Feed Management on I Made Sukarata Pigs Breeding Livestock in Batu Paras, Padangsambian Kaja Village, District of Denpasar
on

e--journal FAPET UNUD
e-Journal

Universitas Udayana
Peternakan Tropika
Journal of Tropical Animal Science
email: peternakantropika@yahoo.com
Submitted Date: July 25, 2018
Accepted Date: July 31, 2018
Editor-Reviewer Article;: I M. Mudita
Managemen Pakan Pada Peternakan Babi Pembibitan milik Bapak I Made Sukarata di Br. Batu Paras, Desa Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar
Sulastri, N.N., I.M. Mudita., dan I.W. Sukanata., PS. Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jln. PB Sudirman, Denpasar Telpon: +6285737690607, E-mail : sulastri.nym96@gmail.com
ABSTRAK
Babi merupakan ternak prolifik yang mampu menghasilkan anak dengan jumlah yang banyak dalam satu kali kelahiran. Babi memiliki banyak keunggulan yaitu babi sangat efisien dalam memanfaatkan makanan. Babi sangat baik dalam mengolah makanannya untuk dijadikan bahan makanan bagi manusia seperti pada bagian karkasnya. Dengan pakan yang seadanya babi mampu tumbuh relatif lebih baik. Apabila diberikan ransum standar atau makanan yang mengandung zat-zat sesuai dengan kebutuhan hidupnya, babi mampu mencapai bobot badan 0,7-0,8kg/hari bahkan ada yang mampu mencapai hingga 1kg/hari dengan konsumsi ransum 2,5-3kg/hari sehinggga Feed Convertion Ratio (FCR) bisa antara 3,5-3,7. Dalam manajemen pemeliharaan babi, salah satu yang sangat diperhatikan adalah manajemen pakan. Memperhatikan kualitas dan kuantitas pakan dalam ransum merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ternak dan tingkat keuntungan yang diraih oleh peternak.Ransum yang baik adalah ransum yang mampu memenuhi kebutuhan zat nutrisi yang diperlukan oleh ternak seperti air, karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Dalam menyusun ransum berbagai hal yang harus diperhatikan agar ransum tersebut dapat memberikan efek yang baik bagi ternak seperti ambang kebutuhan akan gizi dari kelompok babi pemakai, kandungan zat makanan dalam pakan, daya guna zat makanan dan ketersediaan bahan termasuk harganya. Dalam peternakan milik bapak I Made Sukarata pakan yang diberikan memiliki kandungan nutrisi yang masih dibawah standar sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas ternak. Dengan pemberian pakan 3kg perhari untuk induk dara dan pejantan kemudian 4kg perhari untuk induk bunting tua dan menyusui tidak memberikan pertumbuhan yang maksimal ketika nutrisi babi tidak sesuai dengan kebutuhan. Liter size dari peternakan milik Bapak I Made Sukarata yaitu kisaran 8-10 ekor dengan bobot lahir 1,7-1,8 kg per ekor dan berat badan lepas sapih yaitu 7kg per ekor. Pertumbuhan ternak babi sangat dipengaruhi oleh nutrien yang tergantung dalam pakan.
Kata kunci : Babi, ransum dan pertumbuhan.
Feed Management on I Made Sukarata Pigs Breeding Livestock in Batu Paras, Padangsambian Kaja Village, District of Denpasar
ABSTRACK
Pigs are prolific livestock capable of producing large numbers of piglets at one birth.
Pigs have many advantages that pigs are very efficient in utilizing feed. Pig is very good in processing the feed to be used as food for humans as in the carcass. With a rough feed the pig

is able to grow relatively better. When given a standard ration or feed containing substances in accordance with the needs of life, pigs can reach 0.7-0,8kg / day body weight and some are able to reach up to 1kg / day with 2.5-3kg / day ration consumption so Feed conversion Ratio (FCR) can be between 3.5-3,7. In the management of pigs, one of the most noticed is the feed management. Taking into account the quality and quantity of feed in the ration is one of the most important factors in increasing the growth of livestock and the level of profit earned by the breeder.A good ration is a ration that is able to meet the nutritional needs required by livestock such as water, carbohydrates, fats, proteins, vitamins and minerals. In preparing the rations a variety of things must be considered so that rations can provide good effects for livestock such as the threshold of nutritional needs of the group of pig users, the content of food substances in the diet, the use of nutrients and the availability of materials including the price. In the farm owned by Mr. I Made Sukarata feed given has nutritional content that is still below the standards that will affect the growth and productivity of livestock.With 3kg / day feeding for mains and studs then 4kg / day for old pregnant and breastfeeding parents did not provide maximum growth when pig nutrition did not meet the needs. Liter size from the farm owned by Mr. I Made Sukarata is the range of 8-10 tail with birth weight 1.7-1.8 kg / head and weight loss of wean is 7kg / ekor. The growth of pigs is greatly influenced by the nutrients that depend on the feed.
Keywords: Pig, ration and growth.
PENDAHULUAN
Beternak babi merupakan salah satu peluang usaha yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di masyarakat khususnya di daerah Bali seiring dengan meningkatnya kebutuhan protein hewani salah satunya daging babi. Peternakan babi di Bali memegang peranan penting khususnya dalam hubungannya dengan kebiasaan dan adat istiadat masyarakat Bali (Masudana, 1975).Dalam bukunya Budaarsa (2012), menyatakan bahwa salah satu adat istiadat masyarakat di Bali yaitu menggunakan babi sebagai babi guling. Kebutuhan akan babi guling setiap tahun untuk ucapara Ngusabha Dalem di Desa Timbrah, Kabupaten Karangasem sekitar 1.600 ekor dan upacara Ngusabha di Pura Bukit Gumang, Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem sekitar 1.000 ekor. Selain itu, rumah makan babi guling yang tersebar di pulau Bali juga membutuhkan babi dalam jumlah yang cukup besar/hari.
Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki, babi menjadi salah satu ternak yang
banyak diminati oleh masyarakat. Budaarsa (2012), menyatakan kelebihan dari ternak babi antara lain babi sangat efisien dalam memanfaatkan makanan. Babi sangat baik dalam mengolah makanannya untuk dijadikan bahan makanan bagi manusia seperti pada bagian karkasnya. Dengan pakan yang seadanya babi mampu tumbuh relatiflebih baik. Apabila diberikan ransum standar atau makanan yang mengandung zat-zat sesuai dengan kebutuhan hidupnya, babi mampu mencapai bobot badan 0,7-0,8kg/hari bahkan ada yang
mampu mencapai hingga 1kg/hari dengan konsumsi ransum 2,5-3kg/hari sehinggga Feed Convertion Ratio (FCR) bisa antara 3,5-3,7. Dari segi karkasnya babi mampu mencapai 65-70% sedangkan ternak lain sekitar 56%. Keunggulan babi yang lainnya yaitu babi merupakan ternak prolifik yang artinya mampu menghasilkan anak dengan jumlah banyak antara 8-12 ekor dalam satu kali kelahirannya dengan masa bunting 114 hari sehingga dalam satu tahun babi mampu beranak sebanyak dua kali.
Dalam manajemen pemeliharaan babi, salah satu yang sangat diperhatikan adalah manajemen pakan. Memperhatikan kualitas dan kuantitas pakan dalam ransum merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ternak dan tingkat keuntungan yang diraih oleh peternak. Prakkasi(1983), 55-85% dari seluruh biaya produksi dalam peternakan adalah biaya ransum, maka perlu mempelajari penggunaan bahan-bahan yang mempunyai potensi dan produksi yang tinggi, mudah di dapat dan harganya relatif murah untuk ransum ternak. Ransum yang baik adalah ransum yang mampu memenuhi kebutuhan zat nutrisi yang diperlukan oleh ternak seperti air, karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Dalam menyusun ransum berbagai hal yang harus diperhatikan agar ransum tersebut dapat memberikan efek yang baik bagi ternak seperti ambang kebutuhan akan gizi dari kelompok babi pemakai, kandungan zat makanan dalam pakan, daya guna zat makanan dan ketersediaan bahan termasuk harganya (Ardana dan Harya P., 2015). Sehingga dalam jurnal ini penulis akan membahas mengenai manajemen pemberian pakan pada peternakan babi pembibitan milik Bapak I Made Sukarata di Br. Batu Paras, Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat dalam kegiatan Praktek Kerja Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Udayana tahun 2017.
MATERI DAN METODE
Babi
Babi yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu babi induk Landrace dengan jumlah 43 ekor dengan rata-rata berat badan 180kg.
Waktu dan Tempat
Kegiatan Paktek Kerja Mahsiswa Fakultas Peternakan Universitas Udayana tahun 2017 dilaksanakan di Peternakan Babi Pembibitan milik Bapak I Made Sukarata yang bealamat di Br. Batuparas, Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat. Pelaksanaanya selama 22 hari mulai tanggal 18 Oktober – 8 November 2017.
Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam praktek kerja mahasiswa untuk mengumpulkan data ialah pengamatan, wawancara, on the job training dan studi pustaka. Metode pengamatan dilaksanakan dengan pengamatan langsung mengenai kondisi kegiatan. Metode wawancara dilaksanakan dengan melaksanakan tanya-jawab dengan pihak yang bersangkutan mengenai bagian yang kurang jelas. on the job training dilaksanakan dengan langsung melaksanakan kegiatan bersama pihak yang bersangkutan sehingga memperoleh data. Metode studi pustaka dilaksanakan dengan mempelajari pustaka yang bersumber dari buku, jurnal dan data di internet mengenai pakan babi .
Prosedur Palaksanaan
Prosedur yang setiap hari dilaksanakan yaitu pembersihan kandang dan memandikan ternak yang dilaksanakan dua kali sehari. Pemberian pakan dilaksanakan dua kali sehari dan pemberian minum secara ad libitum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Peternakan milik Bapak I Made Sukarata
Usaha peternakan babi milik bapak I Made Sukarata beralamat di Gang Yudistira, Jalan Sindu Redja, Banjar Batu Paras, Padangsambian Kaja Denpasar Barat. Usaha pembibitan ini bermula pada tahun 2008 dengan memelihara babi induk sebanyak 2 ekor yang bertempat di belakang halaman rumah. Bermula dari 2 ekor induk kemudian berkembang menjadi 6 ekor. Bibit yang dihasilkan pada saat itu dijual oleh beliau di sekitar rumah dan tetangga yang memelihara babi penggemukan. Dalam mendirikan usaha pembibitan babi ini, bapak I Made Sukarata tidak pernah menyerah walau pada tahun 2010 harga babi merosot sampai usaha pembibitan beliau merugi. Karena tekad beliau terus berusaha dan dari 6 ekor induk tersebut terus berkembang menjadi 10 ekor induk hingga saat ini sudah berkembang menjadi 47 ekor induk. Pemasaran bibit yang
dihasilkan oleh peternakan milik bapak I Made Sukarata dijual disekitaran kandang dan pelanggan dari daerah lain.
Pakan babi di peternakan milik bapak I Made Sukarata
Pakan yang diberikan pada pembibitan ternak babi milik bapak I Made Sukarata adalah campuran dedak padi dan konsentrat jenis Charoen Phokphan 157serta mineral 10. Pakan tersebut diberikan pada babi induk dara, babi bunting tua, babi menyusu dan babi
pejantan. Formulasi dan jumlah ransum yang diberikan untuk babi induk dara dan babi pejantan adalah sama akan tetapi untuk babi bunting dengan umur yang sudah tua diberikan ransum dengan formulasi yang sama namun dengan jumlah yang lebih banyak. Sedangkan untuk babi menyusui diberikan formulasi ransum yang berbeda. Pemberian ransum untuk babi induk dara dan babi pejantan sejumlah 3kg per hari kemudian untuk babi bunting tua dan babi menyusui diberikan pakan sejumlah 4kg per hari. Formulasi dan kandungan nutrisi ransum untuk babi induk dara, babi pejantan, induk babi bunting tua dan babi menyusui dapat dilihat pada Tabel. 1-3
Tabel 1. Pakan beserta nutrisi yang diberikan pada peternakan milik Bapak I Made Sukarata untuk babi induk dara, babi pejantan dan babi bunting tua
Bahan |
Jumlah (%)1) |
ME (Kkal) |
CP (%) |
SK (%) |
Lemak (%) |
Ca (%) |
P (%) |
Dedak padi |
80 |
2280 |
10.64 |
7.2 |
10.4 |
0.056 |
1.288 |
Konsentrat 557 |
10 |
0 |
3.7 |
0.6 |
0.4 |
0.3 |
0.12 |
Mineral 10 |
10 |
0 |
0 |
0 |
0 |
4.5 |
1.2 |
Total |
100 |
2280 |
14.34 |
7.8 |
10.8 |
4.856 |
2.608 |
Sumber : NRC (1998) 1) Peternak
Tabel 2. Pakan beserta nutrisi yang diberikan pada peternakan milik Bapak I Made Sukarata untuk babi menyusui
Energi (ME) (Kkal) |
Jumlah (%) 1) |
ME(Kkal) |
CP (%) |
SK (%) |
Lemak (%) |
Ca (%) |
P (%) |
Dedak padi |
70 |
1995 |
9.31 |
6.3 |
9.1 |
0.049 |
1.127 |
Konsentrat 557 |
20 |
0 |
7.4 |
1.2 |
0.8 |
0.6 |
0.24 |
Mineral 10 |
10 |
0 |
0 |
0 |
0 |
4.5 |
1.2 |
Total |
100 |
1995 |
16.71 |
7.5 |
9.9 |
5.149 |
2.567 |
Sumber :NRC (1998) 1) Peternak |
Menurut Ardana dan Harya P. (2015), konsumsi ransum untuk babi induk dara, induk bunting tua dan induk laktasi dapat dilihat dalam Tabel. 3
Tabel 3. Kandungan nutrisi ransum induk dara
Nutrien |
Jumlah |
Energi (ME) |
2900 Kkal/kg |
Protein |
13% |
Lemak (minimum) |
3% |
Serat (maksimum) |
7% |
Abu (maksimum) |
9.50% |
Kalsium |
0.90% |
Fosfor |
0.70% |
Sumber : Ardana dan Harya P., (2015) |
Tabel 4 Kandungan nutrisi babi induk bunting tua
Nutrien |
Jumlah |
Energi (ME) Protein Lemak (minimum) Serat (maksimum) Abu (maksimum) Kalisum Fosfor |
2900 Kkal/kg 13% 3% 7% 9.50% 0.90% 0.70% |
Sumber : Ardana dan Harya P., (2015)
Tabel 5 Kandungan nutrisi babi induk laktasi
Nutrien |
Jumlah |
Energi (ME) Protein Lemak(minimum) Serat(maksimum) Abu (maksimum) Kalsium Fosfor |
3150 Kkal/kg 16% 3% 7% 9.50% 0.90% 0.80% |
Sumber : Ardana dan Harya P., (2015)
Tabel 6. Kandungan Nutrisi Babi Pejantan
Nutrien |
Jumlah |
Energi (ME) (minimum) |
3000 Kkal/kg |
Protein kasar (minimum) |
14% |
Lemak kasar (minimal) |
2% |
Serat kasar (maksimum) |
7% |
Abu (maksimum) |
8% |
Kalsium (minimal) |
0.7-0.9% |
Fosfor (minimum) |
0.60% |
Sumber : SNI, (1995)
Kandungan nutrisi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhan ternak akan mempengaruhi pertumbuhan ternak dan produksinya. Bila kualitas dan kuantitas makanan yang diberikan baik maka hasilnya akan baik (Rasyaf, 2004). Salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan ternak adalah konsumsi pakan (Ensminger, 1992). Kemudian konsusmi pakan yang maksimum akan tergantung pada nutrien yang terkandung dalam pakan (Wahju, 1997). Konsumsi pakan merupakan parameter yang penting karena konsumsi pakan berkolerasi dengan pemenuhan kebutuhan hidup pokok ternak maupun produksinya.
Dalam peternakan milik bapak I Made Sukarata pakan yang diberikan memiliki kandungan nutrisi yang masih dibawah standar sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas ternak. Dengan pemberian pakan 3kg perhari untuk induk dara dan pejantan kemudian 4kg perhari untuk induk bunting tua dan menyusui tidak memberikan pertumbuhanyang maksimal ketika nutrisi babi tidak sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan pendapat Budaarsa (2012),babi mengkonsumsi ransum 2,3-3kg per hari sehingga akan tercapai FCR 3-3,5.
Pakan untuk ternak pembibitan selain digunakan dalam pertumbuhan juga berfungsi dalam produktifitas. Induk membutuhkan pakan yang kaya akan nutrisi agar memiliki ukuran tubuh yang ideal tidak kurus dan tidak gemuk sehingga induk babi akan mampu melahirkan anak secara optimal. Tubuh induk babi yang kurus akan menimbulkan masalah pada saat dikawinkan kembali seperti saat birahi kembali yang tertunda, kelahiran anak berikutnya yang jumlahnya rendah, produksi susu yang sedikit dan anak yang dilahirkan kecil dan lemah (Ardana dan Harya P., 2015).
Menurut hasil lapangan yang diperolah, peternakan milik Bapak I Made Sukarata rata-rata induk melahirkan anak dengan jumlah 6-10 ekor sedangkan menurut Budaarsa(2012), ternak babi mampu menghasilkan anak sampai 12 ekor dalam setiap kelahirkan. Anak babi yang baru lahir memiliki berat badan kisaran 1,7-1,8 kg per ekor. Hal ini sesuai dengan pendapat Sihombing (1997),bawa bobot lahir dari anak babi akan bervariasi antara 1,09-1,77 kg per ekor. Bobot lahir anak babi akan mempengaruhi bobot babi lepas sapih. Bobot babi lepas sapih di peternakan milik Bapak I Made Sukarata yaitu kisaran 7kg per ekor. Menurut NRC (1998), bobot sapih babi yaitu kisaran 12-18 kg. Salah satu faktor yang mempengaruhi bobot babi lepas sapih adalah produktifitas air susu dari induk. Menurut Sihombing (1997), dan Anggorodi (1994), jumlah susu yang dihasilkan oleh induk dan kesehatan induk akan mempengaruhi pertumbuhan anak babi sampai dilepas sapih.
Untuk mendapatkan produktifitas air susu yang optimal dari induk diperlukan pakan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi babi induk menyusui. Pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan ternak juga untuk menjamin pertumbuhan janin yang cepat, untuk mempertahankan kondisi badan yang baik dan untuk mendorong perkembangan yang sempurna dari glandula mamria (kelenjar susu) babi. Startegi pemberian pakan yang dilaksanakan selama laktasi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari anak babi sampai lepas sapih.
Untuk memperoleh ransum yang paling baik (cukup gizi) maka formulasi ransum harus sering dirubah dan diperhatikan kualitas bahan yang digunakan. Dalam peternakan milik Bapak I Made Sukarata bahan pakan yang diberikan hanya satu yaitu dedak padi tanpa ada tambahan bahan pakan yang lainnya. Dedak padi adalah limbah dari hasil penggilingan gabah menggunakan mesin penggiling atau limbah tumbukan padi. Dedak padi hasil penggilingan padi di pabrik kualitasnya lebih bagus dibandingkan hasil tumbukan di kampung. Hal ini dikarenakan hasil penggilingan di pabrik memiliki tekstur yang lebih halus. Dedak padi akan cepat busuk apabila penyimpanan tidak bagus, kandungan air dedak padi tidak boleh lebih dari 12%, sirkulasi dalam gudang harus baik dan kelembabannya tidak terlalu tinggi. Dedak padi dengan kadar BK 91% mengandung DE = 3.135 Kkal/kg, protein kasar = 14%, serat kasar = 12,9%, kalsium = 0,0115 dan posfor = 1,37% (Budaarsa, 2012).
SIMPULAN
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa peternakan babi pembibitan milik bapak I Made Sukarata belum menerapkan acuan ransum yang baik bagi ternak sesuai dengan jumlah gizi yang diperlukan oleh ternak sehingga akan berpengaruh terhadap produktifitas dari ternak.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Ardana dan Harya P. 2015. Ternak Babi. Udayana University Press. Denpasar
Budaarsa K. 2012. Babi Guling Bali Dari Beternak, Kuliner, Hingga Sesaji. Denpasar.
Buku Arti
Ensiminger.1992. Poultry Science. 3rd Sd. Interstate Publisher. Inc. USA
Masudana, I.W. 1975. Peternakan Babi di Daerah Bali, Usaha Perbaikan Melalui Pembibitan, Dinas Peternakan Provinsi Bali. Denpasar.
Natonal Research Council. 1998. Nutrition. Butterworth Heineman. Stoneham. USA. Parakkasi, A. 1983. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak. Angkasa, Bandung.
Rasyaf. 2004. Beternak Ayam Pedaging. PT.Swadaya, Jakarta
Sihombing, D. T. H. 2006. Ilmu Ternak Babi. Cetakan ke- 2. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Standar Nasional Indonesia. 1995. Ransum Babi Pejantan. SNI 01-3916-1995
Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University. Yogyakarta.
Sulastri et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 450- 457
Page 457
Discussion and feedback