FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF LANDRACE PIGS CROSSES FATTENING (Case Study on UD. Intan Ray in Gadungan Village, Tabanan)
on
e-journal FAPET UNUD
e-Journal
Universitas Udayana
Peternakan Tropika
Journal of Tropical Animal Science
email: [email protected]
email: [email protected]
Submitted Date: September 8, 2017 Editor-Reviewer Article;: I Made Mudita
Accepted Date: September 9, 2017
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGGEMUKAN BABI LANDRACE PERSILANGAN
(Studi Kasus pada UD. Intan Ray di Desa Gadungan, Tabanan)
Perdana, I. M. A. W., I W. Sukanata, N.L.G. Sumardani
PS. Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jl. P.B. Sudirman, Denpasar HP : 087860162529 Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis manajemen pemeliharaan dan kelayakan finansial serta titik impas usaha penggemukan babi Landrace persilangan telah dilaksanakan dari bulan November 2016 sampai Februari 2017 di UD. Intan Ray yang berlokasi di Desa Gadungan, Tabanan. Penelitian menggunakan data primer dan sekunder. Tingkat kelayakan finansial dari usaha peternakan ditentukan berdasarkan hasil analisis kriteria investasi, analisis Pay Back Period dan Break Even Point. Hasil penelitian menunjukkan usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray sudah memperhatikan beberapa aspek antara lain: pemilihan bibit, perkandangan, pakan, pencegahan dan penanganan penyakit, tenaga kerja, dan pemasaran namun kurang maksimal. Usaha ini menunjukkan bahwa usaha ini menghasilkan NPV sebesar Rp 149.351.115,- IRR 30.97%, Net B/C 1,61, Pay Back Period 1,37 tahun, Break Even Point waktu terjadi pada saat 4,82 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha ini layak dilaksanakan pada saat jumlah pemeliharaan babi diatas 65 ekor/tahun atau harga jual babi siap potong lebih dari Rp. 22.390/kg. Disimpulkan bahwa penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray layak secara finansial.
Kata kunci : babi Landrace persilangan, kelayakan financial, penggemukan babi
FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF LANDRACE PIGS CROSSES FATTENING
(Case Study on UD. Intan Ray in Gadungan Village, Tabanan)
ABSTRACT
A research had been carried out to analysis the management production and financial feasibility of analyzing business of fattening Landrace pigs crossbreed from November 2016 to February 2017 in the UD. Intan Ray located in Gadungan Villages, Tabanan. The research were used the primary and secondary data. The financial feasibility of the business was determined based on the results of the analysis of investment criteria, the analysis of the Pay Back Period and Break Even Point. The research showed that UD. Intan Ray has paid attention to several aspects in the pig fattening management including: the selection of piglets, cage, feed, disease prevention and handling, labour, and marketing but they aren’t yet maximal. The business has Net Present Value/NPV of Rp 149.351.115,- IRR 30,97%, Net B/C 1,61, Pay Back Period 1,37 year and Break Even Point achived on 4,82 years. The results of the analysis showed that this business are feasible when the number of maintenance pigs were more than 33 animals/year or the selling price more than Rp. 22.390/kg. Thus it can be concluded that fattening pigs of Landrace crossbreed at UD. Intan Ray wass feasible financially.
Keywords: fattening pigs, financial feasibility, Landrace pigs crossbreed
PENDAHULUAN
Pembangunan peternakan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang penting. Tujuan pembangunan peternakan adalah meningkatan sumber daya manusia secara berkelanjutan melalui perbaikan gizi untuk mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi, sebagai dasar pembentukan manusia Indonesia di masa depan. Disamping itu tujuan pembanguan peternakan adalah untuk meningkatkan lapangan kerja, kesejahteraan peternak, dan menambah devisa negara.
Permintaan akan daging dan produk ternak lainnya terus meningkat, berkaitan dengan peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat serta kesadaran gizi di masyarakat. Tingginya angka permintaan produk peternakan, maka harus dibarengi dengan meningkatnya perkembangan sektor peternakan. Salah satu peternakan yang berkembang pesat adalah peternakan non ruminansia, khususnya peternakan babi.
Ternak babi merupakan salah satu dari sekian jenis ternak yang mempunyai potensi sebagai suatu sumber protein hewani, babi memiliki sifat-sifat antara lain: prolifik (memiliki banyak anak setiap kelahiran), efisien dalam mengkonversi bahan pakan menjadi daging dan mempunyai daging dengan persentase karkas yang tinggi. Usaha peternakan babi merupakan usaha yang sudah dilakukan dalam kurun waktu yang cukup lama, namun belum ditemukan informasi tertulis, kapan sebetulnya peternakan babi di Indonesia dimulai. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa skala usaha peternakan babi sangat beragam. Di beberapa daerah seperti di Tapanuli Utara, Nias, Toraja, Nusa Tenggara Timur, Bali, Kalimantan Barat, dan Irian Jaya ternak babi dipelihara sebagian besar sebagai usaha sambilan keluarga. Usaha ternak babi ini memiliki kelenturan bisnis yang tinggi, artinya hasil usaha ternak babi berupa anak babi, babi muda, babi dewasa, induk dan pejantan afkir yang pada setiap umur dapat dijual peternak dan pasar untuk itupun ada setiap tahun. Usaha ternak babi perlu dikembangkan karena dapat dijadikan usaha pokok maupun usaha sampingan sehingga mampu menopang kehidupan bagi banyak keluarga petani/peternak.
Dalam menjalankan usaha ternak babi dibutuhkan modal yang cukup besar baik berupa biaya investasi maupun biaya operasional sebagaimana yang dilakukan oleh UD. Intan Ray. Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan kelayakan finansial oleh peternak tersebut. Kelayakan finasial adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana kelayakan dari suatu kegiatan usaha. Dari aspek finansial dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha peternakan babi. Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan
dilaksanakan dapat memberikan manfaat bersih dalam arti finansial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi peternak maupun calon peternak babi sehingga dapat meminimalkan resiko kegagalan yang mungkin terjadi dalam usaha ini. Oleh karena itu penelitian ini sangat penting dilaksanakan.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di peternakan babi UD Intan Ray Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan. Penentuan lokasi penelitian ditentukan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu (purposive). Penelitian ini dilakukan selama 16 minggu.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari UD. Intan Ray. Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Variabel Penelitian
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah manajemen usaha dan kelayakan finansial usaha penggemukan babi Landrace persilangan.
Analisis manajemen usaha meliputi: pemberian pakan, perkandangan, pemilihan bibit, tenaga kerja, pencegahan dan penanggulangan penyakit, dan penjualan babi siap potong.
Analisis kriteria investasi yang meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR) dan Net Benefit Cost Ratio (NET B/C) dihitung menggunakan rumus dari Ibrahim (2003).
Analisis Kriteria Investasi
Adapun analisis kriteria investasi yang di gunakan yaitu :
-
1. Net Present Value (NPV)
NPV ditentukan dengan cara berikut (Sofyan, 2002).:
NPV= y Bz-C1
Keterangan:
NPV = Net present Value
C1 = Cost yang telah di-discount dengan tingkat discount rate 16%
B1 = Benefit yang telah di-discount dengan tingkat discount rate 16%
Adapun nilai NPV yang mungkin diproleh adalah sebagai berikut:
-
a. Apabila NPV > 0, maka usaha ternak babi penggemukan layak,
-
b. Apabila NPV < 0, maka usaha ternak babi penggemukan tidak layak, dan
-
c. Apabila NPV = 0, usaha ternak babi penggemukan dalam kondisi titik impas.
-
2. Net benefit/cost ratio (Net B/C)
Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk menghitung Net B/C menurut
Cahyosatrio (2014) adalah sebagai berikut:
B
Netc =
⅛⅛ω
Σ⅛0iVBi (-)
Keterangan:
Net - = Nilai dari net benefit cost ratio
‰^..W = Jumlah net benefit yang telah di-discount factor yang bernilai positif (Rp)
‰N5X-) = Jumlah net benefit yang telah di-discount factor yang bernilai negatif (Rp)
Adapun kriteria dalam perhitungan Net B/C, apabila hasil Net B/C > 1 maka usaha ini layak untuk dijalankan. Apabila Net B/C < 1 maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan dan apabila Net B/C = 1 maka usaha ini mencapai titik impas (break even point).
-
3. Internal rate of return (IRR)
Rumus IRR yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Sofyan, 2002):
NPV1
IRR= iι + (----------------)(h. - iι)
irr 1 vNPV1 - NPV2 17
Keterangan:
NPV1 = Jumlah nilai NPV yang bertanda positif.
NPV2 = Jumlah nilai NPV yang betanda negatif.
-
i1 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV positif.
-
i2 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV negatif.
Adapun kriteria dalam perhitungan IRR, apabila hasil IRR > SOCC (Social Opportunity Cost of Capital) maka usaha ini layak untuk dijalankan, begitu juga sebaliknya apabila hasil IRR < SOCC maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan.
Analisis Break Even Point (BEP)
Dalam penelitian ini perhitungan Break Even Point (BEP) yang di gunakan yaitu BEP waktu, BEP skala pemeliharaan dan BEP harga jual.
• BEP berdasarkan waktu dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Ibrahim, 2003):
BEP = Tp^ +
Keterangan:
^p'1 = Tahun sebelum terdapat BEP
T CI = Jumlah cost yang telah di-discount dengan tingkat discount rate 16%
^tCS-L = benefit yang telah di-diskon pada tahun sebelum BEP berada
^'■1 = Jumlah benefit pada saat BEP berada
t = Periode tahun (0,1,2,…,10)
• BEP berdasarkan skala pemeliharaan dapat menggunakan rumus sebagai berikut
(Sukanata, 2008):
SV. S P = sp1 +
NPVt-NPVz
V>⅛ - SP1)
Keterangan:
SV.SP NPV1 NPV2 SP1 SP2 |
= Switching value skala pemeliharaan = Net Present Value yang menunjukan angka negatif = Net Present Value yang menunjukan angka positif = Skala pemeliharaan yang menghasilkan NPV1 = Skala pemeliharaan yang menghasilkan NPV2 |
• BEP berdasarkan harga jual dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Sukanata, 2008):
sv-a> = li^ H^iVh-«J^
Keterangan:
SV.HJ = Switching value harga jual
NPV1 = Net Present Value yang menunjukan angka negatif
NPV2 = Net Present Value yang menunjukan angka positif
HJ1 = Harga jual yang menghasilkan NPV1
HJ2 = Harga jual yang menghasilkan NPV2
Analisis Pay Back Period (PBP)
Rumus yang digunakan untuk menghitung PBP pada penelitian ini sebagai berikut (Ibrahim, 2003):
PBP = Tp~1 + Lt=c l y≡^ tφ^-
Keterangan :
Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PBP
Zi = Jumlah investasi yang telah di-discount dengan tingkat discount rate 16%
Btcp-1 = Benefit yang telah di-diskon pada tahun sebelum PBP.
B:- = Jumlah benefit pada PBP berada
t = Periode (tahun)
Jika PBP ini lebih pendek dari umur investasi, maka usaha ini layak untuk terus dikembangkan dan sebaliknya jika lebih lama, maka usaha ini tidak layak dikembangkan. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif (Sugiyono, 2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Usaha
Pada tahun 2010, UD. Intan Ray mulai bergerak dengan usaha penggemukan babi Landrace persilangan dengan populasi awal sebanyak 5 ekor. Hal ini terus berkembang dengan populasi ternak yang semakin meningkat. Sampai saat ini, skala pemeliharaan babi Landrace persilangan pada usaha ini sebanyak 75 ekor/tahun atau 25 ekor/periode. Pada UD. Intan Ray menerapkan manajemen pemeliharaan all in all out yaitu bibit masuk sekaligus secara bersamaan ke kandang dan panennya pun sekaligus dengan jumlah bibit yang masuk dengan memanen secara langsung keseluruhan babi. UD. Intan Ray saat ini dijalankan oleh Ibu Ni Made Ayu Suasminingsih.
Manajemen Pemeliharaan Babi Landrace Persilangan
Berdasarkan hasil pengamatan, manajemen usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray sangat memperhatikan beberapa hal, antara lain: manajemen pemberian pakan, manajemen perkandangan, manajemen pemilihan bibit, manajemen pencegahan dan penanganan penyakit, dan manajemen tenaga kerja.
Manajemen pemberian pakan yang dilakukan di UD. Intan Ray untuk babi penggemukan dalam usaha ini di bagi atas dua tahap yaitu babi yang berumur 4-8 minggu dan babi yang berumur 9-21 minggu. Babi yang berumur 4-8 minggu, pakan yang diberikan berupa Pakan 550 (complete feed) dan babi yang berumur 9-21 minggu pakan yang diberikan berupa campuran dari dedak padi, dedak jagung, konsentrat PTC, Pakan 551, dan mineral babi. Ternak babi yang dipelihara, diberikan pakan dua kali sehari yaitu, pada pagi hari pukul 07.00 WITA dan pada sore hari pukul 16.00 WITA.
Manajemen kandang yang dibangun di UD. Intan Ray berukuran 20 m x 5 m untuk satu blok berukuran 3,5 m x 2,5 m dengan kapasitas 5-6 ekor tiap bloknya. Posisi kandang di UD. Intan Ray dibuat membujur dari arah timur ke barat. Lantai kandang dibuat dengan kemiringan ±5o dengan bagian belakang lebih rendah, hal ini bertujuan untuk memudahkan aliran pembuangan limbah (feses dan urin).
Bibit babi yang dipilih biasanya sudah berumur 4 minggu (masa sapih) dengan rata-rata berat ±5kg/ekor dan bibit sudah divaksin. Harga bibit babi yang dipilih untuk menjalankan usaha ini yaitu dengan harga rata-rata Rp. 500.000,-
Pencegahan terhadap penyakit di UD. Intan Ray dilakukan dengan sanitasi kandang. Hal ini didukung oleh Sugeng (2003) yang menyatakan bahwa tujuan dari dilakukannya sanitasi kandang agar peternak dan juga ternak itu sendiri merasa nyaman. Penanggulangan terhadap penyakit babi di UD. Intan Ray dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pengamatan, mendeteksi serta mendiagnosa penyakit yang diderita babi yang di lakukan oleh dokter hewan.
Tenaga kerja kandang di UD. Intan Ray terdiri dari seorang laki-laki berusia 41 tahun. Aktivitas yang dilakukan oleh petugas kandang ini diantaranya adalah membersihkan kandang, mengaduk pakan serta memberikan pakan dan air minum. Waktu kerja petugas kandang yaitu pada pagi hari pukul 07.00-09.30 wita dan sore hari pukul 15.00-17.30. Waktu kerja pekerja ini yaitu selama 5 jam di kandang dengan upah Rp. 1.500.000,-/bulan.
Sistem penjualan yang dilakukan dengan mengukur bobot badan babi dengan timbangan dengan rata-rata bobot badan mencapai 110 kg. Harga jual babi ditentukan dan di sepakati oleh pembeli dan penjual harga rata-rata babi yaitu Rp 25.000/kg.
Biaya Investasi
Biaya investasi meliputi biaya pembangunan kandang, gudang pakan, peralatan kandang, kendaraan (mobil pick-up), dan instalasi listrik serta air. Untuk barang investasi yang memiliki umur ekonomis kurang dari 10 tahun diperlukan adanya investasi kembali (reinvestasi) pada tahun tertentu sesuai umur ekonomisnya. Biaya investasi yang dikeluarkan pada usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray dengan skala pemeliharaan 75 ekor/tahun sebesar Rp 245.295.000,-
Biaya Operasional
Dalam biaya operasional terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel usaha penggemukan babi Landrace persilangan. Biaya tetap yang dikeluarkan berupa penyusutan bangunan dan peralatan, listrik, tenaga kerja kandang. Biaya variabel yang dikeluarkan per periode dalam usaha penggemukan babi Landrace persilangan dengan skala 75 ekor/tahun sebesar Rp 159.779.167,- Adapun yang termasuk kedalam biaya variabel terdiri atas pembelian calon bibit, pembelian pakan.
Analisis Kelayakan Finansial
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis kelayakan yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisis usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray
No |
Analisis Kelayakan Finansial Hasil Keterangan |
1 2 3 4 |
NPV (Net Present Value) Rp 149.351.115,- NPV positif IRR (Internal Rate of Return) 30,97% IRR>SOCC Net B/C (Net Benefit Cost Ratio) 1,61 Net B/C>1 PBP (Pay Back Period) 1,37 tahun Jangka waktu pengembalian biaya investasi |
5 |
BEP (Break Even Point) 4,82 tahun Jangka waktu untuk mencapai titik impas |
6 |
Titik impas produksi 65 ekor/tahun Jika produksi lebih dari 33 ekor/tahun maka usaha ini akan layak untuk dijalankan dan sebaliknya jika dibawah 33 ekor/tahun maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan. |
7 |
Titik impas harga jual Rp 22.390/kg Jika harga jual lebih dari Rp 19.367/kg maka usaha ini akan layak untuk dijalankan dan sebaliknya jika dibawah Rp 19.367/kg maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan. |
Net Present Value (NPV) pada usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray bernilai positif, sebesar Rp 149.351.115,- yang artinya dalam jangka waktu 10 tahun, usaha penggemukan babi Landrace persilangan dengan skala usaha 75 ekor/tahun mampu memberikan keuntungan bersih sebesar (net benefit) Rp 149.351.115,- dalam bentuk present value (nilai sekarang).
Nilai IRR (Internal Rate of Return) yang dihasilkan pada usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray sebesar 30,97% (dengan discount rate estimate 16%) yang artinya usaha ini mampu memberikan keuntungan sampai pada tingkat discount rate sebesar 30,97% dan jika tingkat discount rate diatas 30,97% maka usaha penggemukan babi Landrace persilangan ini tidak layak untuk dijalankan.
Net B/C dari usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray sebesar 1,61. Hal ini berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha penggemukan babi Landrace persilangan akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp 1,61 sehingga keuntungan bersih yang diterima sebesar Rp 0,61 dalam bentuk present value (nilai sekarang).
Pay Back Period (PBP) pada usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray adalah 1,37 tahun yang artinya pada usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray mampu mengembalikan biaya investasi dalam jangka waktu 1,37 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena mampu mengembalikan biaya investasi sebelum jangka waktu proyek tersebut berakhir (10 tahun) dan pengembalian dalam kurun waktu 1 tahun 4 bulan termasuk cepat. Hal ini sejalan dengan Ibrahim (2003), yang menyatakan bahwa semakin cepat sebuah usaha dapat mengembalikan biaya investasi, maka semakin layak usaha tersebut untuk dijalankan karena perputaran modal dari usaha tersebut semakin lancar.
Break Even Point (BEP) usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray dicapai dalam waktu 5,82 tahun. Nilai BEP yang dihasilkan menunjukkan bahwa usaha ini mencapai titik impas pada saat usaha sudah berjalan 5 tahun 10 bulan. Pernyataan ini didukung oleh Ibrahim (2003), yang menyatakan bahwa sebuah usaha dikatakan mencapai Break Even Point (BEP) dimana total revenue (jumlah penerimaan) sama dengan total cost (jumlah biaya). Keuntungan mulai diperoleh setelah perusahaan beroperasi lebih dari 4 tahun 10 bulan. BEP (Break Even Point) produksi pada usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray yaitu 65 ekor/tahun yang menunjukkan bahwa usaha ini mencapai titik impas pada saat skala pemeliharaan 65 ekor/tahun yang artinya jika produksi lebih dari 65 ekor/tahun maka usaha ini akan layak untuk dijalankan dan sebaliknya jika dibawah 65 ekor/tahun maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan. BEP (Break Even Point) harga pada usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray yaitu Rp.22.390/kg yang menunjukkan bahwa usaha ini mencapai titik impas pada saat harga jual babi siap potong Rp.22.390/kg yang artinya jika harga jual lebih dari Rp 22.390/kg maka usaha ini akan layak untuk dijalankan dan sebaliknya jika dibawah Rp 22.390/kg maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan.
SIMPULAN
Manajemen usaha penggemukan babi Landrace persilangan yang dilakukan di UD. Intan Ray sudah memperhatikan beberapa aspek antara lain pemberian pakan, perkandangan, pencegahan dan penanganan penyakit, pemilihan bibit, dan tenaga kerja.
Usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray layak secara finansial untuk dijalankan, yang ditunjukkan oleh nilai NPV sebesar Rp 149.351.115,-, IRR 30.97%, Net B/C 1,61. Usaha ini mampu mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan dalam
waktu 1,37 tahun, dan mencapai titik impas pada saat 4,82 tahun. Usaha penggemukan babi Landrace persilangan di UD. Intan Ray dapat mencapai titik impas jika pemeliharaannya 65 ekor/tahun atau harga jual babi siap potong Rp 22.390/kg.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Ibu Ayu Suasminingsih selaku pemilik usaha penggemukan babi Landrace persilangan, serta Bapak/Ibu Dosen Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang telah banyak memberikan saran dan masukkan dalam pembuatan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyosatrio. 2014. Analisis Capital Budgeting Sebagai Salah Satu Metode Untuk Menilai Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Mesin Dan Kendaraan. Semarang.
Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Rineka Cipta.Jakarta.
Sofyan, S. H. 2002. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grfindo Persada. Jakarta
Sugeng, Y. B. 2003. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.
Sukanata, I W. 2008. Dampak Kebijakan Kuota Perdagangan Terhadap Penawaran dan Populasi Sapi Serta Kesejahteraan Peternak di Provinsi Bali. Tesis. Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Perdana et al. Peternakan Tropika Vol. 5 No. 2 Th. 2017: 427 – 436
Page 436
Discussion and feedback