1

KONFLIK BATIN TOKOH-TOKOH NOVEL LELAKI YANG SETIA MENCUMBUI SENJA KARYA ANDI ZULFIKAR

Gusti Ayu Gita Dewicahya 0901105008

Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Abstract

This article analysis the inner conflicts of the characters novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja (Faithful Man Fondle Twilight) written by Andy Zulfikar. This novel interesting to an analysis, because more emphasize the psychological aspects.Theory used there are two kinds, there are the theory of structural and theory of psychology literature. The primary character, namely Said have inner conflict when he had to accept the fact that he is not biological children of Mrs. Maryam. However, Said continued resilient under going living and struggling to achieve his ideals. Mrs. Maryam also has a inner conflict when she was unable to conceal the real identity of Said. With his diligence, now Said can be able to achieve his dream and he could meet with his biological parents who had been separated. From the Said of a life story can be concluded that life is a big struggle. This novel provides inspiration on how to achieve success with fighting and trying.

Keyword: structural, psychology, and inner conflict

  • 1.    Latar Belakang

Novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja diterbitkan bulan Agustus 2012 oleh penerbit Safirah merupakan novel karya Andi Zulfikar. Novel ini dianalisis dengan teori psikologi sastra. Psikologi sastra merupakan ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan atau tingkah laku manusia melalui karya sastra. Novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja dipilih karena terdapat banyak persoalan-persoalan yang ditemukan dalam novel ini. Persoalan-persoalan tersebut mencakup masalah psikologi dan konflik batin tokoh-tokoh, seperti konflik batin tokoh Said saat ia mengetahui bahwa dirinya seorang angkat. Walaupun begitu, ia tetap berjuang menjalani hidup dan berhasil meraih impiannya. Aspek kejiwaan lebih menonjol, karena tokoh-tokohnya mengalami konflik batin tersendiri. Selain itu banyak pelajaran yang dapat diambil dari kisah

seorang anak angkat yang tetap berjuang meraih impiannya. Bercermin dari kisah tentang seorang anak angkat yang bernama Said, bahwa hidup ini adalah sebuah perjuangan besar. Setiap tokoh mengalami konflik batin dalam dirinya masing-masing. Oleh karena itu, aspek konflik kejiwaannya lebih mudah untuk dianalisis dalam novel ini

  • 2.    Pokok Permasalahan dan Tujuan Penelitian

Permasalahan yang akan dibahas dalam analisis ini ada tiga, yaitu Pertama bagaimanakah unsur-unsur seperti plot, latar, dan penokohan yang membangun novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja baru karya Andi Zulfikar. Kedua bagaimanakah gambaran psikologis tokoh-tokoh dalam novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja karya Andi Zulfikar. Ketiga bagaimanakah konflik batin tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel karya Lelaki yang Setia Mencumbui Senja Andi Zulfikar.

Tujuan analisis ini adalah untuk menambah kritik sastra. Selain itu, dapat memberikan apresiasi dan pengetahuan bagi peminat sastra.

  • 3.    Landasan Teori dan Metode Penelitian

Teori yang digunakan ada dua macam, yaitu teori struktural dan teori psikologi sastra. Teori struktural dapat dikatakan sebagai pendekatan yang objektif, karena hanya memfokuskan aspek intrinsik yang terdapat dalam sebuah karya sastra terlepas dari unsur yang terdapat di luar karya sastra itu sendiri. Analisis struktural dilakukan dengan cara menganalisis unsur-unsur, seperti plot, latar dan penokohan yang terdapat dalam novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja. Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan (Endraswara, 2008:96). Teori psikologi yang digunakan adalah teori Sigmun Freud, yang mana Freud membagi struktur kepribadian manusia menjadi tiga bagian, yaitu Id, Ego, dan Superego. Id adalah aspek biologis yang sudah dibawa sejak lahir. Cara kerja id berhubungan dengan prinsip kesenangan, yakni selalu mencari kenikmatan dan selalu menghindari ketidaknyamanan (Freud dalam Minderop, 2010: 21). Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan dan berhubungan secara langsung dengan kenyataan. Apabila ego yang mengendalikan manusia cenderung akan melakukan

penyimpangan. Superego adalah aspek sosiologis yang mengacu pada moralitas dalam kepribadian. Superego sama halnya dengan “hati nurani” yang mengenali nilai baik dan buruk. Teori psikologi sastra digunakan untuk menganalisis aspek kejiwaan tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja.

Metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2009:34). Dalam penelitian ini terdapat tiga tahapan, yaitu pertama tahapan metode pengumpulan data: metode yang digunakan dalam tahapan ini ialah metode pustaka. Kedua tahapan metode analisis data: dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analitik. Ketiga tahapan penyajian analisis data: hasil dari penelitian ini akan disajikan dengan metode deskripsi.

  • 4.    Hasil dan Pembahasan

Analisis struktur dalam novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu alur, latar, dan penokohan. Alur dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap awal (beginning), tahap tengah (midle), dan tahap akhir (end) (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2009: 142). Tahap awal yang merupakan awal sebuah cerita yang biasanya disebut sebagai tahap perkenalan, dalam tahap ini Said dilukiskan saat ia masih bayi dan ditemukan oleh Bu Maryam di depan rumahnya. Bu Maryam pun akhirnya mengasuh dan merawat Said sampai beranjak dewasa. Pada tahap tengah yang merupakan tahap pertikaian, menampilkan pertentangan dan konflik yang sudah dimunculkan pada tahap sebelumnya. Dalam tahapan ini Bu Maryam tidak kuasa menyembunyikan jati diri Said. Akhirnya Bu Maryam pun menceritakan tentang jati diri Said yang sebenarnya. Akibat kejadian tersebut, Said sering merenung di pantai setiap senja hari. Di sanalah ia bertemu dengan lelaki senja yang menjadi inspirasinya dalam menulis. Tahap akhir yang merupakan akhir dari sebuah cerita atau dapat juga disebut tahap pelaraian, menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Dalam tahapan ini, Said yang memang bercita-cita menjadi penulis akhirnya dapat meraihnya dengan perjuangan dan kerja keras. Said

sudah menghasilkan sebuah karya novel dan menjadi best seller. Berkat ketekunannya itu pula, ia menjadi bintang tamu dalam sebuah acara di televisi dan di sanalah ia dapat bertemu dengan orang tua kandungnya.

Latar tempat yang terdapat dalam novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja lebih didominasi berada di Sulawesi Selatan, tempat-tempat yang ada di sekitaran daerah Sulawesi Selatan dibagi lagi menjadi beberapa lokasi, seperti di pantai, lapangan, sekolah, dan rumah sakit. Selain itu lokasi lain yang menjadi tempat kejadian atau peristiwa dalam novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja adalah di Jakarta. Latar sosial yang ada dalam novel ini dapat dilihat dari status sosial keluarga Bu Maryam. Suami Bu Maryam seorang nelayan. Bu Maryam penjual ikan di pasar. Keluarga Bu Maryam adalah keluarga dari kelas menengah. Penokohan yang ada dalam novel ini, dibagi menjadi tiga, yaitu tokoh primer (Said), tokoh sekunder (Bu Maryam, Baso, dan Ustad Azzam), dan tokoh komplementer (Pak Arifin, Fatimah, Bu Zainab, Dokter Mirah, Bu Khadijah, dan Lelaki Senja).

Hubungan antara unsur-unsur, seperti plot, latar, dan penokohan sangat terjalin erat. Semua unsur-unsur tersebut membentuk satu kesatuan yang utuh. Bagaimana terjadinya peristiwa yang satu dengan yang lain kaitannya dengan plot. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa dihubungkan dengan latar yang menjadi tempat terjadi peristiwa itu sendiri. Hubungan antara unsur-unsur tersebut saling melengkapi dan membentuk satu totalitas.

Aspek psikologi tokoh Said, Bu Maryam, dan Baso akan diuraikan dalam tiga struktur kepribadian Sigmun Freud, seperti Id, Ego, dan Superego.

  • a.    Tinjauan psikoanalisis tokoh Said

Aspek Id dalam tokoh Said tampak saat Said ingin menjadi penulis. Menulis adalah kesenangan dan cita-citanya. Ia berusaha mengejar impian dan cita-cita demi membanggakan sang Ibu. Analisis Ego dalam tokoh Said dibagi menjadi tiga, yaitu sadar, pra sadar, dan tak sadar. Hal ini untuk mengetahui konflik batin yang dialami tokoh

Said. Ego yang dialami Said terjadi saat ia mengetahui jati diri dia yang sebenarnya. Hal itu membuat Said sangat sedih dan tidak percaya. Ibu yang selama ini mengasuh dan merawatnya dengan penuh kasih ternyata bukan Ibu kandungnya.Terkadang ia mulai berpikir tentang bagaimana ia bisa sampai dibuang oleh orangtuanya. Superego dalam tokoh Said dapat digambarkan saat kerja kerasnya dalam menulis membuahkan hasil. Novel perdananya menjadi best seller. Novel tersebut terinspirasi dari seorang pria setengah baya dijuluki lelaki senja yang selalu ia temui di pantai.

  • b.    Tinjauan psikoanalisis tokoh Bu Maryam

Aspek Id dalam tokoh Bu Maryam nampak ketika Bu Maryam yang terketuk hatinya untuk merawat dan mengasuh seorang bayi yang ia temukan di depan rumahnya. Bu Maryam pun meminta izin kepada suaminya untuk mengasuh bayi tersebut, ia merasa sangat menyayangi bayi itu. Aspek Ego yang tampak pada tokoh Bu Maryam ketika ia menyadari bahwa ia tidak bisa berlama-lama menyimpan rahasia tentang jati diri Said sebenarnya. Disinilah pergulatan batin yang dialami Bu Maryam. Ia merasa harus memberitahu rahasia yang ia sembunyikan selama ini kepada Said. Apalagi setelah kepergian suaminya membuat ia harus berpikir untuk tetap mempertahankan hidup dan membiayai anak-anaknya. Bu Maryam terlalu bekerja keras dan lupa akan kesehatannya.

Aspek Superego yang dialami tokoh Bu Maryam tampak ketika ia akhirnya merasakan kebahagiaan karena anak angkatnya kini sudah dapat mengetahui dan bertemu orangtua kandungnya. Said juga pasti sangat bahagia dengan hal ini. Bu Maryam pun juga ikut merasakan kebahagiaan Said.

  • c.    Tinjauan psikoanalisis tokoh Baso

Aspek Id yang tampak pada tokoh Baso ketika ia mengetahui bahwa Said bukanlah saudara kandungnya. Walaupun begitu, Baso tetap menganggap Said sebagai saudaranya sendiri, mereka sangat akur dan akrab. Aspek Ego yang tampak pada tokoh Baso tentang

kesukaannya dengan olahraga beladiri. Baso pun sempat meminta izin pada Ibunya untuk menonton pertandingan bela diri, tetapi sang Ibu tidak mengizinkan. Ibunya ingin Baso fokus belajar, karena ujian sekolahnya yang sudah dekat. Baso tetap merayu Ibunya, tetapi Ibunya tetap pada pendirian. Baso sangat kesal kepada Ibunya, dan ia akhirnya menentang perintah sang Ibu. Aspek Superego yang dialami Baso tampak ketika ia menyesal dengan pilihannya melanggar perintah sang Ibu. Saat itu bertepatan dengan Ibunya yang masuk rumah sakit karena jatuh pingsan. Baso pun sangat sedih dan merasa bersalah dengan kejadian tersebut. Baso mulai berpikir seandainya ia tidak melanggar perintah Ibunya, mungkin hal ini tidak akan terjadi. Ia hanya ingin Ibunya sembuh dan bisa memaafkan kesalahnnya.

Selain aspek psikologis juga terdapat konflik batin tokoh-tokoh dalam novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja. Konflik batin merupakan konflik yang disebabkan oleh adanya keinginan yg saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku. Ada beberapa konflik batin yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja, misalnya: Ibu yang tak kuasa menyembunyikan jati diri anak angkatnya. Ia pun menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada sang anak.

“Nak, mungkin saatnya kamu mengenal dirimu sebenarnya. Telah lama Ibu Menyembunyikan rahasia ini, menganggapmu sebagai anak Ibu sendiri. Namun, tak bisa lagi Ibu seperti itu. Engkau lelaki dan harus tegar menerima kenyataan dan cobaan”. “Ibu ingin kamu tahu bahwa Ibu mengasihimu, Nak.”

“Sesungguhnya Ibu bukanlah Ibumu yang sebenarnya.” (hlm.27-28)

Seorang anak angkat yang berusaha tegar. Walaupun ia hanya seorang anak angkat, ia tetap menyayangi Ibu yang selama ini mengasuh dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.

“Sungguh mulia engkau, Ibu. Mau memelihara Said yang tak kau kenal. Janganlah Ibu menangis lagi. Sungguh duka tak pantas untuk anak seperti aku. Hidup sebatang kara tanpa siapapun, tapi Ibu memberi aku sebuah kasih. Janganlah menangis lagi. Suatu saat Said akan membalas budi baik Ibunda.” (hlm. 29)

Bu Maryam adalah seorang Ibu yang harus mencari nafkah untuk anak-anaknya. Setelah kepergian suaminya, sang Ibu harus menjadi tulang punggung keluarga. Demi menghidupi kebutuhan ia dan anak-anaknya.

“Nak, Ibu telah mempunyai modal untuk membuka usaha di rumah. Usaha jahit. Kemarin pamanmu telah memberikan uang hasil penjualan tanah warisan kakekmu yang merupakan bagian ayahmu. Apakah Baso setuju kalau uang itu Ibu pergunakan untuk modal usaha?” “Tentu saja Baso setuju, Bu. Apapun yang terbaik bagi Ibu tentu juga bagi Baso dan Insya Allah juga bagi Said dan Fatimah.” (hlm. 56)

Bu Maryam adalah wanita yang tak kenal putus asa. Apalagi sekarang suaminya sudah tidak bisa menemaninya lagi. kini ia harus menggantikan posisi suaminya sebagai kepala keluarga.

  • 5.    Simpulan

Novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja diteliti melalui unsur-unsur, seperti plot, alur, dan penokohan. Keseluruhan unsur-unsur tersebut saling keterkaitan satu sama lain. Selain itu, aspek psikologi tokoh-tokoh yang dianalisis berhubungan dengan kejiwaan masing-masing tokoh. Aspek Kejiwaan dalam novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja erat hubungannya dengan konflik batin yang dialami tokoh-tokoh. Konflik batin yang disebabkan oleh adanya keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku.

Analisis psikologi dilakukan untuk mengetahui konflik batin yang dialami tokoh-tokoh dalam novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja. Tokoh primer, yaitu Said mengalami konflik batin saat ia mengetahui bahwa ia hanya seorang anak angkat. Walaupun begitu, ia tetap menyayangi Bu Maryam yang tak lain Ibu angkatnya dan berusaha meraih impiannya menjadi penulis. Tokoh Bu Maryam yang tak kuasa menyembunyikan jati diri Said dan ia pun menceritakan semuanya kepada Said. Jadi, novel ini secara umum lebih mengedepankan aspek kejiwaan dan konflik batin yang dialami tokoh-tokohnya. Banyak pesan yang dapat dipetik dari kisah seorang anak angkat yang berjuang hidup dan berusaha meraih impiannya. Bercermin dari kisah Said, hidup adalah sebuah perjuangan besar.

  • 6.    Daftar Pustaka

Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: MedPress.

Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra. Jakarta: Pustaka Obor.

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.