e-journal

FAPET UNUD


e-Journal


Peternakan Tropika

Journal of Tropical Animal Science

email: peternakantropika@yahoo.com

Submitted Date: Octoer 24, 2019

Accepted Date: October 28, 2019


Editor-Reviewer Article;: A.A.Pt. Putra Wibawa & I M. Mudita

Sikap dan Motivasi Peternak terhadap Penerapan Manajemen Sapta Usaha Peternakan Babi di Kecamatan Kesu’, Kabupaten Toraja Utara

Sarungallo, A.K., N. Suparta, dan N.W.T. Inggriati

PS Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

, E-mail: ica_sarungallo@yahoo.co.id Telp: 081243225513

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) tingkat penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi; 2) sikap dan motivasi peternak dalam menerapkan manajemen sapta usaha peternakan babi; 3) Menganalisis hubungan karateristik, sikap, dan motivasi peternak dengan penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kesu’ dengan jumlah responden sebanyak 60 orang.Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode “Snowball Sampling”.Jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh dari wawancara langsung dan observasi sedangkan data sekunder dari studi pustaka.Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan uji korelasi jenjang Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’ Kabupaten Toraja Utara termasuk kategori baik, sikap peternak termasuk dalam kategori sangat positif dan motivasi peternak dalam kategori sangat kuat, umur dan kepemilikan ternak berhubungan positif nyata (P<0,10) dengan penerapan sedangkan karakteristik lama pendidikan dan tanggungan keluarga berhubungan tidak nyata (P>0,10) dengan penerapan sapta usaha peternakan babi serta sikap dan motivasi berhubungan positif nyata (P<0,10) terhadap penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’, Kabupaten Toraja Utara.

Kata kunci : Sikap, Motivasi, Penerapan Sapta Usaha Peternakan

Demeanour and Motivation of Animal Husbandry on The Management Implementation of Pigs Farming Business in Kesu’ District, Toraja Utara Regency

ABSTRACT

The purpose of this study is to find out : 1) the level of application of management of pig farms business; 2) breeders' attitudes and motivations in implementing the management of pig farms business; 3) Analyzing the relationship of characteristics, attitudes and motivations of farmers with the application of management of pig farms business. This research was conducted in Kesu’ District with 60 respondents.The research using the "Snowball Sampling" method. The

type of data used were primary data and secondary data. Primary data were obtained from direct interviews and observations, while secondary data were from literature studies. The analysis that used were quantitative descriptive analysis and Spearman level correlation test. The results showed that the level of application of management of pig farms business in the District of Kesu 'North Toraja Regency in the good category, farmer attitudes are included in the very positive category and farmer motivation is in the very strong category, age and farm ownership are positively related to implementation while the characteristics of education duration and family dependents are not significantly related to the application, and attitudes and motivation are positively related to the implementation of management of pig farms business in Kesu District, North Toraja Regency.

Keywords :Demeanour, Motivatio, Application of Pig Farms Business

PENDAHULUAN

Latar belakang

Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang sangat berperan besar di Indonesia. Pembangunan peternakan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk menyediakan pangan hewani.Pembangunan peternakan diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil produksi, meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja serta memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat di pedesaan (Hoddi et al., 2011).

Ternak babi banyak dijumpai di Kecamatan Kesu’, Kabupaten Toraja Utara.Ternak babi yang dipelihara memiliki jenis babi toraja dengan ciri khas berwarna hitam dan memiliki bentuk fisik menyerupai babi hutan. Kondisi pembangunan peternakan babi di Kecamatan Kesu’,masih minim dan pemeliharaan babi yang masih tradisional. Mulai dari kandang yang terbuat dari bambu, pakan yang diambil dari limbah rumah tangga.Secara keseluruhan masih perlu ditinjau agar peternakan babi lebih maju dan berkembang.

Pemeliharaan ternak babi di Kabupaten Toraja Utara sangat erat kaitannya dengan adat istiadat setempat.Toraja merupakan salah satu daerah yang unik dan terkenal dengan adat istiadatnya yaitu Rambu Tuka’ (pesta syukuran) dan Rambu Solo’ (pesta kematian) (Sirajuddin, 2012).Kegiatan budaya masih sangat aktif dilakukan oleh masyarakat Toraja, yang mana setiap upacara wajib menggunakan ternak babi dan kerbau khususnya ternak jantan sebagai hewan persembahan kepada leluhur dan ucapan rasa syukur. Ternak – ternak tersebut memiliki nilai jual yang tinggi dan sangat berharga. Harga ternak – ternak ini dilihat dari bobot badan, bentuk

tubuh, serta warna kulit. Motivasi peternak di Kabupaten Toraja Utara dalam mendirikan usaha ternak babi adalah untuk keperluan adat dan budaya serta memenuhi kebutuhan sehari – hari.

Adanya peternakan babi di Kecamatan Kesu’ mendorong semangat peternak maupun masyarakat menaruh harapan yang besar yaitu meningkatkan pendapatan ekonomi setempat.Selain itu, menjadikan peternakan babi sebagai peternakan babi modern maka menghasilkan bibit yang berkualitas, serta pemerintah mau turun tangan dalam pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kesu’.Maka dari itu dilakukan penelitian mengenai sikap, motivasi peternak terhadap penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kesu, Kabupaten Toraja Utara, provinsi Sulawesi Selatan.Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara “Purposive” yaitu metode penentuan daerah penelitian dengan pertimbangan – pertimbangan tertentu terlebih dahulu (Hadi, 1983).Penelitian ini dilaksanakan ± 3 bulan, mulai dari persiapan, mengambil data di lapangan, analisis data, dan penulisan skripsi.

Penentuan populasi dan responden

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah peternak babi yang ada di Kecamatan Kesu’ Kabupaten Toraja Utara. Pengambilan sampel sebagai responden sebanyak 60 orang menggunakan metode“Snowball Samplingyaitu suatu metode untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus, (Neuman, 2003).

Jenis data dan sumber data

Data yang digunkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari sumber data. Data primer meliputi : (1) Karakteristik responden mencakup : umur, pendidikan formal, jumlah pemilikan ternak; (2) motivasi peternak terhadap manajemen usaha ternak babi; (3) Sikap peternak terhadap manajemen usaha ternak babi; (4) Tingkat penerapan tentang manajemen usaha ternak babi.

Data sekunder sebagai data pelengkap sebagai gambaran umum tempat penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari dinas peternakan maupun peternak yang terlibat dalam penelitian ini.

Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survai yaitu : (1) Wawancara , dengan berpedoman pada daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan sesuai dengan tujuan penelitian ; (2) Observasi, merupakan pengamatan secara langsung untuk memperoleh informasi yang lebih jelas serta mengetahui keadaan sebenarnya; (3) Studi Pustaka menggunakan data dari pemerintah setempat atau dokumentasi berdasarkan fakta atau laporan kegiatan. Data sekunder terdiri dari keadaan ilmiah atau gambaran umum yang bersifat menunjang dan diperoleh dari instansi terkait.

Pengukuran data

Data mengenai variabel motivasi dan penerapan peternak diukur dengan skala jenjang 5 (1, 2, 3, 4, 5). Sedangkan untuk mengukur sikap petani akan digunakan skala Likert, yaitu pemberian skor dilakukan dengan memberikan bilangan bulat 1, 2, 3, 4, 5 (Singaribum dan Effendi, 2008).

Dalam menentukan distribusi hasil penelitian, dilakukan dengan cara menggolongkan variabel dalam kriteria tertentu berdasarkan skor yang dicapai, dengan menerapkan rumus interval kelas dari Dajan (2010), sebagai berikut:

i    jCifnCik kelas

jumlah kelas

i                       = interval kelas

jarak kelas           = selisih data tertinggi dengan data terendah

jumlah kelas         = jumlah kriteria yang ditentukan

Dengan menggunakan rumus interval kelas tersebut, maka variabel-variabel berikut kriteria dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 1. Kategori Berbagai Variabel Berdasarkan Persentase Skor yang Diperoleh

No

Perolehan Skor                                        Kategori

Sikap                   Motivasi       Penerapan

1

2

3

4

5

  • > 4,2 – 5                 Sangat Positif       Sangat Kuat          Sangat Baik

  • > 3,4 – 4,2             Positif              Kuat                Baik

  • > 2,6 – 3,4             Ragu-ragu          Sedang             Sedang

  • > 1,8 – 2,6            Negatif            Lemah             Kurang

1 – 1,8             Sangat Negatif      Sangat Lemah       Sangat Kurang

Analisis data

Untuk menguji hipotesis 1 menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.Analisis deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk analisis yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya. Untuk menguji hipotesis 2 dan 3 menggunakan analisis Koefisien Korelasi Jenjang Spearman (Siegel,2011), dengan rumus:

^= 1 -

Keterangan :

rS      = koefisien korelasi

di      = selisih jenjang panjang unsur yang diobservasi

n      = banyaknya pasangan unsur yang diobservasi

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan, maka ^hitung dibandingkan dengan t tabel pada tingkat probabilitas 1% atau 5%. Maka kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Hipotesis penelitian diterima apabila t hitung > t tabel pada P < 0,01 dari kedua variabel yang diuji maka terdapat hubungan yang sangat nyata. Apabila t hitung > t tabel pada P 0,05 – 0,10 dari kedua variabel yang diuji maka terdapat hubungan yang nyata. Apabila t hitung < t tabel pada P > 0,10 dari kedua variabel yang diuji maka terdapat hubungan yang sangat tidak nyata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Umur

Berdasarkan hasil penelitian, responden dengan umur diantara >40-50 tahun berjumlah 24 orang (40%) dan >50-60 tahun berjumlah 23 orang (Tabel 4.1). Rataan umur responden berada pada umur 49 tahun den gan kisaran >40-50 tahun.Dengan demikian, sebagian besar responden berada dalam umur produktif dalam beternak babi.Distribusi umur peternak (responden) babi di Kecamatan Kesu’, Kabupaten Toraja Utara dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No              Umur (tahun)

Responden

Jumlah (orang)               Persentase (%)

1                  >20 – 30

2                 >30 – 40

3                 >40 – 50

4                 >50 – 60

5                 >60 – 70

2                            3.33

9                          15.00

24                        40.00

23                         38.33

2                            3.33

Jumlah

60                         100.00

Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang cukup banyak di Kecamatan Kesu’ yakni 10-12 tahun atau setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan jumlah 26 orang (43.33%), 7-9 tahun atau setara dengan Sekolah Menengah Pertama yakni 12 orang (20%), dan 13-16 tahun yakni 12 orang (20%) (Tabel 3).Rataan lama pendidikan responden yaitu 11 tahun dengan kisaran 10-12 tahun.Distribusi pendidikan formal responden dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

No

Pendidikan (tahun)

Kategori

Responden

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1

0-6

SD

10

16.67

2

7-9

SMP

12

20.00

3

10-12

SMA

26

43.33

4

13-16

Sarjana

12

20.00

Jumlah

60

100.00

Pengalaman Beternak

Hasil penelitian menunjukkan, lama beternak responden dengan kurun waktu >10-15 tahun adalah yang paling banyak dengan jumlah 20 orang (33,3%), selanjutnya lama beternak selama >20-25 tahun berjumlah 13 orang (21,7%) (Tabel 4).Distribusi responden berdasarkan pengalaman beternak dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Beternak

No

Pengalaman Beternak (Tahun)

Responden

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1

1-5

6

10.0

2

>5-10

9

15.0

3

>10-15

20

33.3

4

>15-20

12

20.0

5

>20-25

13

21.7

Jumlah

60

100.0

Jumlah Tanggungan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah tanggungan keluarga responden sebagian besar (36 orang 60%) memiliki tanggungan keluarga rata-rata 3-4 orang (Tabel 5). Responden rata rata memiliki tanggungan keluarga sebanyak 4 orang.Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

No

Jumlah Tanggungan

Keluarga

Responden

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1

1-2

7

11.67

2

3-4

36

60.00

3

5-6

16

26.67

4

7-8

1

1.67

5

9-10

-

-

Jumlah

60

100.00

Jumlah Kepemilikan Ternak

Hasil penelitian menunjukkan responden dengan jumlah kepemilikan ternak babi yang tertinggi kisaran 1-5 ekor berjumlah 20 orang (33,33%), kisaran >5-10 ekor berjumlah 20 orang

(33,33%) dan kisaran >10-15 ekor berjumlah 20 orang (Tabel 6). Rataan jumlah kepemilikan ternak yakni 8 ekor.Distribusi responden berdasarkan kepemilikan ternak dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Ternak

No            Kepemilikan Ternak

Responden

Jumlah (orang)                Persentase (%)

1                           1-5

2                    >5-10

3                    >10-15

20                          33.33

20                          33.33

20                          33.33

Jumlah

60                         100.00

Tingkat Penerapan Manajemen Sapta Usaha Peternakan Babi di Kecamatan Kesu’

Hasil penelitian menunjukkan rataan penerapan responden di Kecamatan Kesu’ termasuk kategori baik. Sebanyak 35 orang (58,33%) (Tabel 7) responden menerapkan manajemen sapta usaha peternakan babi dengan baik. Rataan tingkat penerapan dari seluruh responden adalah 3,47 yang termasuk dalam kategori baik. Distribusi responden berdasarkan tingkat penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’, Kabupaten Toraja Utara dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Penerapan Manajemen Sapta Usaha Peternakan Babi.

No

Perolehan

Skor

Jumlah Peternak (Orang)

Persentase (%)

Kategori

1

>4.2-5

3

5.00

Sangat Baik

2

>3,4-4,2

35

58.33

Baik

3

>2,6-3,4

22

36.67

Sedang

4

>1,8-2,6

-

-

Kurang

5

1-1,8

-

-

Sangat Kurang

Jumlah

60

100.00

Sikap Peternak terhadap Manajemen Sapta Usaha Peternakan Babi di Kecamatan Kesu’

Hasil penelitian menunjukkan sikap responden yang termasuk kategori sangat positif berjumlah 49 orang (81,67%) dan kategori positif berjumlah 11 orang (18,33%) (tabel 8). Rataan sikap responden di Kecamatan Kesu’ yakni 4,63 termasuk kategori sangat positif. Distribusi responden berdasarkan sikap dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Distribusi responden berdasarkan sikap

No

Perolehan

Skor

Jumlah Peternak (Orang)

Persentase (%)

Kategori

1

>4.2-5

49

81.67

Sangat Positif

2

>3,4-4,2

11

18.33

Positif

3

>2,6-3,4

-

-

Ragu-Ragu

4

>1,8-2,6

-

-

Negatif

5

1-1,8

-

-

Sangat Negatif

Jumlah

60

100.00

Motivasi Peternak tentang Manajemen Sapta Usaha Peternakan Babi di Kecamatan Kesu’

Berdasarkan hasil penelitian, motivasi responden yang termasuk kategori sangat kuat paling banyak yakni berjumlah 45 orang (75%) (Tabel 9). Rataan motivasi dari seluruh responden yakni 4,51 termasuk kategori sangat kuat. Motivasi responden di Kecamatan Kesu’ menunjukkan kategori sangat kuat dalam menerapkan manajemen sapta usaha peternakan babi.Distribusi motivasi responden dalam menerapkan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’ dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9 Distribusi responden berdasarkan motivasi

No

Perolehan Skor

Jumlah Peternak (Orang)

Persentase (%)

Kategori

1

>4.2-5

45

75.00

Sangat Kuat

2

>3,4-4,2

15

25.00

Kuat

3

>2,6-3,4

-

-

Sedang

4

>1,8-2,6

-

-

Lemah

5

1-1,8

-

-

Sangat Lemah

Jumlah

60

100.00

Hubungan Karakteristik dengan penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’, Kabupaten Toraja Utara

Berdasarkan analisis data, indikator dari variabel karakteristik memiliki hubungan positif nyata (P<0,10) pada tingkat umur dan jumlah kepemilikan ternak dengan penerapan peternak. Karekteristik tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga memiliki hubungan tidak nyata (P>0,10) dengan penerapan peternak. Rincian data selengkapnya mengenai anailisis data dengan menggunakan Uji Koefisien Korelasi Jenjang Spearman dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10 Hubungan Karakteristik dengan penerapan peternak

No

Faktor – factor                        Peternak Babi di Kecamatan Kesu’

rs                            t hitung

1.

2.

3.

4.

Umur                                        0,172                     1,349n

Tingkat Pendidikan                             0,035          0,269tn

Jumlah Kepemilikan Ternak                    0,167                     1,526n

Jumlah Tanggungan Keluarga                  0,116                     0,895tn

Keterangan :

rs    = Koefisien Korelasi

n    = nyata

tn    = tidak nyata

t tabel (0,10) d.b 58 = 1,296

Hubungan motivasi terhadap penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’ Kabupaten Toraja Utara

Berdasarkan hasil analisis data, variabel motivasi memiliki hubungan positif nyata (P<0,10) dengan penerapan peternak terhadap manajemen usaha peternakan sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’. Rincian data selengkapnya mengenai anailisi data dengan menggunakan Uji Koefisien Korelasi Jenjang Spearman dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Hubungan motivasi dengan penerapan peternak

No            Variabel

Peternak Babi di Kecamatan Kesu'

rs                                   t hitung

1               Motivasi

0,19                               1,49n

Keterangan:

rs    = Koefisien Korelasi

n    = nyata

t tabel (0,10) d.b 58 = 1,296

Hubungan sikap terhadap penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecama tan Kesu’ Kabupaten Toraja Utara

Berdasarkan hasil analisis data, sikap peternak berhubungan nyata (P<0,05) dengan penerapan penerapan peternak terhadap manajemen usaha peternakan sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’. Rincian data selengkapnya mengenai anailisi data dengan menggunakan Uji Koefisien Korelasi Jenjang Spearman dapat dilihat pada tabel 12

Tabel 12. Hubungan sikap dengan penerapan peternak

No            Variabel

Peternak Babi di Kecamatan Kesu'

rs                                   t hitung

1                 Sikap

0,33                               2,82n

Keterangan :

rs    = Koefisien Korelasi

n    = nyata

t tabel (0,05) d.b 58 = 1,671

Tingkat Penerapan tentang manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’

Dari hasil analisa didapatkan bahwa rata-rata pencapaian skor penerapan adalah 3,47 yang termasuk dalam kategori baik. Hal ini disebabkan oleh peternak yang ada di Kecamatan Kesu’ telah beternak babi dalam kurun waktu yang lama.Masyarakat telah merasakan bahwa pemeliharaan yang baik dapat menghasilkan ternak yang baik.

Dalam penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi ini cenderung termotivasi oleh keuntungan yang di peroleh oleh peternak lainnya yang telah menerapkan manajemen pemeliharaan yang baik.Mulai dari segi manajemen bibit, pemberian pakan, manajemen kandang, pengendalian penyakit, manajemen pemeliharaan, reproduksi, dan manajemen pemasaran.Soekartawi (2005) menyebutkan bahwa sumber informasi sangat berpengaruh dalam proses adopsi. Kecepatan adopsi yang dilakukan seseorang pada tiap tahapan adopsi sangat dipengaruhi oleh ragam sumber informasi yang menyampaikan suatu inovasi (Mardikanto, 2009).

Hubungan antara sikap peternak dengan penerapan manajemen sapta usahapeternakan babi di Kecamatan Kesu’

Hubungan sikap responden terhadap penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’ berhubungan positif nyata(p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap responden yang positif dapat meningkatkan penerapan sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’ Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya, sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami individu. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan yang saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain. Sikap responden di Kecamatan Kesu’ menunjukkan interaksi satu dengan yang lainnya sehingga dapat saling bertukar pikiran mengenai hal-hal beternak yang kemudian juga saling membantu.Hal ini, sesuai dengan pendapat Widiyanta (2002), mendefinisikan sikap sebagai suatu kesediaan dalam menanggapi atau bertindak terhadap sesuatu.Lebih lanjut Wijaya et al (2014) mengemukakan bahwa intensitas komunikasi akan mendukung kebersamaan pengertian dan menyebabkan terjadinya tindakan yang sama.

Hubungan motivasipeternak dengan manajemen sapta usahapeternakan babi di Kecamatan Kesu’

Hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi memiliki hubungan yang nyata (P<0,10) dengan penerapan peternak terhadap manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan

Kesu’. Dari hasil analisa juga didapatkan rata-rata pencapaian skor motivasi adalah 4,51 termasuk kategori sangat kuat. Berdasarkan hasil penelitian motivasi dalam beternak babi yang dimiliki oleh peternak di Kecamatan Kesu’ yaitu untuk kegiatan upacara adat dan untuk usaha sampingan.Sangat kuatnya motivasi peternak dalam memelihara babi dipengaruhi oleh penerapan peternak di Kecamatan Kesu’ yang masuk dalam kategori baik sehingga menghasilkan ternak babi yang sehat dan bobot badan yang besar, serta harga jual yang tinggi.Menurut pendapat Dasy et al (2019) motivasi yang kuat memiliki hubungan yang positif dengan pengalaman dalam beternak sehingga tujuan pencapaian hasil yang maksimal dapat terwujud.

Hubungan Karakteristik terhadap penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’

Dari hasil penelitian ini di dapatkan bahwa pada variabel umur responden yang ada di Kecamatan Kesu’ memiliki hubungan yang nyata (p<0,10) terhadap tingkat penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi. Rataan umur responden adalah pada umur 49 tahun.Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa batas usia produktif di Indonesia adalah 15–64 tahun. Hal tersebut menunjukkan singkronnya hubungan antara umur dengan penerapan.Sehingga penerapan sapta usaha peternakan babi menjadi lebih maksimal karena pengaruh umur yang lebih produktif.

Tingkat pendidikan formal pada responden yang ada di Kecamatan Kesu’ memiliki hubungan yang tidak nyata (p>0,10) terhadap tingkat penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’ dengan rataan tingkat pendidikan responden yaitu 11 tahun. Artinya, pendidikan tinggi maupun rendah memilki tingkat penerapan yang sama dalam menerapkan sapta usaha peternakan babi. Tingkat pendidikan formal berkaitan dengan pengetahuan yang diperoleh oleh para peternak.Soedijanto (2004) menyatakan bahwa pengetahuan petani sangat menunjang kelancaran petani dalam mengadopsi sesuatu inovasi untuk kelanggengan usaha taninya.

Jumlah tanggungan keluarga memiliki hubungan yang tidak nyata (P>0,10) terhadap penerapan sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’ dengan rataan memiliki tanggungan keluarga sebanyak 4 orang. Artinya bahwa jumlah anggota keluaraga di Kecamatan Kesu’ tidak memberikan pengaruh terhadap penerapan sapta usaha peternakan babi.Sesuai dengan pendapat Pricilia et al (2019) yang menyatakan bahwa semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka

semakain banyak pula beban hidup. Peternak hanya mendirikan usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa melihat berapa jumlah anggota keluarganya

Jumlah kepemilikan ternak berhubungan nyata (p<0,10) terhadap tingkat penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’ dengan rataan jumlah kepemilikan ternak yakni 8 ekor. Hal ini disebabkan oleh makin banyak ternak yang dipelihara oleh responden maka makin tinggi pula resiko yang dihadapi, sehingga besar kecilnya ternak yang mereka pelihara mempengaruhi tingkat penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi, yang memacu para peternak untuk melaksanakannya secara intensif. Hal ini sesuai dengan pendapat Slamet (2003) yang menyatakan bahwa besar kecilnya pemilikan ternak akan mempengaruhi motivasi peternak untuk belajar giat menambah pengetahuan serta membina keterampilan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut: (1) Tingkat penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’ Kabupaten Toraja Utara termasuk kategori baik; (2) Sikap peternak termasuk dalam kategori sangat positif dan motivasi peternak dalam kategori sangat kuat; (3) Umur dan Kepemilikan ternak berhubungan positif nyata (P<0,10) dengan penerapan sedangkan tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga berhubungan tidak nyata (P>0,10) dengan penerapan. Sikap dan motivasi berhubungan positif nyata (P<0,10) terhadap penerapan manajemen sapta usaha peternakan babi di Kecamatan Kesu’, Kabupaten Toraja Utara.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K), Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir I Nyoman Tirta Ariana, MS dan seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan penlitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anto Dajan. 2010, Pengantar Metode Statistik jilid II, cetakan kedelapan belas,.Pustaka LP3ES, Jakarta.

Devi Dasy. S.V., N.W Tatik Inggriati, dan G. Suarta. 2019. Motivasi Peternak dalam Mengolah Limbah Ternak Sapi menjadi Pupuk Kompos pada Kelompok Tani Ternak Simantri di Kabupaten Gianyar. Peternakan Tropika. Fakultas Peternakan Udayana. Denpasar.

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Toraja Utara.2017.Populasi Ternak Babi Kabupaten Toraja Utara tahun 2017. Toraja Utara

Hoddi, A. H., M. B. Rombe, Fahrul. 2011. Analisis Pendapatan Peternakan Sapi Potong Di Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makasar

Mardikanto. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press.Surakarta

Neuman, W. L. (2003). Social research methods: Qualitative and quantitative approaches. Allyn and Bacon. USA

Pricilia, N.A.M., I N. Suparta, N. W. Tatik Inggriati. 2019. Hubungan Perilaku Peternak Dengan Keberhasilan Usaha Peternakan Ayam  Ras Pedaging Di Kabupaten Sumba

Timur.Peternakan Tropika. Fakultas Peternakan Udayana. Denpasar.

Siegel, Sidney, 2011, Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu Sosial,: PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi.2008. Metode Penelitian Survei: LP3ES. Jakarta

Sirajuddin, N.S., K. Kasim, Palmarudi M., Rombe B. M., 2012.Aspek Sosial Ekonomi Pada Pemasaran Ternak Kerbau Kabupaten Tana Toraja (Toraja Utara). Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar

Soedijanto, 2004. Metode Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka, Jakarta.

Soekartawi.(2005). Agroindustri Dalam Perspektif Sosial Ekonomi.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slamet, Margono. 2003. Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian di Era Otonomi Daerah. Di dalam: Ida Yustina dan Adjat Sudradjat, editor. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan : IPB Press. Bogor.

Suryawan, I G.M., G. Suarta dan N.W. T.Inggriati.2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Sapta Usaha Peternakan Babi Kemitraan Pt. Charoen Phokphand Di Bali. Fakultas Peternakan Udayana. Denpasar.

Widiyanta, Ari. 2002. Sikap Terhadap Lingkungan Alam (Tinjauan Islam Dalam Menyelesaikan Masalah Lingkungan) Makalah Psikologi: Fakultas Kedokteran /Program Studi Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Wijaya, I.G.N.P.S.,N.K.Nuraini dan N. W. T. Inggriati2014. Perilaku Pengusaha Peternakan Babi Landrace dalam Menanggulangi Dampak Pencemaran Lingkungan dan Respon Peternak Tradisional di Desa Wisata Taro Kecamtan Tegallalang Kabupaten Gianyar. Fakultas Peternakan Udayana. Denpasar.

Sarungallo, A. K., a et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1164 - 1178

Page 1178