ISSN: 2302-688X

Sport and Fitness Journal

Volume 4, No.2, Oktober 2016: 30-36

PERBEDAAN PELATIHAN JALAN DENGAN STATIC BICYCLE TERHADAP VO2 MAX, INSPIRASI MAKSIMAL, DAN HEART RATE PADA LANSIA

Eko Prabowo*, Agus Bagiada*, M Ali Imron**

Program Studi Magister Fisiologi Olahraga, Universitas Udayana*, Program Studi Fisioterapi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta** e-mail: prabowoeko34@gmail.com

ABSTRAK

Endurance kardiorespirasi adalah daya tahan dalam beraktivitas waktu lama. Endurance Kardiorepirasi dipengerahui oleh jantung, daya tahan otot serta fungsi respirasi. Pada lansia (penuaan) terjadi stress oksidatif yaitu suatu keadaan dimana kadar radikal bebas lebih tinggi dibandingkan antioksidan tubuh. Pada keadaan ini terjadi perusakan sel – sel tubuh yang menyebabkan proses penuaan sampai pada proses kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan VO2 max, penurunan heart rate dan peningkatan inspirasi maksimal pada pelatihan jalan intesitas sedang dan static bicycle intesitas sedang. Metode penelitian ini menggunakkan uji klinis eksperimental dengan metode pre test and post test grup design. Enam belas subjek dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama sebesar 8 subjek diberikan pelatihan jalan intesitas sedang dilakukan 3 kali dalam seminggu setiap latihan dilakukan selama 30 menit. Kelompok kedua sejumlah 8 pasien diberikan pelatihan static bicycle intesitas sedang dilakukan 3 kali dalam seminggu setiap latihan dilakukan selama 30 menit. Penelitian ini dilakukan selama 8 minggu. Pengukuran VO2 max menggunakan test jalan 6 menit, heart rate istirahat menggunakan stopwatch dan inspirasi maksimal menggunakan spirometry manual incentive.Hasil penelitian ini adalah nilai rerata VO2 max setelah perlakuan kelompok I yaitu 20.82 ml/kg/menit dan kelompok IIyaitu 20.62 ml/kg/menit dari kedua kelompok hanya memilki perbedaan selisih sebesar 0,2 ml/kg/menit dan menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05). Nilai rerata Heart Rate Istirahat setelah perlakuan kelompok I yaitu 66 denyut/menit dan kelompok IIyaitu 66.62 denyut/dari kedua kelompok hanya memilki perbedaan selisih hanya sebesar 0,62 denyut/menit dan menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05). Nilai rerata inspirasi maksimal setelah perlakuan kelompok I yaitu 1937.5ml dan kelompok IIyaitu 1912.50 ml dari kedua kelompok hanya memilki perbedaan selisih sebesar 25 ml dan menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p <0.05). Disimpulkan bahwa pada penelitian initidak ada perbedaan antara pelatihan jalan intesitas sedang dan static bicycle intesitas sedang dalam meningkatkan VO2 max, menurunkan Heart Rate, dan Meningkatkan Inspirasi Maksimal pada lanjut usia.

Kata kunci: VO2 max, heart rate, inspirasi maksimal, jalan intesitas sedang, static bicycle intesitas sedang

DIFFERENCE BETWEEN WALKING WITH STATIONERY BICYCLE EXERCISE FOR VO2MAX, INSPIRATION MAXIMAL, AND RESTING HEART RATE FOR ELDERLY

ABSTRACT

Endurance cardiorespiratory is an ability of someone to exercises longer without any fatigue. Endurance cardiorespiratory was influenced by the heart endurance, muscle endurance and respiratory function. In the elderly due to an oxidative stress, the condition where free radicals is much more than anti oxidant in our body. It will produce oxidative 30

damage of cell/tissue leads to aging and death.Thepurpose of the study is to determine differences in the increased in VO2 max, decreased heart rate and increased maximal inspiration between the moderate intesity walking and moderate intensity stationery bicycle.This study is clinical experimental studyusing methods pre test and post test group design. Sixteen subjects of elderly people devided in to two groups. The first group of 8 subjects gived the moderate intesity walking for 30 minutes exercise, 3 times a week. The second group of 8 subjects givedthe moderate intesity stationery bicycle for 30 minutes exercise, 3 times a week. total peroid of exercise was 8 weeks. VO2 max measure a using the 6 walking minute test, resting heart rate test using a stopwatch and maximal inspiration using incentive spirometry manual. Results of this study: the mean value Vo2 max after intervention ofgroup I was 20.82 ml/kg/min and group II was 20.62 ml/kg/minthe different mean between two groups was 0.2 ml / kg / min and showed no significant difference (p = 0.43). The mean value resting heart rate after intervetion of group I was 66 beats/min and group II was 66.62 beats/min the different between the two groups was 0.62 beats / minute and showed no significant difference (p = 0.702), The mean value maximum inspiration after intervention of group I was 1937.5 ml and group II was 1912,5 ml the different mean between two groups was25 ml and showed no significant difference (p = 0.480). It was concluded thatthere were nodifferences between moderate intesity walking and moderate intensity stationery bicycle on the increase VO2 max, decrease heart rate, and increase maximum inspiration in the elderly.

Key words: VO2 max, heart rate, maximum inspiration, moderate intesity walking, moderate intensity stationery bicycle

PENDAHULUAN

Setiap manusia akan mengalami penuaan di masa hidupnya. Indonesia mengalami peningkatan jumlah lanjut usia (lansia) yang diakibatkan peningkatan usia harapan hidup. Lansia mengalami penurunan fungsi tubuh berbanding lurus dengan bertambahnya usia yang menyebabkan peningkatan biaya perawatan lansia.

Pada umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun. Setiap lansia akan mengalami penurunan fisiologis dan biokimia, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan secara keseluruhan. Begitu juga endurance kardiorespirasi akan menurun akibat fungsi jantung, paru, pembuluh darah dan komponen darah menurun sehingga lansia sering mudah kelelehan 1.

Latihan intesitas sedang adalah latihan yang ditargetkan antara 60-80 HR maksimal dengan durasi antara 30-50 menit yang dilakukan 3-5 x seminggu. Latihan intesitas

sedang digunakan untuk meningkatkan endurance 2.

Berjalan merupakan olahraga yang murah yang bisa dilakukan kapan saja. Di Inggris berjalan adalah olahraga yang populer bagi para wisatawan. Berjalan dapat meningkatkan kesehatan, interaksi sosial, serta menurunkan biaya transportasi. Di London berjalan secara rutin dapat menghemat pengeluaran sebesar 93 Poundsterling per bulan 3.

Static bicycle merupakan olahraga bersepeda yang dilakukan di dalam ruangan. Static bicycle adalah pengembangan dari bersepeda di luar. Latihan static bicyle intesitas sedang dengan pencapaian HR 6085%. Pada latihan static bicycle dapat meningkatkan endurance kardiorespirasi serta menurunkan berat badan 4.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk membuktikan adanya perbedaan latihan jalan intesitas dibandingkan latihan static bicycle intesitas sedang dalam meningkatkan Vo2 max lansia. (2) Untuk membuktikan adanya perbedaan latihan jalan intesitas sedang dibandingkan latihan static


bicycle dengan intensitas sedang dalam menurunkan heart rate. (3) Untuk membuktikan adanya perbedaan latihan jalan dengan intesitas sedang dibandingkan latihan static bicycle intesitas sedang dalam meningkatkan inspirasi maksimal lansia.

METODE PENELITIAN

  • A.    Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan yang digunakan adalah Pre and Post Test Group Design yaitu membandingkan antara perlakuan dua kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 8orang lansia. Kedua kelompok diberikan tes awal pemeriksaan Vo2 max, heart rate dan inspirasi maksimal. Pada Kelompok Perlakuan I diberikan pelatihan metode jalan intesitas sedang dan kelompok Perlakuan II diberikan pelatihan metode Static bicycle intesitas sedang.

  • B.    Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada 2 tempat yaitu PSTW Budi Mulia 4 Jakarta. Pelatihan pada kedua kelompok diberikan selama 8 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu.

  • C.    Populasi dan Sampel

Populai penelitian ini adalah populasi terjangkauWarga Binaan Sosial (WBS) Panti Sosial Treshna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 Jakarta dengan kriteria: 1) Lansia 60-80 tahun. 2) Pasien mampu berjalan dan menggunakan sepeda.3) Dalam kondisi sehat tidak ada gangguan sakit jantung, saraf, fraktur, dan gangguan kejiwaan.4) Bersedia menjadi subjek penelitian

  • D.    Teknik Pengambilan Sampel

Dari populasi pasien pasca steroke didapatkan 50 WBS yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dilakukan pengambilan sampel dengan tehnik simplerandom samplingsebanyak 16 pasien yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok dengan random alokasi masing-masing 8 sampel pada setiap kelompoknya. Kelompok I akan mendapat pelatihan metode Pelatihan Jalan Intesitas Sedang dan Kelompok II akan

mendapatkan pelatihan metode Static bicycle Intesitas Sedang.

  • E.    Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang diambil dalam prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: prosedur administrasi, prosedur pemilihan sampel dan tahap pelaksanaan penelitian.

  • 1)    Prosedur administrasi

Proseduradministrasi menyangkut: 1) Mempersiapkan surat ijin penelitian di Dir.Kesbang Kemendagri dan Kesbang DKI Jakarta 2) Menyiapkan form dan alat-alat tulis untuk keperluan penelitian. 3) Membagikan inform concernpenelitian untuk diisi dan dikumpulkankembali.

  • 2)    Prosedur Pemilihan Sampel

Prosedur Pemilihan Warga Binaan Sosial di PSTW Budi Mulia 4 Jakarta sampel dengan teknik sampel simplerandom samplingdari jumlah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

Untuk mendapatkan 16 sampel yang kemudian di acak dengan cara undian untuk dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang akan mendapatkan pelatihan jalan intesitas sedang dan kelompok yang akan mendapatkan pelatihan static bicycle intesitas sedang.

  • 3)    Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian menyangkut: 1) Menyiapkan alat-alat ukur. 2) Membuat jadwal pengambilan data. 3) Tes awal dengan mengukur tes awal dengan pengukuran Vo2 max, Heart Rate dan Inspirasi Maksimal.

Pelatihan dilaksanakan selama 8 minggu pelatihan, dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Pada setiap sesi pelatihan dengan pelatihan jalan intesitas sedang dan pelatihan static bicycle intesitas sedang diberikan selama 30 menit. Tes akhir dengan melakukan kembali pengukuran VO2 max, heart rate dan inspirasi maksimal. VO2 max, Heart Rate dan Inspirasi Maksimal distribusi tumpuan kedua kaki, pada saat assesmen dan pengukuran pertama atau tes awal.

  • 4)    Analisis Data

  • 1.    Statistik deskriptif untuk menganalisis karakteristik subjek penelitian terkait dengan usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, IMT.

  • 2.    Uji normalitas data untuk menganalisis distribusi   data dari   masing-masing

kelompok   perlakuan.   dengan nilai

kemaknaan p > 0,05 maka uji statistik yang digunakan adalah Shapiro Wilk Test dan didapatkan nilai p>0,05, yang berarti data berdistribusi normal sehingga dilanjutkan uji parametrik dengan Indepedent t test

  • 3.    Uji homogenitas menggunakan levene’s test of varians. untuk menganalisis homogenitas variasi data dari masing-masing kelompok perlakuan.Dengan nilai kemaknaan p > 0,05 maka data kedua kelompok adalah homogen.

  • 4.    Uji hipotesis atau uji beda data terhadap nilai post-test sesudah perlakuan dari kedua kelompok perlakuan pelatihan Jalan intesitas sedangdan pelatihan Static bicycle intesitas sedang bertujuan untuk membandingkan rerata hasil efek peningkatan VO2 max lansia setelah intervensi atau perlakuan pada masing-masing kelompok tersebut, karena data berdistribusinormal maka menggunakan Indepedent T test .

  • 5.    Uji hipotesis atau uji beda data terhadap nilai post-test sesudah perlakuan dari kedua kelompok perlakuan pelatihan Jalan intesitas sedangdan pelatihan Static bicycle intesitas sedang bertujuan untuk membandingkan rerata hasil efek peningkatanheart rate lansia setelah intervensi atau perlakuan pada masing-masing kelompok tersebut, karena data berdistribusinormal maka menggunakan Indepedent T test.

  • 6.    Uji hipotesis atau uji beda data terhadap nilai post-test sesudah perlakuan dari kedua kelompok perlakuan pelatihan Jalan intesitas sedang dan pelatihan Static bicycle intesitas sedang bertujuan untuk membandingkan rerata hasil efek

peningkatan inspirasi maksimal lansia setelah intervensi atau perlakuan pada masing-masing kelompok tersebut, karena data berdistribusi normal maka menggunakan Indepedent T test.

HASIL PENELITIAN

  • 1.    Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi datakarakteristik subjek penelitian yang termasuk data numerik yaitu usia, tinggi badan, berat badan dan IMT.

Tabel-1.

Karakteristik Sampel

Variabel

N

Kelompok I

Kelompok II

Rerata±SB

Rerata±SB

Usia (th)

16

66,12±5,11

65,50±5,35

BB (kg)

16

49,25±6,30

46,75±5,77

TB (cm)

16

153,25±7,40

151,75±4,65

IMT (kg/m2)

16

21,15±2,18

20,14±1,56

Keterangan: BB = berat badan, TB = tinggi badan

Tabel-1 menunjukkan bahwa sampel penelitian Kelompok I memiliki rerata usia 66,12±5,11tahun pada kelompok II 65,50±5,35tahun. Berat Badan sampel pada penelitian kelompok I memiliki rerata 49,25± 6,30 kg dan pada kelompok II memiliki rerata 46,75±5,77 kg. Tinggi badan sampel pada penelitian kelompok I memilki rerata 153,25±7,40 cm dan pada kelompok II memilki rerata 151,75±4,65 cm. Indeks Massa Tubuh (IMT) sampel pada penelitian kelompok I memilki rerata 21,15±2,18 dan kelompok II memilki rerata 20,14±1,56, Berdasarkan BMI hal tersebut menunjukkan sampel berada pada berat badan normal.

  • 2.    Uji Normalitas Kelompok Data

Normalitas data diuji dengan menggunakan Shapiro Wilk test.

Tabel-2.

Hasil Uji Normalitas Data (n=8)

Variabel

Kelompok I

Kelompok II

Statistik

P

Statistik

p

Sebelum

Vo2 max

19,34

0,760

19,34

0,450

HR

67,38

0,805

68,75

0,358

Inspirasi Max

1812,50

0,925

1775,00

0,521

Tabel 2. menunjukkan bahwa untuk uji normalitas distribusi dengan menggunakan Shapiro Wilk testdidapatkan nilai untuk kelompok data sebelum pelatihan pada kelompok IVo2 max, Heart Rate, dan Inspirasi Maksimal memilki nilai p > 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Pada kelompok II Vo2 max, Heart Rate, dan Inspirasi Maksimal memilki nilai p > 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal.

  • 3.    Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas varian dilakukan dengan menggunakan Levene’s test, pada tumpuan kaki sebelum pelatihan.

Tabel-3.

Hasil Uji Homogenitas

Variabel

Jalan

Static Bicycle

P-

Rerata

SB

Rerata

SB

Value

VO2 Max

19,34

0,46

19,34

0,54

0,500

Heart Rate

67,38

3,81

68,75

3,15

0,472

Inspirasi

1812,50

203,10

1775,00

138,87

0,248

Max

Uji homogenitas varian dilakukan dengan menggunakan Levene’s test didapatkan nilai p > 0,05 untuk kelompok data sebelum pelatihan yang berarti bahwa data bersifat homogen. Pada kelompok data sebelum intervensi didapatkan nilai p > 0,05 yang berarti bahwa data bersifat homogen.

  • 4.    Uji Beda Rerata Sebelum Perlakuan

Uji beda tumpuan kaki setelah pelatihan pada Kelompok I dan Kelompok II dengan Indepedent t test.

Tabel-4

Hasil Uji Beda Rerata Data Sebelum perlakuan

Variabel

Jalan

Static Bicycle

p-Value

Rerata

SB

Rerata

SB

VO2 Max

19,34

0,46

19,34

0,54

1.000

Heart Rate

67,38

3,81

68,75

3,15

0,445

Inspirasi Max

1812,50

203,10

1775,00

138,87

0,673

  • 5.    Uji Beda Rerata Setelah Pelatihan

Uji beda VO2 max, Heart Rate Istirahat, dan Inspirasi Maksimal setelah

pelatihan pada kelompok I dan kelompok II dengan Indepedent t test.

Variabel

Jalan

Static Bicycle

P-Value

Rerata

SB

Rerata

SB

Vo2 Max

20,82

1,29

20,62

0,54

0,430

Heart Rate

66,00

3,62

66,62

2,72

0,702

Inspirasi Max

1937,50

176,78

1912,50

112,60

0,741

Tabel-5

Hasil Uji Beda Rerata Data Sesudah Perlakuan

Tabel-5 menunjukkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda rata-rata dengan Indepedent t test didapatkan nilai p > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai VO2 max, heart rate istirahat dan inspirasi maksimal antara pelatihan jalan intesitas sedang dan pelatihan static bicycle Intesitas Sedang dengan melihat nilai rerataPelatihan Jalan Intesitas Sedang pada VO2 Max 20,82 ml/kg/menit, heart rate 66 denyut/menit dan inspirasi maksimal 1937,50 ml. Pelatihan static bicycle intesitas sedang VO2 Max 20,62(ml/kg/menit), Heart Rate 66,62 denyut/menit dan Inspirasi Maksimal 1912,50 ml:dengan nilai p value > 0,05 untuk VO2 max, heart rate istirahat dan inspirasi maksimal. Dapat disimpulkan tidakada perbedaan bermakna antara pelatihanJalan Intesitas Sedang daripada pelatihan static bicycle untuk meningkatkan VO2 max, menurunkan heart Rrte Istirahat dan meningkatkan Inspirasi Maksimal lanjut usia.

PEMBAHASAN

Perbedaan antara Pelatihan Jalan Intesitas Sedang dan Static Bicycle Intesitas Sedang Terhadap VO2 max, Heart Rate Istirahat, dan Inspirasi Maksimal.

Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda dua rerata dengan Indepedent t test didapatkan nilai VO2 max p = 0,430 (p >0,05), heart rate p = 0,702 (p > 0,05), dan inspirasi maksimal p = 0,741 (p > 0,05), yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan rerata nilai VO2 max, heart rate istirahat dan inspirasi maksimal antara pelatihan jalan intesitas sedang dan pelatihan static bicycle intesitas sedang.

Endurance kardiorespirasi adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut dan masih memiliki cadangan tenaga untuk kegiatan rutin sehari-hari. Kemampuan endurance kardiorespirasi didukung oleh jantung, paru, dan darah yang sehat untuk menyuplai oksigen ke otot 5.

  • 1.    Peningkatan VO2 max

Peningkatan endurance kardiorespirasi menyebabkan penuingkatan kebutuhan VO2 max bagi tubuh manusia. Peningkatan VO2 max menyebabkan tubuh akan lebih lama dalam beraktivitas. Ketika seseorang berlatih secara rutin akan meningkatkan VO2 max antara 15-20 persen 6.

  • 2.    Penurunan heart rate

Peningkatanendurance kardiorespirasi menyebabkan heart rate akan lebih rendah. Penurunan heart rate diakibatkan peningkatan stroke volume dan peningkatan volume darah setiap kali berdenyut akibat jantung lebih efisien dalam memompa darah setiap denyutnya 7 .

  • 3.    Peningkatan inspirasi maksimal

Ketika seseorang berlatih secara periodik fungsi paru akan meningkat. Fungsi otot abdominal dan diapragma juga meningkatkan akibat kebutuhan oksigen dalam tubuh meningkat. Peningkatan tersebut menyebabkan kapasitas paru seseorang akan meningkat 8.

Pelatihan jalan intesitas sedang dan static bicycle intesitas sedang memilki intesitas dan dosis yang sama yaitu dalam kondisi intesitas sedang. Intesitas sedang adalah latihan yang diberikan antara latihan intesitas sedang adalah latihan yang ditargetkan antara 60-80 HR maksimal

dengan durasi antara 30 -50 menit yang dilakukan 3-5 x seminggu 2.

Berdasarkan pengujian hipotesis yaitu Indepedent t test didapatkan nilai p >0,05 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata Vo2 max, heart rate istrirahat, dan inspirasi maksimal kelompok perlakuan I (pelatihan jalan intesitas sedang) dengan kelompok perlakuan II (pelatihan static bicycle intesitas sedang) pada lansia.

SIMPULAN DAN SARAN

A.    SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

  • 1.    Tidak ada perbedaan latihan jalan intesitas sedang dibandingkan latihan static bicycle dalam meningkatkan VO2 max lansia.

  • 2.    Tidak ada perbedaan latihan jalan intesitas sedang dibandingkan latihan static bicycle dengan intensitas sedang dalam menurunkan heart rate.

  • 3.    Tidak ada perbedaan latihan jalan dengan intesitas sedang dibandingkan latihan static bicycle intesitas sedang dalam meningkatkan inspirasi maksimal lansia.

  • B.    SARAN

Berdasarkan simpulan penelitian, disarankan beberapa hal yaitu:

  • 1.    Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pengawasan yang lebih ketat untuk lebih mendukung dan menguatkan kesimpulan penelitian ini.

  • 2.    Untuk menghasilkan peningkatan endurance karidorespirasi yang lebih besar pada lansia dapat dilakukan penelitian yang lebih lama.

  • 3.    Penelitian selanjutnya pelatihan pada kedua kelompok lebih memperhatikan target heart ratet zone.

  • 4.    Pelatihan jalan lebih praktis,murah dan bisa dilakukan kapan saja sehingga baik dalam meningkatkan endurance kardiorespirasi lansia.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Pudjiastuti, SS., Utomo, B. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Penerbit Buku Kedoteran EGC

  • 2.    Meijer, EP., Westerterp, RV., Frans, TJ. 1998. Effect of exercise training on total daily physical activity in elderly humans. Springer Verlag

  • 3.    Rambers. 2013. Walking Works. Health and Wellbeing Public Health England

  • 4.    Brannon, J. 2013. The History of Indoor Cycling. Available from . http://www.spinning.com/en/community/hi story-of-indoor-cycling.

  • 5.    Corbin, B., Charles, CB., Le Masurier, G. 2014. Fitness for Life. Human Kinetics. Sixth Edition. USA: Human Kinetics.

  • 6.    Houger, Sharon A.H, Werner W.K. 2011. Lifetime physical Fitness and walnees a personalizes program. twelth edition

  • 7.    Kisan, R., Kisan, Swapnali, R., Anitha, C. 2012. Treadmill and Bicycle Ergometer Exercise: Cardiovascular Response comparison. University of Ibadan

  • 8.    Rosato, FD., Hamrick, M., Anspaugh, DJ. 2010. Wellness Concept and Application. McGraw-Hill Higher Education.

36