada periode tahun 2015-2019. Laju pertumbuhan yang berfluktuasi dialami oleh subsektor perkebunan sebesar -7,22% dengan kecenderungan yang menurun pada periode tahun 2015-2019.

Tabel 1 Laju pertumbuhan PDB subsektor pertanian Indonesia terhadap PDB total tahun 2015-2019

Subsektor

Tahun

2015

2016

2017

2018

2019

Tanaman pangan

3,45

3,43

3,23

3,03

2,82

Hortikultura

1,51

1,51

1,45

1,47

1,51

Perkebunan

3,52

3,46

3,47

3,30

3,27

Peternakan

1,60

1,62

1,57

1,57

1,62

Jasa pertanian dan perburuan

0,20

0,20

0,19

0,19

0,19

Kehutanan dan penebangan

0,71

0,71

0,67

0,66

0,66

kayu

Perikanan

2,51

2,56

2,57

2,60

2,65

Sumber : Badan Pusat Statistik (2020)

Cengkih merupakan komoditas perkebunan yang memiliki potensi ekspor dan sumber penerimaan negara Indonesia. Cengkih (Syzigium aromaticum L. Marr. and Perr.) adalah tanaman yang memiliki bunga, yang digunakan sebagai rempah terutama di Asia. Industri rokok kretek Indonesia menggunakan cengkih sebagai bahan baku utamanya. Produksi cengkih nasional sering mengalami fluktuasi sesuai dengan sifat dan karakteristik tanamannya. Hal ini menyebabkan produksi cengkih mengalami panen raya, panen sedang, dan panen kecil (Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia, 2017). Berdasarkan Tabel 2, pertumbuhan luas areal perkebunan cengkih Indonesia selalu mengalami peningkatan pada periode tahun 2011-2019. Laju perkembangan luas areal cengkih, produksi cengkih, dan produktivitas cengkih pada periode 2011-2019 masing-masing yaitu sebesar 2,03%, 9,19%, dan 8,38%.

Tabel 2 Luas areal, produksi, dan produktivitas cengkih Indonesia tahun 2008-2019

Tahun

Luas Areal (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton)

2002

430.212

79.009

183

2003

442.333

76.471

172

2004

438.253

73.837

168

2005

448.857

78.350

174

2006

444.715

61.408

138

2007

453.292

80.404

177

2008

456.471

70.535

154

2009

467.316

81.988

175

2010

470.041

98.386

209

2011

485.193

72.207

148

2012

493.888

99.890

202

2013

501.378

109.694

218

2014

510.174

122.134

239

2015

535.694

139.641

260

2016

545.027

139.611

256

2017

559.566

113.178

202

2018

569.052

131.014

230

2019

569.416

134.792

236

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan (2020)

Cengkih di Indonesia diusahakan oleh perkebunan rakyat, perkebunan negara, dan perkebunan swasta. Produksi cengkih, 95% diusahakan oleh perkebunan rakyat dari keseluruhan produksi cengkih Indonesia. Industri rokok kretek adalah konsumen terbesar dan utama cengkih Indonesia karena industri rokok kretek menyerap 95% produksi cengkih Indonesia (Kementerian Pertanian, 2020). Indonesia yang memiliki tingkat konsumsi cengkih yang tinggi masih tetap melakukan kegiatan ekspor cengkih ke pasar dunia, namun hal ini dapat menyebabkan volume ekspor cengkih Indonesia dapat terganggu dan berfluktuatif. Fluktuasi ini dapat dilihat pada Tabel 3, di mana volume ekspor cengkih pada lima tahun terakhir berfluktuasi, terutama penurunan volume ekspor yang cukup besar pada tahun 2017. Penurunan ini diakibatkan gangguan panen yang terjadi pada tahun tersebut yang disebabkan oleh cuaca buruk. Berikut adalah volume ekspor dan nilai ekspor cengkih Indonesia pada Tabel 3.

Tabel 3 Volume ekspor dan impor cengkih Indonesia tahun 2008-2019

Tahun

Volume Ekspor Cengkih Indonesia (Ton)

Nilai Ekspor Cengkih (USD)

2002

9.399

25.973

2003

15.688

24.929

2004

9.060

16.037

2005

7.680

14.916

2006

11.270

23.532

2007

14.094

33.951

2008

4.251

7.251

2009

5.142

5.585

2010

6.008

12.580

2011

5.397

16.304

2012

5.941

24.767

2013

5.177

25.399

2014

9.136

33.834

2015

12.889

46.483

2016

12.754

41.568

2017

9.079

28.927

2018

20.246

101.746

2019

16.193

111.537

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan (2019)

Volume ekspor cengkih Indonesia cenderung mengalami fluktuasi, namun pada tahun 2018, peningkatan ekspor cengkih Indonesia mengalami peningkatan yang besar dari tahun 2017. Beberapa negara tujuan utama ekspor cengkih Indonesia yang masih konsisten mengimpor cengkih dari Indonesia dalam volume yang banyak adalah India, Vietnam, Saudi Arabia, Singapura, Pakistan, dan Amerika Serikat. Berikut adalah volume ekspor cengkih Indonesia ke enam negara tujuan utama ekspor cengkih pada Tabel 4.

Tabel 4 Volume ekspor cengkih Indonesia ke enam negara tujuan utama ekspor dalam ton

Tahun

Volume Ekspor Cengkih (Ton)

India

Vietnam

Saudi Arabia

Singapura

Pakistan

Amerika Serikat

2002

989

333

210

4.469

177

172

2003

3.651

1.750

1.900

4.940

519

237

2004

4.061

215

389

2.287

178

213

2005

1.965

1.103

723

1.468

181

257

2006

3.414

520

759

3.503

275

219

2007

4.946

996

1.559

3.197

486

210

2008

769

304

561

199

77

261

2009

2.242

567

413

327

218

209

2010

1.355

875

650

412

162

239

2011

2.319

778

197

427

163

234

2012

1.381

1.245

453

549

192

337

2013

314

1.167

396

602

236

491

2014

2.918

1.287

466

746

510

397

2015

2.418

3.224

720

1.403

957

593

2016

2.535

3.834

1.327

691

765

384

2017

2.629

1.109

562

512

595

415

2018

4.490

5.249

1.787

1.514

1.525

802

2019

9.637

2.158

2.100

1.464

1.559

716

Sumber: UN Comtrade (2020)

Berdasarkan Tabel 4, peningkatan ekspor dari tahun 2017 ke tahun 2018 dapat dilihat dari data volume ekspor dari ke enam negara tujuan ekspor yang meningkat terutama dari negara Saudi Arabia, Singapura, dan Pakistan dengan laju peningkatan secara berurutan sebesar 2,18%, 1,95%, dan 1,56%.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa volume ekspor cengkih Indonesia cenderung mengalami peningkatan volume ekspor cengkih di enam negara tujuan utama ekspor cengkih Indonesia, terutama India dan Saudi Arabia yang konsisten mengalami peningkatan di tiga tahun terakhir. Peningkatan volume ekspor cengkih ini merupakan sebuah peluang kepada kinerja ekspor cengkih Indonesia, oleh karena itu penelitian terkait faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor cengkih Indonesia ke negara tujuan ekspor utama cengkih Indonesia perlu dilakukan untuk memberikan rancangan kebijakan kepada pemerintah untuk dapat meningkatkan kinerja ekspor cengkih Indonesia, terutama di negara tujuan utama ekspor cengkih Indonesia.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan data time series dengan periode tahun 2002-2019 dan data cross section negara-negara tujuan ekspor cengkih Indonesia yaitu India, Vietnam, Saudi Arabia, Singapura, Pakistan, dan Amerika Serikat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi data panel untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor cengkih Indonesia ke enam negara tujuan ekspor cengkih Indonesia. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2010 dan E-Views 10.

lnEt = β0 + β1lnGDPit + β2lnPEijt + β3lnPRODjt + β4lnERjt + β5lnEDijt + µijt

Dimana :

Eijt = Volume ekspor cengkih Indonesia ke negara tujuan i tahun t (ton)

GDPit = GDP riil negara tujuan eskpor i pada tahun t (USD)

PEijt  = Harga ekspor cengkih dari Indonesia ke negara tujuan j pada tahun t (USD/ton)

PRODjt= Produksi cengkih domestik tahun t (USD/ton)

ERjt  = Nilai tukar riil rupiah terhadap US Dollar pada tahun t (Rp/USD)

EDijt = Jarak ekonomi Indonesia ke negara tujuan ekspor i pada tahun t (ton) µ ijt = galat (pengaruh dari variabel lain yang tidak masuk dalam model)

Pemilihan model untuk pengolahan data panel (PLS, FEM, atau REM) dan pengujian model melalui asumsi klasik digunakan pada penelitian ini untuk menentukan model yang terbaik dan memenuhi syarat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).

Hipotesis yang digunakan pada penelitian yang akan dilakukan untuk menganalisis dan mengestimasi faktor-faktor yang memengaruhi volume impor cengkih Indonesia adalah sebagai berikut.

  • 1)    GDP riil negara pengimpor diduga berpengaruh positif terhadap volume ekspor cengkih Indonesia. Peningkatan GDP riil India berarti pendapatan dari negara tersebut meningkat dan akan meningkatkan permintaan terhadap cengkih Indonesia.

  • 2)    Harga ekspor cengkih diduga berpengaruh negatif terhadap volume ekspor cengkih Indonesia. Peningkatan harga ekspor cengkih Indonesia akan menurunkan permintaan terhadap ekspor cengkih Indonesia. Peningkatan harga akan menurunkan permintaan India untuk mengimpor cengkih Indonesia.

  • 3)    Produksi cengkih Indonesia diduga berpengaruh positif terhadap volume ekspor cengkih Indonesia. Peningkatan produksi cengkih Indonesia akan meningkatkan volume ekspor cengkih Indonesia karena penawaran cengkih domestik yang meningkat.

  • 4)    Nilai tukar riil diduga memiliki pengaruh positif terhadap volume ekspor cengkih Indonesia. Nilai tukar riil dollar terhadap rupiah mengalami peningkatan atau rupiah mengalami depresiasi, maka permintaan terhadap ekspor cengkih akan meningkat.

  • 5)    Jarak ekonomi diduga berpengaruh negatif terhadap volume ekspor cengkih Indonesia. Jarak ekonomi merupakan proksi bagi biaya transportasi, semakin jauh jaraknya maka semakin mahal biaya transportasinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemilihan Model

Analisis model dengan menggunakan data panel ada tiga pendekatan, yang terdiri dari Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Squared), Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect Model), dan Pendekatan Efek Acak (Random Effect). Pemilihan model terbaik yang digunakan untuk pengolahan data panel menggunakan beberapa pengujian.

Tabel 5 Hasil uji pemilihan model

Uji Estimasi Model

Nilai Probabilitas

Hipotesis

Kesimpulan

Uji Chow

0,0000

H1

FEM

Uji Hausman

0,0000

H1

FEM

Uji Langrange Multiplier

0,0000

H1

REM

Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel 5, kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan ketiga uji estimasi model adalah menggunakan model REM (Fixed Effect Model).

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi regresi klasik digunakan untuk memperoleh estimasi model yang memenuhi sifat Best Linier Unbias Estimation (BLUE). Adapun pengujian asumsi regresi klasik yang harus dilakukan sebagai berikut:

  • 1)    Uji Normalitas

Uji normalitas data diperlukan untuk mengetahui apakah error term mendekati distribusi normal atau tidak. Uji normalitas diaplikasikan dengan melakukan tes Jarque Bera, jika nilai probabilitas lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka error term dalam model

sudah terdistribusi normal. Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai probabilitas Jarque Bera 0,94 yang lebih besar dari taraf nyata 5%. Maka, H0 tidak ditolak yang berarti bahwa data terdistribusi normal.

  • 2)    Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melihat nilai dari Durbin – Watson (DW) statistiknya. Nilai Durbin-Watson stat yang didapat adalah 1,798199 dengan jumlah observasi (n) sebanyak 108 dan jumlah variabel independen (k) sebanyak 5, maka nilai dU diperoleh sebesar 1,7841 dan nilai dL sebesar 1,5909. Nilai DW yang lebih besar daripada nilai dU berarti model tidak mengalami masalah autokorelasi.

  • 3)    Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas, dalam hasil olahan data panel dengan bantuan software Eviews dengan menggunakan metode General Least Squared (Cross Section Weight), caranya adalah dengan membandingkan nilai sum squared residual pada weighted statistic dengan sum squared residual pada unweighted statistic. Jika sum squared residual pada weighted statistic lebih kecil daripada sum squared resid pada unweighted statistic maka model sudah homoskedastisitas. Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah heterosedastisitas adalah dengan mengestimasi General Least Squared (GLS) dengan white heterocedasticity. Selain itu dapat juga dilakukan dengan pembobotan Cross Section SUR. Nilai sum squared resid pada weighted statistics yang didapat sebesar 102,8164 lebih besar daripada nilai sum squared resid pada unweighted statistics sebesar 14,92700. Hal ini berarti model tidak mengalami masalah heterokedastisitas.

  • 4)    Uji Multikolinearitas

Suatu model dapat dikatakan mengandung multikolinearitas apabila nilai R2 tinggi tetapi banyak variabel yang tidak signifikan. Untuk mengatasi masalah multikolinearitas dalam model maka dapat digunakan beberapa cara yaitu adanya informasi apriori, penggabungan data cross section dengan time series, mengeluarkan suatu variabel atau lebih dan kesalahan spesifikasi, transformasi variabel-variabel, dan penambahan data baru. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan Correlation Matrix menunjukkan tidak adanya hubungan linear antar variabel bebas pada model. Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya nilai korelasi yang lebih besar dari 0,8.

Hasil Uji Estimasi Data Panel

Hasil estimasi pada Tabel 6 menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor cengkih Indonesia ke enam negara tujuan ekspor utama dengan taraf nyata 5% adalah variabel GDP riil negara tujuan ekspor cengkih, harga ekspor cengkih, nilai tukar riil, dan jarak ekonomi.

Tabel 6 Hasil uji estimasi model FEM

Variabel

Koefisien

Probabilitas

LN_GDP

-2,521006

0,0000*

LN_PROD

0,050416

0,4694

LN_ER

1,553494

0,0005*

LN_ED

-3,047342

0,0000*

LN_PE

0,641980

0,0000*

Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel 6, variabel GDP riil memiliki nilai probabilitas 0,00 yang lebih kecil dari taraf nyata 5% dengan koefisien -2,52. Hal ini berarti bahwa peningkatan GDP riil sebesar 1% akan menurunkan permintaan volume ekspor cengkih Indonesia sebesar 2,52%. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian.

Variabel produksi cengkih domestik tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor cengkih Indonesia ke enam negara tujuan ekspor utama pada taraf nyata 5%. Hal ini diakibatkan nilai probabilitas variabel produksi cengkih domestik yang lebih besar dari taraf nyata 5%.

Variabel nilai tukar riil berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor cengkih Indonesia ke enam negara tujuan ekspor utama dengan nilai probabilitas 0,00% yang lebih kecil dari taraf nyata 5%. Koefisien yang didapatkan sebesar 1,55 yang berarti bahwa nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap rupiah mengalami peningkatan atau rupiah mengalami depresiasi sebesar 1% maka akan meningkatkan volume ekspor cengkih Indonesia ke negara tujuan sebesar 1,55%. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian.

Variabel jarak ekonomi berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor cengkih Indonesia ke enam negara tujuan ekspor utama pada taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0,00 yang lebih kecil dari taraf nyata. Koefisien yang didapatkan sebesar -3,05 yang berarti bahwa peningkatan jarak ekonomi Indonesia terhadap enam negara tujuan ekspor cengkih utama akan menurunkan volume ekspor cengkih Indonesia ke enam negara tujuan ekspor utama sebesar 3,05%. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian.

Variabel harga ekspor cengkih berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor cengkih Indonesia ke enam negara tujuan utama ekspor pada taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0,00 yang lebih kecil dari taraf nyata. Koefisien yang didapatkan sebesar 0,64 yang berarti bahwa peningkatan harga ekspor cengkih sebesar 1% akan meningkatkan volume ekspor cengkih Indonesia ke enam negara tujuan ekspor utama. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan, kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh siginifikan terhadap permintaan ekspor cengkih Indonesia dari negara tujuan ekspor utama pada periode tahun 2002-2019

adalah variabel GDP konstan negara tujuan, variabel harga ekspor cengkih, variabel nilai tukar riil, dan variabel jarak ekonomi.

Saran

Salah satu upaya peningkatan kinerja ekspor cengkih Indonesia adalah dengan mengembangkan ekspor cengkih itu sendiri melalui pemilihan pasar yang yang menjadi prioritas untuk dikembangkan. Pemerintah sebaiknya memprioritaskan pasar negara India, Vietnam, Saudi Arabia, Singapura, Pakistan, dan USA, terutama negara India, Saudi Arabia, dan Pakistan yang dalam tiga tahun terakhir yaitu tahun 2017, 2018, dan 2019 mengalami peningkatan permintaan volume ekspor cengkih Indonesia. Pemerintah Indonesia juga dapat melihat negara-negara tujuan yang bukan utama dan sedang mengalami peningkatan GDP konstan atau sedang mengalami apresiasi mata uangnya untuk ditingkatkan volume ekspor cengkihnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Atique Z, Mohsin HA. 2003. The supply and demand for exports of Pakistan. The Pakistan Development Review. 42(4) Part II: 961-972

[Balitbang Pertanian] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Cengkeh. Jakarta (ID): Badan Litbang Pertanian.

Basri F, Haris M. 2010. Dasar-Dasar Ekonomi Internasional: Pengenalan & Aplikasi Metode Kuantitatif. Jakarta (ID): Kencana

Benkovic S, Kruger J. 2001. To Trade or Not To Trade? Criteria for Applying Cap and Trade. The Scientific World. 1(S2): 953-957.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Analisa Komoditi Ekspor 2009-2015. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.

Elpina D. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Biji Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Utama. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Gartina D, Sukriya LLR, ed. 2019. Statistik Perkebunan Indonesia 2018-2020. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Perkebunan.

Gujarati D. 2013. Dasar-Dasar Ekonometrika. Ed ke-5. Mangunsong R, penerjemah. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Basic Econometrics.

Kemala S, Pribadi E. 1999. Pengaruh Harga terhadap Produktivitas dan Pasokan Cengkeh. Perkembangan Penelitian Agroekonomi Tanaman Rempah dan Obat. 9(2): 8-13.

[KEMENDAG] Kementerian Perdagangan. 2015. Perkembangan Ekspor Nonmigas (Sektor). Jakarta (ID): Kemendag

Konandreas P, Peter B, Richard G. 1978. Estimation of Exports Demand Functions for US Wheat. Western Journal of Agricultural Economics.39-50

Koo WW, Kennedy PL. 2005. International Trade and Agriculture. Australia (AU): Blacwell

Lestari DA, Rahmanta, Supriana T. 2018. Factors Affecting Clove Exports in North Sumatera Province. International Journal of Progressive Sciences and Technologies (IJPSAT). 8(2): 257-264.

Mankiw NG. 2007. Makroekonomi Edisi Keenam. Liza F, nurmawan I, penerjemah; Hardani W, Barnadi D, Saat S, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Macroeconomics. Ed ke-6.

Mankiw G. 2013. Macroeconomics 8 th Edition. New York (USA): Worth Publisher.

Milind P, Deepa K. 2011. Clove: A Champion Spice. International Journal of Research in Ayuverda and Pharmacy. 2(1): 47-54.

Ningsih GM. 2016. Indonesian Clove Growth and Affecting Factors of Indonesian Clove Exports in The International Market. International Journal of Agriculture Innovations and Research (IJAIR). 4(4): 717-722.

Nurhayati E, Hartoyo S, Mulatsih S. Analisis Pengembangan Ekspor Cengkeh Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan. 7(1): 21-42.

Pratama AP, Darwanto DH. 2019. The Competitiveness of Indonesian Cloves Commodity in International Market. [Internet]. [diunduh Apr 13]; 346. Tersedia pada : https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/346/1/012067

[PUSDATIN] Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2014. Outlook Komoditi Kakao. Jakarta (ID): Pusdatin-Kementan

Riptanti E, Qonita A, Uchyani R. 2019. Revitalization of Cloves Cultivation in Central Java, Indonesia. [Internet]. [diunduh 2020 Apr 27]; 314. Tersedia pada : https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/314/1/012085

Ruhnayat A. 2002. Memproduktifkan Cengkeh, Tanaman Tua dan Tanaman Terlantar. Jakarta (ID): Swadaya.

Segarani L, Dewi P. 2015. Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, dan Kurs Dollar pada Ekspor Cengkeh di Indonesia. E-Jurnal EP Unud. 4(4): 272-283.

Sitindaon C. 2020. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Lada Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 2010-2018. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Soependi IY, Arianto Y, ed. 2014. Statistik Perkebunan Indonesia 2013-2015. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Perkebunan.

Tambunan T. 2003. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran. Jakarta (ID): LP3ES.

Tambunan T. 2003. Industrialisasi di Negara Sedang Berkembang. Kasus Indonesia. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Tupamahu Y. 2015. Analisis Daya Saing Ekspor Cengkeh Indonesia di Kawasan ASEAN dan Dunia. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU- Ternate). 8(1): 27-34.

[UN COMTRADE] United Nation Commodity Trade Statistics  Database.

www.comtrade.un.org [ Diakses Juli 2020]

Wahyudi A. 2016. Strategi Stabilitasi Kinerja Pasar Cengkeh Nasional. Perspektif. 15(1): 7385.

Yuhono J, Sitorus D, Ermiati. 1997. Permintaan dan Penawaran Cengkeh di Indonesia. Bogor (ID): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.

Hasibuan, et al.,…|772