e--journal FAPET UNUD


e-Journal

Universitas Udayana


Peternakan Tropika

Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

email: [email protected]

Submitted Date: April 19, 2017

Accepted Date: May 17, 2017


Editor-Reviewer Article; Eny Puspani & I M. Mudita

DIMENSI TUBUH SAPI BALI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMBIBITAN SAPI BALI SOBANGAN, BADUNG

Bagiarta, I.W., I M. Mudita, G.K. Roni, dan S.A. Lindawati Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman, Denpasar

HP : 081933025841 Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dimensi tubuh sapi bali di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pembibitan Sapi Bali, Sobangan, Badung telah dilaksankan selama satu bulan dari Oktober - November 2016. Sebanyak 288 ekor sapi bali yang dibagi menjadi 8 blok kandang digunakan dalam penelitan ini. Dimensi tubuh yang diamati adalah panjang badan, lingkar dada, bobot badan, serta skor tubuh. Bobot badan diestimasi menggunakan dimensi tubuh (Djagra, 1994), sedangkan skor tubuh/body condition score (BSC) ditentukan melalui pengamatan langsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa sapi bali yang dipelihara di Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Sapi Bali Sobangan Badung memiliki kualitas yang baik karena memiliki dimensi tubuh yang baik yaitu dengan panjang badan 118,330±6,569 - 123,970±5,305 cm, lingkar dada 160,740±12,946 - 174,060±10,361 cm, bobot badan yang cukup tinggi 207,020±35,492 242,770±29,794 kg serta BCS dengan rata-rata 3,500±0,683 - 3,700±0,560.

Kata kunci : dimensi tubuh, sapi bali, bobot tubuh, skor kondisi tubuh

BODY DIMENSION OF BALI CATTLE IN UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMBIBITAN SAPI BALI SOBANGAN, BADUNG

ABSTRACT

A research has been conducted to determine body dimensions of bali cattle in Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pembibitan Sapi Bali, Sobangan, Badung for one month from October until November 2016. A total of 288 bali cattle are divided into 8 blocks of cattle shed used in this research. The observed body dimensions are body length, chest circumference, body weight, and body condition score. The Body weight estimation by body dimension and the body condition scores made by direct observation. The results showed that Bali cattle are maintained in Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pembibitan Sapi Bali, Sobangan, Badung has a good quality because it has a good body dimensions such as average the body lenght were 118,330±6,569123,970±5,305 cm, chest circumference chest circumference were 160,740±12,946174,060±10,361 cm, estimated the body weight were 207,020±35,492 - 242,770±29,794 kg and body condition score (BCS) average of 3,500±0,683 - 3,700±0,560.

Keywords : body dimension, bali cattle, body weight, body condition score


PENDAHULUAN

Pembibitan merupakan salah satu aspek yang penting diperhatikan dalam usaha peternakan sapi. Seleksi induk sapi penting dilakukan karena akan berpengaruh terhadap keturunan yang dihasilkan. Sapi bali dengan kualitas yang baik memiliki penampilan yang baik. Dimensi tubuh seperti lingkar dada, panjang badan, bobot badan dan skor kondisi tubuh (body condition score/BCS) merupakan faktor yang erat hubungannya dengan penampilan serta produktivitas ternak. Dimensi tubuh seringkali digunakan didalam melakukan seleksi bibit, mengetahui sifat keturunan, tingkat produksi maupun dalam menaksir berat badan (Sloan dan Marrow, 1993).

Francis et al. (2002) mengungkapkan terdapat kolerasi kuat dan positif antara bobot badan sapi dengan panjang badan dengan tingkat korelasi mencapai 90% (r = 0,90) maupun antara bobot badan dengan lingkar dada yaitu dengan korelasi 96% (r = 0,96). Djagra (1994) menunjukkan bahwa penafsiran bobot badan sapi bali termasuk sapi bibit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus beberapa dimensi tubuh sapi bali diantaranya lingkar dada, panjang badan, dan tinggi gumba serta diyakini memiliki korelasi cukup kuat termasuk untuk pendugaan bobot badan sapi pembibitan yang akan dipakai sebagai induk untuk menghasilkan pedet-pedet yang berkualitas. Sifat korelasional yang tinggi dari rumus pendugaan bobot badan Djagra (1994) dapat dimanfaatkan di dalam proses penaksiran bobot badan sapi bali pembibitan diberbagai daerah termasuk di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sapi Bali Pembibitan Sobangan Badung. Pendugaan bobot badan menggunakan dimensi tubuh akan memberikan gambaran kualitas dan produktivitas sapi pembibitan yang dipelihara yang sekaligus akan memberikan gambaran skor kondisi tubuh (Body Condition Score /BCS) sapi bali pembibitan tersebut. Dimensi tubuh yang baik dan dengan nilai BCS yang ideal mencerminkan kualitas bibit sapi bali yang tinggi yang umumnya akan berkorelasi positif dengan produktivitas yang akan dihasilkan. Kellogg (2014) mengungkapkan bahwa nilai BCS ternak yang ideal tergantung pada tujuan pemeliharaan. Ternak yang dipelihara untuk tujuan pembibitan tidak memerlukan kondisi tubuh yang terlalu gemuk (skor 5) (pada skala 5 “Inggris dan Commenwealth”), namun nilai skor kondisi tubuh ternak/BCS yang ideal adalah 3 atau ternak tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus. Lebih lanjut diungkapkan bahwa rentangan skor kondisi tubuh yang ideal untuk induk sapi perah adalah antara 2,5 – 3,5. Klopcic et al. (2011) mengungkapkan skor kondisi tubuh/BCS pada sapi induk merupakan indikator kondisi tubuh ternak terkait cadangan energi sapi selama menyusui yang

sanagt dipengaruhi oleh keseimbangan pasokan nutrien pakan, produksi susu dan tingkat kesejahteraan ternak.

Berdasarkan berbagai rujukan tersebut penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas sapi bali yang dipelihara di Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Sapi Bali Sobangan, Badung berdasarkan dimensi tubuh sapi bali tersebut.

MATERI DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksankan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pembibitan Sapi Bali Sobangan, Badung selama satu bulan dari Oktober – November 2016.

Sapi Bali

Sapi bali yang digunakan dalam penelitian ini adalah 288 ekor sapi bali pembibitan umur 2-4 tahun. Sapi bali pembibitan tersebut dipelihara dalam delapan blok kandang yaitu : Blok kandang BA, BB, BC, BD, BE, BF, BG dan BH, masing-masing blok kandang berisi 36 ekor sapi bali.

Peubah yang diamati

Peubah yang diamati pada penelitian ini terdiri atas peubah utama yaitu dimensi tubuh sapi bali pembibitan yang meliputi panjang badan, lingkar dada, bobot badan dan skor kondisi tubuh/Body Condition Score/BCS. Sedangkan peubah penunjang yang diamati adalah pakan yang diberikan.

Pengukuran dimensi tubuh dilakukan mengikuti metode SNI 7651.4:2015 yaitu dengan cara: (1) lingkar dada (cm) diperoleh dengan cara melingkarkan pita ukur pada bagian dada di belakang bahu; (2) panjang badan (cm) diperoleh dengan cara mengukur jarak bongkol bahu (tuberositas humeri/later tuberosity of humerus) sampai sampai ujung tulang duduk (tuber ischii) menggunakan tongkat ukur; (3) Skor kondisi tubuh/body condition score/BCS diestimasi berdasarkan pengamatan langsung menggunakan skala interval 5 menurut Sukandar (2008) ; serta (4) bobot badan sapi bali dihitung dengan sesuai dengan perhitungan (Djagra, 1994) yaitu:

Bobot Badan Sapi Betina =


Panjang Badan (cm)×Lingkar dada (cm)2


11050


Gambar 1. Cara menghitung Panjang Badan (Merah) dan Lingkar Dada (Kuning)

Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif (Suryabrata, 1994). Hasil pengamatan dimensi tubuh dibandingkan dengan persyaratan kuantitatif bibit sapi betina dari SNI 7651.4: 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi bali betina di UPT Pembibitan Sapi Bali Sobangan Badung mempunyai kisaran panjang badan 118,330±6,569 cm sampai dengan 123,970±5,305 cm; lingkar dada 160,740±12,946 sampai dengan 174,060±10,361 cm; bobot badan 207,020±35,492 sampai dengan 242,770±29,794 kg dan skor kondisi tubuh 3,500±0,683 sampai dengan 3,700±0,560 (Tabel 1).

Tabel 1. Dimensi tubuh sapi bali masing-masing blok kandang di UPT. Pembibitan Sapi Bali Sobangan, Badung

Kandang1

Dimensi Tubuh2

PB (cm)

LD (cm)

BB (cm)

BSC (1-5)

BA1)

121,720 ±5,183

170,190 ±11,185

228,980 ±28,075

3,600 ±0,687

BB

120,920 ±6,481

170,060 ±9,598

226,480 ±33,261

3,500 ±0,683

BC

123,970 ±5,305

174,060 ±10,361

242,770 ±29,794

3,700 ±0,560

BD

118,720 ±5,689

169,140 ±11,106

216,500 ±27,969

3,600 ±0,671

BE

119,000 ±8,896

160,740 ±12,946

207,020 ±35,492

3,500 ±0,882

BF

120,740 ±4,783

168,530 ±6,360

222,850 ±22,066

3,600 ±0,681

BG

118,330 ±6,569

170,920 ±10,851

211,510 ±32,493

3,500 ±0,747

BH

119,310 ±6,289

170,920 ±9,524

221,070 ±29,093

3,600 ±0,589

Keterangan:

1) Blok kandang di UPT. Pembibitan Sapi Bali Sobangan, 2)Dimensi Tubuh : PB

Panjang badan (body

lenght); LD=Lingkar dada (chest circle); BB=Bobot badan (average body weight); BCS=Kondisi skor tubuh (body condition score)

Berdasarkan hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada diperoleh bahwa rataan panjang badang sapi bali pembibitan di UPT Pembibitan sapi bali Sobangan-Badung yaitu 118,330±6,569 cm sampai dengan 123,970±5,305 cm dengan lingkar dada 160,740±12,946 sampai dengan 174,060±10,361 cm. Data ini menunjukkan bahwa sapi bali pembibitan di lokasi penelitian telah memenuhi persyaratan minimum kuantitatif bibit sapi bali betina umur >24 – 36 bulan seperti yang disyaratkan SNI 7651.4: 2015 serta masuk dalam katagori kelas I yang mensyaratkan panjang badan minimum 114 cm dan dengan lingkar dada 147 cm (Tabel 2). Baiknya performance dimensi tubuh sapi bali pembibitan di UPT Pembibitan sapi bali Sobangan diharapkan akan menghasilkan produktivitas ternak yang tinggi sehingga UPT tersebut dapat menjadi sumber bibit sapi bali yang baik yang nantinya dapat disebar serta dikembangkan di masyarakat. Bali yang merupakan salah satu pusat pelestarian dan pengembangan plasma nutfah sapi bali murni sangat diharapkan mampu mengembangkan sapi bali berkualitas yang dimulai dari standarisasi kualitas sapi bali bibit yang dipelihara.

Tabel 2. Persyaratan Minimum Kuantitatif Bibit Sapi Bali Betina (SNI 7651.4:2015)

Umur (bulan)

Parameter

Satuan

I

Kelas II

III

Tinggi Pundak

cm

107

104

100

18 - 24

Panjang Badan

cm

112

105

101

Lingkar Dada

cm

139

130

124

>24 - 36

Tinggi Pundak

cm

110

106

104

Panjang Badan

cm

114

110

105

Lingkar Dada

cm

147

135

130

Pada Tabel 1 juga tampak bahwa hasil pendugaan bobot badan sapi bali pembibitan di UPT Pembibitan sapi bali Sobangan menggunakan rumus Djagra (1994) menunjukkan bahwa bobot badan sapi bali di lokasi tersebut berkisar antara 207,020±35,492 sampai dengan 242,770±29,794 kg. Hal ini menunjukkan bahwa rataan bobot badan sapi bali pembibitan di lokasi penelitian cukup baik walaupun lebih rendah bila dibandingkan dengan sapi bali induk di Breeding Stock BPTU Bali yaitu 246,51±79,93 kg (Hartati et al., 2007). Rataan bobot badan sapi bali pembibitan ini sedikit lebih tinggi dari pada sapi bali pembibitan di Kabupaten Barru – Sulawesi Selatan yang mempunyai bobot badan 174,09 27,7 – 217,96 46,7 (Ishak et al., 2014). Adanya rataan bobot badan yang cukup tinggi tidak terlepas dari manajemen pemeliharaan yang sudah dikembangkan dengan baik serta didukung dengan sumber daya manusia pengelola yang cukup berkualitas.

Berdasarkan data skor kondisi tubuh (Body Condition Score/BCS), sapi bali pembibitan dilokasi penelitian mempunyai nilai BCS 3,500±0,683 sampai dengan 3,700±0,560 (Tabel 1) yang berarti skor tubuh sapi bali tersebut masuk dalam katagori medium/sedang yaitu antara sapi yang tidak kurus dan mendekati gemuk. Ini juga menunjukkan bahwa sapi bali betina pembibitan di lokasi penelitian (UPT Pembibitan Sapi Bali Sobangan-Badung) mempunyai proporsi tubuh yang ideal sebagai sapi betina pembibitan. Kellogg (2014) mengungkapkan bahwa penilaian BCS ternak yang ideal tergantung pada tujuan pemeliharaan. Ternak yang dipelihara untuk ternak pedaging/penggemukan maka BCS tubuh semakin besar maka akan semakin baik. Ternak dengan tujuan pembibitan tidak memerlukan kondisi tubuh yang terlalu gemuk. Ternak yang cocok untuk bibit yang ideal adalah mempunyai nilai kondisi tubuh ternak/BCS 3 atau ternak tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus. Lebih lanjut diungkapkan bahwa rentangan skor kondisi tubuh yang ideal untuk induk sapi perah adalah antara 2,5 – 3,5 yaitu dengan rincian seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rentangan Ideal Skor Kondisi Tubuh Induk sapi Perah ( Kellogg, 2014)

No

Status Reproduksi

Nilai BCS

1

Masa Kering

3,5 – 4,0

2

Calving (pada sapi yang lebih tua)

3,5 – 4,0

3

Post Partum (1 bulan)

2,5 – 3,0

4

Pertengahan Masa Laktasi

3,0

5

Akhir Masa Laktasi

3,25 – 3,75

6

Calving (Laktasi Pertama)

3,5

Dihasilkannya dimensi tubuh, bobot badan serta skor kondisi tubuh sapi bali pembibitan yang baik di UPT Pembibitan sapi bali Sobangan-Badung selain akibat manajemen pemeliharaan yang baik juga didukung oleh adanya pasokan nutrien yang tinggi dan berkualitas (Tabel 4). Berdasarkan kebiasaan jenis dan jumlah pakan yang diberikan yaitu rumput gajah (±10 kg/h), jerami jagung (±8,50 kg/h) dan konsentrat (Merk Citrafeed sebanyak ±2,25 kg/h) dapat diestimasi pasokan nutrien bagi ternak sapi bali di lokasi penelitian tersebut menggunakan Tabel Komposisi Nutrien dari Hartadi et al. (1990) yaitu konsumsi bahan kering sebesar 6,46 kg/h, konsumsi protein 490 g/h; konsumsi Total Digestible Nutrients/TDNsebesar 2,73 kg/h; konsumsi kalsium/Ca sebesar 60 g/h; dan konsumsi fosfor sebesar 30 g/h. Berdasarkan hasil analisis tersebut tampak bahwa pasokan nutrien bagi ternak sapi bali pembibitan tersebut cukup baik serta mampu memenuhi kebutuhan nutrien sapi betina induk/pembibitan dengan bobot badan 200 kg dari Kearl (1982) dan dengan tetap dihasilkan pertambahan bobot badan 250 – 500 g/h (Tabel 4).

Tabel 4. Pakan yang diberikan di UPT. Pembibitan Sapi Bali, Sobangan – Badung

Jenis Pakan

Konsumsi

Segar (kg)

Konsumsi BK (kg)

Estimasi Konsumsi Nutrien (kg/h)1

Protein

TDN

Ca

P

Rumput gajah

10

2,10

0,20

1,05

0,01

0,01

Jerami jagung

8,33

2,33

0,05

0,32

0,01

0,01

Citrafeed

2,26

2,03

0,24

1,36

0,04

0,02

Total

20.59

6,46

0,49

2,73

0,06

0,03

Standar (PBB 250 g/h)2

4,90

0,49

2,30

0,010

0,010

Standar (PBB 500 g/h)2

5,60

0,58

2,80

0,014

0,013

Keterangan:

1) Estimasi berdasarkan Tabel Hartadi et al. (1990)

2) Standar Kebutuhan Nutrien Sapi Betina Induk dengan bobot badan 200 kg dari Kearl (1982)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sapi bali yang dipelihara di Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Sapi Bali Sobangan, Badung memiliki kualitas yang baik karena memiliki dimensi tubuh, bobot badan serta body condition score (BCS) yang tinggi dan berkualitas

Saran

Untuk menjaga kualitas dan bobot badan sapi bali di Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Sapi Bali Sobangan, Badung sangat diperlukan untuk mempertahankan manajemen pemeliharaan, manajemen pakan dan manajemen reproduksi sehingga produktivitas ternak dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Sapi Bali Sobangan, Badung yang telah memberikan tempat dan waktu untuk melaksanakan penelitian ini, serta Dekan Fakultas Peternakan dan Rektor Universitas Udayana sehingga penelitian ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan kami.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Peternakan. 2006. Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta

Djagra, I.B. 1994. Pertumbuhan sapi bali: sebuah analisis berdasarkan dimensi tubuh. Maj. Ilmiah Unud. XXI; 39:73-83

Francis, S. Sibanda, and T. Kristensen. 2002.Estimating body weight of cattle using linear body measurements. Zimbabwe VeterinerJournal. Available at www.blacwelsinergy.com. Accession date: january 24, 2017.

Hartadi, H.S Reksohadiprojo and A.D. Tillman. 1990. Tabel Komposisi Pakan Ternak untuk Indonesia.Cetakan Kelima. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Hartati D, Wijono B, Siswanto M. 2007. Performans Sapi Bali induk sebagai penyedia bibit/bakalan di wilayah breeding stock BPTU Bali. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007. 258 – 263.

Ishak, A. B. L., A. Nurhayu, A. Ella, M. Sariubang dan T. Rahmawati. 2014. Seleksi Performans Induk Sapi Bali Sebagai Upaya Pembentukan Populasi Dasar pada Program Pembibitan dan Pemurnian Sapi Bali di Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Sealatan. Prosiding Seminar Nasional & Workshop Optimallisasi Sumberdaya Lokal pada Peternakan Rakyat Berbasis Teknologi Universitas Hasanuddin, Makasar.

Kellogg, W. 2014. Body Condition Scoring with Dairy Cattle. Agriculture and Natural Resources. Division of Agriculture. University of Arkansas. https://www.uaex.edu/publications/PDF/FSA-4008.pdf

Klopcic, M., A. Hamoen dan J. Bewley. 2011. Body Condition Scoring of Dairy Cows. University of Ljubljana. Biotechnology Faculty. Departemen of Animal Science. Groblje3, 1230 Domzale. RepublikaSlovenija.

Sloan, J.L. and R.E. Marrow, 1993. The relationship of performance traitn and body measurement in evaluation of bull on test. J. Anim. Sc. 57:35.

Suryabrata.1994. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Tillman, D.A., Hartadi H., Reksohadiprodjo, S., Lebdosoekojo S. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta.

Bagiarta et al. Peternakan Tropika Vol. 5 No. 1 Th. 2017: 181 - 188

Page 188