The Effect of Dragon Fruit Skin Juice in Drinking Water on Carcass And Carcass Part of Lohmann Brown Age of 52 Weeks
on
e-journal
FAPET UNUD
e-Journal
Peternakan Tropika
Journal of Tropical Animal Science
email: [email protected]
Submitted Date: April 28, 2019
Accepted Date: May,27, 2019
Editor-Reviewer Article;: I M. Mudita & I W. Wirawan
Pengaruh Pemberian Jus Kulit Buah Naga Dalam Air Minum Terhadap Karkas dan Racahan Karkas Ayam Lohmann Brown Umur 52 Minggu
Sitepu, M., G. A. M. K. Dewi dan M. Wirapartha
P S Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar Email: [email protected], Telpon: 085337440529
ABSTRAK
Penelitian yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian jus kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) dalam air minum terhadap karkas dan recahan karkas ayam Lohmann Brown umur 52 minggu telah dilaksanakan di Teaching Farm, kandang ayam petelur Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Jimbaran, Badung, Bali selama satu bulan. Penelitian ini menggunakan ayam Lohmann Brown umur 48 minggu sebanyak 45 ekor. Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan dan lima ulangan, setiap ulangan terdiri dari 3 ekor ayam. Perlakuan yang diberikan adalah air minum tanpa jus kulit buah naga (KBN0), air minum yang diberikan jus kulit buah naga sebanyak 1% (KBN1), air minum yang diberikan jus kulit buah naga sebanyak 3% (KBN2). Variabel yang diamati : berat potong, berat karkas, persetase karkas dan recahan karkas (dada, punggung, sayap dan paha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat potong, berat karkas, persentase karkas dan recahan karkas (dada, punggung, sayap, dan paha) pada perlakuan KBN0, KBN1 dan KBN2tidak berbeda nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian jus kulit buah naga dengan konsentrasi 1% dan 3% dalam air minum tidak mempengaruhi berat potong, berat karkas, persentase karkas, recahan karkas (dada, punggung, sayap dan paha) ayam Lohmann Brown umur 52 minggu.
Kata Kunci: jus kulit buah naga, karkas, recahan karkas, ayam lohmann brown.
The Effect of Dragon Fruit Skin Juice in Drinking Water on Carcass And Carcass Part of Lohmann Brown Age of 52 Weeks
ABSTRACT
This research aims to determine theeffect of dragon fruit peel juice in drinking water on carcass and carcass part of Lohmann Brown age of 52 weeks was conducted at Teaching Farm Campus Bukit Jimbaran, Badung, Bali during one month. The experiment used 45 heads of Lohmann Brown age of 48 weeks. The experimental design used was a Complately Randomized Design (CRD) with three treatments and five replications, each replication consisted of 3 layers. The treatments were : driking water without dragon fruit peel juice (KBN0), drinking water given 1% dragon fruit peel juice (KBN1), and drinking water given dragon fruit peel juice 3% (KBN2). The variabels observed were : slaughtering weight,
carcass weight, carcass persentage, carcass part (chest, back, wings and thigh). The result showed that slaughtering weight, carcass weight, carcass persentage, carcass part (chest, back, wings and thight) in the KBN0, KBN1 and KBN2 treatments were not significantly different (P>0.05). Based on the result of the study it can be concluded that the given of dragon fruit peel juice in drinking water in the level of 1% and 3% does not effect the slaughtering weight, carcass percentage, carcass part (chest, back, wings and thight) of Lohmann Brown age of 52 weeks.
Key words: juice skin dragon fruit, carcass, and each carcass, lohmann brown
PENDAHULUAN
Kulit buah naga merupakan salah satu hasil limbah dari buah naga yang masih belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Adapun cara untuk memanfaatkan kulit buah naga tersebut dengan cara di jus, dan diberikan dalam air minum secara ad libitum pada ayam Lohmann Brown. Menurut Citramukti (2008) bagian dari buah naga 30-35% merupakan kulit, kandungan antioksidan yang tinggi tidak hanya terdapat pada daging buah naga, namun juga terdapat pada kulit buah naga.Menurut Nurliyana et al. (2010), dalam 1 mg/ml kulit buah naga pada umumnya dapat menghambat sebanyak 83,48 radikal bebas, sedangkan untuk 1 mg/ml daging buah naga hanya dapat menghambat radikal bebas sebesar 27,45. Selain itu, kulit buah naga juga memiliki kandungan vitamin C yang dapat diberikan sebagai vitamin alami (Sadarmanet al., 2013). Maka pemberian jus kulit buah naga dalam air minum sangat baik diberikan pada ayam Lohmann Brown untuk meningkatkan produksinya.
Ayam Lohmann Brown merupakan ayam tipe petelur yang popular untuk pasar komersil, ayam ini merupakan ayam hibrida dan selektif dibiakkan khusus untuk menghasilkan telur, diambil dari jenis Rhode Island Red yang dikembangkan oleh perusahaan Jerman bernama Lohman Tierzuch. Adapun kelebihan dari pada ayam Lohmann Brown ini adalah cukup cepat mencapai dewasa kelamin, yaitu 50% produksi dicapai pada umur 140150 hari. Selain itu, ayam Lohmann Brown ini efesien dalam penggunaan ransum dan tidak memiliki sifat mengeram (Sudarmono, 2003).
Salah satu produk peternakan yang sangat digemari dan sumber gizi yang sangat dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat karena kandungan proteinnya yang tinggi terdapat pada daging ayam. Menurut (AAK, 2003) karkas atau sering dikenal dengan daging adalah hasil pemotongan ternak yang telah dibuang darah, bulu, kepala, leher, dan jeroannya. Selama ini, masyarakat hanya mengetahui bahwa daging ayam yang dikonsumsi hanyalah berasal dari ayam broiler atau ayam kampung saja. Selain kedua sumber penghasil daging ayam tersebut, alternatif daging ayam yang lain dapat kita temukan adalah ayam Lohmann Brown.Ayam
Lohmann Brownmerupakan suatu jenis ayam yang dapat dimanfaatkan sebagai dwiguna (tipe sedang) yaitu sebagai penghasil telur dan pada masa afkirnya dapat digunakan sebagai ayam potong. Ayam Lohmann Brown tersebut dapat di manfaatkan sebagai ayam potong pada umur 80 minggu, adapun berat karkas yang dihasilkan ayam Lohmann Brown pada umur 80 minggu sebesar 1.943gr – 2.147gr (Charoen Pockpand, 2005) Oleh sebab itu, peranan kulit buah naga masihlah baik diberikan pada unggas dalam bentuk air minum karena didalam kulit buah naga masih terdapat nutrisi yang baik untuk diberikan pada ayam Lohmann Brown tersebut. Selain itu, kebutuhan akanair minum pada ayam dan unggas lainnya sebesar 2-7 kali berat pakan yang dimakannya dalam bentuk kering. Selain itu, menurut Retno Bijanti (2008) menyatakan bahwa penggunaan buah mengkudu dalam air minum sebesar 1%, 2% dan 3% yang diberikan pada ayam dapat mempengaruhi karkas dengan baik.
Berdasarkan informasi tersebut, maka perlu dilaksanakan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus kulit buah naga merah (Hylocereuspolyrhizus) dalam air minum terhadap produktivitas ayam Lohmannn Brown umur 52 minggu. Pemberian jus kulit buah naga dalam air minum diharapkan dapat mempengaruhi karkas, dan recahan karkas (dada, punggung, paha, sayap) pada ayam Lohmannn Brown.
MATERI DAN METODE
Materi
Ayam
Ayam yang akan digunakan adalah ayam petelurLohmann Brown umur 48 Minggu sebanyak 45 ekor.
Kandang
Kandang yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah “battery colony”. Petak kandang penelitian berada di dalam naungan kandang yang memiliki ukuran panjang 18 m, lebar 5 m, tinggi 4 m dengan atap terbuat dari asbes dan masing–masing petak kandang terbuat dari bambu dengan ukuran panjang 65 cm, lebar 55 cm, tinggi 40 cm dengan bentuk kandang “battery colony” kandang ayam yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 petak kandang.Untuk tempat air minum terbuat dari plastik dengan kapasitas 1 liter, tempat air minum yang digunakan sebanyak 15 buah, dan tempat ransum terbuat dari plastik dengan kapasitas 1 kg. Penempatan air minum dan tempat ransum berada di depan petak kandang kandang dengan cara digantung. Penerangan kandang menggunakan lampu bohlam 60 watt dan juga berfungsi untuk menghangatkan ayam pada saat malam hari.
Peralatan
Perlatan yang dipergunakan berupa tempat ransum sebagai wadah penampungan pakan, tempat minum sebagai wadah penampung air minum, koran dan plastik sebagai alas penampungan kotoran, gelas ukur untuk mengukur pemberian jus kulit buah naga, pisau untuk memotong kulit buah naga dan ayam, timbangan elektrik untuk menimbang ayam dan karkas ayam, blender untuk menghaluskan kulit buah naga, berbagai wadah sampel untuk tempat meletakkan ayam hasil penelitian, ember untuk menampung air, kompor, drum/panci, kamera dokumentasi, dan alat tulis.
Ransum dan air minum
Ransum yang diberikan pada penelitian ini adalah ransum komersial untuk ayam
petelur yaitu PAR-L1 produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Air minum yang diberikan ialah air yang dicampur dengan jus kulit buah naga.
Metode
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kandang ayam petelur Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Jimbaran, Badung, Bali. Penelitian berlangsung selama 1 bulan, mulai tanggal 23 Desember 2018 - 23 Januari 2019
Rancangan penelitian
Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Tiap ulangan (unit percobaan) menggunakan 3 ekor ayam Lohmann Brown. Ketiga perlakuan tersebut adalah :
KBN0 = Air minum tanpa diberi jus kulit buah naga merah sebagai control
KBN1 = Air minum yang diberi jus kulit buah naga merah sebanyak 1%
KBN2 = Air minum yang diberi jus kulit buah naga merah sebanyak 3%.
Pengacakan ayam
Sebelum penelitian dilaksanakan, untuk mendapatkan berat badan ayam Lohmann Brown yang homogen.semua ayam (70 ekor) ditimbang untuk mencari berat badan rata-rata (X) dan stadardivisiasinya. Ayam yang digunakan adalah yang memiliki kisaran bobot badan rata-rata ± standar devisiasinya sebanyak 45 ekor. Ayam Lohmann Brown tersebut dimasukkan ke dalam 15 unit kadang secara acak dan masing-masing unit diisi 3 ekor ayam Lohmann Brown..
Pejbuatan Jus kulit buah naga
Pembuatan jus kulit buah naga dilakukan dengan cara mengumpulkan kulitbuah naga tersebut, dan kemudian kulit buah naga dicuci dengan air bersih, setelah itu potong kecil-kecil kulit buah naga tersebut dengan lebar ± 2cm, kemudian beratnya ditimbang 1 kg dan ditambahkan air dengan perbandingan 1:1 selanjutnyakulit buah naga tersebut diblender sampai halus dansetelah itu masukkan ke dalam botol penampungan. Skema pembuatan jus kulit buah naga ditampilkan pada Gambar 1
Kulit buah naga sebanyak 1
I
Kulit buah naga dicincang dengan ukuran ± 2cm
▼
Kulit buah naga ditambah 1 liter air diblender hingga halus
T
Jus kulit buah naga disaring dan dimasukkan ke dalam botol
Gambar 1 Skema Pembuatan Jus Kulit Buah Naga
Pemberian ransum dan air minum
Pengukuran air minum pada ayam Lohmann Brown menggunakan gelas ukur, kemudian diukur sebanyak 1 liter. Air minum diberikan 2 kali dalam 1 hari, pada pagi dan sore hari dan diberikan sesuai dengan perlakuan. Pemberian ransum ditimbang menggunakan timbangan elektrik, kemudian ditimbang sebanyak 1 kg. Ransum diberikan 2 kali dalam 1 hari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Pakan yang diberikan adalah pakan komersil PAR-L1 produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
Tabel 1. Kandugan nutrien ransum komersial PAR-L1 untuk ayam petelur produksi dari PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
Kandungan |
Komposisi (%) |
Energi metabolis (kkal/kg) Protein Lemak Serat Kasar Kalsium Fosfor |
2900 17-19 3-11 5-6 3,5 0,45 |
Sumber: PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.
Metode pemotongan
Sebelum dilakukan pemotongan tersebut, terlebih dahulu ayam dipuasakan selama 12 jam agar tidak ada tersisa makanan di tembolok dan ususnya sehingga tidak mempengaruhi berat ayam tersebut. Kemudian dilakukan penyembelihan pada bagian vena jugularisdan arteri carotis, agar mengeluarkan darah pada ayam tersebut. Ayam yang sudah disembelih pada bagian vena jugularisdan arteri carotis, kemudian dimasukkan kedalam drum atau panci yang berisi air panas, yang berfungsi untuk membunuh bakteri dan memudahkan dalam proses pencabutan bulu ayam tersebut. Setelah itu, proses pencambutan bulu ayam, pemotongan pada bagian kepala, leher, kaki (ceker), pengeluaran isi rongga perut dan melakukan pencucian. Setelah karkas tersebut dicuci kemudian dilakukan proses pemotongan pada bagian recahan karkas, seperti dada, punggung, paha, dan sayap pada ayam Lohmann Brown.
Variabel yang akan diamati
Variabel yang diamati atau diukur dalam penelitian ini adalah :
-
1. Berat potong : diperoleh dengan cara menimbang berat ayam setelah dipuasakan selama 12 jam.
-
2. Berat karkas: diperoleh dengan cara menimbang karkas ayam yang telah dihilangkan bulu, darah, kepala, leher, kaki, dan jeroannya.
-
3. Persentase Karkas : diperoleh dengan cara perbandingan berat karkas dengan berat potong dikalikan 100%.
-
4. Berat paha : diperoleh dengan cara menimbang recahan karkas pada bagian paha ayam Lohmann Brown.
-
5. Berat dada : diperoleh dengan cara menimbang recahan karkas pada bagian dada ayam Lohmann Brown.
-
6. Berat punggung : diperoleh dengan cara menimbang recahan karkas pada bagian punggung ayam Lohmann Brown.
-
7. Berat sayap : diperoleh dengan cara menimbang recahan karkas tersebut pada bagian sayap ayam Lohmann Brown.
Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam, apabila terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) diantara perlakuan, maka analisis dilanjutkan dengan uji jarak berganda dari Duncan (Steel dan Torrie, 1993).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian pengaruh pemberian jus kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus)terhadap karkas dan recahan karkas ayam Lohmann Brownumur 52 miggu yang diberikan melalui air minum disajikan pada Tabel 2
Tabel 2 Pengaruh pemberian jus kulit buah naga sebanyak 1% dan 3% melalui air minum
terhadap karkas dan recahan karkas ayam LohmannBrown umur 52 minggu
Variabel |
Perlakuan1) |
SEM3) | ||
KBN0 |
KBN1 |
KBN2 | ||
Berat Potong (g) |
1633.60a |
1633,00a |
1640.20a2) |
11.51 |
Berat Karkas (g) |
922.80a |
929.80a |
934.00a |
23.56 |
Persentase Karkas(%) Recahan Karkas : |
56.490a |
56.920a |
57.130a |
1.25 |
• Dada (g) |
265.20a |
263.80a |
255.80a |
5.37 |
• Punggung (g) |
230.00a |
253.00a |
263.60a |
12.65 |
• Sayap (g) |
126.60a |
120.00a |
121.60a |
6.86 |
• Paha (g) |
301.00a |
293.00a |
293.00a |
13.28 |
Keterangan:
1. KBN0: Air minum tanpa jus kulit buah naga sebagai kontrol dan diberi ransum komersil
KBN1: Air minum yang diberi jus kulit buah naga sebanyak 1% dan diberi ransum komersil
KBN2 : Air minum yang diberi jus kulit buah naga sebanyak 3% dan diberi ransum komersil
-
2 . Nilai dengan huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05).
-
3 .SEM (Standard Error of the Treatment Means)
Hasil penelitian pemberian jus kulit buah naga dalam air minum menunjukkan bahwa berat potong dengan penambahan 3% jus kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) pada perlakuan KBN2 dengan berat potong perlakuan KBN0 dan KBN1memiliki hasil yang relatif sama (Tabel 3.1). Namun secara kuantitatif berat potong pada perlakuan KBN2 lebih tinggi dari KBN0. Hal ini disebabkan karena kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) mengandung antosianin yang berperan sebagai antioksidan. Ayam Lohmann Brown yang diberikan penambahan jus kulit buah naga dalam air minumnya akan membantu dalam proses
pencernaan dan dapat berfungsi sebagai prebiotik pada ayam sehingga zat-zat makanan dapat diserap dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Jin et al. (1997) yang menyatakan bahwa keberadaan prebiotik atau mikroba menguntungkan dalam saluran pencernaan dapat meningkatkan aktivitas enzim dan meningkatkan kecernaan pada ayam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat karkas pada ayam Lohmann Brown umur 52 minggu yang diberikan jus kulit buah naga dalam air minum sebanyak 3% pada perlakuan KBN2 memiliki berat karkas yang paling tinggi, namun secara statistik tidak berbeda nyata dengan perlakuan KBN0 dan KBN1 (Tabel 3.1). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian jus kulit buah naga dalam air minum dengan perlakuan 3% belum dapat mempengaruhi berat karkas ayam Lohmann Brown, karena faktor yang paling mempengaruhi berat karkas adalah berat potong. Hal ini sesuai dengan pendapat Herman (1989) menyatakan bahwa berat karkas pada ayam dipengaruhi oleh berat potong sehingga semakin tinggi berat potong maka berat karkas yang dihasilkan juga semakin tinggi. Selain itu faktor genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan komposisi tubuh yang meliputi distribusi berat dan komponen karkas.
Persentase karkas pada perlakuan KBN2 dengan berat potong yang relatif sama menghasilkan persentase karkas yang paling tinggi, namun secara statistik tidak berbeda nyata dengan perlakuan KBN0 dan KBN1 (Tabel 3.1). Hal ini disebabkan karena kandungan jus kulit buah naga dapat digunakan dengan baik di dalam aktifitas saluran pencernaan, dimana dalam kulit buah naga tersebut mengandung antioksidan yang baik untuk mencegah pertumbuhan radikal bebas dalam tubuh ayam. Nurliyana et al. (2010) menyatakan bahwa di dalam 1 mg/ml kulit buah naga merah mampu menghambat 83,48±5,03% radikal bebas, sedangkan pada daging buah naga hanya dapat menghambat radikal bebas sebesar 27,45±1,02%. Sehingga penyerapan nutrisi akan lebih baik dan nutrisi lebih banyak disimpan dalam daging ayam. Hasil penelitian ini sesuai dengan Mustika et al. (2014) menyatakan kandungan yang terdapat dalam kulit buah naga merah dapat berfungsi sebagai antibakteri sehingga penyerapan zat makanan lebih optimal. Selain itu, disebakan karena air minum yang digabung dengan jus kulit buah naga membuat kebutuhan nutrisi harian ayam lebih cepat terpenuhi sehingga ayam lebih memilih air minum jus kulit buah naga.
Ayam Lohmann Brown yang diberikan air minum tanpa jus kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) KBN0 memiliki berat dada yang sama dengan perlakuan KBN1 dan KBN2 (Tabel 3.1). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian jus kulit buah naga dalam air minum dengan level 1% dan 3% tidak berpengaruh terhadap recahan karkas bagian dada
ayam Lohmann Brown. Hal ini disebabkan karena potongan dada dipengaruhi oleh berat potong yang secara tidak langsung akan mempengaruhi berat karkas dan bagian-bagian karkas. Hal ini sesuai dengan pendapat Soeparno (1994) bahwa ada hubungan yang erat antara berat karkas dan bagian-bagian karkas dengan berat potong, sehingga apabila dari hasil analisis berat potong dan berat karkas didapat hasil yang tidak berpengaruh nyata maka hasilnya tidak jauh berbeda pada bagian-bagian karkasnya. Selain itu faktor yang dapat menyebabkan penggunaan jus kulit buah naga yang diberikan dalam air minum tidak berbeda nyata terhadap berat dada adalah umur pemotongan ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Erisir et al. (2009), bahwa semakin tua umur potong ayam menghasilkan berat pada bagian dada yang semakin tinggi. Pribady (2008) menambahkan bahwa pertumbuhan potongan dada tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan secara umum. Potongan pada bagian dada unggas adalah tempat perdagingan yang tebal dengan persentase tulang yang kecil, sehingga pada umur yang masih muda perdagingan pada dada masih sedikit dan akan meningkat seiring dengan umur yang meningkat.
Berat pungung ayam Lohmann Brownpada perlakuan yang diberikan air minum tanpa jus kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) KBN0 memiliki berat punggung yang paling rendah, namun secara statistik tidak berbeda nyata dengan perlakuan KBN1 dan KBN2 (Tabel 3.1). Pada variabel recahan karkas bagian punggung tidak berbeda nyata meskipun perlakuan KBN2 memiliki nilai yang paling tinggi. Hal ini disebabkan karena punggung adalah bagian yang didominasi oleh tulang dan kurang berpotensi untuk menghasilkan daging. Hasil penelitian ini sesuai dengan Ilham (2012) yang menyatakan bahwa pada bagian punggung bukan merupakan bagian tempat terjadinya deposisi daging yang utama sehingga pada masa pertumbuhan, nutrien untuk pembentuk daging terdapat pada tempat-tempat deposisi daging. Sedangkan menurut Separno (1994) bahwa ada hubungan yang erat antara berat karkas dan bagian recahan karkas dengan bobot potong, sehingga apabila dari hasil analisis bobot potong dan karkas didapat hasil yang tidak berpengaruh nyata maka hasilnya tidak jauh berbeda pada bagian-bagian karkasnya.
Berat sayap ayam Lohmann Brown yang paling tiggi adalah pada perlakuan yang diberikan air minum tanpa jus kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) KBN0 secara statistik tidak berpengaruh nyata dengan perlakuan KBN1 dan KBN2 (Tabel 3.1). Pada variabel recahan karkas bagian sayap tidak berbeda nyata meskipun perlakuan KBN0 memiliki nilai yang tertinggi. Hal ini disebabkan karena pada bagian sayap ayam Lohmann Brown didominasi oleh tulang, untuk produksi daging yang dihasilkan sagatlah sedikit. Sehingga
pada masa pertumbuhan ini didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata. Hal ini juga didukung oleh Soeparno (2009) menyatakan bahwa bagian-bagian tubuh yang paling banyak tulang adalah sayap, kepala, leher dan kaki, sehingga persentasenya semakin menurun dengan meningkatnya umur ayam, karena bagian-bagian ini mempunyai pertumbuhan yang konstan pada ayam dewasa.
Ayam Lohmann Brown pada perlakuan yang diberikan air minum tanpa jus kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) KBN0 memiliki berat paha yang paling tinggi, namun berdasarkan analisis statistik menunjukkan hasil tidak berbeda nyata dengan perlakuan KBN1 dan KBN2 (Tabel 3.1). Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian jus kulit buah naga dengan level 1% dan 3% dalam air minum tidak berpengaruh terhadap berat paha ayam Lohmann Brown. Hal ini disebabkan oleh berat potong yang secara tidak langsung akan mempengaruhi berat karkas dan bagian-bagian karkas. Hal ini sesuai pendapat Soeparno (1994) bahwa ada hubungan yang erat antara berat karkas dan bagian-bagian karkas dengan berat potong, sehingga dari hasil analisis berat potong dan berat karkas didapat hasil yang tidak berpengaruh nyata maka hasilnya tidak jauh berbeda pada bagian-bagian karkasnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemeberian jus kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) dengan konsentrasi 1% dan 3% dalam air minum tidak berpengaruh nyata terhadap berat potong, berat karkas, persentase karkas, recahan karkas (paha, punggung sayap, dada) pada ayam Lohmann Brown umur 52 minggu.
Saran
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dapat disarankan pada penelitian selanjutnya agar menambahkan pemberian jus kulit buah naga dalam air minum dengan konsentrasi 6% pada ayam Lohmann Brownuntuk dijadikan perbandingan dengan hasil penelitian yang diperoleh saat ini.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) dan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS atas pelayanan administrasi dan fasilitas pendidikan yang diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Peternakan, Universitas Udayana.
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agraris Kanisius (AAK). 2003. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan keenam. Kanisius. Jakarta.
Charoen Pokphand Indonesia. 2005. Manual Manajemen Broiler CP 707. URL:http://www. charoenpokphand/org.com/. (di akses pada pada tanggal 22 Agustus 2018).
Citramukti, I. 2008. Ekstraksi dan Uji Kualitas Pigmen Antosianin pada Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis), (Kajian Masa Simpan Buah dan Penggunaan Jenis Pelarut). Skripsi. Jurusan THP Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Erisir Z, O. Poyraz, E. Onbasilar, E. Erdem, G. Oksuztepe. 2009. Effect of housing system, swimming pool and slauger age on duck performance, carcass and meat characteristics. J Anim Vet Adv 8 (9): 1864-1869.
Herman. R, 1989.Produksi Kelinci. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.
Ilham, M. 2012. Pengaruh Penggunaan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Fermentasi dalam Ransum Terhadap Persentase Karkas, Nonkarkas, dan Lemak Abdominal Itik Jantan Umur Delapan Minggu. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Jin, L., N. Abdullah, M.A. Ali and S. Jalaludin. 1997. Effect of adherent lactobacillus cultures on growth, weight of organ and intestinal microflora and volatile fatty acids in Broiler. Anim. Feed. Sci. Tech. 70(3): 197-209.
Mustika, A. I. C., O. Sjofjan., E. Widodo. 2014. Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhyzus) dalam Pakan terhadap Penampilan Produksi Burung Puyuh (Coturnix japonica). (Skripsi). Universitas Brawijaya Malang.
Nurliyana, R., I. Syed Zahir., K.M. Suleiman., M.R Aisyah and K. Kamarul Rahim. 2010. Antioxidant study of pulps and peels of dragon fruit: A Comparative Study. International Food Research Journal. 17: 367- 375.
Pribady, W. A. 2008. Produksi karkas angsa (Anser eygnoides) pada berbagai umur pemotongan. Skripsi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Retno Bijanti. 2008. Potensi sari buah mengkudu (Morinda Citrifolia) terhadap kualitas karkas, kadar vitamin C dan kadar malonedialdehide (MDA) dalam darah Ayam Pedaging. Vol. 24, No. 1, hlm. 47.
Sadarman., E. Saleh dan S. Sudarman. 2013. Performans Produksi Ayam Pedaging yang Diberi Seduhan Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) Dalam Air Minum. Prosiding. Seminar Nasional 12 Desember 2013. Fakultas Pertanian dan Peternakan, UIN Suska Riau. Pekanbaru.
Soerparno, 2009. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan V. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta. Herman. R, 1989.Produksi Kelinci. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.
Steel, R. G. D and J. H. Torrie. 1993. Principle and Prosedures Statistics, 2ndEd. McGeawhill International Book Co. London
Sudarmono, A.S., 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanisius, Yogyakarta.
Sitopu et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 481- 492
Page 492
Discussion and feedback