ISSN: 2302-688X

Sport and Fitness Journal

Volume 5, No.2, Juli 2017: 124-132

HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP STATUS GIZI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA JARA MARA PATI BULELENG

I Gede Ariyasa1, I Nengah Sandi2, I Made Murna3

  • 1,3 Fakultas Ilmu Kesehatan, Sain, dan Teknologi Universitas Dhyana Pura, Bali

  • 2 PS. Magister Fisiologi Olahraga, Fak. Kedokteran Universitas Udayana

ABSTRAK

Latar belakang: Umur harapan hudup penduduk Indonesia semakin meningkat. Peningkatan tersebut diakibatkan oleh pola konsumsi dan aktivitas fisik yang seimbang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi dan aktivitas fisik terhadap status gizi pada lansia. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menggambarkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung menggunakan analisis regresi linier berbanda. Penelitian dilakukan terhadap 64 lansia Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati Kabupaten Buleleng, Bali. Diawali dengan mewawancarai responden, kemudian meminta responden mengisi kuisioner. Selanjutnya dilakukan pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Hasil: Terdapat hubungan secara parsial dan positif antara pola konsumsi dengan status gizi dengan nilai r = 0,761 dan nilai p = 0,000. Terdapat hubungan secara parsial dan positif antara aktivitas fisik dengan status gizi dengan nilai r = 0,262 dan nilai p = 0,000. Di samping itu juga didapatkan ada hubungan secara simultas antara pola konsumsi dan aktivitas fisik terhadap status gizi sebesar 91,5% dengan nilai R = 0,958. Simpulan: Terjadi hubungan secara parsial dan simultas antara pola konsumsi dan aktivitas fisik terhadap status gizi. Saran: Untuk itu diharapkan pada para lansia untuk selalu menjaga pola konsumsi dan aktivitas fisik secara teratur dalam rangka memperbaiki status gizi.

Kata Kunci: Lansia, pola konsumsi, aktifitas fisik, status gizi

RELATIONSHIP BETWEEN CONSUMPTION PATTERNS AND

PHYSICAL ACTIVITIES ON NUTRITION STATUS ON THE ELDERLY IN SOCIAL PARTY TRESNA WERDHA JARA MARA PATI BULELENG

ABSTRACT

Background: Age of hope hudup Indonesian population is increasing. The increase is due to a balanced pattern of consumption and physical activity. Objective: This study aims to determine the effect of consumption patterns and physical activity on nutritional status in the elderly. Method: This research is an analytic study that describes the relationship between independent variables with dependent variables using linear regression analysis berbanda. The study was conducted on 64 elderly Social Home Tresna Werdha Jara Mara Pati Buleleng District, Bali. Begin by interviewing respondents, then asked respondents to fill out questionnaires. Further measurement of body mass index (BMI). Results: There was a partial and positive relationship between consumption pattern and nutritional status with r = 0,761 and p = 0.000. There was a partial and positive relationship between physical activity and nutritional status with r = 0.262 and p = 0.000. In addition, there was also a simultaneous relationship between consumption patterns and physical activity on nutritional status of 91.5% with a value of R = 0.958. Conclusion: Partial and simultaneous relationship exists between consumption patterns and physical activity on nutritional status. Suggestion: For that it is expected in the elderly to always maintain the pattern of consumption and physical activity regularly in order to improve nutritional status.

Keywords: Elderly, consumption pattern, physical activity, nutritional status

PENDAHULUAN

Peningkatan umur harapan hidup suatu merupakan ukuran kemajuan suatu bangsa. Dengan meningkatnya umur harapan hidup maka akan menambah jumlah lansia. Penambahan jumlah lansia akan berdampak pada pergeseran pola penyakit di masyarakat.1 Menurut Badan Pusat Statistik,2 penurunan angka kematian dan peningkatan umur harapan hidup merupakan penyebab pertambahan jumlah penduduk lansia Indonesia.

Kelompok rentan gizi adalah kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, apabila kelompok masyarakat terkena kekurangan penyediaan makanan, dan lansia masuk ke dalam salah satu kelompok rentan gizi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang adalah diet. Bertambahnya usia seseorang, menyebabkan kecepatan metabolisme tubuh cenderung menurun. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan memberikan kebutuhan gizi yang adekuat untuk lansia.3

Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang akan bermanfaat bagi lansia untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan penyakit degeneratif.4 Makanan yang sehat juga berpengaruh terhadap perubahan fungsi tubuh pada lansia. Ketua Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Jateng, perlu makan makanan sehat dan seimbang karena dapat memperbaiki perilaku seseorang, begitu sebaliknya akan berakibat sebaliknya juga. Dinyatakan bahwa seseorang berumur 45-59 tahun yang pola makanannya terjaga, dapat bergerak lebih lincah dibandingkan dengan orang yang lebih muda.5

Asupan makanan yang tidak seimbang menyebabkan konsumsi berlebihan yang berhubungan dengan perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup akan berpengaruh terhadap munculnya berbagai penyakit tidak menular pada lansia. Selain pemberian nutrisi yang baik, aktivitas fisik juga merupakan hal yang perlu diperhatikan pada lansia. Olahraga teratur dan istirahat yang cukup dapat memperlambat penuaan serta menurunkan risiko penyakit jantung koroner.6

Hasil penelitian Anggraini,7 terhadap 43 responden dengan status gizi lebih dari normal, didapatkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik terhadap status gizi. Juga telah dilakukan penelitian terhadap 99 orang lansia di Kecamatan Tamalanrea, didapatkan terjadi hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan status gizi.8

Peningkatan jumlah penduduk lansia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan. Apabila permasalahan tersebut tidak diantisipasi dari sekarang, maka akan menyebabkan proses pembangunan akan terhambat. Hal tersebut menyebabkan permasalahan yang harus menjadi perhatian kita semua.9

Lansia merupakan bagian daripada pelaksana pembangunan yang seharusnya diberdayakan karena dapat membantu indeks pembangunan bangsa. Oleh karena itu pola makan dan aktivitas sehari-hari perlu diberdayakan dengan cara status gizinya dapat terpenuhi sesuai dengan harapan.

Penelitian tentang pengaruh pola makan dan aktivitas fisik terhadap status gizi pada lansia ini merupakan sebuah bentuk kepedulian terhadap lansia demi terciptanya kemajuan bangsa. Oleh sebab itu, maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan: pengaruh pola konsumsi terhadap status gizi lansia, pengaruh aktivitas fisik terhadap status gizi lansia, dan peranan pola makan dan aktivitas fisik terhadap status gizi pada lanzia.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini bersifat analitik yaitu menggambarkan hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variable terikat (dependent) dengan alat analisis regresi linier berbanda. Penelitian dilakukan di Panti sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati Kabupaten Buleleng, Bali, di mana sampelnya berjumlah 64 orang. Peneliti mewawancarai responden, kemudian meminta untuk mengisi kuisioner. Selanjutnya dilakukan pengukuran IMT.

Panti Werdha Jara Mara Pati terletak di desa Kaliasem, kecamatam Banjar kabupaten Buleleng adalah binaan langsung dari Dinas Sosial Propinsi Bali, di mana para

lansia yang menghuni panti tersebut ditampung dan diberi jaminan makan dan pakaian, pemeliharaan kesehatan, rekreasi/ tirta yatra, olahraga, dan keaktifan kerja tangan sesuai dengan bakat mereka, sehingga dalam mengikuti hari tuanya diliputi ketentraman lahir batin.

Sasaran penyantunan pada lansia dipanti tersebut adalah: 1). Lansia yang berusia 60 tahun keatas yang nyata-nyata terlantar baik karena tidak ada / tidak diketahui keluarga maupun oleh keluarga yang lain. 2). Lanjut usia yang karena suatu sebab tertentu, mereka tidak mau hidup dilingkungan keluarganya, melainkan disantun didalam panti penyantunan.

Masalah pemberian pola makan lansia di panti tersebut sudah diberikan subsidi dari Dinas Sosial propinsi Bali tetapi pengaturan menunya oleh petugas dapur yang ada pada panti tersebut, di sini diberikan masukan kepada petugas dapur, agar ada kesamaan dalam mengatur nutrisi lansia tersebut. Selain pengaturan pola makan, lansia selalu ada aktivitas fisik seperti menganyam sarana banten, olahraga dan lainnya.

Penelitian ini adalah proses gabungan dari deskripsi data yang terkumpul dan analisis data. Analisis data dilakukan adalah uji instrumen yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas, kemudian dilanjutkan dengan analisis Regresi Linier Berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuisioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur. Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir. Menurut Sugiyono,10 syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas adalah apabila korelasi antara skor butir dengan skor total sebesar 0,3 (r = 0,3). Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 0,3 maka angket tersebut dinyatakan tidak valid.

Uji validitas pada penelitian ini, dilakukan untuk setiap indikator pada variabel Laten yang ada. Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat di ukur langsung, tetapi hanya bisa diukur dengan menggunakan indikatornya. Dalam penelitian ini adalah pola konsumsi dan aktivitas fisik. Oleh karena itu maka uji validitas untuk variabel laten pola konsumsi dan aktivitas fisik.

  • 1.    Uji Validitas variabel Pola Konsumsi

Hasil analisis menggunakan SPSS untuk uji validitas per indikator untuk semua indikator variabel lanten pola konsumsi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Indikator Variabel laten Pola Konsumsi

Indikator Variabel (X1-Pola Konsumsi)

Corrected ItemTotal Correlation

Keterangan

x1.1

0,473

Valid

x1.2

0,501

Valid

x1.3

0,549

Valid

x1.4

0,824

Valid

x1.5

0,398

Valid

x1.6

0,343

Valid

x1.7

0,693

Valid

x1.8

0,578

Valid

x1.9

0,835

Valid

x1.10

0,487

Valid

x1.11

0,658

Valid

x1.12

0,619

Valid

x1.13

0,840

Valid

Berdasarkan tabel 1., terlihat bahwa koefisien korelasi antara skor butir dan skor total (dapat dilihat pada kolom kedua) semuanya diatas 0,3. Misalnya pada indikator variabel X1.1, nilai koefisien korelasinya sebesar 0,473. Angka ini lebih besar dari atau diatas nilai batas ambang yaitu 0,3, sehingga dapat dikatakan bahwa indikator variabel X1.1., menunjukan hasil yang signifikan dan valid sebagai indikator variabel. Begitu seterusnya untuk indikator variabel lainnya pada variabel latenX1(Pola Konsumsi).

  • 2.    Uji Validitas Variabel Aktivitas Fisik

Hasil analisis menggunakan SPSS untuk uji validitas per indikator untuk semua indikator variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Indikator variabel laten Aktivitas Fisik

Indikator Variabel Lanten X2 (Aktivitas Fisik)

Corrected ItemTotal Correlation

Keteranga n

x2.1

0,463

Valid

x2.2

0,675

Valid

x2.3

0,424

Valid

x2.4

0,482

Valid

x2.5

0,572

Valid

x2.6

0,334

Valid

x2.7

0,763

Valid

x2.8

0,748

Valid

x2.9

0,787

Valid

x2.10

0,787

Valid

x2.11

0,492

Valid

Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa koefisien korelasi antara skor butir dan skor total (dapat dilihat pada kolom kedua) semuanya diatas 0,3. Hal ini terlihat pada indikator variabel X2.1 dimana nilai koefisien korelasinya sebesar 0,463. Angka ini lebih besar dari atau diatas nilai batas ambang yaitu 0,3, sehingga dapat dikatakan bahwa indikator variabel X2.1, menunjukan hasil yang signifikan sebagai indikator variabel yang valid. Begitu seterusnya untuk indikator variabel lainnya pada variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik).

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran handal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach. Semakin besar nilainya maka semakin reliabel. Tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 0,60, test yang reliabilitasnya dibawah 0,60 dianggap tidak reliabel.11

Uji reliabilitas dilakukan untuk setiap indikator pada variabel Laten yang ada. Dalam penelitian ini adalah variabel laten X1 (pola konsumsi) dan variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik), danhasil uji reliabilitasuntuk variabel laten X1 (pola konsumsi) dan variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik).

  • 1.    Uji Reliabilitas Variabel Pola Konsumsi

Hasil analisis menggunakan SPSS untuk uji reliabilitas per indikator untuk semua indikator variabel laten X1 (Pola Konsumsi)dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Indikator Variabel Laten Pola konsumsi

Cronbach's Alpha       N of Items

0,893                 13

Item-Total Statistics

Indikator variabel Cronbach's Alpha Keterang laten X1 (Pola if Item Deleted      an

Konsumsi)

x1.1

0,892

Reliabel

x1.2

0,889

Reliabel

x1.3

0,888

Reliabel

x1.4

0,872

Reliabel

x1.5

0,895

Reliabel

x1.6

0,898

Reliabel

x1.7

0,881

Reliabel

x1.8

0,886

Reliabel

x1.9

0,871

Reliabel

x1.10

0,889

Reliabel

x1.11

0,883

Reliabel

x1.12

0,884

Reliabel

x1.13

0,871

Reliabel

Dari hasil pengujian diperoleh nilai alpha cronbachrata-rata secara keseluruhan untuk semua indikator variabel adalah sebesar 0,893. Sementara itu alpha cronbachpada setiap indikator variabel, menunjukkan hasil diatas 0,60. Untuk indikator variabel X1.1 nilai alpha cronbach-nya adalah sebesar 0,892, angka ini jauh diatas batas ambang nilai monimal yaitu 0,60. Karena berada di atas 0,60 maka berarti bahwa butir pertanyaan pada indikator variabel X1.1 adalah reliabel. Begitu seterusnya untuk semua indikator variabel yang ada di tabel 3.

  • 2.    Uji Reliabilitas variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik)

Hasil analisis dengan SPSS untuk uji reliabilitas per indikator untuk semua indikator variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) dapat dilihat pada Tabel 4.

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai alpha cronbach rata-rata secara keseluruhan untuk semua indikator variabel adalah sebesar

0,870. Sementara itu alpha cronbachpada setiap indikator variabel, menunjukkan hasil diatas 0,60. Seperti untuk indikator variabel X2.1., nilai alpha cronbach-nya adalah sebesar 0,870, angka ini jauh diatas batas ambang nilai monimal yaitu 0,6. Oleh karena berada diatas 0,60 makadapat interpretasikan bahwa butir pertanyaan pada indikator variabel X2.1, adalah reliabel. Begitu seterusnya untuk semua indikator pada variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) yang ada di Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Indikator variabel lanten Aktivitas Fisik

Cronbach's Alpha N of Items 0,870            11

Item-Total Statistics

Indikator variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik)

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Keterang an

x2.1

0,870

Reliabel

x2.2

0,854

Reliabel

x2.3

0,869

Reliabel

x2.4

0,865

Reliabel

x2.5

0,861

Reliabel

x2.6

0,879

Reliabel

x2.7

0,847

Reliabel

x2.8

0,848

Reliabel

x2.9

0,846

Reliabel

x2.10

0,845

Reliabel

x2.11

0,865

Reliabel

Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 5. Hasil Analisis Pola Konsumsi dan Aktivitas Fisik Terhadap Status Gizi

V.Terik at

V. Bebas

r.

Parsial

B

Beta

t. hitung

Sig

Status

Pola

Konsumsi

0,761

5,443

0,790

8,864

0,000

Gizi (Y)

(X1) Aktivitas

0,262

1,354

0,138

2,052

0,045

Fisik (X2)

R = 0,958

D = r2x 100% = 91,5%

t.tabel = 2,000 (df = n-k = 60-2)

Konstanta = 3,599

Persamaan Regresi, Y = 3,599+5,443X1+1,354X2

F.Hitung = 318,447, Sig = 0,000

F.Tabel = 4,00

Analisis ini digunakan untuk menggambarkan pengaruh variabel laten X1 (Pola Konsumsi) dan variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y (Status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Marapati Kabupaten Buleleng. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS, yang abstraksinya dapat dilihat pada Tabel 5.

Dari Tabel 5, maka persamaan regresi linier berganda yang terbentuk untuk peneltian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

dengan memasukan angka-angka pada persamaan diatas, maka bentuk persamaan regresi liniernya adalah:

Y = 3,599+5,443X1+1,354X2

Dari persamaan Y = 3,599 + 5,443X1 + 1,354X2 terlihat bahwa koefisien regresi variabel laten X1 (Pola Konsumsi) (b1) sebesar 5,443, dan bertanda positif. Secara statistik dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi) (b1) dengan Status Gizi pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Kabupaten Buleleng. Hal ini dapat diartikan jika terjadi perubahan dari variabel laten X1 (Pola Konsumsi) (b1) sebesar satu satuan, maka Y (status Gixi) akan mengalami perubahan sebesar 5,443 dengan asumsi varibel bebas lainnya konstan.

Dari persamaan Y = 3,599 + 5,443X1 + 1,354X2 terlihat bahwa koefisien regresi variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) (b2) sebesar 1,354, dan bertanda positif. Secara statistik dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) (b2) dengan Y (status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Kabupaten Buleleng. Hal ini dapat diartikan jika terjadi perubahan dari variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) (b2) sebesar satu satuan, maka Y (Status Gizi) akan mengalami perubahan sebesar 1,354 dengan asumsi varibel bebas lainnya konstan.

Analisis Korelasi Parsial

  • 1.    Analisis Korelasi Parsial antara Pola Konsumsi terhadap Status Gizi.

Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan secara parsial antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi) terhadap Y (Status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Marapati Kabupaten Buleleng, digunakan SPSS untuk menganalisisnya. Analisis korelasi parsial yang dilakukan menggunakan asumsi bahwa variabel lainnya selain variabel variabel laten X1 (Pola Konsumsi) dianggap konstan. Hasil analisis korelasi parsial ini dapat dilihat pada tabel 5. Koefisien korelasi parsial variabel variabel laten X1 (Pola Konsumsi) sebesar 0,761. Hal ini berarti ada hubungan positif dan tinggi secara parsial antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi) terhadap Y (Status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

  • 2.    Analisis Korelasi Parsial Aktivitas Fisik Terhadap Status Gizi.

Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan secara parsial antara variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y (Status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Marapati Kabupaten Buleleng, dilakukan analisis korelasi parsial. Analisis ini dilakukan dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap konstan. Hasil analisis korelasi parsial ini dapat dilihat pada Tabel 5. Koefisien korelasi parsial variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) sebesar 0,262. Hal ini berarti ada hubungan positif dan rendah secara parsial antara variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y (status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

Dari Tabel 5, juga terlihat bahwa tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0,000 untuk variabel laten X1 (Pola Konsumsi), dan 0,045 untuk variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik). Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk variabel laten X1 (Pola Konsumsi), dan variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) berada di bawah 5% (0,05) berarti pengaruh antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi), dan variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y (status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng adalah signifikan.

  • 3.    Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dan arah hubungan antara variabel yang diteliti, yaitu hubungan antara semua variabel bebas variabel laten X1 (Pola Konsumsi), dan variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) dengan variable Y (Status Gizi) secara simultan. Besarnya koefisien korelasi berganda dapat diketahui dari besarnya nilai R dari hasil perhitungan SPSS dan dapat dilihat pada tabel 5, Nilai R hasil perhitungan ini sebesar 0,958 yang berada pada kisaran 0,80-1,00 yang berarti berkorelasi tinggi.

  • 4.    Analisis Determinasi Berganda

Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel laten X1 (Pola Konsumsi), dan variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y (Status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Kabupaten Buleleng, digunakan analisis determinasi. Persamaan analisis Determinasi adalah:

D = R2 x 100% = 91,5%

Pada Tabel 5, besarnya koefisien determinasi pada penelitian ini adalah 91,50%. Angka ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel laten X1 (Pola Konsumsi), dan variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y (Status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Marapati Kabupaten Buleleng, adalah sebesar 91,50%, atau dengan kata lain ada (100-91,5)% = 8,5% Y (Status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng disebabkan oleh faktor lainnya yang tidak di bahas dalam penelitian ini.

  • 5.    Uji t

Uji t atau t-test digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat pada bagian sebelumnya dapat diterima atau ditolak secara signifikan atau tidak.

Uji Hipotesis Pola Konsumsi terhadap Status Gizi

Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh positif secara parsial dan signifikan antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi) terhadap Y(Status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng. Adapun langkah-langkahnya adalah:

  • 1.    Formulasi hipotesis

Ho : β = 0 Tidak ada pengaruh positif secara parsial dan signifikan antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi) terhadap Y(status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

Ha : β 0 Ada pengaruh positif secara parsial dan signifikan antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi) terhadap Y (status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

  • 2.    Menentukan tingkat kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95%, α = 5%, DF = n – k

DF = degrees of freedom n = jumlah responden k = jumlah variabel bebas

DF = 60-2 = 58, jadi ttabel = 2,00 (Tabel 5) 3. Kriteria pengujian

Ho diterima bila t ≤ α; Ho ditolak bila t > α

  • 4.    Menghitung nilai t

Nilai thitung = 8,864 (tabel 5)

ttabel= 2,00   thitung = 8,864

Gambar 1. Kurva Uji t

Berdasarkan analisis t-test dan gambar diatas terlihat bahwa nilai thitung didapat sebesar 8,864 sedangkan ttabel sebesar 2,00 dengan demikian thitung berada didaerah penolakan Ho berarti Ho ditolak, maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa memang benar terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi) terhadap Y (status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

Uji Hipotesis Aktivitas Fisik terhadap Status Gizi

Untuk hipotesis kedua yaitu diduga ada pengaruh positif secara parsial dan signifikan antara variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y(status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

Adapun langkah-langkahnya adalah :

  • 1.    Formulasi hipotesis

Ho : β = 0 Tidak ada pengaruh positif secara parsial dan signifikan antara variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y(status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

Ha : β 0 Ada pengaruh positif secara parsial dan signifikan antara variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y(status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

  • 2.    Menentukan tingkat kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95%, α = 5%, DF = n – k

DF = degrees of freedom n = jumlah responden k = jumlah variabel bebas

DF = 60 – 2 = 58, jadi ttabel = 2,000 (tabel 3)

  • 3.    Kriteria pengujian

Ho diterima bila t ≤ α

Ho ditolak bila t > α

  • . Menghitung nilai t

Nilai thitung = 2,052 (Tabel 3)

ttabel= 2,00  thitung = 2,052

Gambar 2. Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t-test dan gambar terlihat bahwa nilai thitung didapat sebesar 2,052 sedangkan ttabel sebesar 2,00 dengan demikian thitung berada pada didaerah penolakan Ho berarti Ho ditolak, maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa memang benar terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan antara variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y(status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

  • 6. Uji F

Untuk menguji kedua hipotesis secara bersama-sama, yaitu diduga adanya pengaruh

positif secara simultan dan signifikan antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi), dan variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y(status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Kabupaten Buleleng digunakan uji F (F-test).

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  • 1.    Formulasi hipotesis

Ho : β1 ; β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi), dan variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik)terhadap Y(status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

Ha : β1 ; β2 ≠ 0 Ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara bukti langsung (tangible), variabel variabel laten X1 (Pola Konsumsi), dan variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y (status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

  • 2.    Menentukan tingkat kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95%, α = 5%, DF pembilang = k – 1 (2 – 1 = 1) DF penyebut = n – k ( 60 – 2 = 58) Jadi Ftabel = 4,00 (tabel 3)

  • 3.    Kriteria pengujian

Ho diterima bila Fhitung ≤ Ftabel; Ho ditolak bila Fhitung> Ftabel

  • 4.    Menghitung nilai F

R2 / k - 1

Fh =

( 1 – R2) / (n – k)

Dimana :

R = Koefisien korelasi berganda

Fh = Fhitung

n  = Banyaknya data

k  = Banyaknya variabel

  • 1  = Variabel terikat

Hasil perhitungan didapat nilai F = 318,477 (Tabel 5)

Berdasarkan uji F dan gambar di atas terlihat bahwa nilai Fhitung sebesar 318,477 sedangkan Ftabel sebesar 4,00. Dengan demikian Fhitung lebih besar dari Ftabel, berarti Ho ditolak, Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh secara simultan dan signifikan antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi) dan

variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y (status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

Gambar 3. Daerah penerimaan dan penolakan Ho Dengan uji F

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi) terhadap Y(status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng. Hasil ini karena pada lansia sebagian yang sudah terjadi gangguan fungsional pada organ tubuhnya dan sebagian sudah sangat tua ini terjadi gangguan fungsi total.

Hasil selanjutnya yang menyatakan terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan antara variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y (status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng, memperlihatkan bahwa olahraga adalah penunjang penting dalam mewujudkan gizi seimbang pada tubuh manusia di mana dengan olahraga maka gangguan metabolism yang akan terjadi menurun.

Sehingga secara umum ada pengaruh secara simultan dan signifikan antara variabel laten X1 (Pola Konsumsi), dan variabel lanten X2 (Aktivitas Fisik) terhadap Y (status Gizi) pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng. Hasil ini disebabkan karena dengan pola makan yang sesuai dan seimbang sesuai aturan dalam pola umum gizi seimbang (PUGS), disertai aktivitas yang memadai seharusnya sesuai teori ada korelasi karena berdasarkan teori dalam mewujudkan 10

program pokok gizi seimbang antara pola makan dan aktivitas fisik saling membantu meninngkatkan status guzi yang baik pada manusia. Akan tetapi karena fungsi organ penting dalam tubuh sudah menurun pada beberapa orang sehingga terjadi mis korelasi.

SIMPULAN

  • 1.    Ada pengaruh positif secara parsial dan signifikan antara Pola Konsumsi terhadap status Gizi pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

  • 2.    Ada pengaruh positif secara parsial dan signifikan antara Aktivitas Fisik terhadap Status Gizi pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

  • 3.    Ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara Pola  Konsumsi,  dan

Aktivitas Fisik terhadap status Gizi pada Panti Sosial Werdha Jara Mara Pati Buleleng.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Sudartinah. 2012. Hubungan Pola Makan, Gaya Hidup dan Status Gizi pada Pralansia dan Lansia dengan Hipertensi di Kelurahan Kejiwan Kec. Wonosobo Kab. Wonosobo Tahun 2012. [cited 2017 Maret 27] Avaelable from: http://lib.ui.ac.id/file? file=pdf/abstrak-20315658.pdf. Di akses pada tanggal 20 april 2015.

  • 2.    Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Penduduk Lanjut Usia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

  • 3.    Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2. Jakarta: Rineka Cipta.

  • 4.    Depkes RI. 2003. Pedoman Pelatihan Kader Posbindu Lanjut Usia. Jakarta: Departemen    Kesehatan    Republik

Indonesia.

  • 5.    Siaputra, H., Emmiati, A., Wibisono, EA., Widjaja, A. 2015. Pola Perilaku Hidup Sehat Pra Lansia dalam Mengkonsumsi Makanan Sehari-hari di Mauren Studio. Universitas Kristen Petra. https://www. google.com /search?q=

  • 6.    Sharkey, BJ. 2012. Kebugaran dan Kesehatan. Cetakan kedua. Jakarta: Divisi Buku Sport PT Raja Grafindo Persada.

  • 7.    Anggraini, L. 2014. HUbungan Tingkat Aktivitas Fisik Terhadap Status Gizi pada Anak Usia Prasekolah (sripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro.

  • 8.    Nujumunniswah, A., Bahar, B., Salam, A. 2015. Hubungan Aktivitas Fisik, Asupan Energi dan Protein dengan Status Gozi Lansia Di Kecamatan Tamalanrea. Makasar:  Program Studi Ilmu Gizi

Fakultas     Kesehatan     Masyarakat

Universitas Hasanuddin.

  • 9.    Maryam, RS., Ekasari, MF., Rosidawati. 2012. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

  • 10.    Sugiyono. 2007. Metode Penelitian pedidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

  • 11.    Kountur, R. 2007. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM.

132