Sport and Fitness Journal

E-ISSN: 2654-9182                                            Volume 8, No.2, Mei 2020: 1-7

LATIHAN FARTLEK DAN LATIHAN CONTINOUS RUNNING

MEMPUNYAI EFEK YANG SAMA DALAM MENINGKATKAN VO2MAX

SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI MAN 2 MANGGARAI

Mohammad Syahroni1, I Made Muliarta2, I Made Krisna Dinata2, I Dewa Putu Sutjana2, J Alex Pangkahila2, Luh Made Indah Sri Handari Adiputra2

1Program Studi Magisteri Fisiologii Keolahragaan Universitas Udayana, Denpasar 2Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar

E-Mail: [email protected]

ABSTRAK

Pendahuluan: Kondisi fisik merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap pemain dalam upaya pencapaian prestasi maksimal. Kemampuan kondisi fisik yang baik ditandai dengan pemain memiliki VO2max yang baik. VO2max merupakan nilai tertinggi dimana seseorang dapat mengkonsumsi oksigen selama latihan. VO2max dapat ditingkatkan dengan latihan fisik seperti latihan fartlek dan continous running. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan latihan fartlek dan continous running dalam meningkatkan VO2max pada siswa ekstrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai.

Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Randomized Pre –Post Test Two Group Design. Jumlah sampel penelitian sebanyak 26 orang yang dibagi menjadi dua Kelompok. Kelompok 1 berjumlah 13 orang yang diberi pelatihan fartlek dan Kelompok 2 berjumlah 13 orang yang diberikan pelatihan continous running. Pelatihan ini dilakukan selama enam minggu dengan frekuensi waktu tiga kali setiap minggu. VO2max diukur dengan Multi Fitnes Test (MFT) sebelum dan sesudah perlakuan dan perbedaannya diuji dengan paired sampel t-test dan independent sampel t-test.

Hasil: Berdasarkan hasil penelitian rerata sebelum pelatihan Kelompok 1 sebesar 32,14±2,6 ml/kg/menit dan sesudah pelatihan 33,59±3,0 ml/kg/menit (p<0,05). Kelompok 2 sebelum pelatihan sebesar 33,01±2,2 dan setelah pelatihan 34,55±2,6 ml/kg/menit (p<0,05), sehingga dapat dikatakan ada peningkatan VO2max pada ke dua Kelompok setelah diberi perlakuan. Rerata sesudah perlakuan Kelompok 1 sebesar 33,59±3,0 ml/kg/menit dan Kelompok 2 sebesar 34,55±2,6 ml/kg/menit menunjukkan nilai p = 0,623, hal ini berarti Kelompok 1 dan Kelompok 2 tidak berbeda bermakna karena nilai p>0,05. Tidak ada perbedaan pada ke dua Kelompok, hal ini disebabkan karena ke dua Kelompok diberikan perlakuan dengan takaran yang sama.

Simpulan: Latihan fartlek dapat meningkatkan VO2max pada siswa ekstrakurikuler bola voli. Latihan continous running dapat meningkatkan VO2max pada siswa ekstrakurikuler bola voli. Tidak ada perbedaan latihan fartlek dan Latihan continous running dalam meningkatkan VO2max pada siswa ekstrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai.

Kata Kunci : Pelatihan Fartlek, Pelatihan Continous Running , dan VO2max

FARTLEK TRAINING AND CONTINOUS RUNNING TRAINING HAVE

THE SAME EFFECT IN INCREASING VO2MAX MAN 2 MANGGARAI
EXTRACURRICULAR VOLLEYBALL STUDENTS

ABSTRACT

Introduction: Physical condition is one of the important factors that must be owned by every player in an effort to archieve maximum archievement. Good physical condition ability is indicated by the player having good VO2max. VO2max is the highest value where a person can consume oxygen during exercise. VO2max can be increased by physical exercise such fartlek training and continous running. The purpose of this reseach was to determine the differens in fartlek training and continous running in increasing VO2max of volleyball extracurricular students MAN 2 Manggarai.

Method: This research is experimental research with design Randomized Pre –Post Test Two Group Design. The sample research consisted of 26 people divided into two groups of each group of 13 people. The first group was trained using fartlek training and group two using continous running. This research was conducted for six weeks with a frequency three times a week. VO2max research use Multi Fitnes Test (MFT).

Result: Based on the results of the average study before training group one amounted to 32.14 ± 2.6 ml /kg/menit and after training 33.59 ± 3.0 ml/ kg/menit (p <0.05). Group two before training was 33.01 ± 2.2 and after training 34.55 ± 2.6 ml/kg/menit (p <0.05), so that it can be said that there was an increase in VO2max after being treated. The mean after treatment in Group 1 was 33.59 ± 3.0 ml/kg/menit and Group 2 of 34.55 ± 2.6 ml/kg/menit showed the value of p = 0.623, this means that group 1 and group 2 were not significantly different because the value of p> 0.05. This is because the two groups were treated the same dose.

Conclusions: Fartlek training can increase VO2max in volleyball extracurricular students. Continuous running exercises can increase VO2max in volleyball extracurricular students. There was no difference in fartlek training and continuous running exercises to increase VO2max in MAN 2 Manggarai volleyball extracurricular students.

Keywords: Fartlek Training, Continous Running Training, and VO2max

PENDAHULUAN

Prestasi olahraga dapat dicapai melalui pembinaan pelatihan secara baik dan benar yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik dan kemampuan yang nantinya akan mencapai kondisi fisik secara khusus sesuai cabang olahraga yang digelutinya.1 Peningkatan daya tahan pada atlet dalam mencapai prestasi maksimal, hanyalah dapat dikembangkan 2 melalui  suatu  program jangka  panjang.2

Program  latihan tersebut harus  dilakukan

bertahap disusun secara teliti dan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip latihan.3 Kondisi

fisik merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap pemain dalam upaya pencapaian prestasi maksimal.4 Menurut hasil pengamatan peneliti pada siswa ektrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai hal ini bukan menjadi tolak ukur utama bagi guru dalam membina kondisi fisik para pemain bola voli. Pemain bola voli MAN 2 Manggarai cepat mengalami kelelahan pada saat pertandingan, dapat dilihat dari kurang fokusnya pemain dalam bermain dan sering membuat kesalahan ketika pertandingan berlangsung. Kelelahan yang dirasakan oleh siswa ekstrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai dikarenakan rata-rata

VO2max pemain berada pada level rendah dan sedang. VO2max merupakan nilai tertinggi di mana seseorang dapat mengkonsumsi oksigen selama latihan,5 Orang dengan tingkat kebugaran yang baik memiliki nilai VO2max lebih tinggi dan dapat melakukan aktivitas lebih kuat. Latihan fisik dapat meningkatkan nilai VO2max pemain. Untuk melatih fisik dapat dilakukan dengan berbagai macam metode antara lain metode continous running, fartlek, cross country, dan interval training. Metode latihan continous running adalah latihan lari terus menerus tanpa ada jeda istirahat.6 Metode tersebut sering pelatih gunakan untuk melatih VO2max pemain. Latihan yang dilakukan secara terprogram dan berkesinambungan dapat meningkatkan efisiensi kerja system kardiovaskuler, dan tingkat kesegaran jasmani yang tinggi. Metode latihan fartlek adalah lari lambat-lambat yang kemudian divariasikan dengan sprint-sprint pendek yang intensif dari lari jarak menengah dengan kecepatan yang konstan yang cukup tinggi kemudian diselingi dengan lari sprint dan jogging dan sprint lagi dan seterusnya.6 Maka berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa VO2max merupakan salah satu hal yang penting di dalam olahraga bola voli Maka peneliti ingin meneliti perbedaan latihan fartlek dan latihan continous running terhadap peningkatan VO2max siswa ektrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre and post test two groups design. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Manggarai. Pelaksanaan pelatihan selama 6 minggu terhitung dari pertengahan bulan Maret sampai dengan akhir bulan April 2019. Pelatihan dilakukan pada sore hari dimulai pukul 16.00-17.30 WITA. Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler bola voli di MAN 2 Manggarai sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai

tahun 2018/2019 yang berjumlah 30 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang. Kelompok 1 sebanyak 13 orang diberikan latihan fartlek dan Kelompok 2 sebanyak 13 orang diberikan latihan continous running.

HASIL PENELITIAN

  • 1.    Karakteristik Subjek Penelitian

Tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik subjek pada Kelompok 1 latihan fartlek dan Kelompok 2 latihan continous running dari segi umur dikategorikan sebagai remaja. Indeks Massa Tubuh (IMT) Kelompok 1 latihan fartlek dan Kelompok 2 latihan continous running masuk dalam kategori indeks massa tubuh normal.

Tabel 1 Karakteristik sampel

Kelompok 1

Kelompok 2

Karakteristik

Rerat

SB

Rerat

SB

a

a

Umur (th)

16,85

0,37

16,62

0,50

Tinggi

164,0

5,77

163,3

4,70

Badan (cm)

0

8

Berat Badan

53,77

3,46

54,69

3,63

(kg)

IMT (kg/m2)

20,00

0,93

20,49

1,32

  • 2.    Uji Normalitas Data

Hasil uji normalitas dengan Shapiro-wilk test data latihan Fartlek dan latihan Continous Running sebelum dan sesudah pelatihan pada ke dua Kelompok menunjukkan bahwa, dari ke dua hasil pengujian tersebut memiliki nilai p>0,05. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil uji statistik terhadap Kelompok 1 dan Kelompok 2 sebelum dan sesudah pelatihan berdistribusi normal, sehingga hasil dapat dilanjutkan dengan uji parametrik.

Tabel 2

Uji Normalitas


Tabel 4

Uji Peningkatan VO2max Sebelum dan Sesudah Latihan

Kelompok

Rerata ±SB (ml/kg/menit)

p

Kel. I sebelum Lthn

32,14±2,6

0,313

sesudah Lthn

33,59±3,0

0,321

Kel II sebelum Lthn

33,01±2,2

0,247

sesudah Lthn

34,55±2,6

0,275

Kelompok

rerata±SB

(ml/kg/menit)

p

Kel.1 sebelum Lth

32,14±2,6

sesudah Lth

33,59±3,0

0,001

Kel.II sebelum Lth

33,01±2,2

0,001

sesudah Lth

34,55±2,6

  • 3.    Uji Homogenitas Data

Hasil uji homogenitas dengan Lavene’s Test data VO2max pada Kelompok 1 latihan Fartlek memiliki nilai p=0,445 dan Kelompok 2 latihan Continous running memiliki nilai p=0,385. Dari hasil pengujian ke dua Kelompok sebelum perlakuan memiliki nilai p>0,05. Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa, hasil uji statistik antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 dinyatakan homogen.

Tabel 3

Uji Homogenitas

Kelompok

Rerata ±SB (ml/kg/menit)

P

Kel. I sebelum Lthn

32,14±2,6

0,445

sesudah Lthn

33,59±3,0

0,445

Kel II sebelum Lthn

33,01±2,2

0,385

sesudah Lthn

34,55±2,6

0,385

  • 4.    Uji Peningkatan VO2max Sebelum dan Sesudah Latihan

Tabel 4 menunjukkan bahwa rerata perbedaan VO2max sebelum dan sesudah pelatihan antara ke dua Kelompok memiliki nilai p lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan rerata perbedaan VO2max pada Kelompok 1 latihan fartlek dan Kelompok 2 latihan continous running pada siswa ekstrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai terjadi perbedaan peningkatan bermakna, karena nilai p 0,001 (p <0,05).

  • 5.    Uji Peningkatan VO2max Ke dua Kelompok

Analisis kemaknaan sebelum latihan dengan uji t-independent pada Tabel 5 menunjukan nilai p = 0,646. Hal ini berarti bahwa Kelompok 1 dan Kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak berbeda bermakna karena ke dua Kelompok perlakuan memiliki nilai p > 0.05. Analisis kemaknaan sesudah latihan dengan uji t-independent menunjukan nilai p = 0,623. hal ini berarti bahwa antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 setelah diberi perlakuan tidak berbeda makna (p>0,05).

Tabel 5

dua

Uji   Peningkatan

Kelompok

VO2max  Ke

Kelompok

rerata±SB

(ml/kg/menit)

P

Kel.1 sebelum Lth

32,14±2,6

sesudah Lth

33,59±3,0

0,646

Kel.II sebelum Lth

33,01±2,2

0,623

sesudah Lth

34,55±2,6

  • 6.    Selisih VO2max Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Persentase peningkatan VO2max pada ke dua Kelompok pelatihan selama 6 minggu pada Tabel 6 yang menunjukkan bahwa sesudah pelatihan pada ke dua Kelompok sama-sama memberi pengaruh peningkatan VO2max.

Tabel 6

Selisih VO2max

VO2max

Kelompok 1 (ml/kg/menit)

Kelompok 2 (ml/kg/menit)

Sebelum Latihan

32,14

33,01

Sesudah

Latihan

33,59

34,55

Selisih

1,45

1,54

PEMBAHASAN

Hasil peningkatan VO2max sebelum dan sesudah latihan

VO2max sangat penting dan besar manfaatnya dalam beberapa cabang olahraga maka dilakukan pelatihan dengan metode Fartlek dan Continous running. Dalam pelatihan yang setiap minggu dilakukan tiga kali pertemuan dalam jangka waktu 6 minggu. Dari hasil uji yang terlihat pada Tabel 4 menunjukan bahwa, rerata peningkatan VO2max sesudah pelatihan pada masing-masing Kelompok terdapat perbedaan bermakna (p<0,05).

Pada Tabel 4 dalam Kelompok Fartlek dijelaskan bahwa sebelum mendapatkan perlakuan rata-rata VO2max 32,14 dan sesudah perlakuan rata-rata VO2max adalah 33,59 sedangkan pada Kelompok Continous running dijelaskan bahwa sebelum mendapatkan perlakuan rata-rata VO2max 33,01 dan sesudah perlakuan meningkat menjadi 34,55. Adanya peningkatan VO2max setelah pelatihan dapat dikatakan bahwa Kelompok 1 dan Kelompok 2 setelah diberi perlakuan memiliki pengaruh pelatihan dalam meningkatkan VO2max. Dalam penelitian Alfian (2016) mengatakan bahwa hasil nilai p sebesar 0,000 (p <0,05), hal ini berarti ada pengaruh latihan dengan metode Kontinyu dan Fartlek terhadap VO2max pada atlit sekolah sepakbola Matra Utama tahun 2016.

Pelatihan fisik yang diberikan secara teratur dengan takaran yang tepat dan frekuensi

yang cukup, bisa menyebabkan fungsi tubuh akan berubah terhadap peningkatan kemampuan memproduksi tenaga serta memberikan perubahan pada kemampuan fisiknya. Latihan fisik yang dilakukan secara rutin akan menghasilkan peningkatan ATP.7

Hasil peningkatan rerata VO2max pada Kelompok 1 yaitu pelatihan Fartlek dan Kelompok 2 yaitu Continous running yang bermakna merupakan efek pelatihan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Pelatihan yang diberikan untuk pemula dalam jangka waktu 6-8 minggu dengan frekuensi Pelatihan yang diberikan 3-4 kali seminggu akan memperoleh hasil yang konstan, di mana tubuh dapat beradaptasi dengan pelatihan dan akan menghasilkan peningkatan yang berarti.3, Pelatihan fisik yang dilakukan secara baik sistematis, teratur dan berkesinambungan akan dapat meningkatkan kemampuan konsumsi oksigen yang baik.

Latihan Fartlek dan latihan Continous running dilakukan dengan program yang sudah disusun secara progresif yaitu dengan meningkatkan beban secara periodik. Peningkatan beban dapat menimbulkan efek latihan berupa peningkatan daya tahan serta mampu mengoptimalkan kerja jantung dan paru-paru saat mengedarkan oksigen secara maksimal.1,

Latihan fartlek memberikan efek fisologis yaitu di mana pelatihan ini bukan hanya meningkatkan    VO2max    tetapi juga

meningkatkan kemampuan kondisi fisik yang lain seperti kecepatan dan kekuatan, karena latihan fartlek memiliki variasi dalam proses latihan. Latihan continous running juga memberikan efek fisiologis, karena pelatihan yang diberikan berupa jogging. Peningkatan dari jumlah darah yang dipompakan oleh jantung pada setiap denyutannya akan menjadi meningkat, hal ini disebabkan pelatihan yang diberikan memiliki efek bertambah kuat dan besarnya otot jantung.

Efek hasil pelatihan Fartlek dan Continous running terhadap peningkatan VO2max pada ke dua Kelompok

Pada Tabel 4 menunjukan bahwa, rerata peningkatan VO2max sesudah pelatihan pada ke dua Kelompok tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan latihan Fartlek dan latihan Continous running atau ke dua pelatihan tersebut sama-sama baiknya dalam meningkatkan VO2max pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4 diperoleh persentase peningkatan VO2max pada pemain bola voli dengan metode latihan Fartlek sebesar 4,51% sedangkan persentase peningkatan VO2max pada pemain bola voli dengan metode latihan Continous running sebesar 4,66%. Hasil tersebut menunjukkan jika latihan Fartlek dan latihan Continous running sama-sama baik untuk peningkatan VO2max dan tidak ada selisih yang signifikan. Dalam penelitian Taufik (2017) mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan metode latihan Continous running dan fartlek dalam meningkatkan VO2max siswa ektrakurikuler futsal. Hasil penelitian menunjukkan nilai (p>0,05).

Hasil tersebut disebabkan pemilihan program latihan sesuai dengan prinsip-prinsip latihan. Peningkatan beban yang progresif serta dosis latihan ke dua metode ini yang dibuat memiliki kesamaan takaran dan latihan yang berkelanjutan. Latihan Fartlek dan Continous running sangat direkomendasikan untuk cabang olahraga bola voli, karena olahraga bola voli tidak hanya mengandalkan tehnik tetapi juga membutuhkan stamina yang bagus sehingga dapat proses pertandingan tidak cepat mengalami kelelahan.8

Menurut penelitian Ilmiyanto dan Fajar (2017) mengungkapkan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan fartlek terhadap peningkatan daya tahan kardiovaskular dan ada pengaruh yang signifikan latihan continous running terhadap peningkatan daya tahan kardiovaskular, serta tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan fartlek dan latihan continous running. Latihan fisik dapat dilihat sebagai aktivitas fisik berulang yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan kapasitas fungsional individu.

Stimulus yang diberikan secara terus menerus dari latihan fisik mengakibatkan perubahan pada tubuh yang dapat meningkatkan kebugaran dan performa olahraga.9 Peningkatan tersebut bermanifestasi pada kemampuan untuk melakukan latihan yang lebih sering dalam periode waktu tertentu atau kemampuan untuk melakukan latihan dengan intensitas yang lebih dengan waktu yang lebih lama. Perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh tetap bergantung pada jenis latihan yang dilakukan. Latihan teratur yang cukup, memungkinkan otot yang dilatih akan membutuhkan aliran darah yang lebih sedikit ketika melakukan latihan dengan intensitas yang sama seperti sebelumnya.10    Berdasarkan pendekatan

partisipatori yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian latihan fartlek lebih disukai dibandingkan dengan latihan continous running, karena latihan fartlek lebih variasi dan tidak membosankan.

SIMPULAN

  • 1.    Pelatihan fartlek meningkatkan  VO2max

pada siswa ekstrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai sebesar 4,51%.

  • 2.    Pelatihan continous running meningkatkan VO2max pada siswa ekstrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai sebesar 4,66%.

  • 3.    Tidak ada perbedaan pelatihan fartlek dan continous running dalam meningkatkan VO2max pada siswa ekstrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Mylsidayu, A dan Kurniawan, F. 2015. Ilmu Kepelatihan Dasar. Bandung : CV Alfabeta.

  • 2.    Irianto, N.,Komari, A., Rithaunudin A. 2018. “Pengaruh Latihan Fartlek Terhadap Peningkatan Daya Tahan Paru Jantung Peserta Badminton di PB Elang Yogyakarta. . Journal.uny.ac.id, Maret 2018.

  • 3.    Nala, N. 2015. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar.  Komite  Olahraga

Nasional Indonesia Daerah Bali.

  • 4.    Johansyah, L. 2013.   panduan praktis

penyusunan perogram latihan. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada.

E-ISSN: 2654-9182

Sport and Fitness Journal

Volume 8, No.2, Mei 2020: 1-7

  • 5.    Suranto, A. 2008. Adaptasi Kardiovascular Terhadap Latihan Fisik. Surabaya    :

Universitas Wijaya Kusuma.

  • 6.    Sukadiyanto dan Muluk, D. 2011 . Melatih Fisik. Bandung : CV. Lumbak agung

  • 7.    Gusti, M.,Jawi, I.M.,Dewi, N., Weta, I.W., Muliarta, I.M., dan Primayanti,     I.D.

2018.Fartlek Training Lebih Meningkatkan Daya Tahan Kardiovaskuler Dari Pada Interval   Training   Pada   Siswa   Putra

Ekstrakurikuler Bola Basket SMAN 1

Sukawati.  Sport and Fitness Journal.

Volume 6, NO.3, September 2018: 19-23.

  • 8.    Imam, S. 1992. Olahraga Pilihan. Jakarta : PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud.

  • 9.    Harsono,  M.  1993. Prinsip – prinsip

Pelatihan Fisik. Jakarta : KONI Pusat

  • 10.    Ruspata, N.P dan Muliarta, I.M. 2016. Kapasitas  Aerobik  Mahasiswa  Pemain

Wushu Lebih Baik Daripada Mahasiswa Bukan Pemain Wushu Di Universitas Udayana. E-Jurnal Medika, Vol.5 No.5,Mei, 2016.

7

7