PENGARUH PEMBERIAN ULTRASOUND THERAPY DAN NEUROMUSCULAR TAPING DALAM MENINGKATAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA KASUS OSTEOARTHRITIS LUTUT
on
Sport and FitnessJournaI
E-ISSN: 2654-9182 Volume 7, No.2, Mei 2019: 64-71
PENGARUH PEMBERIAN ULTRASOUND THERAPY DAN
NEUROMUSCULAR TAPING DALAM MENINGKATAN AKTIVITAS
FUNGSIONAL PADA KASUS OSTEOARTHRITIS LUTUT
Trisna Narta Dewi, A.A.N 1, Yudi Pramana, I.Pt 2, Eka Septian Utama, A.A.Gd 3,
Surya Adhitya,P.Gd 4
-
1,2,3,4 Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
ABSTRAK
Latar belakang: Osteoarthritis merupakan suatu keluhan yang ditandai oleh adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya, keluhan ini umum dirasakan dan telah menjadi penyakit sendi menahun. Kelainan pada kartilago akan berakibat tulang bergesekan satu sama lain, sehingga timbul gejala kekakuan, nyeri dan pembatasan gerakan pada sendi yang akan berimbas pada kualitas aktivitas fungsional yag dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian ultrasound therapy dan neuromuscular taping (nmt) dalam meningkatan aktivitas fungsional pada kasus osteoarthritis lutut.
Metode penelitian: Penelitian menggunakan eksperimental dengan jenis rancangan randomized pre test and post test control group design. Penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok 1 akan menerima intervensi Ultrasound dan kelompok 2 akan menerima intervensi Ultrasound dan neuromuscular taping.. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 11 sampel setiap kelompok sehingga jumlah keseluruhan sampel pada kedua kelompok sebesar 22 responden. Pengukuran nilai aktivitas fungsional lutut diukur dengan kuisioner Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC).
Hasil: Kelompok 1 dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara nilai nyeri tekan sebelum dan setelah intervensi ultrasound therapy.. Kelompok 2 didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara nilai nyeri tekan sebelum dan setelah intervensi ultrasound therapy dan neuromuscular taping. Hasil perhitungan beda rerata didapatkan nilai p=0,0001, data tersebut menunjukkan bahwa tidak ada beda pengaruh antara kelompok, yang artinya pemberian ultrasound therapy dan
neuromuscular taping tidak lebih baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional penderita OA lutut dibandingkan pemberian ultrasound therapy.
Kesimpulan: pemberian ultrasound therapy dan neuromuscular taping tidak lebih baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional penderita OA lutut dibandingkan pemberian ultrasound therapy.
Kata kunci: Osteoarthritis, Ultrasound, Neuromuscular Taping , WOMAC
THE EFFECT OF GIVING ULTRASOUND THERAPY AND
NEUROMUSCULAR TAPING IN IMPROVING FUNCTIONAL
ACTIVITIES IN THE KNEE OSTEOARTHRITIS CASE
ABSTRACT
Background: Osteoarthritis is a complaint characterized by abnormalities in the cartilage of joints and bones nearby, this complaint is commonly felt and has become a chronic joint disease. Cartilage abnormalities will result in bones rubbing against each other, resulting in symptoms of stiffness, pain and restriction of movement in the joints that will affect the quality of functional activities performed. The aim of this study was to determine the effect of ultrasound therapy and neuromuscular taping (nmt) in increasing functional activity in cases of knee osteoarthritis.
Research method: The study used experimental with randomized design type pre test and post test control group design. The study was divided into 2 groups, namely group 1 would receive Ultrasound intervention and group 2 would receive Ultrasound and neuromuscular taping intervention. The number of samples in this study was 11 samples per group so that the total number of samples in the two groups was 22 respondents. Measurements of knee functional activity values were measured by the Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC) questionnaire.
Results: Group 1 with a value of p = 0,000 (p <0.05) which showed a significant difference between the value of tenderness before and after the intervention of ultrasound therapy. Group 2 obtained a value of p = 0,000 (p <0.05) indicating there was a significant difference between the value of tenderness before and after the intervention of ultrasound therapy and neuromuscular
taping. The results of the calculation of the mean difference were p = 0,0001, the data showed that there was no difference in influence between groups, which means that the provision of ultrasound therapy and neuromuscular taping was no better in increasing functional activities of knee OA patients compared to ultrasound therapy.
Conclusion: the provision of ultrasound therapy and neuromuscular taping is not better in increasing the functional activity of patients with knee OA compared to the provision of ultrasound therapy.
Keywords: Osteoarthritis, Ultrasound, Neuromuscular Taping, WOMAC
PENDAHULUAN
Latar belakang
Osteoarthritis lutut adalah satu dari banyak penyakit degeneratif yang ditandai dengan adanya degenerasi pada kartilago tulang sendi rawan yang berfungsi sebagai sock arbsorber pada sendi. OA dapat terjadi sebagai akibat dari usia yang mulai terjadi penurunan fungsional seperti pada lansia dan dapat terjadi akibat adanya injury yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan synovial1. Penyakit ini merupakan jenis artritis yang paling sering terjadi dan menimbulkan rasa sakit serta hilangnya kemampuan gerak dan dapat menurunkan kualitas hidup dari penderitanya2.
Angka kejadian osteoarthritis lutut menunjukkan bahwa orang dewasa dengan kelompok umur 60-64tahun sebanyak 22%. Pada pria dengan
kelompok umur yang sama, dijumpai23% menderita osteoarthritis lutut. pada lutut kanan, sementara 16,3% sisanya didapati menderita osteoarthritis lutut kiri. Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusimerata, dengan insiden osteoarthritis lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri sebanyak 24,7%3. Prevalensi osteoarthritis lutut di Indonesia sekitar 30% pada usia 40-60 tahun, dan 60% pada usia diatas 61 tahun. Angka kejadian osteoarthritis lutut di Bali cukup tinggi yakni sebanyak 27,6 % pada populasi lansia berusia 60 tahun, dan insidennya meningkat sebanyak 80% pada usia 75 tahun4.
Penderita Osteoartritis lutut biasanya memiliki keluhan nyeri, kaku persendian, berkurangnya proprioseptif dan penurunan kekuatan otot quadriceps yang berhubungan dengan nyeri lutut dan
kemampuan fungsional. Nyeri merupakan keluhan utama yang sering dirasakan pasien pada kondisi osteoarthritis lutut. Manifestasi klinis dari kondisi OA adalah adanya nyeri pada pagi hari (morning stiffness). Nyeri pada OA juga diprovokasi pada saat adanya pergerakan yang terlalu berlebihan dan menurun ketika istirahat. Kartilago yang tergerus pada kasus OA disini pada dasarnya tidak memiliki serabut saraf tetapi patofisiologi OA genu pada lutut tersebut akan menyebabkan inflamasi jaringan di sekitar sehingga menimbulkan nyeri pada pasien. Nyeri yang dirasakan akan mempengaruhi penurunan aktifitas fungsional sehari-hari5. Penanganan fisioterapi dengan modalitas alat yang sering digunakan seperti, ultrasound pada osteoarthritis lutut lebih berpusat pada penanganan untuk mengurangi nyeri sehingga akan meningkatkan aktifitas fungsional pasien
Pada kondisi osteoarthritis lutut terdapat metode baru yang dapart digunakan dalam meningkatkan aktifitas fungsional yaitu NeuroMuscular Taping (NMT). NeuroMuscular Taping (NMT) merupakan satu dari sekian inovasi terbaru untuk intervensi OA dengan memperbaiki biomekanik pada lutut yang terganggu akibat degradasi dari kartilago. Aksi NMT
pada level sensoris adalah menstimulasi kutaneus, otot, reseptor sendi dan mengontrol nyeri. NMT berfungsi dalam aktivasi sistem pada kulit, otot, vena, dan limfatik serta sendi dengan tujuan menormalisasi tegangan otot, mengkoreksi sendi dan mempengaruhi postur. ri6. Mengingat kurangnya penelitian dan pentingnya intervensi fisioterapi OA mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Ultrasound Therapy dan NeuroMuscular Taping (NMT) dalam Meningkatan Aktivitas Fungsional Pada Kasus Osteoarthritis Lutut”.
Metodelogi penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian intervensi eksperimental yang menggunakan rancangan randomized pre test and post test control group design dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ultrasound dan neuromuscular taping (NMT) dalam meningkatan aktivitas fungsional pada kasus osteoarthritis lutut.
Penelitian akan dilakukan pada Praktek Fisioterapi Swasta di Denpasar selama 2 bulan terhitung mulai awal bulan Juni sampai awal bulan Agustus 2018. Intervensi terapi tiap responden dilakukan
sebanyak tiga kali dalam satu minggu selama dua belas kali intervensi.
Total keseluruhan sampel pada penelitian ini berjumlah 22 orang dimana proses pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan proses assessment secara lengkap dan sistematis kepada setiap pasien yang mengalami keluhan osteoarthritis lutut sesuai dengan prosedur assessment fisioterapi. Pembagian kelompok dilakukan secara acak dengan permutasi blok selanjutnya pada kelompok 1 akan menerima intervensi Ultrasound dan kelompok 2 akan menerima intervensi Ultrasound dan neuromuscular taping.
Hasil
Data Karakteristik Sampel
Tabel 1 Karekteristik subjek penelitian
Karakteristi k subjek |
Kelompok I |
Kelompok II | ||
n |
Mean±SD |
n |
Mean±SD | |
Umur (th) |
1 |
62,80±6,19 |
1 |
61,80±7,52 |
1 |
1 | |||
Berat |
1 |
56,10±7,63 |
1 |
58,20±9,22 |
Badan (kg) |
1 |
1 | ||
Tinggi |
1 |
166,70±6,2 |
1 |
165,60±7,5 |
Badan (cm) |
1 |
4 |
1 |
0 |
Karakteristik umur dapat dilihat dari
Berdasarkan dari tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa subjek pada kelompok I
memiliki nilai 62,80±6,19 dan kelompok II memiliki nilai 61,80±7,52. Berat badan pada kelompok I memiliki nilai 56,10±7,63 dan kelompok II memiliki nilai 58,20±9,22. Tinggi badan pada kelompok I memiliki nilai 166,70±6,24 dan kelompok II memiliki nilai 165,60±7,50. Untuk data uji normalitas bisa dilihat pada tabel 2.
Uji Normalitas Tabel 2 Hasil Uji Normalitas | ||||
Variabel |
Perlakua n |
Kl p |
p |
Keteranga n |
Aktivitas fungsiona |
Sebelum |
I |
0,65 1 |
Normal |
l |
II |
0,75 4 |
Normal | |
Setelah |
I |
0,47 2 |
Normal | |
II |
0,68 3 |
Normal |
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan nilai dari uji normalitas data dengan Shapiro wilk, pada nilai nyeri tekan sebelum pada kelompok I dengan nilai p=0,651 dan sebelum perlakuan pada kelompk II nilai p=0,754. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk data uji normalitas dipaparkan pada tabel 3
Uji Homogenitas
Tabel 3 Uji Homogenitas
Variabel Perlakuan p Keterangan
Aktivitas Sebelum 0,733 Homogen
fungsional
Dari tabel 3, nilai homogenitas antara kelompok I dan kelompok II sebelum perlakuan adalah p=0,733. Dari nilai tersebut dapat dinyatakan data homogen.
Uji Hipotesis Tabel 4 Perbandingan | |||
Kelompo k Perlakuan |
Sebelum |
Setelah |
P |
M ean±SD |
Mean±SD | ||
I |
52,24±8,39 |
46,20±8,61 |
0,00 |
3 |
0 | ||
II |
53,12±8,65 |
32,12±8,61 |
0,00 |
3 |
0 | ||
P |
0,856 |
0,0001 |
Pada hasil uji t pre test antara kelompok I dan kelompok II didapat nilai p=0,856. Dari data tersebut disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai nyeri tekan pada kelompok ultrasound therapy dan neuromuscular taping dengan kelompok ultrasound therapy yang artinya antara berawal dari data yang sama.
Pada hasil uji post test antara kelompok I dan kelompok II didapatkan nilai p=0,0001. Data tersebut menunjukkan bahwa adanya
beda pengaruh antara kelompok ultrasound therapy dan neuromuscular taping dengan kelompok ultrasound therapy, yang artinya pemberian ultrasound therapy dan neuromuscular taping lebih efektif dalam meningkatkan aktivitas fungsional penderita OA lutut dibandingkan pemberian ultrasound.
PEMBAHASAN
Intervensi ultrasound therapy dapat Meningkatkan Aktivitas fungsional pada Penderita OA Lutut
Berdasarkan hasil uji paired sample t-test pada Kelompok I, nilai probabilitasnya diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari nilai myeri tekan sebelum dan sesudah perlakuan . Hal ini menunjukkan bahwa intervensi ultrasound therapy dapat Meningkatkan Aktivitas fungsional pada Penderita OA Lutut.
Ultrasound therapy menyebabkan nyeri berkurang karena efek thermal yang diberikan oleh ultrasound therapy.
Intervensi ultrasound therapy dan neuromuscular taping dapat Meningkatkan Aktivitas fungsional pada Penderita OA Lutut
Berdasarkan hasil uji paired sample t-test pada Kelompok II, nilai probabilitasnya diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari nyeri tekan sebelum dan sesudah intervensi. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi ultrasound therapy dan neuromuscular taping dapat Meningkatkan Aktivitas fungsional pada Penderita OA Lutut.
Intervensi pemberian ultrasound therapy dan neuromuscular taping lebih baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional penderita OA lutut dibandingkan pemberian ultrasound
Berdasarkan hasil uji post test antara kelompok I dan kelompok II didapatkan nilai p=0,0001. Data tersebut menunjukkan bahwa tidak ada beda pengaruh antara kelompok, yang artinya pemberian ultrasound therapy dan neuromuscular taping lebih baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional penderita OA lutut dibandingkan pemberian ultrasound therapy. Apabila nyeri sudah berkurang maka kemampuan fungsional akan menikat. Pada neuromuscular taping memiliki pengaruh neuromuscular dimana neuromuscular taping memberikan stimulasi dari sistem neuromuskular seingga akan mengaktifasi dari saraf dan otot saat terjadi
gerakan fungsional sendi. Selain itu juga neuromuscular taping dapat menurunkan tonus otot yang mengalami ketegangan yang berlebih akibat adanya kontrol neuromuskular yang kurang baik. Neuromuscular taping akan memfasilitasi melalui mekanoreseptor yang berada pada kulit untuk mengarahkan gerakan yang diinginkan dan akan memberikan rasa nyaman pada area yang dipasangkan neuromuscular taping ini. Selain memiliki pengaruh neuromuscular taping juga memiliki pengaruh fisiologis dimana neuromuscular taping ini merangsang atau memfasilitasi beberapa proses fisiologi tubuh manusia, seperti meningkatkan fungsi otot, menurunkan tonus otot, melancarkan aktivitas sistem limfatik serta mengurangi nyeri. Setelah nyeri berkurang maka kemampuan fungsional akan meningkat7.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
-
1. Intervensi ultrasound therapy dan neuromuscular taping dapat Meningkatkan Aktivitas fungsional pada Penderita OA Lutut.
-
2. Intervensi ultrasound therapy dan neuromuscular taping dapat
Meningkatkan Aktivitas fungsional pada Penderita OA Lutut.
-
3. Intervensi pemberian ultrasound therapy dan neuromuscular taping lebih baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional penderita OA lutut dibandingkan pemberian ultrasound.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Rasjad, Chairudin. 2009. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Jakarta: PT. Watapone
-
2. Panjaitan, R. 2006. Pharmaceutical care untuk pasien penyakit artritis rematik. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan
-
3. Joern, W, et al. (2010). The Epidemiology, Etiology, Diagnosis, and Treatment of Osteoarthritis of the Knee. Continuing Medical Education
-
4. Handayani, RD. (2009). Faktor Resiko yang mempengaruhi
terjadinya OA pada lansia di Instalasi Rehabilitasi medic RSU Haji Surabaya Tahun 2008, (online),(http://www.adln.lib.unair.ac .id/go.php?id=gdlhub.gdl-s1-209 handayanir9938&PHPSESSID=6c17 84a347f723a344115bf159462dcf, diakses tanggal 30 Januari 2018)
-
5. Kuntono Heru, 2011; Nyeri Secara Umum dan Osteo Arthritis Lutut dari Aspek Fisioterapi; Perpustakaan Nasional RI, Surakarta.
-
6. Blow,D. 2015. Neuromuscular Taping from theory to practice.Italy: Edi.Ermes.
-
7. Slupik,A,Dwornik,M.Bialoszewski, D.Zych E. 2007. Effect of
kinesiotaping on bioelectrical
activity of vastus medialis muscle.Prelimubnary report.Ortopedia traumatologi
rehabilitica.(diunduh 15 November 2018). Available from
:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme d/18227756
71
Discussion and feedback