HUMANIS

Journal of Arts and Humanities

p-ISSN: 2528-5076, e-ISSN: 2302-920X

Terakreditasi Sinta-4, SK No: 23/E/KPT/2019

Vol 25.3 Agustus 2021: 332-344

Masyarakat 5.0 dalam Film AI Hiokai karya Irie Yu

Gitsali Hanum Salsabila Santosa, Silvia Damayanti, Ni Putu Luhur Wedayanti

Udayana University, Denpasar, Bali, Indonesia

Email korespondensi: [email protected] , [email protected] , [email protected]

Info Artikel

Masuk: 13 Juli 2021

Revisi: 31 Juli 2021

Diterima: 8 Agustus 2021

Keywords: society 5.0, Sustainable Development Goals (SDGs), Artificial Antelligence, AI Ho̅kai


Abstract

This study aiming to analyze society 5.0, challenges and obstacles to realize society 5.0, and society 5.0 contribution to SDGs. The data was collected by using the documentation method and note-taking technique from the movie AI Houkai by Irie Yu. The data was analyzed descriptive qualitatively based on the theory of society 5.0 by Nakanishi, literature anthropology by Ratna, semiotics by Eco and the theory of Young about SDGs theory. The finding shows that society 5.0 characterized as “Creative Society”of rapidly advancing innovation in digital technologies such as AI, the Internet of Things, robotics, and Augmented Reality. All people can share common goals. But, challenges and obstacles to realize such development time, permission from the government, and refusal from Japanese. Society 5.0 will contribute to delivering on SDGs.

Abstrak

Kata kunci: masyarakat 5.0, Sustainable Development Goals (SDGs), artificial intelligence, AI Ho̅ kai

Corresponding Author: Gitsali Hanum Salsabila

Santosa, email:gitsalihanumsalsabila@ gmail.com

DOI:

https://doi.org/10.24843/JH.20

21.v25.i03.p10


Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran, tantangan dan hambatan, dan kontribusi Masyarakat 5.0 dalam film AI Ho̅ kai karya Irie Yū. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Teori yang digunakan adalah teori antropologi sastra oleh Ratna, teori Masyarakat 5.0 oleh Nakanishi, teori semiotika oleh Eco, dan teori Sustainable Development Goals (SDGs) oleh Young. Berdasarkan hasil penelitian dalam film AI Ho̅ kai karya Irie Yu, Masyarakat 5.0 digambarkan dengan adanya masyarakat baru yang didorong oleh teknologi dan berbagi tujuan bersama. Teknologi seperti Internet of Things IoT, robot, Artificial Intelligence (AI), dan Augmented Reality (AR) digunakan untuk membantu berbagai kehidupan manusia. Namun, terdapat hambatan dan tantangan seperti durasi pengembangan yang panjang, izin dari pemerintah Jepang, dan penolakan dari masyarakat Jepang. Masyarakat 5.0 dapat berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs) sehingga ada 4 tujuan yang berhasil dicapai.

PENDAHULUAN

Saat ini kita berada pada era baru globalisasi dan evolusi teknologi digital seperti Internet of Things (IoT), Artificial

Intelligence (AI), dan robotika membawa perubahan yang signifikan bagi masyarakat. Teknologi digital diciptakan untuk memecahkan masalah yang timbul

dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan Indonesia yang masih mempersiapkan berbagai sektor untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, sebuah konsep yang dinamakan Masyarakat 5.0 diciptakan oleh negara Jepang dengan mengintegrasikan semua sistem pintar melalui teknologi digital (Záklasník dan Putnová, 2019).

Masyarakat 5.0 merupakan simbolis yang menunjukkan bahwa Jepang merupakan negara yang fokus pada inovasi tingkat sosial dengan memanfaatkan sebaik-baiknya bidang teknologi sehingga dapat meningkatkan daya saing Jepang. Adanya proyek pemerintah Jepang yang bernama Beyond 5G/6G dapat mengantisipasi teknologi dan kebutuhan masa depan (Yamanaka et al.,2017)

Meskipun demikian, konsep Masyarakat 5.0 tidak hanya digunakan untuk memajukan negara Jepang saja, namun juga dapat direalisasikan untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yang diadopsi oleh PBB di berbagai negara.

Sumber kajian mengenai Masyarakat 5.0 dalam film AI Ho̅ kai karya Irie Yū dalam penelusuran pustaka ditemukan beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan dan penunjang bagi penulis untuk membandingkan bagian-bagian penelitian yang belum tersentuh.

Yang pertama, penelitian oleh Deguchi (2020) yang berjudul “Society 5.0 no Bijon Jitsugen ni Muketa Habitatto Inobēshon. Penelitian Deguchi menjelaskan makna dari visi yang berfokus pada kata kunci pada dokumen-dokumen Rencana Dasar Sains dan Teknologi ke-5 tahun 2016. Hal ini membahas pengembangan akademik di bawah metodologi baru untuk inovasi yang dipromosikan oleh H-UTokyo Lab untuk merealisasikan konsep Masyarakat 5.0 melalui pertimbangan mendalam dari 3 konsep penting; (1) penggabungan

ruang cyber dan ruang fisik; 2) keseimbangan antara solusi masalah sosial dan pertumbuhan ekonomi; (3) masyarakat yang berpusat pada manusia.

Selajutnya penelitian oleh Záklasník dan Putnová (2019) dalam penelitian yang berjudul “Digital SocietyOpportunity or Threat? Case Study of Japan and Czech Republic” menjelaskan hasil analisisnya tentang perbandingan Jepang dan Republik Ceko dari perspektif digitalisasi masyarakat berdasarkan 3 aspek utama; (1) program pemerintah yang mendukung teknologi digital; (2) jumlah pakar yang berpendidikan; (3) investasi dalam sains dan penelitian.

Berdasarkan kondisi negara Jepang yang sedang mempromosikan konsep Masyarakat 5.0 beberapa film yang menceritakan tentang Masyarakat 5.0 diciptakan oleh sutradara di Jepang. Salah satunya adalah film yang berjudul AI Ho̅ kai karya Irie Yū. Film AI Ho̅kai karya Irie Yū merupakan salah satu film futuristik yang dirilis pada awal tahun 2020. Film AI Ho̅kai merupakan hasil dari renungan dan keinginan Irie Yū untuk melihat bagaimana Jepang 10 tahun kedepan setelah Olimpiade 2020 dan Paralimpiade Tokyo. Dalam film ini akan dianalisis bagaimana gambaran, tantangan & hambatan, dan kontribusi Masyarakat 5.0 terhadap Sustainable Development Goals (SDGs).

METODE DAN TEORI

Sumber data penelitian ini diambil dari film AI Ho̅ kai karya Irie Yū yang dirilis pada tanggal 31 Januari 2020. Dalam film tersebut terdapat banyak teknologi digital diciptakan yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama di bidang kesehatan. Film tersebut merupakan film futuristik yang menceritakan tentang keadaan Jepang pada tahun 2030 dimana Artificial Intelligence (AI) menjadi hal yang sangat

penting untuk kehidupan manusia. Seorang ilmuwan Jepang yang sangat jenius bernama Kiryu̅ Ko̅ suke membuat sebuah sistem bernama ‘Nozomi’ yang merupakan Artificial Intelligence (AI) untuk membantu kehidupan manusia seperti bidang kesehatan, keuangan, dan keamanan.

Dengan adanya penciptaan, pengembangan, dan penggunaan teknologi yang dapat membantu manusia untuk berbagi tujuan bersama dalam film AI Ho̅kai karya Irie Yū mencerminkan bagaimana Masyarakat 5.0 di Jepang, sehingga karya ini menarik dan tepat untuk dijadikan sebagai objek penelitian.

Data yang diperoleh dari film AI Ho̅kai karya Irie Yū berupa data tulisan dan gambar. Data berupa tulisan didapatkan dari narasi dan percakapan dalam bahasa Jepang yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Data berupa gambar diperoleh dari cuplikan layar film. Kedua data ini kemudian diklasifikasikan dan selanjutnya dianalisis.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Artinya, proses analisis dilakukan dengan cara menulis data yang didapatkan berupa percakapan, narasi, dan gambar. Selanjutnya mengorganisasikan dan mengurutkannya data ke dalam kategori berdasarkan teori. Data dianalisis untuk mengetahui gambaran, tantangan & hambatan, dan kontribusi Masyarakat 5.0 terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) sehingga memudahkan penulis untuk menarik simpulan.

Data disajikan secara deskriptif berupa kata, frasa, dan kalimat dan gambar berdasarkan teori. Penelitian ini menggunakan beberapa teori diantaranya antropologi sastra oleh Ratna (2011), teori masyarakat 5.0 oleh Nakanishi (2017), teori semiotika oleh Eco (1923), dan teori Sustainable Deveopment Goals (SDGs) oleh Young (2015).

Untuk membedah gambaran Masyarakat 5.0, teori yang digunakan adalah antropologi sastra oleh Ratna (2011) dan teori masyarakat 5.0 oleh Nakanishi (2017). Antropologi sastra merupakan ilmu pengetahuan yakni karya sastra yang dianalisis dalam kaitan masalah antropologi. Sehingga lebih dominan kepada karya sastra, dan antropologi sebagai pelengkap.

Dibandingkan dengan Masyarakat 4.0, Masyarakat 5.0 ditandai dengan pemecahan masalah dan penciptaan nilai, keanekaragaman, desentralisasi, ketahanan, dan keharmonisan lingkungan. Masyarakat 5.0 memungkinkan manusia untuk berbagi tujuan bersama dan menciptakan masyarakat baru yang diarahkan kepada masyarakat yang didorong oleh teknologi.

Untuk membedah tantangan dan hambatan penerapan Masyarakat 5.0 digunakan teori semiotika oleh Eco (1923). Semiotik merupakan ilmu yang berhubungan dengan segala hal yang dianggap sebagai sebuah tanda. Semiotik tidak hanya menyangkut mengenai apa yang diungkapkan oleh tanda, namun kepada ada apa dibalik sesuatu tersebut berupa kata, image, bunyi, gerak/bahasa tubuh, dan benda.

Untuk membedah kontribusi Masyarakat 5.0 terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) digunakan teori Sustainable Development Goals (SDGs) oleh Young (2015). Teori ini menjelaskan bahwa Sustainable Development Goals (SDGs) menawarkan pendekatan tata kelola yang berprinsip untuk melengkapi pendekatan pengaturan utama yang menonjolkan pembuatan peran dengan penekanan pada kepatuhan dan penegakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi pembahasan dari dari gambaran, tantangan dan hambatan, dan kontribusi Masyarakat 5.0

terhadap Sustainable Deveopment Goals (SDGs) dalam film AI Ho̅ kai karya Irie Yū.

Gambaran Masyarakat 5.0

Dalam film AI Ho̅kai karya Irie Yū digambarkan bahwa Masyarakat 5.0 merupakan masyarakat yang baru yang didorong oleh teknologi dan berbagi tujuan bersama.

  • 1.    Masyarakat Baru yang didorong oleh

Teknologi

Beberapa teknologi yang muncul dalam film AI Ho̅ kai karya Irie Yū antara lain adalah Internet of Things (IoT), robot, Artificial Intelligence    (AI),    dan

Augmented Reality (AR).

  • 1.1    Internet of Things (IoT)

Menggunakan internet untuk segala keperluan yang disebut dengan Internet of Things (IoT). Menurut Karimi dan Atkinson (2013) bahwa akan ada satu triliun perangkat yang terkoneksi dengan internet pada tahun 2025 sehingga mendefinisikan perangkat seperti ponsel sebagai “mata dan telinga” dari aplikasi yang menghubungkan semua hal.

Gambar 1. Salah satu profil masyarakat Jepang yang terhubung dengan Artificial Intelligence (AI) 'Nozomi' (Sumber: AI Ho̅ kai, menit 07.30 detik)

(1)スキャンの準備完了しました 動脈硬化指数4.7です。運動不 足注意しましょう。場合遺伝性腫瘍だったので、家族歴 やあらゆるデタをのぞみに分析

してもらって、はガン細胞増 殖える処方をもらってい ます。

(AI崩壊713―734)

`Sukyan no junbi ga kanryō shimashita. Dōmyakukōka shisū wa 4.

  • 7 desu. Undō fusoku ni chūi shimashou. Watashi no baai, idensei no shuyōdattanode, kazoku reki ya arayuru dēta o nozomi ni bunseki shite moratte, ima wa gan saibō no zōshoku o osaeru kusuri o shohō o morattemasu.'

(AI Ho̅ kai, minute 07.13 detik – minute 07.34 detik)

Pemindaian telah siap. Indeks arteriosclerosis adalah 4,7. Perbanyaklah olahraga. Dalam kasus saya, saya memiliki penyakit tumor keturunan, sehingga ‘Nozomi’ menganalisis riwayat penyakit keluarga saya dan semua datanya. Melalui ‘Nozomi’ juga saya mendapatkan resep obat yang berguna untuk menekan pertumbuhan sel kanker.

Data di atas menunjukkan bahwa telehealth yang terhubung dengan Artificial Intelligence (AI) ‘Nozomi’ dalam film AI Ho̅kai karya Irie Yū juga menjadi sarana teknologi yang dapat menganalisis dan menampilkan kondisi kesehatan masing-masing warga Jepang.

Dengan adanya penggunaan telehealth dalam film AI Ho̅ kai karya Irie Yū maka kehidupan masyarakat Jepang semakin mudah dalam bidang kesehatan, semua masyarakat akan merata mendapatkan pelayanan kesehatan, dan para lansia juga tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga maupun bantuan manusia

lainnya ketika melakukan diagnosa maupun pelayanan kesehatan lainnya.

  • 1.2    Robot

Menurut Kuczynska (2019) Jepang mempersiapkan era robot dengan memanfaatkan   keterampilan robot

industri dan fungsionanya yang canggih untuk merealisasikan ‘masyarakat robotika yang paling maju’. Hal ini dapat dilihat pada film AI Ho̅kai karya Irie Yū beberapa robot yang muncul dalam era Masyarakat 5.0.

  • (2)    「そのれが、まあ、ますますし ていくんじゃないか。最近だ と手術ロボットが実習実験使わ れるようなになってきたりします ので、そういったあたりも、ええ、 病院にいずれってくるんじ ゃないかなといます。」

Penggunaannya diaplikasikan kedalam berbagai sektor termasuk kesehatan seperti telehealth yang terhubung dengan Artificial Intelligence (AI) sehingga dapat mendiagnosa penyakit. Selain itu, robot juga digunakan untuk keperluan medis seperti membantu dokter pada saat operasi.

  • 1.3    Artificial Intelligence (AI)

Dalam film AI Ho̅kai karya Irie Yū terdapat Artificial Intelligence (AI) yang digambarkan, yakni ‘Nozomi’ yang dikembangkan oleh Kiryu̅ Ko̅ suke.

Gambar 2. Server inti Artificial Intelligence (AI) ‘Nozomi’ (Sumber: AI Ho̅ kai, menit 18.04 detik)

(AI崩壊0104―0119)

`… sono nagare ga, mā, masumasu shite iku n janai ka. Tokuni saikinda to shujutsu robotto ga jisshū jikken de tsukawa reru yōna ni natte ki tari shimasunode, sōitta atari, ē, byōin no naka ni izure haitte kuru n janai ka na to omoimasu.'

(AI Ho̅ kai, menit 01.04 detik – menit 01.19 detik)

eksistensinya akan terus meningkat, terutama akhir-akhir ini robot-robot pembantu operasi bedah mulai digunakan dalam eksperimental sertifikasi mutu, dan akan digunakan di rumah sakit.”

Pada data di atas dijelaskan bahwa robot semakin banyak digunakan di berbagai belahan dunia termasuk Jepang.

(3)「あの中央にある筐体しいコア サです。日本全国の「のぞみ」 ユ人口割強国民膨大 個人情報日々ナノ秒単位集 約され、このストレジに収納さ れていきます。」

(AI崩壊1759―1810)

Ano chūō ni aru kyōtai ga atarashī koasābādesu. Nipponzenkoku no `nozomi' yūzā wa jinkō warikyō kokumin no bōdaina kojin jōhō wa hibi nanobyō tan'i de shūyaku sa re, kono sutorēji ni shūnō sa rete ikimasu.

(AI Ho̅ kai, menit 17.59 detik – menit

18.10 detik)

Benda yang di tengah itu adalah server inti yang baru. Pengguna Artificial

Intelligence (AI) ‘Nozomi’ di seluruh Jepang ada sekitar 80% dari total populasi. Informasi pribadi penggunanya dikumpulkan setiap hari dalam nanodetik dan disimpan di ruang penyimpanan ini.

Pada data dan gambar di atas dijelaskan bahwa Artificial Intelligence (AI) ‘Nozomi’ memiliki ruang server inti di kantor pusat HOPE di Chiba sangat luas dan bagian intinya berwarna putih dan memiliki desain seperti kelopak bunga. ‘Nozomi’ telah digunakan oleh 80% dari total populasi di Jepang.

  • 1.4    Augmented Reality (AR)

Pada film AI Ho̅kai karya Irie Yū muncul beberapa Augmented Reality (AR) yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan.

Gambar 3. Kacamata Nishimura Satoru yang dilengkapi dengan fitur Augmented Reality (AR)

(Sumber: AI Ho̅kai, 1 jam, menit 41.41 detik)

Gambar di atas menunjukkan tampilan kacatama milik Nishimura Satoru yang dipakai oleh Kiryu̅ Ko̅ suke. Koryuu Ko̅ suke menggunakan kacamata tersebut untuk masuk ke dalam gedung perusahaan HOPE yang berada di Prefektur Chiba. Hal ini sangat berguna bagi Kiryu̅ Ko̅ suke yang tidak mengetahui arah untuk masuk ke dalam perusahaan HOPE.

  • 2.    Berbagi Tujuan Bersama

Manusia akan lebih melatih imajinasinya tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun untuk alam dan teknologi dalam upaya mencari cara mencapai

simbiosis     yang    memungkinkan

pembangunan yang berkelanjutan.

  • 2.1    Pemecahan     Masalah     dan

Menciptakan Nilai

Digambarkan bahwa   seorang

ilmuwan dari Universitas To̅ hoku bernama Kiryu̅ Ko̅ suke bersama dengan istrinya yang bernama Kiryu̅ Nozomi mengembangkan sebuah Artificial Intelligence (AI) dalam bidang kesehatan. Tujuan pembuatannya tidak hanya untuk menyelamatkan Kiryu̅ Nozomi yang sedang menjalani perawatan dikarenakan terkena kanker dan akhirnya meninggal dunia, namun juga diharapkan menjadi sesuatu yang dapat digunakan oleh semua orang yang membutuhkan pertolongan dalam bidang kesehatan.

  • (4) 浩介、もうプログラムをかな

くてもいいから。いつか認可りて、しんでいるたくさんの人 救ますように。」

(A I崩壊359―446)

ʻKo̅ suke, mo̅ puroguramu o kakanakute mo ı̅kara. Itsuka ninka ga orite, kurushin deru takusan no hito sukui kimasu yo̅ ni.ʼ

(AI Ho̅ kai, menit 03.59 detik – menit

4.46 detik)

Ko̅ suke, tidak perlu menulis program lagi. Semoga suatu hari program ini bisa disetujui dan menyelamatkan banyak orang yang menderita.

Data di atas menunjukkan monolog Kiryu̅ Nozomi yang sedang berada di dalam ruang perawatan. Kiryu̅ Nozomi yang sedang tergeletak lemah dikarenakan penyakit kanker meminta kepada Kiryu̅ Ko̅ suke untuk tidak

menggunakan program Artificial Intelligence (AI)   ‘Nozomi’ untuk

membantu perawatannya kankernya lagi. Sebelum meninggal dunia, Kiryu̅ Nozomi berharap agar Artificial Intelligence (AI) buatan mereka segera diizinkan oleh pemerintah Jepang dan dapat digunakan untuk membantu seluruh masyarakat. Hal ini juga dijelaskan bahwasannya Masyarakat 5.0 dicipkatan sebagai pemecah masalah serta penciptaan nilai yang ditunjukkan dengan adanya teknologi digital yang dapat membantu penyelesaian masalah yang beragam.

  • 2.2 Masyarakat dapat Menggunakan berbagai Kemampuan

Meskipun dengan adanya teknologi yang hadir dalam Masyarakat 5.0 dapat menggantikan pekerjaan manusia dan menyebabkan lapangan pekerjaan semakin sedikit, ada berbagai hal baru yang dapat dimaksimalkan. Beberapa masyarakat     yang     pekerjaannya

tergantikan melakukan demo di depan kantor HOPE di Chiba.

  • (5)    桐生浩介 : 産業革命の頃、仕事を とられると思った人た ちが機械を壊す運動を したんだ。

飯田眞子 : でも、今は感謝される 方が多いですよ!の ぞみ」のお陰で難病も 治療できるようになり ましたから。

(AI崩壊1443―1457)

Kiryu̅ Ko̅ suke : Sangyō kakumei no koro, shigoto o tora

reru to omotta hitotachi ga kikai o kowasu undō o shita nda.

Lida Mako : Demo, ima wa kansha sa reru kata ga ōidesu yo! `Nozomi' no okage de nanbyō mo chiryō dekiru yō ni narimashitakara.

(AI Ho̅ kai, menit 14.43 detik – menit 14.57 detik)

Kiryu̅ Ko̅ suke : Semenjak era revolusi industri, orang-orang yang           berfikir

pekerjaannya diambil alih oleh mesin demo.

Lida Mako : Tapi, ada jauh lebih banyak orang yang bersyukur lho! Karena berkat ‘Nozomi’ orangorang yang menderita sakit parah dapat terobati.

Data di atas merupakan percakapan antara Kiryu̅ Ko̅ suke dan Lida Mako. Kiryu̅ Ko̅ suke menjelaskan kepada Kiryu̅ Kokoro mengapa ketika mereka sampai ke kantor pusat HOPE yang berada di Chiba ada banyak masyarakat Jepang yang melakukan demo menolak Artificial Intelligence (AI) ‘Nozomi’. Ada banyak masyarakat Jepang yang merasa pekerjaannya digantikan oleh Artificial Intelligence    (AI)    ‘Nozomi’ dan

melakukan pemberontakan. Deguchi dan Karasawa (2020) menjelaskan bahwa Masyarakat 5.0 dapat memberikan keuntungan bagi sektor swasta, hal ini didukung oleh pergeseran dari monopoli data ke data terbuka yang akan menghasilkan peluang bisnis terbaru. Dengan adanya berbagai kemudahan hidup masyarakat yang disediakan oleh teknologi, ada juga berbagai pekerjaan

yang hilang. Selain itu, Masyarakat 5.0 menghubungkan berbagai layanan dan perusahaan dengan data yang dapat mendukung berbagai inovasi bisnis (Hitachi, 2020). Masyarakat yang tidak dapat beradaptasi akan kehilangan kesempatan, namun berbeda dengan masyarakat yang dapat memanfaatkan Masyarakat 5.0.

  • 2.3    Masyarakat yang dapat menggunakan peluang dimanapun dan kapanpun

Dalam film AI Ho̅kai karya Irie Yū digambarkan bahwa berbagai lapisan masyarakat dapat menggunakan teknologi yang terhubung dengan internet sehingga tidak ada ketimpangan sosial dan kesuksesan dapat diraih oleh berbagai kalangan.

Gambar 4. Seorang lansia sedang melakukan cek kesehatan

(Sumber: AI Ho̅kai, menit 6.33 detik)

Gambar di atas menggambarkan seorang lansia bersama dengan perempuan muda yang sedang mengoperasikan sebuah tablet. Lansia tersebut sedang melakukan pemeriksaan kesehatan bersama seorang dokter tanpa harus pergi ke rumah sakit. Hal ini didukung dengan adanya konektivitas yang baik di Jepang yang diagendakan akan dapat terealisasi pada tahun 2030. Layanan ini juga menghemat biaya perjalanan dan waktu serta memfasilitasi perawatan medis tingkat lanjut di daerah pedesaan dan pulau-pulau terpencil, yang sebelumnya sulit dilakukan karena kendali jarak (Nakanishi et al., 2020).

  • 2.4    Masyarakat dapat Hidup dan Mengejar Tantangan dalam Keamanan

Dalam film AI Ho̅ kai karya Irie Yū seluruh layanan di Jepang dihubungkan dengan Artificial Intelligence (AI) ‘Nozomi’ sehingga berbagai sistem dapat terdiversifikasi dan desentralisasi yang mempermudah meningkatkan keamanan.

(6)HOPE社内映像

す。 福祉的情報です。全国5324 軽犯罪発見しました。所轄 所通報しますか?」

(AI崩壊4221―4240)

Hōpusha dēta shanai no eizō ga demasu. Fukushiteki jōhō de su.

Zenkoku de 5324 ken no keihanzai o hakken shimashita. Shokatsu-sho e tsūhō shimasu ka? ʻ

(AI Ho̅ kai, menit 42.21 detik – menit

42.40 detik)

Data di perusahaan HOPE ditampilkan. Ini adalah informasi kesejahteraan.

Kami menemukan ada 5.324 pelanggaran ringan di seluruh negeri. Apakah ingin melaporkan ke yurisdiksi?

Data di atas adalah monolog dari Artificial Intelligence (AI) ‘Hyakume’ ketika menelusuri keberadaan Kiryu̅ Ko̅ suke,    ditemukan ada 5.324

pelanggaran yang terdeteksi. Hal ini dapat membantu kepolisian Jepang untuk melacak berbagai kejahatan.

  • 2.5    Masyarakat dapat Hidup Selaras dengan Alam

Dalam film AI Ho̅ kai karya Irie Yū digambarkan bahwa Jepang pada tahun 2030 yang merealisasikan konsep Masyarakat 5.0 dapat hidup selaras

dengan alam menggunakan Artificial Inteliigence   (AI)   ‘Nozomi’ yang

dihubungakn dengan berbagai sektor untuk memenuhi beragam kebutuhan masyarakatnya.

  • (7 ) “AI 「のぞみ」はスマ家電自 動車連動し、電気、ガス、水道 につく、4のリフラインとなり ました

(AI崩壊0738―0746)

AI ʻNozomiʼ wa sumāto kaden, jidōsha to rendō shi, denki, gasu, suidō ni tsuku, dai 4 no rifurain to narimashita”

(AI Ho̅ kai, menit 07.38 detik – menit 07.46 detik)

AI ‘Nozomi’ telah menjadi refline keempat seperti listrik, gas, air, serta terhubung dengan peralatan pintar seperti alat rumah tangga dan mobil”

Data (14) menunjukkan monolog yang menjelaskan bahwa Artificial Intelligence (AI) ‘Nozomi’ terhubung dengan berbagai hal seperti listrik, gas, air, serta peralatan pintar rumah tangga serta mobil. Sehingga terciptanya desentralisasi dan efisiensi enegi dalam rumah tangga. Hal ini selaras dengan Nakanishi dan Kitano (2017;12) yang mengatakan bahwa pada era Masyarakat 5.0 manusia akan dapat hidup selaras dengan alam ditandai dengan adanya efisiensi energi dan desentralisasi melalui pemanfaatan data.

Tantangan dan Hambatan Penerapan Masyarakat 5.0
  • 1.    Durasi Pengembangan yang Panjang

Dalam film AI Ho̅ kai karya Irie Yū digambarkan bahwa beberapa sistem yang mendukung terealisasinya Masyarakat 5.0

sangat sulit dihubungkan dan kompleks sehingga       membutuhkan       durasi

pengambangan yang panjang.

(8)AINozomiが、もっと

されていれば、桐生希さんのガ ンは治療できるはずです。」

(AI崩壊0537―0610)

AI `Nozomiʼ ga, motto hayaku ninka sa rete ireba, Kiryuu Nozomi-san no gan wa chiryō dekiru hazudesu.

(AI Ho̅ kai, menit 05.37 detik – menit 06.10 detik)

Jika AI medis ‘Nozomi’ lebih cepat diberi persetujuan, penyakit kanker Kiryu̅ Nozomi pasti bisa disembuhkan.

Data di atas merupakan monolog mengenai diterbitkannya Artificial Intelligence (AI) ‘Nozomi’ setelah mendapatkan izin pengoperasian dari pemerintah Jepang. Artificial Intelligence (AI) ‘Nozomi’ membutuhkan waktu yang sangat panjang dan membutuhkan verifikasi keamanan. Ia berpendapat bahwa jika lebih cepat diselesaikan dan disetujui pemerintah Jepang maka penyakin kanker Kiryu̅ Nozomi pasti dapat disembuhkan.

  • 2.    Izin dari Pemerintah Jepang

Selain durasi pengembangan yang panjang dan rumit, teknologi yang menunjang Masyarakat 5.0 tidak bisa digunakan    secara bebas    dan

membutuhkan izin dari pemerintah Jepang.

(9)西村悟   桐生さん!

桐生浩介 :どうだった?

西村悟


:ダメです。やっぱり 法制がないと厚労省認可できないって。

(AI崩壊0128―0143

Nishimura Satoru : Kiryu̅ -san!

Kiryu̅ Ko̅ suke     : Dōdatta?

Nishimura Satoru :Damedesu.

Yappari hōsei ga nai to kōrōshō wa ninka dekinai tte.

(AI Ho̅ kai, menit 01.28 detik – menit 01.43 detik)

Nishimura Satoru : Kiryu̅ ǃ

Kiryu̅ Kōsuke     : Bagaimana?

Nishimura Satoru : Tidak bisa. Jika kita tidak bisa mendapatkan persetujuan dari Kementrian Kesehatan, Tenaga Kerja         dan

Kesejahteraan, kita tidak akan bisa menggunakannya.

Data di atas menunjukkan percakapan antara Kiryu̅ Ko̅ suke dan Nishimura Satoru saat berada di laboratorium penelitian Universitas Tohoku. Pada saat itu, Kiryu̅ Ko̅ suke merancang Artificial Intelligence (AI) ‘Nozomi’ untuk membantu bidang medis dan menginginkannya untuk segera digunakan guna membantu perawatan istrinya yang berjuang melawan penyakit kanker. Dirksen dan Takahashi (2020) menjelaskan bahwa undang-undang untuk privasi dan implementasi Artificial Intelligence (AI) di Jepang masih dalam pengembangan. Hal ini dapat

menimbulkan tantangan bagi perusahaan berbasis Artificial Intelligence (AI), karena sulit untuk mengetahui arah peraturan yang akan datang.

  • 3.    Penolakan Masyarakat Jepang

Meskipun Artificial Intelligence (AI) berkembang pesat dan memberikan kenyamanan kepada masyarakat, di sisi lain ada resiko seperti merampas pekerjaan masyarakat. Hal ini membuat ada bebebrapa pihak yang merada dirugikan dan tidak setuju dengan adanya Artificial Intelligence (AI) di kehidupan sehari-hari.

Gambar 5. Masyarakat Jepang menolak adanya Artificial Intelligence (AI) (Sumber: AI Ho̅kai, menit 8.03 detik)

Gambar di atas menunjukkan papan yang menunjukkan ketidaksetujuan adanya Artificial Intelligence (AI) yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat mengkritik agar tidak berfokus menggunakan uang untuk keperluan inovasi Artificial Intelligence (AI),   mereka berpendapat bahwa

sebaiknya uang digunakan untuk memajukan kehidupan manusia.

Kontribusi Masyarakat 5.0 terhadap Sustainable Development Goals (SDGs)

Sustainable Development Goals (SDGs) di Jepang dibagi menjadi 5 area prioritas (5P) seperti; 1) People,  2)

Prosperity, 3) Planet, 4) Peace, dan 5) Partnership. Film ini bertema tentang bidang kesehatan dan beberapa dampaknya terhadap kesejahteraan manusia, sehingga area prioritas yang ditemukan terbatas pada people (manusia) dan prosperity (kesejahteraan)

  • 1.    People

Gambar 6. Perdana Menteri Jepang adalah seorang perempuan (Sumber: AI Ho̅ kai, menit 27.15 detik)

Gambar di atas menunjukkan seorang Perdana Menteri Jepang perempuan bernama Tanaka Eiko yang sedang menunggu kedatangan Kiryu̅ Ko̅ suke di kantornya. UN Women and Junior Chamber International Japan (JCI Japan) telah menyelesaikan Memorandum of Understanding (MOU) tentang percepatan kesetaraan gender secara nasional di Jepang melalui kemajuan gerakan solidaritas bernama ‘HeForShe’. Tujuannya adalah untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 5 yakni mencapai kesetaraan gender di Jepang pada tahun 2030. Gerakan ini telah berkembang dan sudah menjangkau sekitar 30.000 masyarakat Jepang pada tahun 2019 dan diperkirakan akan semakin berkembang (UN Women, 2019).

  • 2.    Prosperity

Salah satu tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi) adalah kuatnya kapabilitas lembaga keuangan domestik dan luasnya akses ke perbankan, asuransi, dan layanan keuangan untuk seluruh masyarakat.

Gambar 7. Mobile wallet yang terhubung dengan ‘Nozomi’

(Sumber: AI Ho̅ kai, menit 30.49 detik)

Gambar di atas merupakan mobile wallet yang menunjukkan jumlah saldo keuangan milik salah satu masyarakat Jepang. Hitachi (2020) menjelaskan bahwa pada era Masyarakat 5.0 teknologi identifikasi biometric akan membantu transaksi tanpa uang tunai dan kartu di manapun di dunia. Hal ini sangat memudahkan berbagai pembayaran non-tunai dan realisasi dari misi pemerintah Jepang ‘Cashless Vision’. Selain itu, Nakanishi dan Kitano (2017) juga menjelaskan bahwa inovasi digital memungkinkan penggunaan berbagai layanan keuangan yang dipersonalisasi seperti pembayaran, pinjaman, asuransi, dan pembentukan aset.

SIMPULAN

Gambaran Masyarakat 5.0 dalam film AI Ho̅ kai karya Irie Yū meliputi meliputi masyarakat baru yang didorong oleh teknologi seperti penggunaan Internet of Things (IoT), robot, Artificial Intelligence (AI), dan Augmented Reality (AR). Selain itu, masyarakat akan berbagi tujuan bersama seperti pemecahan masalah & penciptaan nilai, masyarakat yang dapat menggunakan berbagai kemampuan, masyarakat yang dapat menggunakan peluang dimanapun & kapanpun, masyarakat yang dapat hidup mengejar tantangan & keamanan, dan masyarakat yang dapat hidup selaras dengan alam.

Tantangan dan hambatan penerapan Masyarakat 5.0 dalam film AI Ho̅kai karya Irie Yū meliputi durasi

pengembangan yang panjang, izin dari pemerintah, dan penolakan dari masyarakat Jepang.

Kontribusi Masyarakat 5.0 terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) ditemukan ada 2 area prioritas yakni people dan prosperity Pada area prioritas people ditemukan ada 2 tujuan yang dapat dicapai seperti nomor 3 (kesehatan yang baik dan kesejahteraan) dan nomor 5 (kesetaraan gender). Pada area prioritas prosperity ditemukan ada 2 tujuan yang dapat dicapai seperti nomor 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi) dan nomor 11 (kota dan komunitas yang berkelanjutan).

Dalam film AI Ho̅kai karya Irie Yū masih banyak hal yang dapat dikaji seperti kontribusi Masyarakat 5.0 terhadap     Environtment,      Social,

Government (ESG) dan dampak dari kerusakan Artificial Intelligence (AI) terhadap kehidupan masyarakat Jepang.

DAFTAR PUSTAKA

Alhefeiti, Fatmah Said Obaid. (2018).

“Society 5.0 A Human-Centered Society that Balances Economic Advancement with the Resolution of Social Problems by a System that Highly Integrates Cyberspace and Physical Space”(disertasi). Dubai: The British University.

Carraz, René & Harayama, Y. (2016). Japan’s Innovation Systems at the Crossroads:      Society      5.0,

Panorama: Insight into Asian and European Affairs, hlm. 33-45.

Deguchi, Atsushi. (2020). From Smart City to Society 5.0. In: The University of Tokyo (eds) Society 5.0; A People-centric Super smart Society, hlm.  43-65. Springer,

Singapore.

Deguchi, Atsushi & Kaori Karasawa. (2020). Issues and Outlook. In: The University of Tokyo (eds) Society 5.0; A People-centric Super smart Society, hlm. 155-173. Springer, Singapore.

Dirken, Nicole & Takahashi, S. (2020). Artificial Intelligence in Japan 2020. Netherlands: Netherlands Enterprise Agency.

Eco, Umberto. (1923). Teori Semiotika. Yogyakarta; Kreasi Wacana.

Hitachi. (2020). Hitachi’s Approach for Society 5.0, Hitachi: (Diakses pada 11 April 2021 dari alamat https://www.hitachi.co.jp/products/ social/society5/en/)

Karimi, Kaivan & Atkinson, G. (2013).What the Internet of Things (IoT) Needs to Become a Reality. White Paper, FreeScale and ARM. hlm. 1-16.

Mise, Toshiro. (2018). Chō sumāto shakai no tame no shisutemu kaihatsu. Tokyo: Forum 8.

MoFA Japan. (2016). The SDGs Implementation Guiding Principles. The 2nd meeting of the SDGs Promotion Headquarters, Public Relations Office, the Government of Japan.

Nakanishi, Hiroaki & Kitano, H. (2017). Society 5.0: Co-Creating the Future. (Diakses pada 11 April 2020 dari alamat

https://www.keidanren.or.jp/en/poli cy/2018/095_booklet.pdf)

Nakanishi, Hiroaki., Gonokami, Makoto., Takahashi, Norihiro. (2020). ESG

no shinka, Society 5. 0 no jitsugen, soshite SDGS no tassei e. Tokyo: Keidanren.

Ratna, I Nyoman Kutha. (2011). Antropologi Sastra:   Peranan

Unsur-Unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

UN Women. (2019). A new MOU to propel gender equality across Japan, Asia and the Pasific: (Diakses pada 26 Mei 2021 dari alamat https://asiapacific.unwomen.org/en/ news-and-events/stories/2019/10/mou-unw-jcijapan)

Yamanaka et al. (2021). Beyond 5 G jidai no nettowākubijon - 2030-nen ni muketa ākitekucha to burēkusurū gijutsu no chōkan. Denshi jōhō tsūshin gakkai ronbunshi B. 104 (3), hlm. 315 - 336.

Záklasník, M., & Putnová, A. (2019). Digital society – Opportunity or threat? Case studies of Japan and the Czech   Republic,   Acta

Universitatis Agriculturae et Silviculturae         Mendelianae

Brunensis. 67(4), hlm. 1085-1095.