JURNAL SIMBIOSIS I (1) : 1-8

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

ISSN : 2337-7224

INVENTARISASI GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN SAWAH KELURAHAN PADANG GALAK,

DENPASAR TIMUR, KODYA DENPASAR, PROVINSI BALI

INVENTORY WEEDS THAT EXIS Zea mays L. PLANT IN PADDY FIELDS PADANG GALAK VILAGE EAST DENPASAR, BALI PROVINCE

SURYANINGSIH, MARTIN JONI, A.A KETUT DARMADI Laboratorium Gulma F.MIPA Bukit Jimbaran – Bali

Laboratorium Taksonomi Tumbuhan F.MIPA Bukit Jimbaran – Bali

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis gulma yang ada pada tanaman jagung (Zea mays L.) di lahan sawah kelurahan Padang Galak, Denpasar Timur, Kodya Denpasar, Provinsi Bali. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi tentang spesies dari gulma yang terdapat pada tanaman jagung (Zea mays L.) di bidang biologi maupun pertanian, sehingga pengendalian gulma pada tanaman jagung (Zea mays L.) dapat dilaksanakan.

Penelitian telah dilakukan dari tanggal 7 Januari sampai 11 Maret 2011. Dalam penelitian ini menggunakan metode jelajah (exsploration sampling). Agar hasil lebih efisien dan sistematis, juga menggunakan metode garis sistematis.

Hasil penelitian telah ditemukan 36 spesies gulma yang termasuk 20 famili. Sebaran spesies gulma tersebut adalah jenis-jenis gulma yang ditemukan pada jagung umur 4 minggu sebanyak 8 Famili terdiri dari 16 Spesies. Sedangkan gulma yang ditemukan pada tanaman jagung umur 6 minggu (pembentukan buah) sebanyak 10 Famili yang terdiri dari 23 Spesies. Gulma yang ditemukan pada tanaman jagung umur 8 minggu (pematangan buah) sebanyak 14 Famili yang terdiri dari 28 Spesies. Sedangkan Gulma yang ditemukan pada tanaman jagung umur 10 minggu (menjelang panen) sebanyak 20 Famili yang terdiri dari 36 Spesies.

Kata kunci : Gulma, Jagung, Inventarisasi.

ABSTRACT

This study aims to determine the weed species that exist on Zea mays L. plant in paddy fields Padang Galak village, East Denpasar, Bali Province. This study is useful to provide information about the species of weeds found in maize (Zea mays L.) in the fields of biology and agriculture, so weed control on Zea mays L. Plant can be implemented.

Research was conducted from January 7 until March 11, 2011. In this study used the method of cruising (exsploration sampling). To be more efficient and systematic results, also used a systematic method of lines.

The results found 36 weed species belonging to 20 families. The distribution of the weed species, was found in Zea mays L. plant age of 4 weeks, which composed of 8 families 16 Species. Weeds found in Zea mays L. plants aged of 6 weeks (the formation of fruit) consisted of 10 familes and 23 species. While weeds found in Zea mays L. plants 8 weeks of age (ripening fruit) were 14 families and 28 species. Weeds found in Zea mays L. plants aged 10 weeks (before harvest) comprised of 20 families and 36 species.

Keywords : Weeds, Zea mays L . Plant, Inventory.

PENDAHULUAN

Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan komoditas dan sumber karbohidrat utama kedua setelah beras. Jagung dijadikan sebagai bahan pangan utama di beberapa daerah di Indonesia (Purwono dan Hartono, 2008). Selain mengandung karbohidrat, jagung juga mengandung protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C (Rukmana 2003).

Tanaman jagung berasal dari benua Amerika yang tumbuh sekitar 4.500 tahun yang lalu di pegunungan Andes, Amerika Selatan. Tanaman jagung dibawa ke Indonesia oleh orang Portugis dan Spanyol sekitar 400 tahun yang lalu. Pusat pertanaman jagung di benua Asia terdapat di Cina, Filipina, India, Indonesia (Rukmana dan Yudirachman, 2007). Indonesia menempati urutan ke tiga dalam hal produksi jagung setelah India dan Cina (Adisarwanto, 2000). Sentra produksi jagung di Indonesia masih didominasi di Pulau Jawa sekitar 65%, sedangkan presentase total sentra produksi jagung di luar Pulau Jawa sektar 35% (Rukmana, 2003).Pada tahun 1995 sampai dengan tahun 1999 permintaan jagung sebesar 3.894.000 ton, tahun 2000 sampai tahun 2008 meningkat sebesar 7.149.000 ton (Rukmana dan Yudirachman, 2007). Pada tahun 2009 meningkat sebesar 19.000.000 ton, target pemerintah tahun 2010 sampai 2011 meningkat 10% dibandingkan tahun 2009 (Anonim, 2010). Jumlah produksi jagung di Indonesia mulai tahun 1995 sampai tahun 1999 tidak mencukupi kebutuhan, karena 45% dibutuhkan untuk bahan pangan manusia dan 35% untuk kebutuhan pakan ternak (Rukmana dan

Yudirachman, 2007). Pada tahun 1995, 1996, 1997, 1998, 1999, impor jagung berturut-turut adalah 1.300.000 ton, 616.888 ton, 1.098.013 ton, 298.236 ton, 591.056 ton (Sarasutha, 2002).

Jagung termasuk tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus dalam penanamannya. Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh di lahan kering, sawah, dan pasang surut. Produktivitas jagung dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tempat tumbuh atau tanah, air, dan iklim. Agar tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik dalam menghasilkan tongkol dan biji yang banyak, diperlukan tempat penanaman dan iklim sesuai syarat tumbuh tanaman jagung (Purwono dan Hartono, 2008). Menurut Suprapto (1995), menyatakan bahwa produksi akan berkurang bila pada tanaman jagung terdapat gulma, serangan hama, penyakit, tanaman pengolahan dan pemeliharaan yang kurang optimal, penanaman varietas yang berproduksi rendah dan kekeringan.

Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Klasifikasi tanaman jagung menurut Tjitrosoepomo (1989) adalah sebagai berikut.

Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas    : Monocotyledoneae

Ordo     : Poales

Famili    : Poaceae

Genus    : Zea

Spesies : Zea mays L.

Jagung termasuk tanaman berakar serabut, batang yang tidak bercabang berbentuk bulat yang mempunyai ruas-ruas dan buku ruas.

Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang.Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Bunga pada jagung termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki petal dan sepal. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda (Purwono dan Hartono, 2008).

Gulma merupakan suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman budidaya. Tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok atau tanaman yang sengaja ditanam. Gulma juga merupakan semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di dekatnya atau tanaman pokok tersebut. Pendapat para ahli gulma yang lain ada yang mengatakan bahwa gulma disebut juga sebagai tumbuhan pengganggu atau tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya, tidak diinginkan dan menimbulkan kerugian. Di tingkat petani, kehilangan hasil jagung karena persaingan dengan gulma mencapai 10-15%. Kerugian yang disebabkan oleh gulma dapat menurunkan produksi tanaman, contohnya pada tanaman tomat dapat menurunkan hasil hingga 50 % (Moenandir, 1990).

Persaingan atau kompetisi adalah perjuangan dua organisme atau lebih untuk memperebutkan obyek yang sama. Gulma maupun tanaman budi daya mempunyai keperluan dasar yang sama untuk pertumbuhan dan perkembangannya yaitu unsur hara, air, cahaya, ruang tempat tumbuh dan CO2 (Sukman dan Yakup, 1999).

Jagung sangat peka terhadap kompetisi gulma dengan penurunan hasil dari 1656 % (Violic, 2000). Menurut Craff s dan Reynor (2001), meningkatnya biaya produksi disebabkan pengeluaran yang cukup besar dalam pemberantasan gulma pada tanaman tanaman pokok. Jika pemberantasan itu tidak dilaksanakan maka penurunan hasil tanaman akan terjadi dari 18-60% .

Periode kritis tanaman jagung bersaing dengan gulma terjadi pada hari ke 20 dan 45, kemudian juga periode kritis tanaman jagung terjadi pada hari ke-80 sampai 150 (Sembodo, 2010). Ketika terjadi persaingan antara gulma dengan tanaman budidaya, maka gulma akan mengeluarkan zat allelopati (Ardjasa dan Bangun, 1985).

Zat allelopati merupakan bahan kimia yang dikeluarkan oleh gulma terhadap tanaman pokok yang menyebabkan morfologi daunnya yang dipenuhi oleh bercak coklat dan putih, tinggi tanaman kerdil, panjang akar tidak normal. Secara fisik gulma bersaing dengan tumbuhan dalam hal pemanfaatan ruang, cahaya dan secara kimiawi dalam hal pemanfaatan air, nutrisi, gas-gas penting dalam proses allelopati. Persaingan dapat berlangsung bila komponen atau zat yang dibutuhkan oleh gulma atau tanaman budidaya berada pada jumlah yang terbatas, jaraknya berdekatan dan bersama-sama dibutuhkan (Moenandir, 2010).

Berdasarkan morfologi daun, gulma dapat dibedakan menjadi dua golongan. Yaitu gulma berdaun sempit dan gulma berdaun lebar. Gulma berdaun sempit terdapat pada rerumputan anggota dari keluarga Gramineae (Poaceae) dan

golongan teki-tekian juga termasuk dari keluarga Cyperaceae. Gulma berdaun lebar pada umumnya terdapat pada famili Asteraceae (Tjitrosoedirdjo dkk, 2010).

Gulma sangat merugikan bagi tanaman budidaya jagung, karena gulma dapat menurunkan hasil panen tanaman jagung. Disamping itu gulma dapat mengeluarkan zat allelopati yang mengakibatkan sakit atau matinya tanaman pokok (Sembodo, 2010). Jenis-jenis gulma pada tanaman jagung

MATERI DAN METODE

Penelitian telah dilakukan dari tanggal 7 Januari sampai 11 Maret 2011. Tempat yang digunakan dalam penelitian adalah di lahan sawah kelurahan Padang Galak, Denpasar Timur, Kodya denpasar, Provinsi Bali. Lokasi penelitian ini tidak jauh dari pusat kota sekitar 6 km, dan 22 km dari Bukit Jimbaran.

Metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metode jelajah atau exsploration sampling (Suryabrata, 1983) dan metode garis sistematis (Sembodo, 2010). Inventarisasi gulma dilakukan selama 4 kali dalam 4 periode pengamatan yaitu : 1. pengamatan jagung umur 4 minggu, 2. pengamatan jagung umur 6 minggu (pembentukan bunga), 3. pengamatan jagung umur 8 minggu (pematangan buah), 4. pengamatan jagung umur 10 minggu (menjelang panen). Gulma diinventarisasi langsung dengan menentukan nama spesiesnya dengan menggunakan buku identifikasi. Selama pengamatan di lapangan semua jenis gulma dapat diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi yang selalu dibawa

di Padang Galak, Denpasar timur, Kodya Denpasar, Provinsi Bali belum pernah di teliti, sehingga penulis tertarik untuk meneliti jenis-jenis gulma apa saja yang tumbuh bersama tanaman jagung dilokasi ini, sehingga akan mempengaruhi produksi jagung nantinya. Bila jenis-jenis gulma yang tumbuh pada tanaman jagung telah diketahui, maka pengendalian dan pemberantasan gulma yang optimal pada tanaman jagung akan dapat dilakukan secara efisien.

pada saat pengamatan. Jika nama spesies ada yang belum diketahui pada saat di lapangan, tanaman gulma dicabut dan diberi alkohol 70% kemudian diletakkan ditengah koran dibuat herbarium, kemudian dibawa pulang untuk diidentifikasi.

Gulma yang belum diketahui nama jenisnya dilakukan identifikasi dengan cara melihat dan membandingkan spesies gulma yang diambil dari lapangan dengan menggunakan buku-buku identifikasi yang sudah disiapkan terlebih dahulu, yaitu menggunakan buku Weeds Of Rice In Indonesia (Soerjani et al., 1987), Atlas Of 220 Weeds Of Sugar-cane Field In Java (Backer, 1973), The World’s Worst Weeds (Le Roy G. Holm et al., 1988).

HASIL

Hasil yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dengan menggunakan metode jelajah (exsploration sampling) dengan menggunakan garis atau jalur secara sistematis. Ditemukan gulma sebanyak 36 spesies, 20 familia. Secara keseluruhan jenis-jenis gulma yang ditemukan di Padang Galak, Denpasar Timur, Kodya Denpasar, Provinsi Bali,

dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil pengamatan gulma pada tanaman jagung (Zea mays) umur 4 minggu.

No.

Familia

Spesies

Nama Indonesia

1.

Amaranthaceae

Amaranthus spinosus (L.)

Amaranthus gracilis (Desf)

Bayem duri

Bayam

2.

Asteraceae

Tridax procumbens (L.)

Emilia sonchifolia (L.) D.C ex Wight

Ageratum conoyzoides L.

Synedrella nodiflora (L.) Gaertn

Eclipta alba L.

Vernonia cinerea (L.) Less

Gletang

Patah kemudi

Bandotan

Jukut berak kambing

Orang-aring

Buyung-buyung

3.

Commelinaceae

Murdannia nudiflora (L.) Brenan

Rumput tapak burung

4.

Cyperaceae

Cyperus iria L.

Cyperus kyllingia (Endl).

Jekeng

Wudelan, Teki badot

5.

Euphorbiaceae

Euphorbia hirta L.

Phyllanthus urinaria L.

Patikan

Meniran

6.

Leguminosae

Mimosa pudica L.

Putri malu

7.

Oxalidaceae

Oxalis corniculata L.

Semanggi gunung

8.

Portulacaceae

Portulaca oleracea L.

Krokot

Jumlah

8 Famili

16 Spesies

Tabel 2. Hasil pengamatan gulma pada tanaman jagung (Zea mays) umur 6 minggu (pembentukan bunga).

No.

Familia

Spesies

Nama Indonesia

1.

Amaranthaceae

Amaranthus spinosus (L.)

Amaranthus gracilis (Desf)

Bayem duri

Bayam

2.

Asteraceae

Tridax procumbens (L.)

Emilia sonchifolia (L.) D.C ex Wight

Ageratum conoyzoides L.

Synedrella nodiflora (L.) Gaertn

Eclipta alba L.

Vernonia cinerea (L.) Less

Gletang

Patah kemudi

Bandotan

Jukut berak kambing

Orang-aring

Buyung-buyung

3.

Capparidaceae

Cleome rutidosperma DC.

Cleome viscose L.

Mamang ungu

Mamang kuning

4.

Commelinaceae

Murdannia nudiflora (L.) Brenan.

Rumput tapak burung

5.

Cyperaceae

Cyperus iria L.

Cyperus kyllingia (Endl).

Jekeng

Wudelan, Teki badot

6.

Euphorbiaceae

Euphorbia hirta L.

Phyllanthus urinaria L.

Patikan

Meniran

7.

Leguminosae

Mimosa pudica L.

Putri malu

8.

Oxalidaceae

Oxalis corniculata L.

Semanggi gunung

9.

Poaceae

Dactyloctenium aegyptium (L.) Richt Digitaria ciliaris (Retz.) Koel.

Eragrostis tenella (L.) Beauv. Ex R. & S.

Echinocloa colonum (L.) Link Elusine indica L.

Suket kortut Rumput cakar ayam Empiritan

Rumput kusa-kusa Rumput belulang

10.

Portulacaceae

Portulaca oleracea L.

Krokot

Jumlah

10 Famili

23 Spesies

Tabel 3. Hasil Pengamatan gulma pada tanaman jagung (Zea mays) umur 8 minggu (pematangan buah).

No.

Familia

Spesies

Nama Indonesia

1.

Amaranthaceae

Amaranthus spinosus (L.)

Amaranthus gracilis (Desf)

Bayem duri

Bayam

2.

Asteraceae

Tridax procumbens (L.)

Emilia sonchifolia (L.) D.C ex Wight

Ageratum conoyzoides L.

Synedrella nodiflora (L.) Gaertn

Eclipta alba L.

Vernonia cinerea (L) Less

Gletang

Patah Kemudi

Bandotan

Jukut berak kambing

Orang-aring

Buyung-buyung

3.

Capparidaceae

Cleome rutidosperma DC.

Cleome viscosa L.

Mamang ungu

Mamang kuning

4.

Commelinaceae

Murdannia nudiflora (L.) Brenan

Rumput tapak burung

5.

Cyperaceae

Cyperus iria L.

Cyperus kyllingia (Endl).

Jekeng

Wudelan, Teki badot

6.

Euphorbiaceae

Euphorbia hirta L.

Phyllanthus urinaria L.

Patikan

Meniran

7.

Leguminosae

Mimosa pudica L.

Putri malu

8.

Oxalidaceae

Oxalis corniculata L.

Semanggi gunung

9.

Poaceae

Dactyloctenium aegyptium (L.) Richt Digitaria ciliaris (Retz.) Koel.

Eragrostis tenella (L.) Beauv. Ex R. & S.

Suket

Rumput cakar ayam

Empiritan

Echinocloa colonum (L.) Link Elusine indica L.

Rumput kusa-kusa

Rumput belulang

10.

Portulacaceae

Portulaca oleracea L.

Krokot

11.

Rubiaceae

Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.

Katepan

12.

Scrophulariaceae

Lindernia crustacean (L.) F.v.M.

Scooparia dulcis L.

Daun sirik ketok Jaka tua

13.

Solanaceae

Physalis angulata L.

Ceplukan

14

Violaceae

Hybanthus attenuates (Humb. & Bond.) G.Schulze

Jumlah

14 Famili

28 Spesies

Tabel 4. Hasil pengamatan gulma pada tanaman jagung (Zea mays) umur 10 minggu (menjelang panen).

No.

Familia

Spesies

Nama Indonesia

1.

Amaranthaceae

Amaranthus spinosus (L.)

Amaranthus gracilis (Desf)

Bayem duri

Bayam

2.

Asteraceae

Tridax procumbens (L.)

Emilia sonchifolia (L.) D.C ex Wight

Ageratum conoyzoides L.

Synedrella nodiflora (L.) Gaertn

Eclipta alba L.

Vernonia cinerea (L) Less

Gletang

Patah kemudi

Bandotan

Jukut berak kambing

Orang-aring

Buyung-buyung

3.

Capparidaceae

Cleome rutidosperma DC.

Cleome viscosa L.

Mamang ungu

Mamang kuning

4.

Commelinaceae

Murdannia nudiflora

Rumput tapak burung

5.

Convolvulaceae

Ipomoea triloba L.

Paedenia foetida L.

-

Daun kentut

6.

Cyperaceae

Cyperus iria L.

Cyperus kyllingia (Endl).

Jekeng

Wudelan

7.

Euphorbiaceae

Euphorbia hirta L.

Phyllanthus debilis Klein ex Wild.

Phyllanthus urinaria L.

Patikan

Meniran

Meniran

8.

Lamiaceae

Basilicum polystachyon (L.) Moench

Sangket

9.

Leguminosae

Mimosa pudica L.

Putri malu

10.

Loganiaceae

Spigelia anthelmia L.

Jukut punter

11.

Malvaceae

Sida rhombifolia L.

Sidaguri

12.

Onagraceae

Ludwiga perennis L.

Cabe-cabean

13.

Oxalidaceae

Oxalis corniculata L.

Semanggi gunung

14.

Poaceae

Dactyloctenium aegyptium (L.) Richt Digitaria ciliariaris (Retz.) Koel.

Suket kortut

Rumput cakar ayam

Eragrostis tenella (L.) Beauv. Ex R. & S. Echinocloa colonum (L.) Link Elusine indica L.

Empiritan

Rumput kusa-kusa

Rumput belulang

15.

Portulacaceae

Portulaca oleracea L.

Krokot

16.

Rubiaceae

Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.

Katepan

17.

Scrophulariaceae

Lindernia crustacean (L.) F.v.M.

Scooparia dulcis L.

Daun sirik ketok Jaka tua

18.

Solanaceae

Physalis angulata L.

Ceplukan

19

Urticaceae

Urtica grandidentata Miq Non Moris

Daun gatal

20.

Violaceae

Hybanthus attenuates (Humb. & Bond.) G.K Schulze

Jumlah

20 Famili

36 Spesies

Keterangan :

Dari hasil pengamatan di lapangan selama 4 kali dalam periode 2 minggu sekali sejak tanaman jagung umur 4 minggu, ditemukan jumlah gulma sebanyak 36 spesies 20 famili.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelelitian tabel di atas dapat dibahas bahwa, pada tanaman jagung umur 4 minggu ditemukan 8 Famili dan 15 Spesies, tanaman jagung umur 6 minggu tahap pembentukan buah ditemukan 10 Famili dan 23 Spesies, tanaman jagung umur 8 minggu tahap pematangan buah ditemukan 14 Famili dan 28 Spesies, dan tanaman jagung umur 10 minggu tahap menjelang panen ditemukan 20 Famili dan 36 Spesies.

Pada tanaman jagung yang masih muda (tiga bulan), pertumbuhanya belum maksimal dan ruang tumbuh yang masih kosong akan ditempati oleh gulma. Hal tersebut disebabkan karena cara tanam jagung yang dilakukan dengan menanamkan biji-biji jagung dengan cara melubangi gundukan-gundukan tanah dengan menggunakan jarak tertentu keseluruh area , sehingga tidak meratanya pertumbuhan jagung menyebabkan gulma tumbuh pada tempat yang tidak

ditumbuhi jagung. Hal ini sesuai dengan pendapat Rukmana dan Yudirachman (2007), yang menyatakan bahwa ruang tumbuh yang masih kosong akan ditempati gulma.

Pada famili Amaranthaceae yaitu, Amaranthus spinosus (L.), Amaranthus gracilis (Desf) banyak ditemukan karena banyak mempunyai biji yang menyebar di areal lahan. Didukung dengan tanah yang basah pada saat musim hujan pada saat penelitian. Hal tersebut menyebabkan famili tersebut dapat menyebar ke seluruh areal. Hal ini didukung oleh pendapat Sastroutomo dan Sutikno (1999), yang menyatakan bahwa famili Amaranthaceae mempunyai biji yang banyak, mudah menyebar, serta dapat tumbuh pada tanah yang basah dan dapat menyebar keseluruh areal penanaman.

Gulma Famili Asteraceaae juga memerlukan banyak air untuk proses pertumbuhannya , dengan air yang tersedia banyak di dalam tanah. Famili

Asteraceae yang ditemukan adalah Tridax procumbens (L.) Emilia sonchifolia D.C ex Wight, Ageratum conoyzoides L., Synedrella nodiflora (L.) Gaertn, spesies-spesies ini dikatakan sebagai gulma berdaun lebar. Gulma ini mulai ditemukan pada jagung umur 4 minggu sampai panen. Gulma dari famili Asteraceae ini banyak ditemukan karena dapat berkembangbiak melalui biji, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, misalnya sedikit air sampai tempat basah dan tahan terhadap naungan. Kebutuhan akan cahaya, temperatur, air dan ruang tumbuh terpenuhi sesuai dengan kebutuhannya, sehingga gulma ini dapat berkembang cepat. Lapisan tanah merupakan media yang paling memungkinkan untuk berkecambah. Selain itu lapisan tanah permukaan juga merupakan media yang memungkinkan untuk perkecambahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Reader dan Buck (2000), yang menyatakan bahwa gulma dari famili Asteraceae ini banyak ditemukan, karena dapat berkembangbiak melalui biji, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, misalnya sedikit air sampai tempat basah dan tahan terhadap naungan.

Pada Famili Cyperaceae, ditemukan dua spesies yaitu : Cyperus iria L., dan Cyperus kyllingia. Famili Poacea, ditemukan empat spesies yaitu : Dactyloctenium aegyptium (L.) Richt, Digitaria ciliaris, Eragrotis tenella (L.). Beauv. Ex R.& S., Echinocloa colonum L. Kedua familia ini banyak ditemukan di seluruh areal penelitian karena mempunyai kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi pada jenis tanaman yang

beragam, dapat berkembang biak dengan biji dan umbi. Umbi terbentuk setelah tiga minggu dari pertumbuhan awal, selanjutnya membentuk rimpang dan umbi. Hal tersebut sesuai dengan sifat dari famili Cyperaceae, dan Poaceae yang dapat tumbuh dalam kondisi yang ekstrim karena termasuk gulma ganas. Akibatnya gulma tersebut dapat menguasai ruang tempat tumbuh dan unggul dalam bersaing dengan tanaman pokok. Hal ini sesuai dengan pendapat Le Roy G.Holm et al., (1988), yang menyatakan bahwa famili Cyperaceae dan Poaceae termasuk gulma yang mempunyai kemampuan adaptasi tinggi dan akar rimpang yang kuat, serta dapat berkembang biak dengan biji dan umbi.

Ketika terjadi persaingan antara gulma dengan tanaman budidaya, maka gulma akan mengeluarkan zat allelopati. Terlihat pada pengamatan jagung umur 6 minggu, karena adanya penambahan gulma sehingga zat allelopati juga semakin banyak. Zat allellopati menyebabkan jagung kerdil ditandai dengan pertumbuhan jagung yang tidak sempurna, antara lain kehilangan zat hijau daun (klorosis) ditandai dengan daun berwarna kekuningan, serta kematian jaringan (nekrosis) ditandai dengan daun berwarna kecoklatan. Hal ini didukung oleh Ardjasa dan Bangun (1985), yang menyatakan bahwa zat allelopati bersifat racun atau toksik yang menyebabkan tanaman kerdil, permukaan daun berwarna kekuningan, dan kecoklatan.

Gulma dari famili Poaceae yaitu Digitaria ciliaris, ditemukan merata dominan pada tanaman jagung karena sesuai dengan sifat

penyebarannya yang luas, sistem perakaran yang panjang, berkembang biak dengan biji. Gulma ini tumbuh pada jagung yang berusia 6 minggu sampai panen dan tahan terhadap curah hujan yang tinggi, sesuai dengan habitatnya yang tumbuh pada keadaan agak basah. Kondisi tersebut dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan gulma ini, karena air menjadi kebutuhan utama disamping unsur hara yang tersedia di dalam tanah. Sehingga ditemukan merata pada tanaman jagung. Berdasarkan morfologi daun, gulma dapat dibedakan menjadi dua golongan. Gulma berdaun sempit terdapat pada rerumputan anggota dari keluarga Gramineae (Poaceae). Golongan teki-tekian juga termasuk gulma berdaun sempit anggota dari keluarga Cyperaceae. Gulma berdaun lebar juga ditemui pada famili Asteraceae. Sesuai pendapat Tjitrosoedirdjo dkk (2010) yang menyatakan bahwa famili Poaceae dan Cyperaceae mempunyai sistem perakaran yang panjang, banyak mempunyai biji yang menyebabkan cepat penyebaranya, serta tanah yang basah mempercepat pertumbuhan famili Cyperaceae dan Poaceae, begitu pula pada familia Asteraceae.

Gulma jenis Murdannia nudiflora tumbuh pada jagung usia 4 minggu sampai panen. Gulma ini dapat tumbuh pada tempat terlindung, mempunyai sistem perakaran yang panjang dan menjalar di atas permukaan tanah, berkembang biak melalui biji. Jenis gulma ini dapat beradaptasi dengan lingkungan , tahan terhadap naungan disertai dengan pertumbuhan yang cepat. Pada saat jagung umur 4 minggu 10 famili

gulma dari 22 spesies tumbuh dengan baik sesuai yang terdapat tabel 1. Hal ini sesuai dengan paendapat Tjitrosoedirjo (2010), bahwa genus Murdannia mempunyai akar yang menjalar, sehingga dan berkembang biak dengan biji sehingga dapat tumbuh menyebar. Spesies Clemo rutidosperma juga banyak ditemukan pada lahan, karena menyebar melalui biji yang banyak. Hal ini didukung oleh pendapat Karlina (2010), yang menyatakan bahwa gulma cepat menyebar, karena mempunyai bayak biji dan ruang yang kosong mempengaruhi munculnya spesies gulma.

Pada beberarapa famili gulma mempunyai masa dormansi biji yang berbeda-beda, sehingga waktu tumbuh atau berkecambahnya juga berbeda-beda seperti famili Comelinaceae, yaitu spesies Murdannia nudiflora. ini ditemukan banyak pada tanaman jagung yang berumur 4 minggu Famili Capparidaceae, yaitu spesies Clemo rutidosperma DC., dan Clemo viscosa L. Famili Poacea, spesiesnya adalah Dactyloctenium aegyptium (L.) Richt, Digitaria ciliaris, Eragrotis tenella (L.). Beauv. Ex R.& S., Echinocloa colonum L., Elusine indica L. gulma ini ditemukan banyak pada tanaman jagung yang berumur 6 minggu. Famili Rubiaceae, yaitu jenis Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. Famili Crophulariaceae, yaitu spesies Lindernia crustacean (L.) F.v.M. dan Scooparia dulcis L. Famili Solanaceae, yaitu spesies Physalis angulata L. Famili Violaceae, yaitu spesies Hybanthus attenuates, spesies-spesies gulma ini ditemukan pada jagung umur 8 minggu. Famili Convolvulaceae, yaitu jenis Ipomoea

triloba L. dan Paedenia foetida L. Famili Euphorbiaceae, yaitu spesies, Phyllanthus debilis Klein ex Wild. Famili Laminaceae, yaitu spesies Basilicum polystachyon (L.) Moench. Famili Loganiaceae, yaitu spesies Spigelia anthelmia L. Famili Malvaceae, yaitu spesies Sida rhombifolia L. Famili Onagraceae yaitu spesies, Ludwiga perennis L. Famili Poacea, yaitu jenis Dactyloctenium aegyptium (L.) Richt. Famili Urticaceae, yaitu spesies Urtica grandidentata Miq Non Moris. Spesies gulma ini tumbuh pada jagung umur 10 minggu. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjitrosoedirjo dkk, (2010), yang menyatakan bahwa spesies-spesies gulma mempunya masa dormansi biji yang berbeda-beda.

SIMPULAN

Dari hasil pembahasan tentang inventarisasi gulma pada tanaman jagung (Zea Mays) di areal persawahan di Padang Galak, Denpasar Timur, Kodya Denpasar, Provinsi Bali dapat disimpulkan bahwa :

  • 1.    Gulma yang ditemukan pada jagung umur 4 minggu adalah sebanyak 8 Famili dan 16 Spesies .

  • 2.    Gulma yang ditemukan pada tanaman jagung umur 6 minggu (pembentukan buah) sebanyak 10 Famili dari 23 Spesies.

  • 3.    Gulma yang ditemukan pada tanaman jagung umur 8 minggu (pematangan buah) sebanyak 14 Famili dari 28 Spesies

  • 4.    Gulma yang ditemukan pada tanaman jagung umur 10

minggu (menjelang panen) sebanyak 20 Famili dari 36 Spesies

SARAN

Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih sempurna, maka penelitian-penelitian berikutnya dapat diharapkan untuk menanam tanaman jagung sendiri, pada petak-petak percobaan tanaman jagung yang dibuat langsung oleh peneliti agar pengaruh gulma terhadap jagung dapat diamati dari awal sampai panen tanpa disiangi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Target Pemerintah Tahun 2010 Terhadap Hasil Panen Jagung

di Indonesia.Majalah Suara Karya. Jakarta.

Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Tanaman Budidaya dan Lahan Kering.Jakarta.

Ardjasa, W.S. dan P. Bangun. 1985. Pengendalian Gulma Pada Tanaman Pokok.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Pangan. Bogor.

Backer. 1973. Atlas Of 220 Weeds Of Sugar-cane Field In Java. Jakarta.

Craff, R. and K.N. Reynor. 2001. Weed Control Atext Book and Manual econd Edition. Me. Grow-Nill Book Company Indonesia. New York. Toronto London.

Karlina, T. 2010. Komposisi Dan

Penyebaran         Vegetasi

Tumbuhan Bawah di Bawah Empat Tegakan Pohon di Kebun Percobaan Yanlup. Jawa Barat

Le Roy G. Holm, Ronald L.Plucknett, Juan V. Pancho, James P. Herberger .1988.

The World’s Worst Weeds. University Press Of Hawai.

Moenandir, J . 1990. Persaingan Tanaman Budidaya Dengan Gulma. Penerbit CV.

Rajawali.Jakarta.

.       2010. Ilmu

Gulma.Universitas Brawijaya Press. Malang.

Purwono dan Hartono, R. 2008. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Reader dan Buck. 2000. Pertumbahan Gulma Pada Kondisi Lingkungan. PT.

Gramedia Press.Jakarta

Rukmana, R. 2003. Produksi Jagung di Indonesia. Penerbit Aneka Ilmu. Semarang.

Rukmana, R dan Yudirachman, H. 2007. Jagung Budi Daya, Pasca Panen , dan

Penganeragaman Pangan.

Penerbit Aneka Ilmu.Semarang.

Sarasutha, IG.P. 2002. Jumlah Ekspor dan Impor Jagung di Indonesia. Penebar Swadaya.Budi Daya, Pasca Panen , dan

Penganeragaman Pangan.

Penebar Swadaya Jakarta.

Sastroutomo dan Sutikno, S. 1999. Ekologi Gulma. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Sembodo, D.R.J. 2010. Gulma dan Pengolahannya. Penerbit Graha Ilmu. Edisi Pertama. Yogyakarta.

Soerjani, M. Koestermans, A.J.G.H and G. Tjitrosoepomo, 1987. Weed of Rice in Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Sukman dan Yakup. 1999. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang.

Suryabrata, S. 1983. Metode Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Suprapto, HS. 1995. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta

Tjitrosoepomo,G. 1989. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. University Gajah Mada Press. Bulaksumur - Yogyakarta

Tjitrosoedirjo,S. IS Hidayat,U. Joedojono,W.           2010.

Pengolahan Gulma di Lahan Perkebunan. PT. Gramedia. Jakarta.

Violic, A.D. 2000. Integrated crop menagement. In: R.L. Paliwal, G. Granados, H.R. Lafitte, A.D. Violic, and J.P. Marathee (Eds.). Tropical Maize

Improvement and Production.

FOA Plant Production and Protection Series, Food and

Agriculture The United 28:237-282.


Organization of Nations. Rome,