GROWTH AND PRODUCTION OF KATE'S ELEPHANT GRASS (Pennisetum purpureum cv. Mott) FERTILIZED WITH ORGANIC FERTILIZER DRAGONS FRUIT WASTE WITH DIFFERENT DECOMPOSITION TIMES
on
ISSN 2722-7286

Jurnal
FAPET UNUD
Jurnal

Peternakan Tropika
Journal of Tropical Animal Science
email: [email protected]
Submitted Date: August 2, 2022
Accepted Date: September 3, 2023
Editor-Reviewer Article : Eny Puspani & I Made Mudita
PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH KATE (Pennisetum purpureum cv. Mott) YANG DIPUPUKDENGAN PUPUK ORGANIK LIMBAH BUAH NAGA DENGAN WAKTU DEKOMPOSISI BERBEDA
Fauzi, A., N. M. Witariadi, dan I W. Wirawan
PS Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar, Bali Email : [email protected] Telp +6285335734355
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang diberi pupuk organik limbah buah naga dengan waktu dekomposisi berbeda. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jalan Raya Sesetan Gang Markisa Denpasar Selatan yang berlangsung selama 3 bulan, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan, sehingga terdapat 30 unit percobaan. Adapun perlakuan waktu dekomposisi tersebut adalah W0: 0 minggu; W1: 1 minggu; W2: 2 minggu; W3: 3 minggu; W4: 4 minggu dan W5: 5 minggu. Variabel yang diamati meliputi variabe l pertumbuhan, hasil, dan karakteristik tumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik limbah buah naga pada perlakuan waktu dekomposisi 1 minggu (W1) mampu meningkatkan variabel jumlah anakan, sedangkan pada variabel tinggi tanaman dan jumlah daun menunjukan hasil berbeda tidak nyata, begitu pula pada variabe l berat kering daun, berat kering batang, berat kering akar dan berat kering total hijauan memberikan hasil berbeda tidak nyata. Pemberian pupuk organik limbah buah naga, pada variabel karakteristik tumbuh mampu meningkatkan variabel luas daun per pot, sedangkan nisbah berat kering daun dengan berat kering batang dan nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar menunjukan hasil tidak berbeda nyata. Dapat disimpulkan bahwa rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang di pupuk dengan pupuk organik limbah buah naga mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate serta pada dekomposisi 1 minggu (W1) menunjukan hasil terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetumpurpureum cv. Mott).
Kata kunci: dekomposisi, hasil, organik limbah buahnaga, Pennisetum purpureum cv.
Mott, pupuk pertumbuhan
GROWTH AND PRODUCTION OF KATE'S ELEPHANT GRASS (Pennisetum purpureum cv. Mott) FERTILIZED WITH ORGANIC FERTILIZER DRAGONSFRUIT WASTE WITH DIFFERENT DECOMPOSITION TIMES
ABSTRACT
This study aims to determine the growth and yield of kate elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) given organic fertilizer of dragon fruit waste with different decomposition times. The study was conducted at the Greenhouse, Research Station of the Faculty of Animal Husbandry, Udayana University Jalan Raya Sesetan Gang Markisa South Denpasar which lasted for 3 months, using a completely randomized design (CRD) with 6 treatments and 5 replications, so there were 30 experimental units. The decomposition time treatments were W0: 0 weeks; W1: 1 week; W2: 2 weeks; W3: 3 weeks; W4: 4 weeks and W: 5 weeks. The observed variables included growth, yield, and plant characteristics. The results showed that the application of dragon fruit waste organic fertilizer at the 1-week decomposition time (W1) was able to increase the variable number of tillers, while the variable plant height and number of leaves showed no significant difference, as well as the variable dry weight of leaves, dry weight of stems, root dry weight and total dry weight of forage gave no significantly different results. The application of organic fertilizer of dragon fruit waste, on the variable of growth characteristics was able to increase the variable leaf area per pot, while the ratio of leaf dry weight to stem dry weight and the ratio of total dry weight of forage to root dry weight showed no significant difference. It can be concluded that kate elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) which was fertilized with dragon fruit waste organic fertilizer was able to increase the growth and yield of kate elephant grass and at 1 week decomposition (W1) showed the best results in increasing the growth and yield of kate elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott).
Keywords: decomposition, yield, organic dragon fruit waste, Pennisetum purpureum cv.
Mott, growth fertilizer
PENDAHULUAN
Hijauan merupakan jenis makanan ternak yang menjadi faktor utama untuk memenuhi kebutuhan pokok, pertumbuhan, produksi maupun reproduksi pada ternak ruminansia. Hijauan pakan yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu kelompok hijauan pakan Graminae (rumput) dan kelompok hijauan pakan Leguminosa (tanaman legum/kacang-kacangan). Menurut Susetyo (1980),bahwa hijauan mempunyai peranan penting bagi ternak ruminansia dan merupakan pakan utama sebagai sumber gizi yaitu protein, energi, vitamin dan mineral. Populasi ternak dipengaruhi oleh ketersediaan hijauan pakan dan masih menjadi kendala, terutama pada lahan kering.
Usaha yang dapat dilakukan untuk memenuhi ketersediaan hijauan pakan yaitu dengan mengembangkan jenis hijauan pakan unggul yang bisa tumbuh disemua jenis tanah seperti rumput gajah kate (Pennisetumpurpureum cv. Mott).
Rumput P. purpureum cv. Mott sangat mudah dikembangkan di Indonesia, karena kondisi tekstur tanah yang cocok dan beriklim tropis serta mampu tumbuh di berbagai jenis tanah. Menurut Syarifuddin (2006), bahwa rumput gajah kate merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas dan kandungan zat gizi cukup tinggi serta memiliki palatabilitas tinggi bagi ternak ruminansia. Keunggulan dari rumput gajah kate yaitu dapat memproduksi hijauan tinggi, kandungan protein 10 – 15%, kandungan serat kasar rendah, memiliki kandungan karbohidrat struktural lebih rendah sehingga memiliki kecernaan yang tinggi (Urribari et al., 2005). Usaha meningkatkan kualitas hijauan pakan dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk organik dalam bentuk padat dan hal ini dapat dijadikan penunjang unsur hara pada tanah. Pemeliharaan tanah yang baik dilakukan dengan cara pemupukan dengan pupuk organik untuk meningkatkan atau memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik adalah hasil pembusukan bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan limbah dari aktivitas manusia dengan kandungan unsur hara lebih dari satu.
Salah satu pupuk organik yang dapat dimanfaatkan adalah pupuk organik dari limbah buah naga. Pemanfaatan limbah buah sebagai pupuk organik cair merupakan salah satu cara untuk memulihkan unsur hara tanah dan mengurangi penggunaan pupuk kimia. Prasada (2020) menyatakan bahwa pupuk cair limbah buah naga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate dan dosis 12.500 ℓ/ha memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik. Hasil penelitian Noralita (2020) bahwa terjadi interaksi antara jenis dan dosis pupuk kandang terhadap variabel jumlah anakan, dan perlakuan jenis pupuk kotoran aya m dan dosis 20 ton/ha memberikan respon terbaik pada pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetumpurpureum cv. Mott).
Pupuk organik hasil dekomposisi beberapa bahan organik dengan dekomposernya dapat menghasilkan pupuk organik yang berkualitas baik dari kandungan hara, maupun kandungan asam-asam organik serta kandungan zat pengatur tumbuh yang dihasilkan. Lama waktu dekomposisi juga mempengaruhi kualitas dari pupuk organik. Hasil penelitian Candra
(2021) pada waktu dekomposisi 4 minggu pada dosis pupuk 30 ton ha-1 menghasilkan jumlah daun tertinggi sebesar 174,25 helai dibandingkan waktu dekomposisi 2 minggu dan 0 minggu. Untuk menangulangi karena pada saat panen raya buah naga pemasarannya cukup lama dan daya tahan buah naga cukup pendek sehingga beberapa hasil panen buah naga ada yang cacat fisik dan tidak layak dikonsumsi dan terjadinya limbah buah naga, maka perlu dilakukan pemanfaatan limbah buah naga sebagai pupuk organik yang diberikan pada tanaman untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (P. purpureum cv. Mott) dengan waktu dekomposisi berbeda.
MATERI DAN METODE
Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di rumah kaca, Stasiun Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang berada di Jalan Raya Sesetan Gang Markisa Denpasar Selatan yang berlangsung selama tiga bulan (Desember-Februari).
Tanah
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Pengotan, Bangli. Tanah dikeringkan dahulu, kemudian diayak untuk memisahkan tanah yang bertekstur kasar dan kotoran menggunakan ayakan tanah yang terbuat dari kawat sebesar 2x2 mm. lalu tanah yang sudah diayak dimasukan ke dalam pot yang sudah disediakan sebanyak 30 pot diisi tanah sebanyak 4 kg tanah di setiap pot. Tabel analisis tanah pengotan sebagai berikut.
Pupuk organik
Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk organik limbah buah naga yang dibuat dari limbah buah naga dengan cara di potong menjadi beberapa bagian selanjutnya di campur dengan tanah di dalam pot. Dosis pupuk organik limbah buah naga untuk semua perlakuan sebesar 20 ton/ha. Hasil analisis pupuk organik limbah buah naga.
Bibit rumput
Bibit rumput yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput Pennisetum purpureum cv. Mott berupa anakan tingginya 10 cm, diperoleh di Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang berada di Jalan Raya Sesetan Gang Markisa Denpasar Selatan.
Tabel 1. Analisis tanah stasiun penelitian Farm desa Pengotan Bali.
Parameter |
Analisis Tanah Satuan Nilai Kriteria |
Nilai pH (1:2,5) H20 DHL C – Organik N Total P Tersedia K Tersedia Kadar air KU KL Tekstur Pasir Debu Liat |
6,50 AM mmhos/cm 2,05 S % 2,04 R % 0,12 R Ppm 131,89 ST Ppm 206,02 S % 4,74 % 30,51 - Pasir Berlempung % 87,69 % 2,41 % 9,90 |
Sumber : Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana Bali Tahun 2021
Singkatan |
Keterangan Metode |
DHL: Daya Hantar Listrik |
AM : Agak masam C-Organik : Metode walkley and black |
KU : Kering Udara |
SR : Sangat Rendah N Total : Metode Kjeldhall |
KL : Kapasitas Lapang C.N : Karbon. Nitrogen |
R : Rendah. P dan K : Metode Bray-1 ST : Sangat Tinggi KU dan KL: Metode Gravimetri |
P.K : Phosfor. Kalium |
H2O : Air DHL : Penghantaran Listrik pH : Derajat Keasaman Tekstur : Metode Pipet S : S |
Tabel 2. Analisis Pupuk Organik Limbah Buah Naga
No |
pH (1 : 2,5) |
DHL |
C Organik |
N Total |
P Tersedia |
K Tersedia |
H2O KCl |
(mmhos/ cm) |
(%) |
(%) |
(ppm) |
(ppm) | |
1 |
5,9 |
6,93 |
2,73 |
0,07 |
249,20 |
182,50 |
M |
ST |
S |
SR |
ST |
S |
Laboratorium Ilmu Tana , Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Tahun 2020.
Singkatan: |
Keterangan: |
DHL = |
Daya Hantar Listrik M = Masam |
C = |
Karbon SR = Sangat Rendah |
N = |
Nitrogen S = Sedang |
P = |
Posfor ST = Sangat Tinggi |
K = |
Kalium |
Air
Air yang digunakan untuk menyiram pada penelitian ini berasal dari air sumur tempat penelitian Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang berada di Jalan Raya Sesetan Gang Markisa Denpasar Selatan.
Pot
Pot yang digunakan dalam penelitian ini adalah pot yang berbahan dasar dari plastik dengan ukuran 40cm x 25cm kapasitas 5kg. Pot yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 pot dan setiap pot akan diisi sebanyak 4kg tanah.
Alat – alat yang digunakan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sekup untuk mengambil tanah; ayakan kawat ukuran 2×2 mm untuk memisahkan tanah dari tanah kasar atau kotoran lainnya;30 pot plastik sebagai media; penggaris dan pita ukur; ember atau gayung; pisau dan gunting untuk memotong tanaman pada saat panen; kantong kertas untuk tempat daun dan batang tanaman yang sudah dipanen; oven untuk mengeringkan sampel tanaman; timbangan manual kapasitas 15 kg kepekaan 100 g untuk menimbang berat tanah yang digunakan untuk penelitian; timbangan elektrik kapasitas 500 g dengan kepekaan 0,1 g untuk menimbang berat kering bagian tanaman berupa daun, batang, akar; dan alat pengukur luas daun (Leaf Area Meter).
Rancangan percobaan
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan acak lengkap (RAL), dengan 6 (enam) perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 (lima) kali, sehingga terdapat 30 unit percobaan. Adapun perlakuan Waktu Dekomposisi tersebut yaitu : W0 : 0 minggu; W1 : 1 minggu; W2 : 2 minggu; W3 : 3 minggu; W4 : 4 minggu dan W5: 5 minggu.
Model metekatika Yij = μ + δi + εij
Keterangan
Y = nilai penga mata n atau pengukura nμ = nilai rata-r ata harapa n δ = pengaruh perlakuan ε = pengruh kesala ha n percoba an
i = perlakuan ke-ij = ulangan ke-j
Persiapan tanah
Persiapan tanah yaitu: tanah yang dipergunakan dalam penelitian terlebih dahulu dikering udarakan, lalu diayak dengan ayakan kawat ukuran lubang 2×2 mm sehingga tanah menjadi homogen. Tanah yang telah diayak ditimbang dan dimasukkan ke dalam pot , masing-masing pot diisi tanah sebanyak 4 kg.
Persiapan pupuk organik limbah buah naga
Persiapan pupuk yaitu pupuk limbah buah naga dibuat dengan cara di potong-potong menjadi beberapa bagian, kemudian langsung dijadikan sebagai pupuk organik limbah buah naga.
Waktu dekomposisi
Dekomposisi pupuk limbah buah naga dilakukan langsung pada pot percobaan, dilakukan dengan cara sebagai berikut: tanah dimasukkan ke dalam pot sebanyak 4kg/pot, selanjutnya dimasukkan pupuk organik limbah buah naga sesuai dosis perlakuan. Perlakuan dekomposisi pupuk organik limbah buah naga lima minggu (W5) dilakukan pertama kali yakni 5 minggu sebelum tanam, dilanjutkan seminggu kemudian dekomposisi W4, seminggu kemudian dekomposisi W3, seminggu kemudian dekomposisi W2, seminggu kemudian dekomposisi W1, dan perlakuan tanpa dekomposisi (W0) dilakukan pada saat tanam.
Penanaman bibit
Setiap pot ditanami dua bibit rumput gajah kate (P. purpureum cv. Mott) yang memiliki pertumbuhan sama.
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman dilakukan meliputi penyiraman setiap hari pada saat sore agar tidak terjadi kekeringan pada tanah, pengendalian hama dan gulma.
Pengamatan dan pemanenan
Pengamatan dilakukan setiap minggu, setelah diberi perlakuan untuk mengamati variabel pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, danjumlah anakan. Pengamatan variabel produksi dan karakteristik tumbuh dilakukan pada saat panen. Pengamatan variabel hasil dengan cara memotong tanaman pada permukaan tanah, kemudian bagian-bagian tanaman dipisahkan yaitu daun, batang dan akar untuk selanjutnya ditimbang dan dikeringkan.
Variabel penelitian
Adapun variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu:
-
1. Variabel pertumbuhan
-
a. Tinggi tanaman (cm) : diukur menggunakan penggaris dari permukaan tanah sampai colar daun teratas yang telah berkembang sempurna.
-
b. Jumlah daun (helai) : dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah berkembang sempurna.
-
c. Jumlah anakan (anakan) : dilakukan dengan cara menghitung anakan yang telah mempunyai daun berkembang sempurna
-
2. Variabel hasil
-
a. Berat kering daun (g) : diperoleh dengan menimbang daun tanamanper pot yang sudah dikeringkan menggunakan oven pada suhu 70°C sampai mencapai berat konstan.
-
b. Berat kering batang (g) : diperoleh dengan menimbang bagian batang per pot yang sudah dikeringkan menggunakan oven pada suhu 70°C hingga mencapai berat konstan
-
c. Berat kering akar (g) : diperoleh dengan menimbang akar tanaman per pot yang sudah dikeringkan menggunakan oven pada suhu 70°C hingga mencapai berat konstan.
-
d. Berat kering total hijauan (g) : diperoleh dengan menjumlahkan berat kering daun dengan brat kering batang.
-
3. Variabel karakteristik tumbuhan.
-
a. Nisbah berat kering daun dengan berat kering batang : diperoleh dengan membagi berat kering daun dengan berat kering batang.
-
b. Nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar : diperoleh dengan membagi berat kering total hijauan dengan berat kering akar.
-
c. Luas daun per pot (cm2) : pengamatan luas daun/pot (LDP) dilakukan dengan mengambil beberapa sampel helai daun yang telah berkembang sempurna secara acak. Berat sampel ditimbang dan mengukur luas daun sampel menggunakan leaf area meter. Luas daun per pot dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
LDS
^PD = ^— x BDT BDS
Keterangan:
LDP = Luas daun per pot BDS = Berat Daun Sampel
LDS = Luas daun sempel BDT = Berat daun total
Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan apabila perlakuan menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) maka analisis dilanjutkan dengan uji jarak berganda dari Duncan (Steel and Torrie, 1991).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada variabel tinggi tanaman dan jumlah daun menunjukan hasil berbeda tidak nyata (P>0,05), namum pada variabel jumlah anakan berbeda nyata (P<0,05). Pada variabel hasil menunjukan bahwa semua variabel memberikan hasil berbeda tidak nyata (P>0,05). Variabel karakteristik tumbuh tanaman pada veriabel nisbah berat kering daun dengan berat kering batang dan nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar menunjukan hasil berbeda tidak nyata (P>0,05), tetapi pada variabel luas daun memberikan hasil berbeda nyata (P<0,05).
Tinggi Tanaman
Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan tinggi tanaman rumput gajah kate pada perlakuan waktu dekomposisi 0 minggu (W0) sebesar 27,00 cm (Tabel 3.). Pada perlakuan 1 minggu (W1), 2 minggu (W2), 3 minggu (W3), 4 minggu (W4) dan 5 minggu (W5) masing -masing 1,8%, 6,5%, 16,9%, 9,6,7% dan 4,5%. Menunjukan hasil yang sama, tetapi secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).
Pertumbuhan rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang di pupuk dengan pupuk organik limbah buah naga pada variabel tinggi tanaman dan jumlah daun memberikan hasil berbeda tidak nyata (P>0,05). Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh unsur hara, kurangnya unsur hara menunjukan rendahnya pertumbuhan pada variabel tinggi tanaman dan jumlah daun sehingga menghambat pertumbuhan pada tanaman. Kandungan hara dalam tanah yang digunakan untuk penelitian khususnya kandungan N yang tergolong rendah yaitu 0,12% (Tabel 1) serta kandungan N pada organik limbah buah naga yaitu 0,07% yang tergolong sangat rendah (Tabel 2). Menurut Soepardi (1983) bahwa peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Lebih lanjut Setyamidjaja (1986) menyatakan bahwa pertambahan tinggi tanaman sangat erat hubungannya dengan ketersediaan unsur hara makro yaitu nitrogen (N).
Tabel 3. Pertumbuhan rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang dipupuk denganpupuk organik limbah buah naga dengan waktu dekomposisi berbeda.
Perlakuan1)
Variabel |
W0 |
W1 |
W2 |
W3 |
W4 |
W5 |
SEM2) |
Tinggi tanaman (cm) |
27,00a |
27,50a |
28,90a |
32,50a |
29,90a |
28,30a |
1,90 |
Jumlah daun(helai) |
15,80a |
28,60a |
31,40a |
34,80a |
31,00a |
25,80a |
4,14 |
Jumlah anakan |
0,20b3) |
2,00a |
2,20a |
2,40a |
2,20a |
1,20ab |
0,50 |
(anakan
Keterangan:
W0 menunjukan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) dengan semua perlakuan, sedangkan W1, W2, W3, W4 dan W5 berbeda tidak nyata (P>0,05).
Jumlah anakan rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada perlakuan waktu dekomposisi memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tanpa waktu dekomposisi. Proses dekomposisi pupuk organik merupakan proses penyedia unsur hara yang terjadi karena adanya aktivitas mikroorganisme yang dapat diserap tanaman. Widarti et al.(2015) mengakatakan bahwa proses dekomposisi oleh mikroorganisme mengubah senyawa organik komplek menjadi sederhana dapat menghasilkan senyawa kalium yang siap diserap oleh tanaman. Lebih lanjut Omar et al. (2011), dalam proses dekomposisi faktor yang sangat berperan adalah adanya aktivitas mikroorganisme atau mikroba (jamur, bakteri, dan aktinomycetes). Pertumbuhan anakan pada tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara pada tanah yang dapat meningkatkan jumlah anakan karena memiliki sistem perakaran yang baik. Buckman dan Brady (1984) menyatakan bahwa, tanaman yang mengalami peningkatan jumlah tunas mempunyai pertumbuhan sistem perakaran yang baik sehingga pembentukan anakan lebih cepat. Anakan yang tumbuh dari satu tanaman berasal dari pertumbuhan rhizoma-rhizoma yang ada didalam tanah melalui sistem perakaran yang baik (Harjadi, 1984). C/N rasio pada pupuk organik limbah buah naga berkisar 39. C/N rasio merupakan indikator yang menunjukkan tingkat dekomposisi dari bahan organik tanah. Makin lanjut tingkat dekomposisinya, makin kecil C/N rasio Siswati et. al (2009). Pernyataan tersebut bahwa dekomposisi pupuk organik limbah buah naga tidak memerlukan waktu yang cukup lama dan dapat menyediakan unsur hara pada tanah tersedia yang mampu meningkatkan jumlah anakan pada tanaman rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott).
Berat Kering Daun
Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan berat kering daun rumput gajah kate pada perlakuan waktu dekomposisi 0 minggu (W0) menghasilkan rataan sebesar 3,78(g) (Tabel 4). Pada perlakuan 1 minggu (W1), 2 minggu (W2), 3 minggu (W3), 4 minggu (W4) dan 5 minggu (W5) masing - masing 39%, 48,3%, 56,8%, 45,3% dan 35,2%. Menunjukan hasil yang sama, tetapi secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).
Berat kering daun, berat kering batang, berat kering akar dan berat kering total hijauan rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) dengan pemberian pupuk organik limbah buah naga pada semua perlakuan memberikan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05).
Berat kering daun tanaman dipengaruhi oleh jumlah daun dan luas daun pada tanaman. Hal ini didukung oleh pernyataan Witariadi et al. (2017) bahwa semakin banyak jumlah daun akan meningkatkan berat kering tanaman. Banyaknya jumlah dan luas daun tanaman yang lebih tinggi menyebabkan proses fotosintesis berlangsung lebih tinggi pula sehingga karbohidrat dan protein yang dihasilkan akan meningkat. Lebih lanjut Candraasih et al. (2014) menyatakan semakin besar luas daun maka fotosintesis semakin meningkat, karena energi matahari yang diterima semakin banyak untuk membantu pembentukan karbohidrat, CO2 dan H2O sehingga produksi yang dihasilkan semakin meningkat.
Berat Kering Batang
Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan jumlah daun rumput gajah kate pada perlakuan waktu dekomposisi 0 minggu (W0) menghasilkan rataan sebesar 15,80 cm (Tabel 4). Pada perlakuan 1 minggu (W1), 2 minggu (W2), 3 minggu (W3), 4 minggu (W4) dan 5 minggu (W5) masing - masing 42%, 46,4%, 54,5%, 44,4% dan 40,5%. Menunjukan hasil yang sama, tetapi secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).
Berat kering batang rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) dengan pemberian pupuk organik limbah buah naga pada semua perlakuan meunjukan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05). Berat kering batang dipengaruhi oleh tingginya jumlah daun dan jumlah anakan, semakin banyak jumlah daun dan luas daunnya maka semakin banyak hasil fotosintesis yang dihasilkan sehingga dapat disimpan sebagai cadangan makanan pada batang khususnya yang dapat mengakibatkan meningkatnya berat kering batang pada tanaman. (Gardener et al., 1991) menyatakan semakin tinggi hasil fotosintesis maka semakin besar pula penimbunan cadangan makanan yang ditranslokasikan untuk menghasilkan berat kering suatu tanaman. Lanjut Witariadi et al., (2019) menyatakan jumlah daun yang tinggi membantu proses fotosintesis berjalan dengan maksimal serta karbohidrat dan protein yang dihasilkan akan lebih banyak sebagai komponen penyusun berat kering tanaman, dimana semakin meningkat kandungan karbohidrat dan protein tanaman maka berat kering tanaman semakin tinggi.
Berat Kering Akar
Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan berat kering akar rumput gajah kate pada perlakuan waktu dekomposisi 0 minggu (W0) menghasilkan rataan sebesar 4,22 (g) (Tabel 4.). Pada perlakuan 1 minggu (W1), 2 minggu (W2), 3 minggu (W3), 4 minggu (W4) dan 5
minggu (W5) masing - masing 44,1%, 48,6%, 46,9%, 46,1% dan 43,7%. Menunjukan hasil yang sama, tetapi secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).
Berat kering akar rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) dengan pemberian pupuk organik limbah buah naga pada semua perlakuan meunjukan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05). Pertumbuhan akar dipengaruhi oleh kondisi unsur hara pada tanah kandungan C-organik pada tanah tergolong rendah yaitu 2,04%, dan pada pupuk organik limbah buah naga 2,73 % tergolong sedang belum mampu mencukupi kebutuhan hara pada pertumbuhan akar. Tufaila et al. (2014) menyatakan bahwa dengan memberikan bahan organik atau pupuk organik yang C-organik nya tinggi maka secara tidak langsung telah menyumbangkan C-organik tanah, sehingga C-organik tanah juga meningkat dan dapat memperbaiki struktur tanah. Berat kering total hijauan akar rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) dengan pemberian pupuk organik limbah buah naga pada semua perlakuan meunjukan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05) berat kering total hijauan dipengaruhi oleh nilai berat kering daun dan berat kering batang.
Berat Kering Total Hijauan
Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan berat kering total hijauan rumput gajah kate pada perlakuan waktu dekomposisi 0 minggu (W0) menghasilkan rataan sebesar 6,18 (g) (Tabel 4.). Pada perlakuan 1 minggu (W1), 2 minggu (W2), 3 minggu (W3), 4 minggu (W4) dan 5 minggu (W5) masing - masing 40,2%, 47,6%, 55,9%, 45% dan 37,4%. Menunjukan hasil yang sama, tetapi secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).
Tabel 4. Hasil rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang dipupuk dengan pupuk organik limbah buah naga dengan waktu dekomposisi berbeda.
Perlakuan1)
Variabel |
W0 |
W1 |
W2 |
W3 |
W4 |
W5 |
SEM2) |
Berat kering daun (g) |
3,78a3) |
6,20a |
7,32a |
8,76a |
6,92a |
5,84a |
1,24 |
Berat kering batang (g) |
2,40a |
4,14a |
4,48a |
5,28a |
4,32a |
4,04a |
0,75 |
Berat kering akar (g) |
4,22a |
7,56a |
8,22a |
7,96a |
7,84a |
7,50a |
1,23 |
Berat kering total hujauan (g) |
6,18a |
10,34a |
11,80a |
14,04a |
11,24a |
9,88a |
1,88 |
Keterangan:
1. W0 = 0 minggu, W1 = 1 minggu, W2 = 2 minggu, W3 = 3 minggu, W4 = 4 minggu,W5 = 5 minggu
2. SEM = Standard Error of theTreatment Means
3. Nilai dengan huruf sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata (P>0,05).
Nisbah Berat Kering Daun dengan Berat Kering Batang
Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan nisbah berat kering daun dengan berat
kering batang rumput gajah kate pada perlakuan waktu dekomposisi 0 minggu (W0)
menghasilkan rataan sebesar 1,61(g) (Tabel 5). Pada perlakuan 1 minggu (W1), 2 minggu (W2), 3 minggu (W3), 4 minggu (W4) dan 5 minggu (W5) masing - masing 1,2%, 0%, 5,3%, 1,2% dan 4,2%. Menunjukan hasil yang sama, tetapi secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).
Nisbah berat kering daun dengan berat kering batang rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) dengan pemberian pupuk organik limbah buah naga pada semua perlakuan meunjukan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05). Nisbah berat kering daun dan berat kering batang dipengaruhi oleh nilai berat kering daun dan berat kering batang, apabila nilai berat kering daun dan berat kering batang tinggi maka semakin tinggi juga nilai nisbah berat kering daun dan berat kering batang. Nilai ini dapat dijadikan indikator hijauan pakan mempunyai kualitas yang baik apabila nilai nisbahnya memberikan hasil yang tinggi. Semakin tinggi porsi daun suatu tanaman dan porsi batang yang lebih kecil maka nisbah berat kering daun dan berat kering batang akan semakin tinggi, Setyawan et al. (2016).
Nisbah Berat Kering Total Hijauan dengan Berat Kering Akar
Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar rumput gajah kate pada perlakuan waktu dekomposisi 0 minggu (W0) menghasilkan rataan sebesar 1,66 (g) (Tabel 5). Pada perlakuan 1 minggu (W1), 2 minggu (W2), 3 minggu (W3), 4 minggu (W4) dan 5 minggu (W5) masing - masing 3,7%, 12,1%, 8,8%, 7,8% dan 20,2%. Menunjukan hasil yang sama, tetapi secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).
Nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) dengan pemberian pupuk organik limbah buah naga pada semua perlakuan meunjukan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05). Nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar dipengaruhi oleh nilai berat kering total hijauan dan berat kering akar. Bila nilai berat kering total hijauan lebih rendah dibandingkan nilai berat akar, maka nilai nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar kecil.
Luas Daun Per-pot
Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan luas daun perpot rumput gajah kate pada perlakuan waktu dekomposisi 0 minggu (W0) menghasilkan rataan sebesar 1931,91cm2 (Tabel 5). Pada perlakuan 1 minggu (W1), 2 minggu (W2), 3 minggu (W3), 4 minggu (W4) dan 5 minggu (W5) masing - masing 39,7%, 47,7%, 55,9%, 46,4% dan 31,5%. Menunjukan hasil
yang sama, tetapi secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).
Luas daun per pot rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada perlakuan waktu dekomposisi memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tanpa waktu dekomposisi. Hal ini dikarenakan unsur hara (N) nitrogen, (P) fosfor dan (K) kalium pada pupuk organik yang dibutuhkan oleh tanaman dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman pada luas daun. Unsur N sangat berperan dalam perpanjangan dan pelebaran daun. Hara N yang cukup dapat merangsang pertumbuhan vegetative tanaman diantaranya pertumbuhan lebar daun dan warna menjadi hijau, Sutejo et a.,(2002). Lanjut Ayu (2003) mengatakan bahwa unsur N penting untuk fotosintesis, apabila penyerapan N terhambat maka akan berpengaruh terhadap kerja fotosintesis sehingga berpengaruh juga terhadap perbesaran luas daun. Kurniadi (2010) unsur P sangat penting untuk mendukung peningkatan pertumbuhan dan kualitas hasil. Unsur P merupakan sumber energy untuk proses fototsintesis, respirasi dan penyimpanan energy untuk mengikat unsur hara dalam tanah. Kandungan unsur P sangat dimaksimalkan untuk pertumbuhan vegetative tanaman seperti jumlah daun dan pertumbuhan batang Prasada (2020). Lalu menurut Lakitan (2001), kalium berperan sebagai reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati.
Tabel 5. Pertumbuhan rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang dipupuk dengan pupuk organik limbah buah naga dengan waktu dekomposisi berbeda.
Perlakuan1) | |||||||
Variabel |
W0 |
W1 |
W2 |
W3 |
W4 |
W4 |
SEM2) |
Nisbah berat kering daun dengan berat kering batang |
1,61a |
1,59a |
1,61a |
1,70a |
1,63a |
1,68a |
0,23 |
Nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar |
1,66a |
1,60a |
1,48a |
1,82a |
1,54a |
1,38a |
0,29 |
Luas daun per pot(cm2) |
1931,91b3) |
3202,95ab |
3694,61a |
4382,50a |
3602,18a |
2822,53ab |
507,85 |
Keterangan:
1. W0 = 0 minggu, W1 = 1 minggu, W2 = 2 minggu, W3 = 3 minggu, W4 = 4 minggu,W5 = 5 minggu
2. SEM = Standard Error of theTreatment Means
3. Nilai dengan huruf berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
Sutejo et. al (1994), menyatakan bahwa unsur hara yang cukup tersedia dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti daun, dimana daun akan menjadi lebih panjang dan lebih lebar kemudian warna daun menjadi lebih hijau, akibatnya fotosintesis berlangsung
lebih baik. Dari ketiga faktor diatas akan berinteraksi mempengaruhi pembelahan sel dan pertumbuhan tanaman rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) sehingga diperoleh hasil luas daun yang baik.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) dapat meningkat dengan diberikanya pupuk organik limbah buah naga. Tanaman rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang di beri pupuk organik limbah buah naga pada waktu dekomposisi 1 minggu memberikan pertumbuhan dan hasil yang baik.
Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan disarankan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) dapat mengunakan pupuk organik limbah buah naga sebagai alternative penganti pupuk anorganik. Disarankan juga untuk mengaplikasikan pupuk organik limbah buah naga dengan waktu dekomposisi 1 minggu dan mengunakan tanah yang memiliki unsur P tanah yang rendah karena unsur P tersedia dalam pupuk organik limbah buah naga sangat tinggi serta mencampur dengan pupuk organik lainya untuk mencapai unsur hara N yang optimal.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng., IPU., Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Dr. Ir. I Nyoman Tirta Ariana, M.S. IPU., dan Koordinator Program Studi Sarjana Peternakan Universitas Udayana Dr. Ir. Ni Luh Putu Sriyani, S.Pt., MP., IPM., ASEAN Eng., atas fasilitas pendidikan dan pelayanan administrasi kepada penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Peternakan Universitas Udayana.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, D.F. 2003. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Paktu Panen Terhadap Produksi dan Kualitas Jagung Semi di Dataran Tinggi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian. Bogor.
Buckman dan N.C. Bardy. 1984. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
Candra, G.A. 2021. Pengaruh Waktu Dekomposisi dan Dosis Pupuk Organik Limbah Padat Virgin Coconut Oil (VCO) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Asytasia ganggetica (L.) subsp. Micrantha. Skripsi Fakultas Peternakan, Universitas Udayana.
Gardner F.P., R.B. Pearce danR.L. Mitchell. 1991. Physiology of crop plants.Diterjemahkan oleh H.Susilo. Jakarta. Universitas Indonesia Press.
Hakim, N., Nyakpa, Lubis, Nugroho, Saul, A. Dida, G.B. Hong dan Balley. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Harjadi, S.S. 1984. Pola PertumbuhanTanaman. Penerbit PT.Gramedia. Jakarta.
Kurniadi, H. 2010. P Jaringan dan P Tersedia Tanah Serta Hasil Tanaman Padi Pada Berbagai Macam Pemupukan di Lahan Sawah Palur Sukoharjo. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Kusumawati, N.N.C, A. A. A. S. Trisnadewi, dan N.W. Siti. 2014. Pertumbuhan dan hasil Stylosanthes guyanensis cv CIAT 184 pada tanah entisol dan inceptisol yang diberikan pupuk organik kascing. Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar. https://ojs.unud.ac.id/index.php/mip/article/view/10917/7725 Diakses pada 28 November 2021.
Lakitan,B.2001.Dasar-DasarFisiologiTumbuhan.PT.RajaGrafindoPersada.Jakarta.
Munawar, A. 2011.Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman.ITB Press. Bogor.
Noralita, L., N. M. Witariadi, I W. Wirawan. 2020. Pertumbuhan dan Hasil Rumput Gajah Kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) Pada Jenis dan Dosis Pupuk Kandang. Jurnal Pastura. 10(1): 32-36.
Omar, L., O.H. Ahmed dan N.M.A. Majid. 2011. Enhancing nutrient use efficiency of maize (Zea mays L.) from mixing urea with zeolite and peat soil water. International Journal of the Physical Sciences. 6(14): 3330–3335.
Prasadana, D.E. 2020. Pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang Dipupuk dengan Pupuk Cair Limbah Buah Naga dengan Dosis Berbeda. Skripsi Fakultas Peternakan, Universitas Udayana.
Setyamidjaja, D.M.E. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Penerbit CV. Simplex. Jakarta.
Setyawan, Y., N. G. K. Roni dan N. N. C. Kusumawati. 2016. Pertumbuhan dan produksi tanaman indigofera zollingeriana pada berbagai dosis pupuk fosfat. Peternakan Tropika. 4(3): 656 – 672. Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar. https://ojs.unud.ac.id/index.php/tropika/issue/view/2279
Siswati, N. D., dan Theodorus, H. (2009). Kajian Penambahan Effective Microorganisms (EM4) pada Proses Dekomposisi Limbah Padat Industri Kertas. Buana Sains, 9(1), 63-
68.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Susetyo, B. 1980. Padang Penggembalaan. Departemen Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
Sutejo, M. M. Kartasapoerta dan A. G. Sastroamodjo. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Sutejo, M. M. Kartasapoerta dan A. G. Sastroamodjo. 1994. Kesuburan Tanah. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Syarifuddin, N. A. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah Enzilase Pada Umur Pemotongan. Produksi Ternak. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.
Syarif, S.1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.Bandung.
Tufaila. M dan S. Alam. 2014. Karakteristik tanah dan evaluasi lahan untuk pengembangan tanaman padi sawah di kecamatan oheo kabupaten konawe utara. Jurnal ilmiah. Kendari. (24)
Widarti, B.N., W.K. Wardhinidan E. Sarwono. 2015. Pengaruh rasio C/N bahan baku pada pembuatan kompos dari kubis dan kulit pisang. Jurnal Integrasi Proses. 5(2): 75-80.
Witariadi, N. M., I K. M. Budiasa., N. N. C. Kusumawati., I. G. Suranjaya dan N.G. K Roni. 2017. Pengaruh jarak tanam dan dosis bio-urin terhadap pertumbuhan dan hasil rumput Panicum maximum pada pemotongan ketiga. Jurnal Pastura.17(2). Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/45431. Diakses tanggal 28 November 2021.
Witariadi, N. M. dan N. N. C. Kusumawati. 2019. Produktivitas kacang pinto (Arachis pintoi) yang dipupuk dengan jenis dan dosis pupuk organik berbeda. Majalah Ilmiah Peternakan 22(2). Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar. https://ojs.unud.ac.id/index.php/mip/article/view/54790.
Fauzi, A., Peternakan Tropika Vol. 11 No. 3 Th. 2023 : 536 – 553
Page 553
Discussion and feedback