GROWTH PRODUCTIVITY OF BROILER CHICKEN THROUGH DRINKING WATER
on
ISSN 2722-7286
Jurnal
FAPET UNUD
Jurnal
Peternakan Tropika
Journal of Tropical Animal Science
email: [email protected]
Submitted Date: July 4, 2022
Accepted Date: May 3, 2023
Editor-Reviewer Article : A.A. Pt. Putra Wibawa & Eny Puspani
PRODUKTIVITAS PERTUMBUHAN AYAM BROILER YANG DIBERI PROBIOTIK PROBIO-BALITANI MELALUI AIR MINUM
Darma, I N. D., I M. Mudita, dan I N. S. Sutama
PS Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar, Bali Email : [email protected], Telp : +6285955187784,
ABSTRAK
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui produktivitas broiler yang diberikan probiotik “Probio-Bali Tani yang telah dilaksanakan Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali selama 1,5 bulan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 perlakuan dan 10 ulangan. A = Broiler yang tidak diberikan probiotik “Probio-BaliTani” melalui air minum (air minum biasa berupa air PDAM), B = Broiler yang diberikan probiotik “Probio-BaliTani” sebanyak 0,02% dari bobot badan sasaran/minggu.Variabel yang diamati meliputi pertambahan berat badan, konsumsi pakan, FCR, berat badan awal dan akhir, mortalitas, umur panen dan indeks performa (IP). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertambahan berat badan , berat badan akhir dan Indeks Performa (IP ) mendapatkan hasil bahwa perlakuan B lebih tinggi secara berturut-turut sebesar 10,8884%, dan 9,3099%, 19,3939 dibanding perlakuan A, sementara konsumsi dan FCR perlakuan B lebih rendah sebesar 1,1768% dan 9,591% dibanding perlakuan A. Pada umur panen penelitian ini sama yaitu 42 hari sementara berat awal perlakuan A lebih rendah sebesar 5,4876% dibanding perlakuan B. Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian Probiotik “Probio-Bali Tani” sebesar 0,02% pada air minum mampu meningkatkan pertumbuhan berat badan, konsumsi pakan serta mampu menurunkan FCR secara nyata dan juga mampu meningkatkan indeks performa namun secara tidak nyata.
Kata kunci: Probiotik “Probio-Bali Tani, Ayam broiler, Produktivitas
GROWTH PRODUCTIVITY OF BROILER CHICKEN THROUGH DRINKING WATER
ABSTRACT
This study aims to determine the productivity of broilers given the probiotic “Probio-Bali Tani which has been carried out in Penglipuran Village, Bangli Regency, Bali Province for 1.5 months. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of 2 treatments and 10 replications. A = Broilers who were not given "Probio-BaliTani" probiotics through drinking water (regular drinking water in the form of PDAM water), B = Broilers who were given "Probio-BaliTani" probiotics as much as 0.02% of the target body weight/week. The variables observed included weight
gain, feed consumption, FCR, initial and final body weight, mortality, harvest age and performance index (IP). The results of this study indicate that weight gain, final body weight and Performance Index (IP) get results that treatment B is higher, respectively, by 10.8884%, and 9.3099%, 19.3939 compared to treatment A, while consumption and The FCR of treatment B was 1.1768% and 9.591% lower than treatment A. At the harvest age of this study was the same, namely 42 days, while the initial weight of treatment A was 5.4876% lower than treatment B. Based on the above research, it can be concluded that the administration of probiotics "Probio-Bali Tani" of 0.02% in drinking water was able to increase body weight growth, feed consumption and was able to significantly reduce FCR and also increase the performance index but not significantly.
Keywords: Probiotics “Probio-Bali Tani, Broiler Chicken, Productivity
PENDAHULUAN
Penggunaan AGP’s (Antibiotic Growth Promoters) oleh peternak dilakukan untuk memacu pertumbuhan, pengobatan penyakit, dan anti stres bagi ternak yang dipeliharanya (Agrina, 2018). Namun penggunaan AGP’s dalam pakan berpengaruh terhadap resistensi bakteri dalam tubuh ternak serta terhadap manusia yang mengkonsumsi produk ternak tersebut (Magdalena et al., 2013). Di Indonesia penggunaan AGP’s diatur oleh Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan No. 18, 2009 junco No 41/2014, pasal 22 ayat 4c yang menyatakan “setiap orang dilarang menggunakan bahan pakan yang dicampur dengan hormon tertentu atau antibiotik sebagai supplemen”. Melalui Permentan No. 14/2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan, sejak 1 Januari 2018 Pemerintah melarang penggunaan AGP’s dalam pakan.
Bagi para pelaku usaha peternakan ayam broiler, pelarangan AGP’s dikhawatirkan mengakibatkan penurunan produktivitas broiler (Agrina, 2018). Susila (dalam Agrina, 2018) menunjukkan bahwa pelarangan penggunaan AGP’s sampai bulan kelima (Mei) Tahun 2018 mengakibatkan penurunan produktivitas broiler yang ditunjukkan adanya IP (indeks performa) yang rendah dibawah 300, Feed Conversion Ratio (FCR) yang tinggi >1,5559 bahkan mencapai 1,986. Para praktisi maupun akademisi penggiat peternakan broiler saat ini berupaya mencari alternatif solusi pengganti penggunaan AGP’s dalam usaha peternakan, khususnya peternakan broiler (Agrina, 2018; Mudita et al., 2019; Mudita et al., 2020). Salah satu probiotik yang dapat digunakan sebagai pengganti AGP’s yaitu probiotik “Probio-BaliTani”. Probiotik Probio-BaliTani adalah konsorsium bakteri lignoselulolitik, yaitu
“Bacillus subtilis strain BR4LG, Bacillus subtilis strain BR2CL, Aneurinibacillus sp strain BT4LS, Bacillus sp strain BT3CL,dan Bacillus sp. strain BT8XY” yang dibiakkan pada medium pertumbuhan kaya nutrien tersusun dari kombinasi bahan alami dan bahan substrat mikrobiologis berkualitas tinggi (Mudita et al., 2020).
Hasil penelitian Kertiyasa et al. (2020) menunjukkan pemberian inokulan probiotik bakteri Bacillus sp. strain BT3CL atau Bacillus subtilis strain BR2CL mampu meningkatkan produksi berupa berat hidup dan berat karkas, serta meningkatkan komposisi karkar seperti berat dada, berat paha atas,berat paha bawah dan berat sayap serta menurunkan persentase lemak abdominal pada broiler umur 35 hari. Penelitian Dewi et al. (2020) juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu pemberian inokulan probiotik Bacillus subtilis strain BR2CL atau Bacillus sp. strain BT3CL melalui air minum dapat meningkatkan penampilan ayam broiler umur 35 hari.
Berdasarkan paparan tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang efektivitas pemberian probiotik Probio-Bali Tani melalui air minum terhadap produktivitas pertumbuhan ayam broiler.
MATERI DAN METODE
Materi
Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan selama + 2 bulan yang mencakup pemeliharaan dari DOC, pengambilan data ayam dilakukan saat ayam berumur 14 – 42 hari serta pengolahan data di kandang broiler peternak di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali (2 blok kandang) yang masing-masing berkapasitas 30 ekor.
Ayam
Penelitian ini menggunakan ayam broiler PT. Ciomas Adisatwa Unit Bali mulai umur 1 hari dengan pengambilan data pada umur 14 hari, ayam yang digunakan sebanyak 60 ekor yang diproduksi PT Ciomas Adisatwa Unit Bali tanpa membedakan jenis kelamin (unsexed).
Probiotik “Probio-BaliTani” dan Air Minum
Probiotik “Probio-BaliTani” yang diberikan pada penelitian ini adalah produk probiotik yang diproduksi Mudita et al., 2020 (dosen Fapet UNUD). Probiotik “Probio-BaliTani” diberikan pada broiler mulai umur 14 hari (setelah fase brooding) melalui air minum sebanyak 0,02% dari bobot badan sasaran broiler PT. Ciomas Adisatwa (Lampiran 2). Pencampuran probiotik dilakukan dalam tempat/tanki air minum yang tersedia di setiap unit kandang pada siang hari antara pukul 11.00 – 13.00 wita. Jumlah penambahan air saat pencampuran probiotik pada air minum disesuaikan dengan konsumsi air minum ternak, dengan tujuan agar air minum mengandung probiotik bisa habis dalam waktu maksimal 2 jam. Diluar pemberian air minum mengandung probiotik, broiler diberikan air minum biasa berupa air yang berasal dari perusahaan daerah air minum/PDAM.
Ransum Broiler
Ransum yang diberikan pada ayam broiler penelitian adalah SB10 untuk broiler umur 1-7 hari (pemeliharaan sebelum penelitian), SB11 umur 8-21 hari, SB12 umur 22-panen yang di produksi PT. Ciomas Adisatwa. Pemberian ransum dilakukan secara ad. libitum. Kandungan nutrien ransum penelitian disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan ransum ayam broiler
Kandungan |
SB-10 |
SB-11 |
SB-12 |
1-14 hari |
14-21 hari |
21 hari-panen | |
Air |
Maksimal 12% |
Maksimal 12% |
Maksimal 12% |
Protein kasar |
Maksimal 22,5% |
Maksimal 21% |
Maksimal 19% |
Lemak kasar |
3-7% |
3-7% |
3-8% |
Serat kasar |
Maksimal 5% |
Maksimal 5% |
Maksimal 5% |
Abu |
Maksimal 7% |
Maksimal 7% |
Maksimal 7% |
Kalsium |
0,9-1,1% |
0,9-1,1% |
0,9-1,1% |
Phosphor |
0,6-0,9% |
0,6-0,9% |
0,6-0,9% |
Sumber: PT Japfa Comfeed
Kandang
Kandang yang dipergunakan pada penelitian ini adalah 2 unit kandang (masing-masing 2 blok dengan isian 30 ekor) tipe semi close house dengan kapasitas masing-masing
blok 30 ekor yang masing-masing blok disekat menjadi 1 sekat, dengan ukuran sekat pxlxt yaitu 60 x 80 x 40 cm. Sehingga secara keseluruhan terdapat 20 petak kandang yang masing-masing diisi 3 ekor ayam/petak dan total keseluruhan broiler adalah 60 ekor.
Peralatan dan perlengkapan
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanki air, ember plastik, timbangan “Scale Kitchen” kapasitas 5 kg dengan kepekaan 50 g, timbangan gantung kapasitas 50 kg, kantong plastik, lampu, tempat pakan, tempat minum, sendok, tali, kalkulator. Alat tulis berupa buku, pulpen, penggaris. Alat-alat bedah seperti pisau, gunting. Perlengkapan lain yang digunakan dalam penelitian ini yakni kertas koran sebagai alas, bola lampu 100 watt, terpal/kain untuk menutupi kandang dari angin dan sabun untuk mencuci peralatan kandang.
Pemeliharaan dan Pengambilan data
Pemeliharaan dilakukan dari DOC namun tanpa pemberian perlakuan, sementara perlakuan dan pengambilan data dilakukan pada ayam broiler umur 14 hari (setelah fase brooding), dilakukan proses pencatatan pemberian pakan, penimbangan sisa pakan perlakuan, deplesi/mortalitas dilakukan setiap saat/hari, penimbangan bobot badan ayam dilakukan setiap 1 minggu sekali. Data feed covertion ratio (FCR), umur panen, total mortalitas/deplesi dan IP/indeks performa dilakukan saat panen.
Metode
Rancangan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 perlakuan dan 10 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 3 ekor ayam broiler sehingga secara keseluruhan terdapat 20 unit percobaan dengan jumlah total broiler sebanyak 60 ekor.
Perlakuan yang diberikan yaitu:
A = Broiler yang tidak diberikan probiotik “Probio-BaliTani” melalui air minum (air minum biasa berupa air PDAM)
B = Broiler yang diberikan probiotik “Probio-BaliTani” sebanyak 0,02% dari bobot badan sasaran/minggu (target perusahaan “PT. Ciomas Adisatwa”)
Perubah pengamatan
Peubah yang diamati pada penelitian ini, adalah:
-
1. Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan dihitung tiap hari yaitu dari jumlah pakan yang diberikan dikurangi dengan jumlah sisa pakan yang tidak dikonsumsi ayam.
-
2. Berat badan awal dan akhir
Berat badan awal dan akhir dihitung dengan menimbang berat badan ayam saat awal dan akhir penelitian. Bobot badan awal broiler ditentukan menggunakan 60 ekor broiler sebagai sampel ditiap unit percobaan (3 kali penimbangan @ 20 ekor di setiap unit percobaan). Sedangkan bobot badan akhir dihitung brdasarkan bobot badan ayam yang dipanen ditiap unit percobaan di akhir penelitian.
-
3. Pertambahan bobot badan
Penimbangan bobot badan ayam broiler dilaksanakan setiap 1 minggu sekali. Sebelum penimbangan bobot badan dilakukan pemuasaan pemberian pakan selama 12 jam dengan air minum tetap diberikan. Pertambahan bobot badan harian dihitung dari selisih bobot badan panen dengan bobot badan awal dibagi lama waktu pemeliharaan.
-
4. Feed Covertion Ratio (FCR)
Feed Convertion Ratio (FCR) merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan jumlah bobot ayam broiler yang dihasilkan.
-
5. Umur panen
Umur panen adalah lama waktu yang dibutuhkan selama pemeliharaan ayam broiler (termasuk fase brooding).
-
6. Mortalitas dan Deplesi
Mortalitas ataupun kematian merupakan perbandingan jumlah ayam yang mati dengan jumlah ayam yang dipelihara (Lacy dan Vest, 2000), sedangkan deplesi merupakan jumlah ayam yang dikeluarkan/culling (baik akibat kematian, cacat, dan/atau kerdil) selama pemeliharaan.
-
7. IP/Indeks Performa
IP/Indeks Performa merupakan salah satu ukuran yang digunakan untuk menilai keberhasilan dari usaha peternakan ayam broiler berdasarkan daya hidupnya, bobot badan, umur panen dan FCR.
ayam hidup (%) x rataan BB panen (kg)
Indeks Peerforma (IP) = x 100
umur panen x FCR
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalis dengan sidik ragam/anova (analisis varian). Apabila perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan taraf 5% (Steel dan Torrie, 1993).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan berat badan (PBB)
Rata-rata pertumbuhan berat badan (PBB) dari ayam broiler tanpa penambahan ProbioBali Tani pada air minum (A) sebesar 1954,5500 gram/ekor/4 minggu sementara pada perlakuan yang menggunakan Probio-Bali Tani pada air minumnya (B) sebesar 2113,1833 gram/ekor/4 minggu, sehingga pada perlakuan B lebih tinggi sebesar 7,5068% dibandingkan perlakuan A dan secara statistik kedua perlakuan ini berbeda nyata (P<0,05) (Tabel 2). Hasil penelitian pertumbuhan berat badan (PBB) menunjukan bahwa ayam broiler yang diberikan perlakuan dengan penambahan Probio-Bali Tani sebesar 0,02% (Perlakuan B) memiliki pertambahan rata rata sebesar 2113,1833 gram/ekor/4 minggu, sementara perlakuan kontrol hanya sebesar 1954,5500 gram/ekor/4 minggu dan secara statistik berbeda nyata (P<0,05) (Tabel 2). Hasil penelitian yang menunjukan bahwa perlakuan B lebih besar dibanding perlakuan kontrol (perlakuan A) kemungkinan disebabkan oleh penambahan inokulan probiotik mempunyai dampak positif terhadap pertumbuhan, dan efisiensi penggunaan pakan. Konsumsi air minum selain digunakan untuk metabolisme tubuh ternak, juga digunakan untuk metabolisme probiotik itu sendiri dalam pemecahan serat kasar dan menjaga kesehatan pencernaan sehingga menyebabkan peningkatan konsumsi air minum. Menurut Soeharsono (1999) probiotik berperanan penting dalam menjaga keseimbangan
ekosistem mikroflora saluran cerna dan menyediakan enzim yang mampu mencerna nutrien dan mendetoksikasi zat racun atau metabolitnya.
Konsumsi pakan
Rata-rata konsumsi pakan pada ayam broiler tanpa penambahan Probio-Bali Tani pada air minum (A) sebesar 2585,0333 g/ekor/4 minggu, sementara pada perlakuan yang menggunakan Probio-Bali Tani pada air minumnya (B) sebesar 2498,5500 gram/ekor/4 minggu, sehingga pada perlakuan B lebih tinggi sebesar 3,3455% dibandingkan perlakuan A namun secara statistik kedua perlakuan ini tidak berbeda nyata (P>0,05) (Tabel 2). Hasil penelitian menunjukan bahwa ayam broiler yang diberikan perlakuan dengan penambahan Probio-Bali Tani sebesar 0,02% (Perlakuan B) memiliki pertambahan rata rata sebesar 2498,5500 gram/ekor/4 minggu, sementara perlakuan kontrol hanya sebesar 2585,0333 gram/ekor/4 minggu dan secara statistik berbeda tidak nyata (P<0,05) (Tabel 2). Hal ini kemungkinan disebabkan karena probiotik yang digunakan, Probiotik dapat mengubah pergerakan mucin dan populasi mikroba didalam usus halus ayam, sehingga keberadaannya dapat meningkatkan fungsi dan kesehatan usus, memperbaiki komposisi mikroflora pada sekum, serta meningkatkan penyerapan zat makanan sehingga lebih sedikit pakan yang diperlukan untuk dikonsumsi (Mountzouris, 2010). Menurut Scott et al. (1982) menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi jumlah konsumsi ransum adalah kandungan energi metabolis, berat badan ayam, suhu, dan kandungan serat kasar ransum. Miarsono dan Ainun (2020) berpendapat bahwa konsumsi ransum memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan serta perkembangan broiler karena semakin banyak ransum yang dikonsumsi berpengaruh terhadap pertambahan berat badan dan efisiensi ransum. Selain itu, konsumsi ransum juga dipengaruhi dari ukuran tubuh ternak, pergerakkan ternak, temperatur, kualitas serta kuantitas ransum.
Feed convention ratio (FCR)
Rata-rata Feed Convention Ratio (FCR) pada ayam broiler tanpa penambahan ProbioBali Tani pada air minum (A) sebesar 1,9815 sementara pada perlakuan yang menggunakan Probio-Bali Tani pada air minumnya (B) sebesar 1,6450, sehingga pada perlakuan B lebih
rendah sebesar 16,9826% dibandingkan perlakuan A dan secara statistik kedua perlakuan ini berbeda nyata (P<0,05) (Tabel 2). Feed Converstion Ratio (FCR) adalah perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan. Kompiang (2009) mengungkapkan pemberian probiotik dapat meningkatkan konversi ransum broiler yakni nilai 2,86 untuk tidak memakai probiotik dan 2,43 untuk yang memakai probiotik. hasil penelitian menunjukan bahwa ayam broiler yang diberikan perlakuan dengan penambahan Probio-Bali Tani sebesar 0,02% (Perlakuan B) memiliki FCR rata rata sebesar 1,6450, sementara perlakuan kontrol hanya sebesar 1,9815 dan secara statistik berbeda nyata (P<0,05) (Tabel 2). Hal ini diduga disebabkan oleh pemberian probiotik yang merupakan mikroorganisme (bakteri) yang menguntungkan dalam saluran pencernaan sangat berperan dalam mengoptimalkan konsumsi pakan, sehingga penyerapan zat-zat nutrisi berlangsung dengan sempurna. Anggordi (1985) mengungkapkan semakin rendah nilai FCR, maka semakin tinggi efisiensi penggunaan ransumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi konversi pakan adalah kandungan energi pakan, kecukupan zat makanan dalam pakan, suhu lingkungan dan kondisi kesehatan (Card dan Nesheim, 1982). Wardani et al. (2021) menyatakan bahwa kecilnya nilai konversi ransum disebabkan dari jumlah pakan yang dikonsumsi lebih sedikit untuk dapat menghasilkan pertambahan bobot badan satu kilogram
Bobot badan awal
Rata-rata bobot ayam broiler di hari ke 14 (badan awal) tanpa penambahan Probio-Bali Tani pada air minum (A) sebesar 431,7167 g sementara pada perlakuan yang menggunakan Probio-Bali Tani pada air minumnya (B) sebesar 430,2667 g, sehingga pada perlakuan B lebih rendah sebesar 0,3398% dibandingkan perlakuan A namun secara statistik kedua perlakuan ini berbeda tidak nyata (P>0,05) (Tabel 2)
Bobot akhir
Rata-rata bobot akhir pada ayam broiler tanpa penambahan Probio-Bali Tani pada air minum (A) sebesar 2386,2667 g sementara pada perlakuan yang menggunakan Probio-Bali Tani pada air minumnya (B) sebesar 2543,4500 g, sehingga pada perlakuan B lebih tinggi
sebesar 6,1799% dibandingkan perlakuan A dan secara statistik kedua perlakuan ini berbeda nyata (P<0,05) (Tabel 2)
Tabel 2. Pertumbuhan Ayam Broiler yang diberikan Probio-Bali Tani dan Tanpa Pemberian Probio-Bali Tani pada Air Minum
Perlakuan(1) Variabel A B |
SEM(2) |
PBB PBB 1954,5500(3)b 2113,1833a (gram/ekor/4 minggu) Konsumsi 2585,0333a 2498,5500a (gram/ekor/4 minggu) FCR 1,9815a 1,6450b Bobot Awal 431,7167a 430,2667a (gram, umur 14 hari) Bobot Akhir 2386,2667b 2543,4500a (gram, umur 42 hari) Mortalitas 13,3333a 6,6667a (%) IP 252,3808a 315,3606a |
31,6825 63,4455 0,0688 430,9923 32,5697 10,5409 31,2354 |
Keterangan :
1. A = Broiler yang tidak diberikan probiotik “Probio-BaliTani” melalui air minum (air minum biasa berupa air PDAM), B = Broiler yang diberikan probiotik “Probio-BaliTani” sebanyak 0,02% dari bobot badan sasaran/minggu.
2. SEM :“Standard Error of the Treatment Mean”
3. Nilai dengan huruf berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05).
Mortalitas
Tingkat mortalitas pada ayam broiler tanpa penambahan Probio-Bali Tani pada air minum (A) sebesar 13,3333% sementara pada perlakuan yang menggunakan Probio-Bali Tani pada air minumnya (B) sebesar 6,6667%, sehingga mortalitas pada perlakuan A lebih tinggi sebesar 50% dibandingkan perlakuan B namun secara statistik kedua perlakuan ini berbeda tidak nyata (P<0,05) (Tabel 2). Mortalitas adalah suatu ukuran dari jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Angka kematian (mortalitas) selama penelitian pada menunjukan bahwa ayam broiler yang diberikan perlakuan dengan penambahan Probio-Bali Tani sebesar 0,02% (Perlakuan B) memiliki pertambahan rata rata sebesar 6,667%, sementara perlakuan kontrol sebesar 13,333 % (Tabel 2). Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Allama et al.(2012) menyatakan angka mortalitas yang baik harus kurang atau sama dengan 5% bagi
ayam pedaging. Pada dasarnya penelitian ini memiliki jumlah ayam per pelakuan yang cukup sedikit, sehingga pada saat ternak mati 1 saja atau lebih maka mortalitas akan tinggi. Tingkat mortalitas ini kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan cuaca yang pada penelitian sempat tidak menentu. Hal ini sesuai pendapat Fitro et al. (2015) yang menyatakan kematian ayam karena faktor genetik dan lemahnya daya tahan tubuh ayam tersebut, Tingkat mortalitas ayam bisa dipengaruhi oleh genetik, kebersihan lingkungan, dan faktor cuaca.
Indeks performa (IP)
Tingkat Indeks Performa (IP) pada ayam broiler tanpa penambahan Probio-Bali Tani pada air minum (A) sebesar 252,3808 sementara pada perlakuan yang menggunakan Probio-Bali Tani pada air minumnya (B) sebesar 315,3606, sehingga mortalitas pada perlakuan A lebih rendah sebesar 19,9707% dibandingkan perlakuan B namun secara statistik kedua perlakuan ini berbeda tidak nyata (P<0,05) (Tabel 2). Hasil penelitian menunjukan bahwa ayam broiler yang diberikan perlakuan dengan penambahan Probio-Bali Tani sebesar 0,02% (Perlakuan B) memiliki indeks Performance (IP) secara secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05) (Tabel 2). Perbedaan yang tidak nyata ini kemungkinan disebabkan karena lingkungan dan kondisi pakan yang diberikan pada ayam sama. Dalam penelitian ini indeks performaa pada Perlakuan A kurang baik sementara pada Perlakuan B sangat baik. Hal ini selaras dengan pendapat Aswandi (2016), cukup baik namun dapat ditingkatkan lagi. Hal ini diperkuat dengan pendapat Medion (2010) semakin tinggi nilai indeks performa maka semakin berhasil peternakan ayam pedaging tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi indeks performa pada ayam pedaging. Faktor yang dapat mempengaruhi nilai indeks performa adalah rata‐rata bobot badan ayam saat panen, persentase kematian, rataan umur panen, dan konversi pakan. Faktor yang perlu diperhatikan adalah persentase kematian ternak atau mortalitas. Mortalitas merupakan salah satu petunjuk menilai keberhasilan suatu usaha peternakan Ulfa dan Junaidi (2019).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian Probiotik “Probio-Bali Tani” sebesar 0,02% pada air minum mampu meningkatkan pertumbuhan berat badan, konsumsi pakan serta menurunkan FCR secara nyata dan juga mampu meningkatkan indeks performa namun secara tidak nyata.
Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah disarankan kepada petani dan peternak dapat menggunakan probiotik “Probio-Bali Tani” karena mampu meningkatkan pertumbuhan dari ayam broiler serta dapat digunakan sebagai pengganti Antibiotik Growth Promoter (AGP) pada ternak.
UCAPAN TERIMA KASIH
Perkenankan penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng., IPU., Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir. I Nyoman Tirta Ariana, MS., IPU. Koordinator Program Studi Sarjana Peternakan Dr. Ir. Ni Luh Putu Sriyani, S.Pt, MP., IPM., ASEAN Eng., atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana.
DAFTAR PUSTAKA
Allama, H., Sjofjan, O., Widodo, E., & Prayogi, H. S. (2012). Pengaruh penggunaan tepung ulat kandang (Alphitobius diaperinus) dalam pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 22(3), 1–8.
Agrina 2018. Peluang Tak Hilang Meski AGP Menghilang. Agrina 290. Hal 10 – 13.
Aswandi. (2016). Performa ayam ras pedaging yang mendapat pakan komersil mengandung tepung bonggol pisang. JITP, 4(3), 98–103.
Card, L. E. dan M. C. Nesheim. 1982. Poultry Production. 11th Ed. Lea and Febiger.Phi ladelphia. California
Fitro, R., D.Sudrajat, E.Dihansih. 2015. Performa ayam pedaging yang diberi ransum komersial mengandung tepung ampas kurma sebagai pengganti jagung. Jurnal Peternakan Nusantara. 1(1): 1-8
Kertiyasa, I K.Y., I. G. Mahardika dan I. M. Mudita. 2020. Pengaruh Pemberian Probiotik Bacillus sp strain BT3CL atau Bacillus subtilis strain BR2CL Terhadap Produksi dan Komposisi Karkas Ayam Broiler
Kompiang, I. P. 2009. Pemanfaatan mikroorganisme sebagai probiotik untuk meningkatkan produksi ternak unggas di Indonesia. J. Pengembangan Inovasi Pertanian. Vol 2 (3) : 177-191.
Magdalena, S., G. H. Natadiputri, F. Nailufar dan T. Purwadaria. 2013. Pemanfaatan produk alami sebagai pakan fungsional. Jurnal. Wartazoa. Vol. 23(1): 31-40.
Medion. (2010). Berhasil atau Tidakkah Pemeliharaan Broiler Anda.
Miarsono Sigit dan Ainun Nikmah. 2020. Pengaruh pemberian air minum dan herbal berbasis magnetic water treatment terhadap performa ayam pedaging. Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia. ISSN: 2502-5597. e-ISSN: 2595-6325. 5(1). 30-35.
Mountzouris. K., C. P. Tsitrsikos, I. Palamidi, A. Arvaniti, M. Mohnl, G. Schatzmayr dan K. Fegeros. 2010. Effects of probiotik inclusion levels in broiler nutrion on growth performance, nutrient digestibility, plasma immunoglobulins, and cecal micrroflora compostion. Poult. Sci. 89:58-67
Mudita, I M., I W. Sukanata, I. B. G. Partama, dan I N. S. Sutama. 2020. Mudita, I M. 2020. Produksi Probiotik Bakteri Lignoselulolitik “Probio Balitani” Sebagai Pengganti AGP Usaha Peternakan Broiler. Laporan Penelitian. Penelitian Calon Perusahaan Pemula Udayana. Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar
Scott, M. L., M. C. Nesheim and R. J. Young. 1982. Nutrition of the Chicken. 3rd Ed. ML. Scott and ASS, Ithaca.
Soeharsono.1999. Prospek Penggunaan Probiotika sebagai Pengganti Antibiotika untuk Ternak.Wacana Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Tahun Akademik 1999-2000. Universitas Padjajaran.
Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika (diterjemahkan dari: Principles and Procedures of Statistic, penerjemah: B. Sumantri). PT Gramedia. Jakarta.
Ulfa, M. L., I. H. Djunaidi. 2019. SUBSTITUSI tepung bonggol pisang dan Indigofera sp. sebagai pengganti bekatul dalam ransum untuk meningkatkan performa ayam broiler. Jurnal Nutrisi Ternak Tropis. 2(2): 65-72.
Wardani, n. P. K., G. A. M. K. Dewi, dan D. P. M. A. Candrawati. 2021. Performa broiler yang diberikan larutan kunyit (Curcuma domestica val.) Dan asam (Tamarindus indica l.) Pada air minum. Majalah Ilmiah Peternakan. 25 (1): 28-33
Darma, I N. D., J. Peternakan Tropika Vol. 11 No. 2 Th. 2023 : 258 – 270
Page 270
Discussion and feedback