HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA TERKAIT PEMERIKSAAN PAYUDARA KLINIS (SADANIS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTA SELATAN SAAT PANDEMI COVID-19
on
Arc. Com. Health • desember 2022
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620
Vol. 9 No. 3: 439 – 450
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA TERKAIT PEMERIKSAAN PAYUDARA KLINIS (SADANIS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTA SELATAN
SAAT PANDEMI COVID-19
Ni Putu Yunik Artha Sari, I Made Subrata*
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Jalan P.B. Sudirman, Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali 80234
ABSTRAK
Prevalensi kasus kanker payudara yang tinggi di Indonesia disebabkan karena adanya keterlambatan memeriksakan diri untuk pertama kali ke pelayanan kesehatan, sehingga kasus kanker payudara lebih sering ditemukan pada stadium lanjut. Penyebabnya yaitu kurangnya perilaku deteksi dini SADANIS. Perilaku tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat pengetahuan dan sikap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku ibu rumah tangga (IRT) terkait SADANIS di wilayah kerja Puskesmas Kuta Selatan saat pandemi Covid-19. Penelitian menggunakan design cross sectional pada 167 sampel dipilih secara multi stage random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar IRT tidak melakukan perilaku deteksi dini kanker payudara dengan SADANIS sebesar 82,04%. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku IRT terkait SADANIS (p=0,010;OR=2,91; 95%CI= 1,29-6,56). Sedangkan, pengetahuan tidak memiliki hubungan signifikan dengan perilaku ibu rumah tangga terkait SADANIS di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Selatan saat pandemi Covid-19 (nilai p=0,796; OR=1,32; 95%CI=0,15-11,45). Diperlukan
peningkatan program-program lama, pembentukan kader dan penyegaran tenaga terlatih baik dari segi pemeriksaan dan penguatan promosi kesehatan dalam upaya meningkatkan cakupan deteksi dini dengan SADANIS.
Kata Kunci: SADANIS, Perilaku, Ibu Rumah Tangga
ABSTRACT
The high prevalence of breast cancer cases in Indonesia is due to delays in checking themselves for the first time to health services, so that breast cancer cases are more often found at an advanced stage. The reason is the lack of early detection behavior of CBE. This behavior can be influenced by several factors, namely the level of knowledge and attitudes. The purpose of this research was to determine the relationship between the level of knowledge and attitudes with the behavior of housewives related to CBE in the work area of the South Kuta Health Center during the Covid-19 pandemic. The research used a cross-sectional design with 167 samples selected by multi-stage random sampling. The data was collected using a questionnaire and analyzed using the chi-square test. The results showed that most of the housewives did not perform early detection of breast cancer with CBE of 82,04%. There is a significant relationship between attitudes and behavior of householders related to CBE (p = 0,010; OR = 2,91; 95% CI = 1,29-6,56). Meanwhile, knowledge did not have a significant relationship with the behavior of housewives related to CBE in the Work Area of the South Kuta Health Center during the Covid-19 pandemic (p value = 0,796; OR = 1,32; 95%CI = 0.15-11,45). It is necessary to improve old programs, form cadres and refresh trained personnel both in terms of examinations and strengthen health promotion in an effort to increase the coverage of early detection with CBE.
Keywords: CBE, Behavior, Housewife
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia yaitu penyakit kanker (World Health Organization, 2021). Menurut data dari
Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) yang dilansir oleh WHO, bahwa jumlah kasus dan kematian akibat dari kanker sampai dengan tahun 2018 yaitu sebesar 18,1 juta kasus dengan kematian sebesar 9,6 juta di
tahun 2018. Kematian yang diakibatkan oleh kanker diperkirakan akan terus meningkat hingga lebih dari 13,1 juta pada tahun 2030 (World Health Organization, 2018). Berdasarkan jumlah kasus baru, kanker payudara merupakan jenis penyakit kanker yang paling kerap terjadi pada wanita di seluruh dunia saat ini, dengan jumlah kasus sebanyak 2,26 juta (The Global Cancer Observatory, 2020b).
Dilihat dari data GLOBOCAN, kasus kanker baru yang paling banyak ditemukan di Indonesia yaitu kanker payudara dengan proporsi 30,8 % dari total kasus kanker lainnya, yakni 65.858 kasus baru (The Global Cancer Observatory, 2020a). Kanker payudara atau Carsinoma Mammae sendiri merupakan suatu keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulus (Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2016). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2019 dalam cakupan deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan klinis, Kabupaten Badung merupakan kabupaten yang memiliki jumlah kejadian kanker payudara tertinggi yaitu 27,2% dengan jumlah pasien 2.504 pada tahun 2018.
Terdapat beberapa upaya deteksi dini yang dapat dilakukan dalam pencegahan kanker payudara yaitu dengan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri), SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis), maupun mammografi skrining (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Namun, kenyataannya bahwa program deteksi dini kanker payudara yang sudah dicanangkan pemerintah kurang dilakukan. SADARI yang merupakan suatu kegiatan deteksi
dini yang paling awal dan paling mudah dilakukan oleh setiap perempuan sangat jarang dilakukan. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kemenkes, sebesar 53,7% perempuan tidak pernah melakukan SADARI pada tahun 2016. Toki & Kelen, (2019) pada penelitiannya didapatkan hasil sebanyak 70% responden tidak pernah melakukan kegiatan SADARI. Rendahnya partisipasi dalam melakukan deteksi dini dengan SADARI berdampak pada rendahnya pula seseorang dalam melakukan SADANIS. Wijaya (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa 76,7% wanita usia subur tidak melakukan deteksi dini kanker payudara. Hal tersebut mencerminkan bahwa kurangnya partisipasi dan kemauan masyarakat khususnya wanita dalam melakukan deteksi dini kanker payudara.
Kabupaten Badung memiliki 13 puskesmas yang mana Puskesmas Kuta Selatan memiliki cakupan deteksi dini SADANIS paling rendah yaitu sebesar 2,7% (907 orang) dari 50% (16.624 orang) target yang ditetapkan dengan total jumlah populasi 33.248 orang pada tahun 2019 (Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, 2020). Pada tahun 2020 cakupan deteksi dini kanker payudara dengan SADANIS semakin menurun dan kembali menjadi puskesmas yang memiliki cakupan deteksi dini paling rendah dari ke 13 puskesmas di Kabupaten Badung yaitu sebesar 0,84% (Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, 2021).
Pemerintah Kabupaten Badung sendiri telah menjalankan program layanan deteksi dini dengan Mangupura Woman Services (MAWAS) dalam meningkatkan
cakupan terkait deteksi dini kanker payudara. Namun, berdasarkan informasi dari Kepala Sie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) bahwa hampir dua tahun program MAWAS terhambat bahkan tidak beroperasi karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat pandemi Covid-19. Hal tersebut sangat mendukung rendahnya cakupan deteksi dini kanker payudara pada tahun 2020 di Kabupaten Badung.
Prevalensi kasus kanker payudara yang tinggi disebabkan karena adanya keterlambatan memeriksakan diri untuk pertama kali ke pelayanan kesehatan, sehingga kasus kanker payudara lebih sering ditemukan pada stadium lanjut sebanyak 70% (Soviyati et al., 2020). Penyebabnya yaitu kurangnya dalam perilaku deteksi dini dan kurangnya pemahaman serta kesadaran tentang kanker Ismayanti (2013) dalam Tri wahyuni
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kuta Selatan. Sedangkan, populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang berumur 30-50 tahun di masing-masing desa/kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kuta Selatan. Strategi pengumpulan data dalam penelitian ini menggunan kuesioner online yang diajukan dengan cara wawancara melalui telepon (phone interview).Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik multistage
& Desy Syswianti (2020). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati et al., (2019) bahwa faktor yang berhubungan dengan SADANIS pada WUS adalah tingkat pengetahuan, sikap, dan dukungan petugas kesehatan. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Wantini & Indrayani (2018) bahwa sikap tidak berhubungan dengan seseorang melakukan SADANIS. Penelitian Deska et al., (2019) juga menyatakan bahwa tingkat pengetahuan tidak berhubungan dengan perilaku SADARI.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kuta Selatan, untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku ibu rumah tangga terkait Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) di wilayah kerja Puskesmas Kuta Selatan saat Pandemi Covid-19.
cluster random sampling. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini yaitu 167 ibu rumah tangga dari tiga desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kuta Selatan dipilih 9 banjar secara acak, kemudian dari 9 banjar tersebut, dipilih masing-masing sampel ibu rumah tangga yang berumur 30-50 tahun dengan cara simple random sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan beda proporsi dengan uji chi-square. Penelitian ini telah diperiksa sesuai ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Litbang FK Unud/RSUP Sanglah dengan nomor 1032/UN 14.2.2.VII.14/LT /2022.
HASIL
Karakteristik responden dalam
penelitian ini terdiri dari umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, riwakat keluarga dengan kanker payudara dan jumlah anak. 167 ibu rumah tangga, sebagian besar responden berumur 39 tahun, dilihat dari karakteristik tingkat pendidikan mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA sebanyak 53,29%. Menurut status pekerjaannya mayoritas responden 79 (47,31%) tidak
bekerja. Berdasarkan pendapatan, hanya 21,56% responden yang memiliki pendapatan tinggi, sedangkan mayoritas responden yang tidak memiliki pendapatan sebesar 47,31%. Selain itu, hanya 0,60% responden yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kanker payudara. Sebanyak 53,29% responden memilki lebih dari 2 anak serta, 46,71% responden memiliki < 2 anak seperti dalam tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik (n=180) |
Frekuensi |
Proporsi (%) |
Umur (mean + SD) | ||
30-50 tahun |
39,01+6,24 | |
Tingkat pendidikan | ||
Tidak Sekolah |
0 |
0 |
SD |
7 |
4,19 |
SMP |
22 |
13,17 |
SMA |
89 |
53,29 |
Perguruan tinggi |
49 |
29,34 |
Pekerjaan | ||
Tidak bekerja |
79 |
47,31 |
PNS |
8 |
4,79 |
Pegawai swasta |
35 |
20,96 |
Wiraswasta |
37 |
22,16 |
Petani |
4 |
2,40 |
Guru |
1 |
0,60 |
Pedagang |
3 |
1,80 |
Pendapatan | ||
Tidak ada |
79 |
47,31 |
Rendah |
52 |
31,14 |
Tinggi |
36 |
21,56 |
Riwayat keluarga dengan kanker | ||
payudara | ||
Tidak ada riwayat |
166 |
99,40 |
Ada riwayat |
1 |
0,60 |
Jumlah anak | ||
≥ 2 anak |
89 |
53,29 |
< 2 anak |
78 |
46,71 |
Tabel 2. Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga terkait SADANIS
Kategori |
Frekuensi(n) Proporsi(%) |
Pengetahuan baik |
139 83,23 |
Kategori |
Frekuensi(n) Proporsi(%) |
Pengetahuan kurang |
28 16,77 |
Berdasarkan tabel 2, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 83,23% responden. Pengetahuan yang baik ditunjukan dari hasil sebagian besar responden sudah mengetahui singkatan SADANIS. Ditinjau dari ruang lingkup SADANIS, 80,84% |
responden mengetahui tanda dan gejala awal dari kanker payudara dan 68,86% responden mengetahui tujuan dilaksanakannya SADANIS. Namun, masih terdapat responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang SADANIS sebanyak 16,77% responden. |
Tabel 3. Gambaran Sikap Ibu Rumah Tangga mengenai SADANIS
Kategori |
Frekuensi (n) |
Proporsi (%) |
Sikap positif |
50 |
29,94 |
Sikap negatif |
117 |
70,06 |
Berdasarkan tabel 3 sebagian besar responden memiliki sikap negatif yaitu 70,06% responden. Sikap yang negatif ditunjukan dari 64,07% responden merasa malu untuk memeriksakan payudara ke puskesmas atau fasilitas kesehatan, 55,09%
responden merasa tidak tertarik dengan pemeriksaan SADANIS, serta 34,13% responden setuju SADANIS tidak perlu dilakukan selama tidak memiliki keluhan pada payudara.
Tabel. 4 Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga terkait SADANIS
Kategori |
Frekuensi (n) |
Proporsi (%) |
Melakukan |
30 |
17,96 |
Tidak melakukan |
137 |
82,04 |
Hasil analisis perilaku ibu rumah tangga mengenai deteksi dini dengan SADANIS, dilihat pada tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga tidak
melakukan deteksi dini dengan SADANIS setahun terakhir ke puskesmas atau ke fasilitas kesehatan lainnya saat pandemi Covid-19 sebanyak 137 orang (82,04%).
Tabel 5. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Ibu Rumah Tangga terkait SADANIS
Variabel |
Perilaku melakukan Deteksi Dini SADANIS OR 95% CI Nilai p Melakukan Tidak Melakukan (n=12) (n=155) |
Pengetahuan
Baik Kurang baik |
11(7,91) 1(3,57) |
128 (92,09) 27 (96,43) |
1,32 |
0,15-11,45 |
0,796 |
Perilaku melakukan Deteksi Dini | |||||
Variabel |
SADANIS Melakukan Tidak Melakukan |
OR |
95% CI |
Nilai p | |
(n=12) |
(n=155) | ||||
Sikap | |||||
Positif |
15 (30,00) |
35 (70,00) |
2,91 |
1,29-6,56 |
0,010 |
Negatif |
15 (12,82) |
102 (87,18) |
Berdasarkan tabel 5 terdapat perbedaan proporsi ibu rumah tangga yang melakukan SADANIS berdasarkan tingkat pengetahuan. Ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pengetahuan baik melakukan deteksi dini SADANIS sebanyak 7,91% sedangkan ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pengetahuan kurang melakukan deteksi dini SADANIS sebanyak 3,57%. Secara statistik hasil menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tidak memiliki hubungan signifikan dengan perilaku ibu rumah tangga terkait SADANIS di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Selatan saat pandemi Covid-19 (nilai p=0,796), namun tingkat pengetahuan baik berpeluang 1,32 kali meningkatkan perilaku melakukan deteksi dini SADANIS dibandingkan dengan tingkat pengetahuan rendah (OR=1,32; 95%CI=0,15-11,45).
Pada ibu rumah tangga yang memiliki sikap positif melakukan SADANIS didapatkan hasil sebesar 30% dan ibu rumah tangga yang memiliki sikap negatif melakukan SADANIS sebesar 12,82%. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku ibu rumah
tangga terkait SADANIS di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Selatan saat Pandemi Covid-19 dengan nilai p=0,010. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa ibu rumah tangga yang memiliki sikap
positif berpeluang lebih besar 2,91 kali meningkatkan perilaku melakukan deteksi dini SADANIS dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang memiliki sikap negatif (OR=2,91; 95%CI= 1,29-6,56).
DISKUSI
Perilaku deteksi dini kanker payudara dengan SADANIS dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pada penelitian ini perilaku deteksi dini dengan SADANIS yang diteliti terkait tingkat pengetahuan dan sikap.
Ibu rumah tangga yang berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini sebanyak 167, sebagian besar ibu rumah tangga tidak melakukan deteksi dini kanker payudara dengan SADANIS sebanyak 137 orang (82,04%). Sedangkan hanya 30 (17,96%) ibu rumah tangga yang mau untuk melakukan deteksi dini dengan SADANIS setahun terakhir saat pandemi Covid-19. Sejalan dengan penelitian (Deska et al., 2019) yang menunjukan bahwa 73,7% responden memiliki perilaku yang kurang terhadap deteksi dini, sedangkan hanya
26,3% responden yang memiliki perilaku baik. Hasil ini juga serupa dengan penelitian Hanifah (2015) dalam Rosya & Kusumadewi, (2019) pada ibu rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Batu 10 Kota Tanjungpinang yang menunjukan bahwa perilaku wanita dalam melakukan deteksi dini kanker payudara sangat kurang yaitu sebesar 74,1% responden.
Hasil penelitian pada ibu rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Selatan menggambarkan bahwa perilaku ibu rumah tangga dalam melakukan deteksi dini kanker payudara dengan SADANIS tergolong kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden pada kuesioner yang menyatakan sebagian besar menyatakan tidak pernah melakukan SADANIS satu tahun terakhir ke puskesmas atau ke fasilitas kesehatan lainnya saat pandemi Covid-19. Sebagian besar responden yang tidak melakukan SADANIS dapat disebabkan karena karena responden merasa tidak rentan terhadap penyakit kanker payudara (Pradnyandari et al., 2022). Merasa tidak rentan dikarenakan pada hasil penelitian ini responden sebagian besar tidak memiliki riwayat kanker payudara di keluarga dan hanya satu responden saja yang memiliki riwayat kanker payudara di keluarganya, sehingga responden merasa dirinya tidak memiliki risiko atau tidak rentan terhadap kanker payudara akibatnya responden kurang peduli dengan kegiatan deteksi dini dan hal tesebut dapat berimplikasi pada perilaku ibu rumah tangga dalam melakukan SADANIS. Sebaliknya jika seseorang memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarganya, seseorang
tersebut akan lebih tanggap dan mau melakukan deteksi dini sedini mungkin untuk menghindari atau dapat mengetahui sedini mungkin jika terdapat tanda ataupun gejala yang muncul, sehingga dapat ditangani sesegera dan sedini mungkin.
Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku ibu rumah tangga terkait deteksi dini kanker payudara dengan SADANIS dilihat dari hasil analisis bivariat. Tujuan dari analisis bivariat ini untuk melihat menggambarkan hubungan antara masing – masing variabel dependen dan variabel independen. Hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa sikap merupakan faktor yang memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku ibu rumah tangga terkait SADANIS saat pandemi Covid-19. Sedangkan, tingkat pengetahuan tidak berhubungan dengan perilaku ibu rumah tangga terkait deteksi dini SADANIS.
Variabel sikap merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku deteksi dini. Pada penelitian ini ditemukan ibu rumah tangga yang melakukan deteksi dini mempunyai sikap yang positif terhadap perilaku deteksi dini SADANIS. Terdapat perbedaan proporsi ibu rumah tangga yang mempunyai sikap positif melakukan deteksi dini SADANIS (30,00%) dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang memiliki sikap negatif melakukan deteksi dini SADANIS (12,82%) saat pandemi Covid-19. Hasil ini dapat menunjukan bahwa sikap memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku SADANIS saat pandemi Covid-19 (p=0,010). Berdasarkan hasil tersebut
diketahui bahwa ibu rumah tangga yaang memiliki sikap positif berpeluang lebih besar 2,9 kali meningkatkan perilaku melakukan deteksi dini SADANIS dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang memiliki sikap negatif saat pandemi Covid-19 (OR=2,91; 95%CI= 1,29-6,56). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari & Ayu (2017) yang menyatakan bahwa sikap dengan perilaku pemeriksaan payudara memiliki hubungan secara signifikan dengan nilai p=0,000. Hasil ini juga serupa dengan penelitian Wahyuni et al., (2015) yang menyatakan terdapat hubungan signifikan antara sikap dengan pemeriksaan payudara dengan nilai p=0,000.
Sejalan dengan teori Precede-Proceed Model oleh Lawrence Green (1980) dalam Irwan (2017) disebutkan bahwa sikap merupakan faktor yang dapat mendorong perilaku seseorang dalam melakukan perilaku. Sikap merupakan faktor personal yang dapat mempengaruhi perilaku, bila seseorang memiliki respon yang baik, maka seseorang memiliki kecenderungan berperilaku baik, begitupula sebaliknya, Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan yang dapat mengarah dan memengaruhi perilaku. Berdasarkan penelitian Rosya & Kusumadewi (2019), pemeriksaan payudara dengan SADANIS dapat menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara dan dapat ditemukan pada stadium dini serta meningkatkan angka harapan hidup pada penderitanya. Namun sampai saat ini 95,6% perempuan tidak melakukan deteksi dini dengan
SADANIS (P2PTM Kemenkes RI, 2017). Pada penelitian ini sebagian besar ibu rumah tangga memiliki sikap negatif terhadap perilaku SADANIS, hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor emosi dan kurangnya respon yang tanggap terhadap deteksi dini SADANIS. Respon yang kurang tanggap kemungkinan terjadi karena responden tidak mengetahui bahwa kanker payudara dapat sewaktu-waktu terjadi. Berdasarkan penelitian Nurhayati et al., (2019), sikap negatif terhadap perilaku SADANIS dapat disebabkan oleh faktor perasaan malu yang timbul ketika harus melakukan SADANIS dimana pakaian dilepas dan bagian payudara diraba. Berdasarkan hasil wawancara pada penelitian ini ibu rumah tangga mengaku merasa malas dan malu untuk melakukan deteksi dini dengan SADANIS ke fasilitas kesehatan selama pandemi Covid-19. Rasa malas dan malu yang timbul diakui, karena pada saat pemeriksaan terdapat prosedur untuk memperlihatkan payudara. Dikatakan pula responden tidak tertarik untuk melakukan SADANIS, dan hanya akan melakukan deteksi dini jika terdapat gejala saja. Tidak tertariknya responden dikarenakan responden mengaku akan stres, jika nantinya pada saat pemeriksaan didapatkan hasil terdapat tanda-tanda dari kanker payudara. Sikap responden demikian yang dapat menyebabkan responden tidak mau melakukan deteksi dini SADANIS, sehingga cakupan deteksi SADANIS rendah. Keadaan tersebut mengambarkan masih kurangnya pemahaman responden bahwa pentingnya melakukan deteksi dini SADANIS di usia 30-50 tahun. Risiko kematian akibat kanker
payudara dapat berkurang jika setiap perempuan mau melakukan deteksi dini dengan SADANIS sehingga kanker payudara dapat ditemukan pada stadium dini dan meningkatkan angka harapan hidup pada penderitanya.
Ditinjau dari segi tingkat pengetahuan dengan perilaku SADANIS, dari 167 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, sebagian besar ibu rumah tangga memiliki tingkat pengetahuan baik melakukan SADANIS saat pandemi Covid-19 sebanyak 7,91%. Sedangkan, ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan kurang memiliki proporsi melakukan deteksi dini SADANIS sebesar 3,57%. Tingkat pengetahuan baik berpeluang 1,32 kali meningkatkan perilaku melakukan deteksi dini SADANIS dibandingkan dengan tingkat pengetahuan rendah (OR=1,32; 95%CI=0,15-11,45). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Precede-Proceed Model oleh Lawrence Green, yang mana apabila individu memiliki tingkat pengetahuan yang baik terkait deteksi dini kanker payudara dengan SADANIS yang diwajibkan bagi wanita yang berusia 30-50 tahun maka individu tersebut akan melakukan tindakan melakukan deteksi dini dengan SADANIS sehingga risiko ditemukannya gejala kanker payudara ditemukan di awal. Menurut Notoatmodjo tahun 2010 dalam Masturoh & Anggita T, (2018), pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Adanya pengetahuan dalam diri individu adalah domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Seperti
pada penelitian Nurhayati et al., (2019b) di Alianyang Pontianak dengan populasi wanita usia subur, bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan baik dan pengalaman akan sadar, mengerti, dan mau untuk melakukan deteksi dini dengan SADANIS yang mana hal tersebut berkaitan dengan kesehatan. Pengetahuan baik yang dimiliki tersebut berpeluang 3,987 kali untuk melakukan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) daripada yang berpengetahuan kurang. Pada penelitian ini masih banyak ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan baik namun tidak melakukan SADANIS (92,09%). Berdasarkan hasil wawancara, responden sudah memahami tujuan dari SADANIS sendiri, namun banyak hal yang menyebabkan responden mengesampingkan kegiatan deteksi dini ini. Kegiatan yang sangat padat yang dimiliki menyebabkan responden mengesampingkan untuk melakukan deteksi dini SADANIS. Jarak yang jauh ke puskesmas juga merupakan salah satu penyebab lain responden enggan untuk melakukan deteksi dini SADANIS. Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan perilaku ibu rumah tangga dalam melakukan deteksi SADANIS sangat rendah. Hasil studi yang dilakukan WHO dan para ahli pendidikan kesehatan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (2014), menyebutkan bahwa memang benar pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi, namun pelaksanaan yang masih rendah. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini
bahwa, perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat yang tinggi tentang kesehatan tidak diimbangi dengan perilaku seseorang untuk melakukan deteksi dini SADANIS.
SIMPULAN
Adapun simpulan berdasarkan hasil penelitian diketahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga terkait deteksi dini kanker payudara dengan SADANIS saat pandemi Covid-19 sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebesar 83,23%. Sikap ibu rumah tangga terkait deteksi dini kanker payudara dengan SADANIS saat pandemi Covid-19, sebagian besar memiliki sikap negatif yaitu sebesar 70,06%. Perilaku ibu rumah tangga terkait deteksi dini kanker payudara dengan SADANIS saat pandemi Covid-19 sebagian besar tidak melakukan SADANIS yaitu sebesar 92,81%. Sikap (p=0,010) memiliki hubungan dengan perilaku ibu rumah tangga terkait SADANIS, (OR=2,91; 95% CI= 1,29-6,56). Tingkat pengetahuan secara statistik tidak memiliki hubungan secara signifikan dengan perilaku ibu rumah tangga terkait SADANIS saat pandemi Covid-19 (p=0,796; OR=1,32; 95%CI=0,15-11,45).
SARAN
Disarankan kepada dinas kesehatan agar dapat meningkatkan dan mengoptimalkan program-program yang sudah ada dalam upaya meningkatkan sikap perempuan dalam melakukan deteksi dini dengan SADANIS. Diperlukan pula pembentukan kader dalam masyarakat, karena selain sebagai pemberi informasi
kesehatan, juga sebagai penggerak masyarakat untuk berpartisipasi dalam melakukan deteksi dini dengan SADANIS.
Kepada pelayanan kesehatan
diharapkan dapat meningkatkan upaya promotif melalui penyuluhan, dan dapat memberikan dukungan penuh, agar dapat memengaruhi minat wanita dalam melakukan deteksi dini SADANIS. Diperlukan pula penyegaran tenaga terlatih SADANIS baik dari segi pemeriksaan dan penguatan dalam promosi kesehatan sehingga dapat memberikan informasi dan dapat meyakinkan untuk mau serta mampu melakukan deteksi dini dengan SADANIS. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengkaji lebih lanjut dengan mencari variabel lain yang belum diteliti pada penelitian ini.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing, dosen penguji, keluarga, sahabat, Kepala Lurah/Desa dan kelian banjar yang terlibat, serta seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Deska, R., Ningsih, D. A., & Luviana, L.
(2019). Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dengan Perilaku Sadari (Periksa Payudara Sendiri). Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, 7(2), 106.
https://doi.org/10.47218/jkpbl.v7i2.72 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. (2020).
Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2019.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. (2021).
Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Badung Tahun 2020.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Bali 2018. In profil Kesehatan Provinsi Bali.
https://www.diskes.baliprov.go.id/pro fil-kesehatan-provinsi-bali/
Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan. CV. ABSOLUTE MEDIA.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Kementerian
Kesehatan RI, April, 1–47.
Komite Penanggulangan Kanker Nasional.
(2016). Panduan Penatalaksanaan
Kanker Payudara (Breast Cancer Treatment Guideline). In Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/ PPKPayudara.pdf
Masturoh, I., & Anggita T, N. (2018).
Metodologi Penelitian Kesehatan (p. 51). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, (2014).
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/pr oduk_hukum/PMK No. 75 ttg Puskesmas.pdf
Nurhayati, S., Suwarni, L., & Widyastutik, O. (2019a). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) pada WUS di Puskesmas Alianyang Pontianak. JUMANTIK Jurnal
Mahasiswa Dan Penelitian Kesehatan, 6(1), 16–26.
http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/ind ex.php/JJUM
Nurhayati, S., Suwarni, L., & Widyastutik, O. (2019b). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) pada WUS di Puskesmas Alianyang
Pontianak. Jurnal Mahasiswa Dan Penelitian Kesehatan, 6(1), 16–26.
P2PTM Kemenkes RI. (2017, September 19). Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI dan SADANIS. 19 September 2017.
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p 2ptm/subdit-penyakit-kanker-dan-kel ainan-darah/deteksi-dini-kanker-payu dara-dengan-sadari-dan-sadanis
Pradnyandari, I. A. E., Sanjiwani, I. A., & Astuti, I. W. (2022). Faktor- Faktor Berhubungan dengan Perilaku Sadari Pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kelurahan Sempidi. Community of Publishing in Nursing (COPING), 10(1), 80–93.
Rosya, E., & Kusumadewi, A. I. (2019). Pengetahuan Tentang Kanker
Payudara Berhubungan dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Secara Klinis (SADANIS). Indonesian Journal of Nursing Health Science, 4(2), 42–46.
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.p hp/IJNHS/article/view/3195/2587
Soviyati, E., Gani Utari, T. S., & Nabila, P. (2020). Determinan Kejadian Kanker Payudara Di Rsud 45 Kuningan Periode Tahun 2018-2019. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 11(1), 62–70.
https://doi.org/10.34305/jikbh.v11i1.14 0
The Global Cancer Observatory. (2020a). Cancer Incident in Indonesia. International Agency for Research on Cancer, 858, 1–2. https://gco.iarc.fr/
The Global Cancer Observatory. (2020b). International Agency for Research on Cancer. World Health Organization.
Toki, B., & Kelen, O. T. B. (2019). Tingkat Pengetahuan dan Sikap tentang Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada
Biarawati di Komunitas Susteran
Maria Immakulata Habi. Jurnal
Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat, 7(2).
Tri wahyuni, & Desy Syswianti. (2020). Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Payudara Dan Kanker Serviks Melalui Webinar Berjudul “Yuk Kenal Lebih Jauh Dengan Kanker Pembunuh Wanita Di Dunia". Jurnal Pengabdian Masyarakat Al-Irsyad (JPMA), 2(2),
197–205.
https://doi.org/10.36760/jpma.v2i2.138
Wahyuni, D., Edison, & Harahap, W. A. (2015). Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Sikap terhadap Pelaksanaan SADARI pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Jati. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 89–93.
Wantini, N. A., & Indrayani, N. (2018). Early Detection Of Breast Cancer With Clinical Breast Examination (CBE) On Women Of Childbearing AgeIn Puskesmas Kalasan, Sleman, DIY. Jurnal Kebidanan Indonesia, 9(2).
Wijaya, I. L. (2016). Gambaran skrining dini kanker payudara pada wanita usia dewasa di Wilayah kerja puskesmas pandak I bantul Yogyakarta. Doctoral Dissertation, STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta.
World Health Organization. (2018). Latest global cancer data: Cancer burden rises to 18.1 million new cases and 9.6 million cancer deaths in 2018.
World Health Organization. (2021). Cancer. World Health Organization.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cancer
Wulandari, F., & Ayu, S. M. (2017).
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri( SADARI ). Jurnal Ilmiah Kebidanan Edisi Januari 2017, 137–144.
450
e-mail korespondensi: [email protected]
Discussion and feedback