KEBUGARAN FISIK SISWA RETARDASI MENTAL RINGAN SEKOLAH DASAR LUAR BIASA KUNCUP BUNGA DENPASAR LEBIH TINGGI SESUDAH MELAKUKAN PELATIHAN SENAM PINGUIN DARI PADA SENAM RIA ANAK INDONESIA
on
Sport and Fitness Journal
Volume 6, No.2, Mei 2018: 59-64
ISSN: 2302-688X
KEBUGARAN FISIK SISWA RETARDASI MENTAL RINGAN
SEKOLAH DASAR LUAR BIASA KUNCUP BUNGA
DENPASAR LEBIH TINGGI SESUDAH MELAKUKAN PELATIHAN SENAM PINGUIN DARI PADA SENAM RIA ANAK INDONESIA
I Putu Eka Jaya1, Nyoman Mangku Karmaya2, Made Jawi3. Wayan weta4, Ida Bagus Ngurah5, Anak Agung Sagung Sawitri6
-
1 Magister Fisiologi Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
-
2, 3, 4, 5, 6 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
ABSTRAK
Kebugaran fisik merupakan kemampuan tubuh agar dapat menyelesaikan fungsinya terhadap beban fisik yang dapat diperbaiki dengan aktifitas fisik. Pada anak retardasi mental dengan pola hidup yang kurang bergerak sehingga akan berpengaruh terhadap rendahnya tingkat kebugaran fisiknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe pelatihan senam pinguin dan senam ria anak indonesia yang lebih baik terhadap kebugaran fisik siswa Sekolah Dasar Luar Biasa Kuncup Bunga Denpasar.Metodeyang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Randomized Pre and Post Test Group Design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa retardasi mental ringan sekolah dasar luar biasa kuncup bunga Denpasar. Berjumlah 18 orang dibagi menjadi dua kelompok pelatihan senam pinguin untuk Kelompok-1 dan senam ria anak Indonesia untuk Kelompok-2. Data yang didapatkan setelah pelatihan selama enam minggu dianalisis dengan uji t-tes berpasangan dan t-group tidak berpasangan. Hasil tes kebugaran fisik sebelum pelatihan pada Kelompok-1 23,39 ± 1,69 dengan pelatihan senam pinguin dan hasil tes kebugaran fisik setelah pelatihan adalah 27,87 ± 3,28. Hasil tes kebugaran fisik sebelum pelatihan pada Kelompok-2 22,69 ± 1,76 dengan pelatihan senam ria anak Indonesia dan hasil tes kebugaran fisik setelah pelatihan adalah 24,64 ± 2,11 uji t-berpasangan pada ke dua kelompok pelatihan sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan perbedaan bermakna setelah pelatihan pada Kelompok-1 dan Kelompok-2 dengan nilai p < 0,05 dengan peningkatan hasil tes kebugaran fisik sebesar (19,15) pada Kelompok-1 dan (8,64) pada Kelompok-2 dari hasil persentase peningkatan hasil tes kebugaran fisik Kelompok-1 dengan pelatihan senam pinguin lebih tinggi dibandingkan Kelompok-2 dengan pelatihan senam ria anak Indonesia.Dapat disimpulkan pelatihan senam pinguin meningkatkan kebugaran fisik siswa retardasi mental ringan lebih tinggi dibandingkan senam ria anak Indonesia sekolah dasar luar biasa kuncup bunga denpasar.
Kata Kunci : Kebugaran fisik siswa retardasi mental, senam pinguin, senam ria anak indonesia.
PHYSICAL FITNESS STUDENT WITH MEDIUM ENTAL RETARDATION IN SEKOLAH DASAR KUNCUP BUNGA DENPASAR IS HIGHER AFTER TRAINING SENAM PENGUIN COMPARE TO
SENAM RIA ANAK INDONESIA
ABSTRACT
Physical fitness is ability to perform the activity or activities without feeling tired excessively. Physical fitness associated with a person`s organs to carry out its tasks properly every day without experiencing significant fatigue. In a child’s mental retardation with a les mobile lifestyle that will affect his physical fitness. The purpose of this study to determine which type of gymnastic exercise better to the physical fitness on the students in Sekolah Dasar Luar Biasa Kuncup Bunga Denpasar.This research used experimental method using Randomized study Pre and Post Test Group Design. The subjects in this study were students in Sekolah Dasar Luar Biasa Kuncup Bunga Denpasar. There were 18 students which is divided into two groups: group-1 is senam penguins and group-2 is senam ria anak Indonesia. Data were obtained after a six-week training analyzed by paired t-test and unpaired t-test.The results of physical fitness test before training with Senam Penguins was 23.39 ± 1.69 and the test results after the training was 27.87 ± 3.28. the physical fitness test in group-2 before training with Senam Ria anak Indonesia was 22.69 ± 1.76 and the results after training was 24.64 ± 2.11. Paired t-test in both group before and after training showed significant differences after training in group-1 and group-2 with a value of p > 0.05 with an increase in physical fitness test results of (19.15) in group-1 and (8.64) in group-2. The percentage increase physical fitness test results of group-1 with senam penguins is higher than those in group-2 with senam ria anak Indonesia.So we can conclude that the training of senam penguin in Sekolah Dasar Luar Biasa Kuncup Bunga Denpasar improved the physical fitness test results higher than senam ria anak Indonesia.
Keywords : Physical fitness of students mental retardation. Senam penguins and senam ria anak indonesia.
PENDAAHULUAN
Retardasi mental merupakan masalah yang dihadapi dunia dengan implikasi yang besar terhadap negara berkembang. Retardasi mental merupakan, sumber kecemasan bagi keluarga dan masyarakat. Selain itu diagnosis, pengobatan dan pencegahan merupakan masalah yang besar terutama terhadap keluarga yang mempunyai anak retardasi mental 1.
Pelatihan fisik dan olahraga dapat membantu mengembangkan motivasi dan mampu membantu untuk membentuk kebugaran fisiknya sehingga mampu melakukan aktivitas fisik seperti anak pada umunya tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Faktor yang mempengaruhi kebugaran fisik anak retardasi mental adalah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh pelatih atau guru olahraga sehingga anak retardasi mental mampu beradaptasi dengan pembebanan pelatihan sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap kebugaran fisik anak retardasi mental2.
Dari hal tersebut peneliti terdorong untuk melakukan penelitian: kebugaran fisik siswa retardasi mental ringan sekolah dasar luar biasa kuncup bunga denpasar lebih tinggi sesudah melakukan pelatihan senam pinguin dari pada senam ria anak indonesia.
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelatihan senam pinguin dan senam ria anak indonesia terhadap peningkatan kebugaran fisik siswa retardasi mental riangan sekolah dasar luar biasa kuncup bunga denpasar.
MATERI DAN METODE Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan rancangan penelitian Randomized Pre and
Post Test Group Design untuk mengetahui manfaat dari senam pinguin lebih meningkatkan kebugaran fisik dari pada senam ria anak Indonesia.Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Luar Biasa Kuncup Bunga Denpasar Tahun Pelajaran 2015/2016.Populasi dalam penelitian ini siswa reterdasi mental ringan yang bersekolah di Sekolah Dasar Luar Biasa Kuncup Bunga Denpasar.Sampel dalam penelitian berjumlah 18 orang siswa retardasi mental ringan yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu: Tahap persiapan dan tahap pelaksanaan penelitian.
-
1) Tahap persiapan yaitu meminta ijinKepala Sekolah, berkordinasi dengan wali kelas, Mengumpulkan siswa retardasi mental ringan yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, Menjelasan mengenai pelatihan.
-
2) . Tahap pelaksanaan menyiapkan alat ukur, Melakukan pre test pada ke dua kelompok subjek penelitian yaitu mengukur tingkat kebugaran fisiknya dengan bleep test, proeses pelatihan selama enam minggu 4) Melakukan post test pada kedua kelompok.
Analisa Data
Statistik deskriptif untuk menganalisa umur, berat badan, tinggi badan dan tingkat kebugaran jasmaninya sebelum test awal dimulai.
Uji normalitas data hasil test kebugaran fisik dengan menggunakan Shapiro wilk test yang bertujuan untuk mengetahui distribusi data masing-masing kelompok pelatihan. Batas kemaknaan adalah 95% (α = 0,05).
HASIL
Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik |
Kelompok Pelatihan |
P | |
I |
II | ||
(X ± SB) |
(X ± SB) | ||
Umur (th) |
14,00±1,32 |
13,67±1,32 |
0,600 |
BB (kg) |
33,44±4,45 |
35,67±4,92 |
0,330 |
TB (cm) |
144,44±6,93 |
144,56±5,17 |
0,970 |
Tabel diatas didapatkanRerata umur
siswa yang dilibatkan menjadi subjek penelitian ini adalah 14 tahun. Rerata berat badan pada subjek penelitian ini adalah
33,44 kg pada kelompok-1 dan 35,67 kg pada kelompok-2. Sedangkan rerata tinggi badan pada kelompok-1 adalah 144,44cm dan 144,56 pada kelompok-2. Data tersebut menunjukkan subjek penelitian pada ke-2 kelompok pelatihan memiliki rerata berat badan dan tinggi badan yang hampir sama sehingga tidak akan mempengaruhi hasil penelitian.
Uji Beda Rerata Peningkatan Hasil Kebugaran Fisik Sebelum dan Sesudah Pelatihan
Rerata Hasil Tes Kebugaran Fisik (VO2max) Sebelum dan Sesudah Pelatihan
Pre-test |
Post-test |
Beda |
P | |
(X ± SB) |
(X ± SB) |
(X ± SB) | ||
Kelompok-1 |
23,39±1,69 |
27,87±3,28 |
4,48±2,9 |
0,001 |
Kelompok-2 |
22,69±1,76 |
24,64±2,11 |
1,96±1,69 |
0,009 |
P |
0,402 |
0,025 |
0,07 |
Tabel di atas, didapatkan rerata hasil test kebugaran fisik sesudah pelatihan antara kelompok-1 dan kelompok-2 menunjukkan berbeda bermakna dimana nilai signifikansi 0,025.Dari hasil pada tabel di atas dapat disimpulkan pelatihan senam pinguin lebih tinggi meningkatkan kebugaran fisik siswa retardasi mental ringa
PEMBAHASAN.
Pengaruh Pelatihan Senam Pinguin dan Senam Ria Anak Indonesia Terhadap Hasil Tes Kebugaran Fisik
Aktivitas fisik sangat berpengaruh bagi anak-anak karena dapat merangsang
pertumbuhan, mengembangkan kapasitas paru-paru latihan juga dapat mempengaruhi peredaran darah, merendahkan tekanan darah. Hal ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memilih program pelatihan yang tepat untuk meningkatkan kebugaran fisiknya .Pada anak retardasi mental ringan mulai dari umur 7-18 tahun direkomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik intensitas sedang3.
Senam pinguin dan senam ria anak Indonesia sebagai pelatihan yang berpengaruh terhadap komponen kebugaran fisik anak retardasi mental. Senam pinguin dan senam ria anak Indonesia merupakan rangkaian gerak dasar pada anak retardasi
mental. Senam pinguin adalah gerakan yang cukup sederhana dan mudah, namun dapat memberikan pengaruh fisiologis terhadap kebugaran fisik, senam pinguin dapat melatih daya tahan, keseimbangan, kecepatan, kelincahan dan koordinasi pada anak retardasi mental ringan.
Senam ria anak Indonesia merupakan rangkaian pelatihan yang dilakukan dengan gembira agar anak retardasi mental dapat mengikuti gerakan senam secara efektif dan efisien. Dengan melakukan senam ria anak Indonesia dapat melatih daya tahan, daya ledak, kecepatan, reaksi dan komposisi tubuh.
Dari hasil pelatihan selama enam minggu di Sekolah Dasar Luar Biasa Kuncup Bunga Denpasar senam pinguin meningkatkan kebugaran fisik lebih tinggi dibandingkan senam ria anak Indonesia hal ini dapat dibuktikan dari hasil tes kebugaran fisik sebelum dan sesudah pelatihan. Pada senam pinguin jenis gerakan yang dilakukan lebih banyak dibandingkan pada senam ria anak. Aktivitas fisik yang dilakukan dengan teratur akan mempengaruhi kebugaran fisik atau Physical fittnes untuk mendukung tubuh tetap sehat dan bugar agar mampu melakukan beban kerjanya4.
Pelatihan senam pinguin dan senam ria anak Indonesia, merupakan pelatihan yang efektif untuk meningkatkan kebugaran fisik siswa retardasi mental ringan. Kedua model pelatihan merupakan pelatihan aerobik yang melibatkan banyak kelompok otot (secara berulang-ulang), pelatihan aerobik dengan durasi lebih dari 15 menit dilakukan dengan frekuensi 3 kali dalam satu minggu merupakan pelatihan untuk meningkatkan kebugaran fisik. Peningkatan hasil tes kebugaran fisik siswa retardasi mental ringan diakibatkan oleh pelatihan yang diberikan selama 6-8 minggu dengan frekuensi tiga kali dalam seminggu akan
diperoleh hasil yang konstan karena tubuh sudah mampu beradaptasi dengan pelatihan atau beban pelatihan yang dilakukan 5.
Prinsip latihan fisik adalah proses peningkatan atau memberikan stres fisik terhadap tubuh secara teratur sehingga kemampuan aktifitas gerak jasmani yang dilakukan secara sistematik dan ditingkatkan secara progresif untuk mempertahankan atau meningkatkan kebugaran fisik agar tercapai kemampuan kerja fisik yang optimal.
Aktifitas senam dan menari dapat dijadikan sebagai kegiatan yang dapat meningkatkan kebugaran fisik anak retardasi mental 6. Prinsip pelatihan anak tidak boleh melupakan bentuk-bentuk permainan dengan tujuan untuk melatih keterampilan seperti: kecepatan, koordinasi, keseimbangan dan kelincahan agar dapat dijadikan sebagai proses untuk melakukan pendekatan analisa model dan manfaat utama dari gerakan yang dilakukan7.
Pada bidang pendidikan fisik anak sekolah dasar maupun sekolah berkebutuhan khusus (SDLB). Untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran fisik anak diwajibkan oleh pemerintah indonesia untuk menggunakan senam kesegaran jasmani (SKJ) yang merupakan bagian integral dari kurikulum di indonesia. Dari lima belas sekolah dasar berkebutuhan khusus yangada di Bali senam ria lebih dikenal dibandingkan dengan senam pinguin yang digunakan sebagai salah satu kegiatan untuk meningkatkan kebugaran fisik siswa, senam pinguin merupakan senam yang tergolong baru sehingga pelatih atau guru olahraga belum mengetahui manfaat dari senam pinguin.
Kelompok-1 dengan pelatihan Senam pinguin lebih efektif dalam peningkatan kebugaran fisik dari pada Kelompok-2 dengan pelatihan senam ria anak Indonesia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor iyaitu perbedaan variasi gerakan, waktu latihan, repetisi dan irama
musik pada kedua model kelompok pelatihan yang dapat mempengaruhi kebugaran fisik.
Perbedaan beban latihan akan berpengaruh pada kebugaran fisik, semakin berat beban latihan maka, frekuensi denyut nadi akan semakin meningkat dan juga menghasilkan pelatihan yang efektif namun tetap berada pada kemampuan maksimal8. Satu sesion lebih lama gerakan pada Kelompok-1 dibandingkan dengan Kelompok-2 hal ini dapat berpengaruh terhadap beban pelatihan. Dengan demikian pelatihan kelompok-1 akan memerlukan oksigen lebih banyak dan pelatihan kelompok-1 dominan aerobik dibandingkan pelatihan kelompok-2, hal ini dapat mempengaruhi kebugaran fisik sesudah pelatihan, pelatihan pada Kelompok-1 menggunakan pengulangan gerakan lebih banyak dan akan menghasilkan kecepatan lebih tinggi dari pada pelatihan Kelompok-2 yang menggunakan pengulangan lebih rendah sehingga dapat mempengaruhi hasil tes kebugaran fisik, karena dalam bleep tes yang dinilai adalah kecepatan dan ketepatan peserta mengikuti bunyi bleep. Hal ini dipengaruhi oleh pelatihan pada kelompok-1 menghasilkan kekuatan lebih besar dari pada kelompok-29.
Pelatihan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan volume dan durasi yang teratur dalam waktu enam minggu akan mempengaruhi sistem saraf sensoris pada anak. Pada kelompok-1 dengan pelatihan senam pinguin yang memiliki repitisi (pengulangan) yang lebih banyak dibandingkan dengan pelatihan kelompok-2 dengan pelatihan senam ria anak Indonesia akan memberikan pengaruh lebih tinggi terhadap kebugaran fisik anak retardasi mental ringan.karena pelatihan yang repetisinya lebih tinggi akan menjadikan pelatihan sangat efektif dan hal ini sangat baik untuk mengembangkan serabut otot yang merupakan salah satu komponen
pendukung daya ledak yaitu kecepatan dan kekuatan10.
KESIMPULAN
Kebugaran fisik siswa retardasi mental ringan Sekolah Dasar Luar Biasa Kuncup Bunga Denpasar lebih tinggi sesudah melakukan senam pinguin dari pada senam ria anak Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Salmiah. Retardasi Mental. Medan: Ilmu Kedokteran Gigi Anak USU Medan. 2010.
-
2. Suharjana. 2011. Pendidikan kebugaran jasmani. Pedoman Kuliah. Yogyakarta. FIK UNY
-
3. Sophia, B.Olahraga Untuk Anak. Kudus: Universitas Muria Kudus. 2012.
-
4. Tirtawirya, D. “Prinsip Pelatihan Taekwondo UsiaDini”. Yogyakarta: UniversitasNegeri Yogyakarta. 2009.
-
5. Nala. Prinsip pelatihan fisik olahraga. Denpasar: Komite
Olahraga Nasional Daerah Bali. 2011.
-
6. Yudiana, Y. PrinsipLatihanFisik. Bandung: UPI FPOK. 2012
-
7. Suputra, P. Efektifitas Senam Ria Anak Indonesia Untuk Mengenalkan Konsep Arah Bagi Low Vision. From:http://ml.scribd.com/diakses pada tanggal 19 oktober 2016 jam 19.00 WIB. 2011.
-
8. Sharkey.B .J. Kebuagaran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010.
-
9. Guyton, A.C. Fisiologi Kedokteran. (terjemahan). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2013.
-
10. Giriwijoyo,S.,H.Muctamaji.
IlmuFaal Olahraga. Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga. Bandung: Fakultas Ilmu Olahraga. 2005
64
Discussion and feedback