1

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA MASAKO

DALAM NOVEL OUT KARYA NATSUO KIRINO

I Gusti istri Arimas

Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Abstract

This thesis was entitled "An Analysis Psychology Of The Main Character Masako In The Novel Out by Natsuo Kirino". The data source used in this study is an original Japan novel titled Out by Natsuo Kirino. The study used descriptive analysis and formal method. The Conflict analysis using theory from Stanton. The analysis of the psychology of the main character using the theory of psychoanalysis from Sigmund Freud. Sigmund Freud's theory of psychoanalysis consists of three basic personality system i.e. id, ego and superego. The results of analysis showed existence of conflicts that plagued Masako figures there are two points, internal conflict and external conflict. Psychology analysis results showed that the psychology of Masako is dominated by id because she always follows her desire without thinking about the impact that occurs.

Keywords: the main character, conflict, psychology, psychoanalysis

  • 1.    Latar Belakang

Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Menurut Jatman (dalam Endraswara 2002:96) karya sastra dan psikologi memang memiliki pertautan yang erat, karena baik sastra maupun psikologi memiliki objek yang sama yaitu kehidupan manusia. Sebagian besar karya sastra menceritakan kisah kehidupan masyarakat yang didalamnya terdapat permasalahan-permasalahan, sehingga menimbulkan perilaku sosial pada anggota masyarakatnya. Perilaku yang terjadi pada masyarakat tersebut sebagai bentuk kejiwaan dengan gejala-gejala tertentu. Gejala sosial yang mengakibatkan perubahan perilaku dapat dikatakan sebagai proses kejiwaan yang terjadi pada karya sastra.

Novel Out dipilih sebagai objek penelitian karena Novel Out karya Natsuo Kirino merupakan salah satu karya sastra yang mengandung aspek psikologi yang sangat menonjol terutama pada tokoh utama yaitu Katori Masako. Masako merupakan seorang ibu rumah tangga berusia 43 tahun. Ia bekerja sebagai karyawan shift malam di pabrik makanan kotakan di pinggiran Tokyo. Selain terbelenggu oleh rutinitas pekerjaan yang membosankan, kehidupan pribadi yang penuh dengan masalah membuat Masako dapat melakukan tindakan kejahatan yang kejam. Berbagai konflik yang dialami oleh Masako mengakibatkan terjadinya perubahan psikologi pada diri Masako. Hal tersebut yang menarik perhatian penulis untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai psikologi tokoh utama saat perjuangannya mencoba bangkit dari keterpurukan dan berusaha mencari kebebasannya.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

  • (1)    Bagaimana wujud konflik yang dialami tokoh Masako dalam novel Out karya Natsuo Kirino?

  • (2)    Bagaimana psikologi tokoh Masako dalam novel Out karya Natsuo Kirino?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan terhadap karya sastra yang ada khususnya kesusastraan Jepang. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wujud konflik yang terjadi pada novel Out karya Natsuo Kirino serta bagaimana psikologi tokoh Masako dalam novel Out karya Natsuo Kirino.

4.


Metode Penelitian


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Out karya Natsuo Kirino. Dalam tahap pengumpulan data digunakan metode studi pustaka dengan teknik catat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca, memahami novel Out kemudian mencatat bagian penting yang diperlukan dalam penelitian. Setelah itu metode yang digunakan pada tahap analisis data adalah deskriptif analisis dan metode formal. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2006:53). Selanjutnya metode formal dilakukan dengan cara mempertimbangkan aspek-aspek formal, aspek-aspek bentuk yaitu unsur-unsur karya sastra (Ratna, 2006:49). Setelah analisis selesai, maka dilakukan penyajian hasil analisis data. Pada tahap ini metode yang digunakan adalah metode formal yaitu dengan memaparkan data berupa kutipan.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Tokoh Masako dalam novel Out banyak mengalami konflik di dalam kehidupannya baik berupa konflik internal maupun konflik eksternal. Seiring dengan konflik yang dialami oleh tokoh Masako, mengakibatkan terjadinya perubahan psikologi pada diri Masako. Masalah-masalah psikologi yang dialami tokoh utama dianalisis lebih lanjut sehingga didapatkan kesimpulan bagaimana fungsi id, ego, dan superego yang mempengaruhi psikologi tokoh utama.

  • 5.1    Konflik

Analisis konflik dalam penelitian ini menggunakan teori dari Stanton. Inti dari teori Stanton (dalam Nurgiyantoro 2005:124) yaitu membagi konflik menjadi dua yaitu Konflik Internal dan eksternal. Konflik internal merupakan konflik yang terjadi di dalam hati, jiwa seorang tokoh cerita. Konflik internal yang dilami Masako terjadi ketika keinginannya tidak dapat terpenuhi sehingga muncullah kecemasan. Kecemasan yang dialami Masako berupa rasa takut yang terjadi karena ia menyadari begitu banyak masalah yang menimpa dirinya. Kecemasan kembali muncul ketika keinginannya untuk memperbaiki hubungan keluarganya tidak dapat

terwujud. Segala macam kecemasan yang dialami Masako mengakibatkan konflik di dalam batinnya. Salah satu contoh yang menunjukkan adanya konflik batin dapat dilihat pada data berikut :

  • (1)    馬鹿!雅子はそう叫びだしたいような心の震えを抑え、それがいっ たい何に対しての馬鹿なのかを考えながらゆっくりと自分のカロー ラを見た。勿論、昨夜と同じ場所にある。        (Auto, 1997:74)

Baka! Masako wa sō sakebi dashitai yōna kokoro no furue o osae, sore ga ittai nani ni taishite no bakana no ka o kangaenagara yukkuri to jibun no karōra o mita. Mochiron, sakuya to onaji basho ni aru.

Terjemahan :

”Tolol!” Masako menekan gemetar jantungnya, dia seperti ingin berteriak, Masako melihat mobil corollanya dan menahan diri karena tidak yakin pada siapa dia ingin melampiaskan kemarahannya.               (Out, 2007:99)

Dari kutipan data nomor (1) dapat dilihat bahwa tokoh Masako mengalami konflik internal yang sangat mendalam. Konflik internal tersebut terjadi karena Masako tidak kuasa menerima kenyataan bahwa begitu banyak masalah yang harus ia hadapi. Sesosok mayat yang kini berada di dalam bagasi mobilnya terus saja mengusik pikirannya sehingga menimbulkan konflik di dalam dirinya. Ketegangan dan emosi pun tidak dapat dikendalikan sehingga Masako meluapkannya dengan berkata “Baka!”.

Konflik eksternal adalah pertentangan yang terjadi antara seorang tokoh dengan sesuatu yang di luar dirinya, mungkin dengan lingkungan alam atau lingkungan manusia itu sendiri. Di Jepang hubungan kejiwaan antara manusia disebut dengan ningen kankei. Ningen kankei menurut Yoneyama (dalam Soepardjo, 1999:63-64) dibagi menjadi empat ketegori yaitu miuchi (kelompok kecil yang memiliki pertalian saudara), nakama (kelompok kecil yang tidak memiliki pertalian saudara), dōhou (kelompok besar yang dapat diidentikkan dengan suatu masyarakat atau bangsa), dan seken (dunia kehidupan manusia dan tidak ada kaitannya dengan hubungan perseorangan). Dalam pembahasan ini, konflik eksternal yang dialami tokoh Masako dapat dibagi menjadi tiga yaitu miuchi, nakama dan dōhou

  • 1)    miuchi (身内)

Kehidupan rumah tangga yang tidak akur membuat Masako sering mengalami konflik di dalam miuchi. Konflik tersebut terjadi antara tokoh Masako dengan anak laki-lakinya (Nobuki). Awal konflik yang terjadi antara Masako dan

Nobuki bermula ketika Nobuki mendapat masalah di sekolahnya. Sejak kejadian itu ia memutuskan untuk berhenti sekolah dan menutup diri dengan orang luar, bahkan dengan orang tuanya. Nobuki berubah menjadi anak yang tidak lagi mendengarkan perkataan ibunya.

Masako juga mengalami konflik dengan suaminya (Yoshiki). Sejak Yoshiki di-PHK oleh perusahaanya ia lebih sering mengurung diri di kamar. Yoshiki tidak lagi perduli dengan keadaan keluarganya. Sikap Yoshiki membuat Masako kecewa, sebagai seorang istri Masako ingin mendapatkan perhatian dari suaminya. Salah satu contoh yang menunjukkan ketidakharmonisan hubungan Masako di dalam miuchi dapat dilihat pada kutipan berikut :

(2) 学校を退学になってロを利かなくなった息子と、会社という鬱屈を 抱える良樹と、リストラされて夜勤を選んだ雅子と。たった三人の 家族は、それぞれの寝室を抱えると同様、それぞれの重荷を負って 孤独に現実と向き合わされている。            (Auto, 1997:57)

Gakkō o taigaku ni natte ro o kikanaku natta musuko to, kaisha to iu ukkutsu o kakaeru Yoshiki to, risutora sa rete yakin o eranda Masako to. Tatta sanri no kazoku wa, sorezore no shinshitsu o kakaeru to dōyō, sorezore no omoni o otte kodoku ni genjitsu to mukiawa sa rete iru.

Terjemahan :

Putra yang dikeluarkan dari sekolah, Yoshiki yang mengalami depresi karena di keluarkan dari perusahaan dan Masako yang memilih bekerja shift malam setelah keluar dari perusahaan tempatnya bekerja dulu. sebagaimana mereka memutuskan tidur di kamar terpisah, mereka sepertinya juga sudah memilih untuk menanggung sendiri beban dan kesepian masing-masing.

(Out, 2007:78)

Kutipan data nomor (2) membuktikan adanya konflik yang dialami Masako dalam miuchi. Percekcokan yang sering dialami Masako dengan suami dan anaknya mengakibatkan keadaan rumah tangganya tidak harmonis. Walaupun mereka bertiga tinggal dalam satu rumah yang sama namun, mereka hampir tidak pernah bertegur sapa antara satu dengan yang lainnya. Masako telah berusaha untuk memperbaiki keadaan keluarganya namun usahanya sia-sia. Ia sadar tidak ada lagi yang bisa dilakukannya untuk memperbaiki keadaan tersebut. Mereka telah memilih untuk menanggung beban hidup masing-masing.

  • 2)    Nakama (仲間)

Konflik yang dialami Tokoh Masako di dalam nakama terjadi antara Masako dengan Kazuo Miyamori. Konflik tersebut disebabkan karena timbulnya perasaan marah atas perbuatan kurang ajar yang dilakukan Kazuo kepada Masako. Masako juga mengalami konflik dengan Kuniko. Konflik tersebut terjadi karena kecerobohan Kuniko yang membuang begitu saja kantongan plastik berisi potongan mayat Kenji di taman sehingga ditemukan oleh polisi. Hal tersebut membuat Masako marah. Datanya dapat dilihat pada kutipan berikut ini :

  • (3)    うるさい! 雅子は邦子を殴り倒したい衝動と闘いながら怒鳴りつけ た。邦子は泣きべそをかいている。              (Auto,

1997:163)

“Urusai!” Masako wa Kuniko o naguri taoshitai shōdō to tatakainagara donaritsuketa. Kuniko wa naki beso o kaite iru.

Terjemahan :

“Diam!” Bentak Masako sambil menahan diri agar tidak menghantam wanita ini. Kuniko mulai terisak.                          (Out, 2007:213)

Dari kutipan nomor (3) dapat dilihat bahwa telah terjadi konflik antara Masako dengan Kuniko. Masako sangat marah dengan ulah temannya, ia segera memperingatkan Kuniko agar tidak bertindak ceroboh. Akibat perbuatan Kuniko mereka semua bisa mendapatkan Masalah besar. Namun, Kuniko masih saja membela diri. Hal tersebut semakin membuat Masako kesal dan membentak Kuniko. Nyaris saja Masako menghantam wajah Kuniko.

  • 3)    Dōhou (同胞)

Konflik di dalam dōhou terjadi antara Masako dengan Satake. Konflik tersebut timbul karena satake ingin membalas dendam kepada pelaku pembunuhan Kenji. Masako juga mengalami konflik dengan perusahaan tempatnya bekerja. Konflik ini terjadi ketika Masako mengalami tindakan penyiksaan oleh karyawan sekantornya. Salah satu contohnya dapat dilihat pada kutipan berikut :

  • (4 ) 毎月定例の女子社員食事会にも呼ばれなくなり、雅子は完全に孤立

した。                                              (Auto, 1997:172)

Maitsuki teirei no joshi shain shokuji-kai ni mo yoba renaku nari, Masako wa kanzen ni koritsu shita.

Terjemahan :

Karyawan wanita tidak lagi mengundangnya keacara makan malam rutin bulanan, Masako benar-benar terkucil.                     (Out, 2007:225)

Data nomor (4) menunjukkan bahwa tokoh Masako mengalami tindakan diskriminasi. Tindakan diskriminasi yang dialami Masako terjadi di lingkungan perusahaan yang termasuk dalam dōhou. Para karyawan melakukan ijime dengan cara mengejeknya, mereka juga menyebarkan gosip bahwa Masako berambisi maju mencari kedudukan dan tidak perduli pada nasib karyawan wanita lainnya. Mereka tidak lagi mengundang Masako saat acara kumpul-kumpul para karyawan sehingga membuat Masako sangat terkucil.

  • 5.2 Analisis Psikologi

Analisis psikologi tokoh Masako menggunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud yang meliputi id, ego, dan superego. Dari hasil analisis ditemukan bahwa tokoh utama yaitu Masako didominasi oleh sistem kepribadian berupa id. Menurut S. Hall dan Lindzey (dalam Suryabrata, 2003:135) apabila rasa id-nya menguasai sebahagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak primitif, implusif dan agresif dan ia akan mengubar impuls-impuls primitifnya sehingga orang tersebut akan menjadi cikal bakal psikopat dan tidak berprikemanusiaan. Seperti yang terjadi pada tokoh Masako terlihat jelas bagaimana perubahan psikologi yang dialami oleh tokoh Masako. Konflik batin yang terus menerus terjadi pada tokoh Masako menyebabkan pribadi, watak dan pemikiran yang menyimpang. Sehingga Masako dapat melakukan tindakan pembunuhan dan mutilasi yang sangat kejam. Salah satu contohnya dapat dilihat pada kutipan berikut:

  • (5 ) それを見た時、鬼だ、鬼の仕事だ、と雅子の全身が総毛たった。だ が、気持ちは意外に冷静で、早くこの仕事を終えてしまいたいと願 っているのだった。手順だけを考えると、確実に神経の中の一番ぴ りぴりした部分が麻痺していくのがわかる。それは、たぶん恐怖だ った。                                              ( Auto, 1997:85 )

Sore o mita toki, onida, oni no shigotoda, to Masako no zenshin ga sō ke tatta. Daga, kimochi wa igai ni reiseide, hayaku kono shigoto o oete shimaitai to negatte iru nodatta. Tejun dake o kangaeru to, kakujitsu ni shinkei no naka no ichiban piripiri shita bubun ga mahi shite iku no ga wakaru. Sore wa, tabun kyōfudatta.

Terjemahan :

Melihat pemandangan ini, berdiri bulu roma di seluruh tubuh Masako. Tapi meskipun pemandangan itu amat menjijikkan, anehnya dia merasa lebih tenang dari yang diperkirakannya. Yang paling penting, dia ingin segalanya

selesai secepat mungkin. Memusatkan perhatian pada proses pemotongan ternyata membantu meredam sarafnya yang kalang-kabut.

(Out, 2007:115)

Kejadian tersebut berawal saat suami dan anaknya sudah berangkat ke tempat kerja masing-masing. Tanpa membuang waktu Masako mengangkat mayat Kenji keluar dari bagasi. Mayat itu sudah kaku sehingga tidak terlalu sulit membawanya. Masako segera mengambil gunting dan memotong-motong pakaian Kenji. Masako bergegas ke dapur dan kembali membawa pisau sashimi-nya yang paling tajam serta kotak perkakas tempat menyimpan gergaji. Masako membungkuk dan mulai meraba-raba leher kenji, dengan cepat ia menusukkan pisaunya, darah berwarna gelap mengalir ke luar. Pada data nomor (5) Masako tega memotong-motong mayat Kenji, hal tersebut karena psikologi Masako telah dikuasai oleh unsur kepribadian berupa id. Sehingga dua unsur kepribadian yang lain berupa ego dan superego tidak mampu merintanginya. Tokoh Masako hanya mengikuti keinginannya membatu Yayoi karena merasa iba pada sahabatnya tanpa berpikir dampak yang akan terjadi dari perbuatannya tersebut.

  • 6. Simpulan

Wujud konflik yang dialami oleh tokoh Masako dalam novel Out karya Natsuo Kirino dibedakan menjadi dua kategori yaitu konflik internal dan konflik eksternal. Dari hasil analisis psikologi tokoh Masako ditemukan karakter tokoh Masako mengalami perubahan menjadi pribadi yang sensitif dan pemarah. Hal tersebut terjadi karena unsur kepribadian berupa id menguasai sebahagian besar energi psikis dari Masako, mengakibatkan pribadinya akan bertindak agresif, sehingga ia sanggup melakukan tindakan mutilasi dan pembunuhan.

Sistem ego Masako juga terwujud dari segala macam kecemasan yang dialami Masako. Saat tindakan yang mencerminkan ego tidak sesuai dengan hati nurani, maka akan timbul perasaan bersalah dan menyesal yang disebut superego. Sistem id, ego dan superego dalam diri Masako merupakan tiga sistem yang tidak dapat dipisahkan, namun yang lebih dominan dalam diri Masako adalah sistem kepribaadian berupa id.

Daftar Pustaka

Soepardjo, Djodjok. 1999. Komunikasi dan Hubungan Personal Orang Jepang. Surabaya : CV Bintang.

Endraswara, Suwadi. 2002. Metode dan Teori pengajaran Sastra. Yogyakarta : Buana Pustaka.

Kirino, Natsuo. 1997. Auto. Tokyo : Kodansha.

Kirino, Natsuo. 2007. Out. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Suryabrata, Sumadi. 2003. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.