p-ISSN: 2528-5076, e-ISSN: 2302-920X

Humanis: Journal of Arts and Humanities

Vol 24.3 Agustus 2020: 329-338

DOI: https://doi.org/10.24843/JH.2020.v24.i03.p13

Terakreditasi Sinta-4, SK No: 23/E/KPT/2019

Sistem Pemilihan Shichou di Jepang dalam Manga Kunimitsu no Matsuri Karya Yuma Ando dan Masashi Asaki

I Gusti Ayu Sri Widiantari*, I Made Budiana, Ni Luh Putu Ari Sulatri Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Email: [email protected] Gianyar, Bali, Indonesia *Corresponding Author

Abstract

This research is titled “The Shichou Electoral System in Japan in the Kunimitsu no Matsuri Manga by Yuma Ando and Masashi Asaki”. This research aims to examine the shichou electoral system and election campaign which was held in Japan in the Kunimitsu no Matsuri Manga by Yuma Ando and Masashi Asaki. The method used in this research is a descriptive analysis method by Ratna (2015). The theories used in this research are the sociological theory of literature proposed by Wellek & Werren (1990), semiotics theory by Hoed (2014) and Ricæur (in Hoed, 2014), Public Office Election Law Number 100 in 1947. Based on the result of the analysis found the shichou electoral system is divided into 1) candidate qualifications in shichou election; 2) voter qualifications in shichou election; 3) the procedure for shichou election. Citizens who have qualified to become candidates in the shichou election will do campaign to win the election. The election campaign is divided into 1) implementation of election campaign; 2) ban in election campaign; 3) the media used in the election campaign.

Keywords: mayor electoral system, mayor, manga, election campaign.

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Sistem Pemilihan Shichou di Jepang dalam manga Kunimitsu no Matsuri karya Yuma Ando dan Masashi Asaki”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji mengenai sistem pemilihan shichou beserta kampanye pemilihan yang dilaksanakan di Jepang dalam manga Kunimitsu no Matsuri karya Yuma Ando dan Masashi Asaki. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis oleh Ratna (2015). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiologi sastra yang dikemukakan oleh Wellek & Werren (1990), teori semiotik yang dikemukakan oleh Hoed (2014) dan Ricœur (dalam Hoed, 2014), dan Undang-undang Nomor 100 Tahun 1947 tentang Pemilihan Kantor Publik. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan sistem pemilihan shichou dibagi menjadi 1) kualifikasi kandidat dalam pemilihan shichou; 2) kualifikasi pemilih dalam pemilihan shichou; 3) tata cara pemilihan shichou. Warga yang telah lolos kualifikasi menjadi kandidat dalam pemilihan shichou akan melakukan kampanye guna memenangkan pemilihan. Sistem kampanye pemilihan tersebut dibagi menjadi 1) pelaksaan kampanye pemilihan; 2) larangan dalam kampanye pemilihan; 3) media yang digunakan dalam kampanye pemilihan.

Kata kunci : sistem pemilihan walikota, walikota, manga, kampanye pemilihan.

Info Article

Received       :   27th November 2019

Accepted       :   21st August 2020

Publised        :   31st August 2020

PENDAHULUAN

Jepang memiliki pemerintahan berbentuk monarki konstitusional dengan sistem pemerintahan dua majelis. Prinsip monarki dalam pemerintahan dapat dilihat dari inisiatif dalam amandemen konstitusi diberikan kepada Kaisar. Pemerintah Jepang tersusun atas badan eksekutif, badan legislatif, dan badan yudikatif untuk memimpin negara. Hal tersebut diatur dalam konstitusi yang berlaku (Yanaga, 1956:122). Kaisar sendiri menjelaskan kepada rakyatnya tentang kedudukannya dalam pemerintahan, pada hari tahun baru 1946 mendeklarasikan bahwa Kaisar Jepang hanyalah manusia biasa yang tidak bisa disamakan dengan Dewa (Forbis, 1975:303).

Beberapa jabatan dalam pemerintahan Jepang dipilih menggunakan suara rakyat. Salah satu jabatan yang dipilih langsung oleh rakyat adalah walikota (shichou). Shichou merupakan kepala di suatu kota, yang bertugas sebagai pemimpin organisasi administrasi pemerintah kota (Kaloh, 2009:6). Shichou dipilih menggunakan sistem pemilihan daerah yang masing-masing diatur oleh tiap perfektur berdasarkan konstitusi yang berlaku (Hirzi, 2014:83). Pemilihan berlangsung di bawah pengawasan pusat komite administrasi pemilihan dan undang-undang pemilu Jepang. Pemilihan diselenggarakan untuk memilih pemimpin yang dapat memperjuangkan kepentingan rakyatnya (Sutrisno, 2017:36).

Sistem pemilihan beserta kampanye yang dilakukan oleh seorang kandidat di Jepang menjadi pertimbangan untuk menganalisis hal tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui keberlangsungan pemilihan di Jepang. Salah satu karya sastra seperti manga yang mengandung pelaksanaan kampanye dan pemilihan adalah Kunimitsu no Matsuri karya Yuma Ando dan Masashi Asaki yang

meceritakan mengenai kehidupan seseorang bernama Kunimitsu Mutou yang menjadi sekretaris dari seorang kandidat shichou bernama Ryouma Sakagami dalam proses pemilihan di kota Shincibagasaki. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sistem pemilihan serta kampanye dalam pemilihan shichou di Jepang yang tergambar dalam Manga Kunimitsu no Matsuri karya Yuma Ando dan Masashi Asaki.

Adapun pokok permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

  • a.    Bagaimanakah kualifikasi kandidat dalam pemilihan shichou di Jepang yang digambarkan dalam manga Kunimitsu no Matsuri karya Yuma Ando dan Masashi Asaki?

  • b.    Bagaimanakah kualifikasi pemilih dalam pemilihan shichou di Jepang yang digambarkan dalam manga Kunimitsu no Matsuri karya Yuma Ando dan Masashi Asaki?

  • c.    Bagaimanakah sistem kampanye dalam pemilihan shichou di Jepang yang digambarkan dalam manga Kunimitsu no Matsuri karya Yuma Ando dan Masashi Asaki?

  • d.    Bagaimanakah tata cara pemilihan shichou di Jepang yang tergambar dalam manga Kunimitsu no Matsuri karya Yuma Ando dan Masashi Asaki?

METODE

Data penelitian ini bersumber dari Manga Kunimitsu no Matsuri karya Yuma Ando dan Masashi Asaki tahun 2001 volume 1 sampai 27, dilakukan dengan metode kepustakaan dan teknik catat dalam mengumpulkan data, dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis, dan data yang telah dianalisis disajikan dalam metode informal (Ratna, 2015).

KERANGKA TEORI

Penelitian ini menggunakan penelitian dari Sasanuma (2004) sebagai referesi. Penelitian oleh Sasanuma memberikan kontribusi berupa pemahaman sistem pemilihan dan partai politik yang ada di Jepang. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan penelitian oleh Horiuchi dan Saito (2003) sebagai referensin guna mendapatkan pemahaman mengenai sistem pemilihan. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori sosiologi sastra oleh Wellek dan Warren (1990), teori semiotik oleh Hoed (2014) dan Ricœur (dalam Hoed, 2014), dan Undang-undang Nomor 100 Tahun 1947 tentang Pemilihan Kantor Publik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini merupakan penjabaran sistem pemilihan serta kampanye pada pemilihan shichou di Jepang yang tergambar pada Manga Kunimitsu no Matsuri karya Yuma Ando dan Masashi Asaki.

Kualifikasi Kandidat Shichou

Ministry of International Affairs and Communications (2009) menyatakan dalam pemilihan shichou, seorang harus memenuhi kualifikasi untuk menjadi kandidat. Dalam politik demokrasi berlaku hukum kesamaan derajat antar semua jenis kelamin, yang berarti semua warga negara baik laki-laki ataupun perempuan bebas berpartisipasi dalam pemilu, memilih atau dipilih (Fitriyah, 2018:40). Hal yang harus dimiliki untuk bisa menjadi kandidat dalam pemilihan shichou adalah 1) kandidat diharuskan warga asli kota tersebut dan 2) kandidat berumur 25 tahun ke atas. Berikut ini data yang menunjukan kandidat diharuskan warga asli kota tersebut.

Gambar (1)

Ryouma Sakagami menggambarkan harapan terhadap kota (Kunimitsu no Matsuri 14, 2001:165)

Gambar (1) menunjukan Ryouma Sakagami sedang membayangkan kota Shinchibagasaki beserta warganya hidup dengan aman dan tentram dengan memperbaiki    dan menambahkan

beberapa fasilitas kota. Hal tersebut diperjelas dalam data berikut.

  • (1)    竜馬坂上 : 私の生まれ故郷である この新千葉ヶ崎がそんな町になっ たらいいなって、私は思っている んです。

Ryouma Sakagami : Watashi no umare furusato de aru kono Shinchibagasaki ga konna machi ni nattara ii natte, watashi wa omotte irundesu.

Ryouma Sakagami : Saya berharap bahwa kota Shinchibagasaki yang merupakan tempat kelahiran saya ini, akan menjadi kota seperti itu.

(Kunimitsu no Matsuri 14, 2001:165)

Data (1) menunjukan Ryouma Sakagami sedang mengutarakan harapan terhadap kota kelahirannya kepada para sukarelawan yang bergabung bersama tim sukses yang dimilikinya. Menjaga ciri khas yang telah dimiliki tanpa merubah secara signifikan adalah harapan Ryouma Sakagami terhadap Shinchibagasaki sebagai kota kelahiran dan tempat tinggalnya. Persyaratan sebagai kandidat shichou yang

diharuskan berasal dari kota yang bersangkutan terlihat pada data tersebut.

Persyaratan kedua untuk menjadi kandidat shichou adalah harus berumur 25 tahun atau lebih. Berikut ini data yang menunjukan kandidat berumur 25 tahun atau lebih.

Gambar (2)

Kunimitsu memperkenalkan Ryouma Sakagami kepada para warga (Kunimitsu no Matsuri 7, 2001:184)

Gambar (2) menunjukan Kunimitsu memberitahukan nama dan umur dari Ryouma Sakagami di hadapan semua warga. Hal tersebut diperjelas dalam data berikut.

  • (2)    国光   :さあ、さあ、さあ、

皆の衆聞いてらっしゃい見てらし

ゃい。ここに控えておりますはぱ

っと見はちょっくら冴えね中年

オヤジ。。。おっといけねえこり ゃ言いすぎだご勘弁!金はねえけ ど心は錦齢 45男盛り心意気なら 負けません―― その名も阪本竜 馬。。じゃなかった、坂上竜馬で ござい~

Kunimitsu : Saa, saa, saa, minna no shuu kiiterasshai miterashhai. Koko ni hikaete orimasu wa patto mi wa chokkura saene— chuunen oyaji... Otto ikenee korya iisugida gokanpen! Kane wa nee kedo kokoro wa nishiki yowai 45 otoko zakari kokoro iki nara makemasen— Sono

na mo Sakamoto Ryouma... Janakatta, Sakagami Ryouma de gozai~~~

Kunimitsu : Ayo, ayo, ayo, para hadirin sekalian tolong dengar dan tolong lihat. Hadir disini seorang pria paruh baya yang sekilas terlihat sedikit tidak mampu... Ups, perkataan saya keterlaluan! Meski tidak memiliki uang tapi hatinya lemah lembut, pria berumur 45 tahun yang memiliki semangat yang tak terkalahkan. Perkenalkan, nama beliau Sakamoto Ryouma.. bukan, tapi Sakagami Ryouma~~

(Kunimitsu no Matsuri 7, 2001:184)

Data (2) menunjukan Kunimitsu memperkenalkan Ryouma Sakagami sebagai salah satu kandidat yang akan maju dalam pemilihan shichou. Kunimitsu menyebutkan bahwa umur dari Ryouma Sakagami adalah 45 tahun. Persyaratan sebagai kandidat shichou yang berumur 25 tahun atau lebih terlihat pada data tersebut.

Kualifikasi Pemilih Shichou

Suatu sistem pemilihan melibatkan kandidat dan warga yang memenuhi persyaratan sebagai pemilih salah satu kandidat. Hal itu dikarenakan partisipasi pemilih merupakan aspek penting negara demokrasi (Liando, 2016:15). Hak pilih bagi orang dewasa adalah untuk memilih gubernur provinsi dan kepala pemerintahan kota dalam pemilihan tingkat daerah (Sendra, 2014:80). Rakyat yang memiliki hak pilih dapat memilih siapa saja yang dianggap memenuhi pertimbangan tertentu (Hariyani, 2016:178). Persyaratan yang berlaku untuk pemilih adalah 1) warga berumur 20 tahun keatas dan 2) warga telah tinggal dan terdaftar di kota tersebut selama tiga bulan sebelum pemilihan. Berikut ini data yang menunjukan warga berumur 20 tahun atau lebih.

Gambar (3)

Kunimitsu menanyakan umur dari perampok di dalam bis (Kunimitsu no Matsuri 17, 2001:86)

Gambar (3) menunjukan Kunimitsu sedang mencegah perampokan yang dilakukan seorang pemuda di dalam bis. Perampokan berawal dari rasa putus asa dari pemuda tersebut terhadap keadaan ekonomi keluarganya dan menuduh Perdana Menteri sebagai penyebabnya. Kunimitsu yang merasa geram terhadap perilaku pemuda tersebut menanyakan umurnya yang diperjelas dalam data berikut.

  • (3)    国光:オメーいくつだ?

Data (3) menunjukan Kunimitsu yang menanyakan umur dari pelaku perampokan di bis. Kunimitsu ingin pemuda tersebut mengetahui bahwa dia tidak harus melakukan perampokan dan menyalahkan Perdana Menteri sehingga dia menjelaskan bahwa satu tahun lagi saat berumur 20 tahun pemuda tersebut sudah bisa memiliki hak pilih untuk pemilihan Perdana Menteri yang akan datang dan memilih yang menurutnya terbaik. Data (3) menunjukan bahwa warga yang memiliki hak pilih adalah warga yang sudah berumur 20 tahun.

Persyaratan kedua adalah warga telah tinggal dan terdaftar di kota tersebut selama tiga bulan sebelum pemilihan. Berikut ini data yang menunjukan hal tersebut.

泥棒:じゅ、19っす。

国光:あと1年で選挙権がもらえ る年頃じゃねえか。だったら話は

早え!まず選挙に行け。

泥棒:せ。。選挙っスか!?

Kunimitsu : Omee, ikutsuda?

Dorobou : Ju, juu nanassu.

Kunimitsu:   Ato ichi nen de

senkyoken ga moraeru toshigoro janeeka. Dattara hanashi wa haee! Mazu senkyo ni ike.

Dorobou : Se.. Senkyossuka?

Kunimitsu: Umurmu berapa?

Perampok : Sem, 19 tahun.

Kunimitsu: Satu tahun lagi kamu sudah punya hak pilih, kan? Jika iya, segeralah bicara! Pertama-tama pergilah ke pemilihan.

Perampok : Pem, pemilihan?!

(Kunimitsu no Matsuri 17, 2001:86)

Gambar (4)

Warga terdaftar di sebuah kota (Kunimitsu no Matsuri 8, 2001:69)

Gambar (4) menunjukan Azuma sedang memberikan penjelasan kepada Kunimitsu mengenai siapa saja yang diperbolehkan untuk menjadi pemilih dalam ajang pemilihan shichou kali ini. Hal tersebut diperjelas dalam data berikut.

  • (4)    吾妻 : 公職選挙法では 3か月

前までに転入して住民登録をして

在れば、市民として選挙に参加で

きることになってるんだ。それで

選挙の直線になっていきなりドド

ッと引っ越してくるなんてセコイ やり方がまかり通っちゃうんだよ な。

国光 :うーん。。ますます穏やか じゃねえ。

Azuma    :  Koushoku senkyobou

dewa 3 ka getsumae made ni tennyuu shite jyuumin touroku o shite areba, shimin toshite zenkyo ni sanka dekiru koto ni natterunda. Sore de senkyo no chokusen ni natte ikinari dodotto hikko shite kuru nante sekoi yarikata ga makari toocchaundayo na.

Kunimitsu :   U—n..  masu masu

odayakaja nee.

Azuma :  Di bawah Undang-

undang Pemilihan Kantor Publik, jika seseorang pindah dan mendaftar sebagai penduduk tiga bulan sebelum pemilihan dilaksanakan, orang tersebut akan dapat berpartisipasi dalam pemilihan sebagai warga negara. Jadi itu menjadi garis lurus dari pemilihan, dan itu adalah cara Sequoi untuk pindah.

Kunimitsu : Mm.. itu tidak begitu tenang.

(Kunimitsu no Matsuri 8, 2001:69)

Data (4) menunjukan bahwa selama warga luar sudah terdaftar sebagai warga kota Shinchibagasaki 3 bulan sebelum pemilihan berlangsung maka mereka diperbolehkan untuk berpartisipasi di dalam pemilihan dan memiliki hak pilih. Persyaratan mengenai warga telah tinggal dan terdaftar di kota tersebut selama tiga bulan sebelum pemilihan terlihat pada data tersebut.

Sistem Kampanye dalam Pemilihan Shichou

Kampanye merupakan bentuk persuasi berisikan pesan untuk mempengaruhi orang lain (Putry, 2015:1). Kandidat berusaha menarik perhatian pemilih melalui kampanye karena    sebagai bentuk   praktek

demokrasi, suara pemilih sangat

menentukan kemenangan dari kandidat (Fatimah, 2018:6). Bentuk sosialisasi ini dapat dilihat oleh masyarakat saat waktu kampanye sudah ditentukan (Rasyid, 2009:109). Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para kandidat dalam melaksanakan kampanye, yaitu 1) pelaksaan kampanye, 2) larangan dalam kampanye, dan 3) media kampanye. Berikut ini data yang menunjukan pelaksanaan kampanye.

Gambar 5

Kampanye menggunakan mobil (Kunimitsu no Matsuri 27, 2001:32)

Gambar (5) menunjukan Ryouma Sakagami sedang berada di dalam mobil kampanye yang mengelilingi kota Shinchibagasaki. Ryouma Sakagami menjulurkan badan dan melambaikan tangan sembari tersenyum pada warga sekitar dengan diiringi suara dari alat pengeras. Setelah itu, Ryouma Sakagami berhenti untuk melakukan orasi berupa pengenalan diri dan penyampaian visi misi bersama relawan tim sukses serta meminta dukungan agar dapat terpilih menjadi shichou selanjutnya pada ajang pemilihan. Pelaksanaan kampanye yang dilakukan di Jepang terlihat pada gambar tersebut. Kampanye menjadi mekanisme ampuh untuk meyakinkan calon pemilih (Dewansyah, 2015:23).

Aturan pelaksaan kampanye juga dilengkapi dengan larangan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya black campaign atau kampanye hitam (Prayogo, 2018:1129). Memberikan minuman serta makanan ringan dilarang pada masa kampanye. Larangan untuk memberikan makanan dan minuman ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6


Gambar 7


Larangan memberi makanan ringan (Kunimitsu no Matsuri 23, 2001:37)

Gambar (6) menunjukan Kunimitsu dan Ijichi terkejut dengan peraturan masa kampanye yang disebutkan oleh Azuma. Kunimitsu dan Ijichi menganggap contoh kejadian tersebut sebagai suatu kewajaran namun Azuma beranggapan sebaliknya. Hal ini dapat dilihat pada data berikut. (5) 国光 :そ、そんなバカなっ!虎

屋のヨーカンがなんで買収なん

でい!?
伊地知:そっスよ。

Kunimitsu : So, sonna bakana! Toraya no yookan ga nande baishuu nandei!?

Ijichi : Sossu yo.

Kunimitsu : I, itu bodoh! Yokan dari Toraya kenapa dianggap akuisisi (pembelian suara)!?

Ijichi : Benar.

(Kunimitsu no Matsuri 23, 2001:37)

Data (5) menunjukan Kunimitsu dan Ijichi tidak terima dengan peraturan masa kampanye yang disebutkan oleh Azuma mengenai larangan memberikan makanan ringan seperti yokan kepada warga yang mengunjungi kantor tim sukses. Tindakan memberi makanan ringan kepada warga akan dianggap sebagai pembelian suara oleh kandidat. Larangan kampanye terlihat pada data tersebut.

Penyampaian informasi dalam sebuah kampanye memerlukan perantara yang disebut dengan saluran atau media kampanye. Media yang digunakan dalam kampanye dapat dilihat pada gambar berikut.

Poster ditempelkan di papan informasi kota

(Kunimitsu no Matsuri 18, 2001:91)

Gambar (7) menunjukan poster dari Ryouma Sakagami yang ditempelkan pada papan buletin yang merupakan tempat khusus menempatkan segala informasi untuk diketahui oleh warga. Poster menyertakan foto wajah dan nama dari Ryouma Sakagami. Wacana dalam poster berguna untuk menyalurkan visi misi dari kepemimpinan (Kesari, 2014:1). Harapan dari penyebaran poster adalah agar warga hafal pada nama kandidat yang mereka ingin tuliskan di surat suara saat pemilihan. Media yang digunakan dalam kampanye terlihat pada data tersebut.

Tata Cara Pemilihan Shichou

Penting bagi masyarakat untuk mengetahui tata cara dalam melakukan pemilihan di tempat pemungutan suara yang telah ditentukan. Hal ini bertujuan agar hak suara yang dimiliki warga tidak sia-sia dan dianggap sah oleh panitia. Tata cara dalam pemilihan adalah 1) warga datang ke tempat pemilihan, 2) warga menulis nama kandidat dengan baik dan benar, dan 3) panitia menghitung suara. Berikut data yang menunjukan tata cara dalam pemilihan.

Gambar 8

Warga datang ke tempat pemilihan

(Kunimitsu no Matsuri 27, 2001:162)

Gambar (8) menunjukkan bahwa warga kota Shinchibagasaki datang ke tempat pemilihan dengan antusiasme yang sangat tinggi. Hal tersebut diperjelas dalam data berikut.

(6) 国光  : や、やいコーメイ

票所ってのはいってもこんなな んか?

正美佐和:わかってんのさこの 町のみんなは自分の1票がこの 町を変えられることに繋がるか もしれないってことを

Kunimitsu : Ya, yai Koomei!! Touhyoujo tte no wa itsumo konna nanka?

Masami Sawa : Wakatten

no sa kono machi no minna wa jibun no ippyou ga kono machi o kaerareru koto ni tsunagaru kamo shirenai tte koto wo!!

Kunimitsu      :      Hey,

Komei!! Ada apa dengan tempat pemilihan ini?

Masami Sawa :   Kamu tahu,

semua orang di kota ini memiliki kesempatan untuk mengubah kota mereka.

(Kunimitsu no Matsuri 27, 2001:162)

Data (6) menunjukan rasa heran dari Kunimitsu dan jurnalis Masami Sawa terhadap jumlah pemilih yang datang ke tempat pemilihan. Kampanye yang telah semua kandidat lakukan telah membuat warga kota tertarik dan sadar untuk menggunakan hak pilih mereka. Keinginan mereka untuk mengubah kota dapat dimulai dari pemilihan ini. Data (8) menunjukan bahwa tata cara pertama warga untuk melakukan pemilihan adalah datang ke tempat pemilihan.

Tata cara pemilihan kedua adalah warga menulis nama kandidat dengan baik dan benar. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar (9)

Warga menulis nama kandidat (Kunimitsu no Matsuri 27, 2001:169)

Gambar (9) menunjukan bahwa warga menuliskan nama kandidat di kolom khusus yang terdapat dalam surat suara. Warga yang telah selesai menulis akan membawa surat suara pada kotak suara yang nantinya akan dikumpulkan panitia untuk penghitungan suara. Gambar (9) menunjukan bahwa tata cara kedua dalam pemilihan adalah menulis nama kandidat dengan baik dan benar.

Surat suara yang berisi nama kandidat dan telah dimasukkan ke dalam kotak suara akan dikumpulkan oleh panitia tepat setelah tempat pemungutan suara ditutup. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar (10)

Panitia menghitung suara (Kunimitsu no Matsuri 27, 2001:169)

Gambar (10) menunjukan bahwa tempat pemilihan sudah ditinggalkan oleh warga dan hanya terdapat panitia yang melakukan penghitungan suara. Kotak suara yang telah dikumpulkan akan dibuka dan dibacakan oleh satu panitia dan panitia lain bertugas untuk mencatat dan menghitung jumlah suara masing-masing kandidat. Gambar (10)

menunjukan bahwa tata cara terakhir dalam pemilihan adalah penghitungan suara oleh panitia pelaksana.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dari data yang telah ditemukan, dapat disimpulkan bahwa sistem pemilihan shichou yang terdapat dalam manga Kunimitsu no Matsuri hanya melibatkan warga dari kota bersangkutan untuk bisa menjadi kandidat dan memiliki hak suara dalam pemilihan shichou. Seorang kandidat harus lahir dan berasal dari kota tempat dia mecalonkan diri. Usia untuk mencalonkan diri sebagai kandidat shichou adalah 25 tahun atau lebih. Kandidat dalam pemilihan shichou yang diselenggarakan dalam sebuah kota hanya bisa dipilih oleh warga dari kota tersebut. Usia yang diperbolehkan untuk memilih adalah 20 tahun atau lebih. Jika terdapat warga yang baru terdaftar di kota tersebut, maka akan diizinkan ikut dalam pemilihan dengan persyaratan telah terdaftar selama tiga bulan sebelum masa pemilihan berlangsung.

Warga yang telah terdaftar sebagai kandidat dalam pemilihan shichou akan melakukan kampanye. Sistem kampanye di Jepang dilakukan secara sederhana dan tradisional. Kampanye dilakukan dengan berkeliling daerah sekitar menggunakan mobil. Kandidat akan menaiki mobil kampanye dengan pengeras suara yang membunyikan pesan kampanye dan melambaikan tangan sambil tersenyum kepada warga dari kursi penumpang. Selain itu, kandidat diperbolehkan melakukan orasi di tempat ramai dan menyampaikan visi serta misi. Pengenalan diri kandidat kepada warga dapat dilakukan dengan menempelkan poster yang berisikan gambar wajah kandidat beserta nama untuk mempermudah warga pada saat memilih. Kampanye juga dapat dilakukan melalui internet seperti website. Namun pada masa kampanye, kandidat tidak boleh

memberikan sesuatu seperti makanan ringan atau minuman terhadap warga yang mendukungnya.

Warga yang memenuhi persyaratan untuk memilih, diberikan surat suara untuk menuliskan nama kandidat yang didukung untuk menjadi shichou. Surat suara yang berisi nama kandidat dan telah dimasukkan ke dalam kotak suara akan dikumpulkan serta dihitung oleh panitia tepat setelah tempat pemungutan suara ditutup. Nantinya akan diumumkan nama kandidat yang memenangkan pemilihan shichou dalam manga Kunimitsu no Matsuri.

REFERENSI

Dewansyah, Bilal. 2015. Model

Kampanye Deliberatif dalam Desain Pilkada Serentak : Sebuah Gagasan Perubahan. Dalam Jurnal Rechts Vinding Media Pembinaan Hukum Nasional. Volume 4, Nomor 1, hlm. 21-41. Bandung : Universitas Padjadjaran.

Fatimah, Siti. 2018. Kampanye sebagai Komunikasi Politik : Esensi dan Strategi dalam  Pemilu.  Dalam

Revolusi. Volume 2, Nomor 1, hlm. 5-16. Semarang : Universitas Diponegoro.

Fitriyah. 2018. Politik Dinasti pada Kandidasi Perempuan dalam Pilkada Serentak 2015 di Jawa Tengah. Dalam Jurnal Ilmu Sosial. Volume 17, Nomor 1, hlm. 39-52. Semarang      :      Universitas

Diponegoro.

Forbis, William H. 1975. Japan Today : People, Places, Power. Tokyo : Charles E. Tuttle Company, Inc.

Hariyani. 2016. Model Kampanye Pilkada Atasi Politik Uang dan Sikap Pesimis Pemilih (Telaah

Teoritis       dan       Konsep

Implementasinya). Dalam Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna. Volume 6, Nomor 2, hlm. 178-193. Semarang : Universitas Islam Sultan Agung.

Hirzi, Aziz Taufik. 2014. Merancang Kampanye Pemilu. Dalam Jurnal Komunikasi Mediator. Volume 5, Nomor 1, hlm. 83-95. Bandung : Universitas Islam Bandung

Hoed, Benny H. 2014. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Jakarta : Komunitas Bambu.

Kaloh, J. 2009. Kepemimpinan Kepala Daerah. Jakarta: Sinar Grafika

Kesari, Dewa Ayu.  2014. Wacana

Kampanye Politik dalam Baliho dan Spanduk Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Bali Tahun 2013 dan Pemilihan Legislatif di Bali Tahun 2014. Dalam Jurnal Humanis. Volume 9, Nomor 3, hlm. 1-7. Denpasar : Universitas Udayana

Liando, Daud M. 2016. Pemilu dan Partisipasi Politik Masyarakat. Dalam Jurnal LPPM. Volume 3, Nomor 2, hlm. 14-28. Manado : Universitas Sam Ratulangi

Prayogo,     Bagus     Edi.     2018.

Penanggulangan Kampanye Hitam Sebagai Hambatan Demokrasi di Era Disrupsi Teknologi Informasi dengan Sinergitas Bawaslu, Menkominfo, dan  Tim Cyber

POLRI.  Dalam Jurnal Seminar

Nasional Hukum.  Volume 4,

Nomor 3, hlm. 1129-1140. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Putry, Made Yuana. 2015. Messages and Persuasion in Verbal and VisualSigns of World Vision’s Zambia Project Campaign Video. Dalam Jurnal Humanis. Volume 13, Nomor 3, hlm. 1-8. Denpasar : Universitas Udayana

Rasyid, Fauzan Ali. 2009. Kampanye Politik dan Persoalan Bangsa. Dalam Jurnal Mimbar Hukum. Volume 25, Nomor 2, hlm. 109118. Bandung : Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Ratna, Nyoman Kutha. 2015. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta :  Pustaka

Pelajar

Sendra, I Made. 2014. Hubungan Segitiga     Antara     Birokrat

Pengusaha dan Politikus Partai Demokrasi   Liberal   (Jimintoo)

dalam Pemilihan Umum di Jepang. Dalam Jurnal Kajian Budaya. Volume 10, Nomor 20, hlm. 73-28. Denpasar : Universitas Udayana.

Sutrisno, Cucu. 2017. Partisipasi Warga Negara dalam Pilkada. Dalam Jurnal       Pancasila       dan

Kewarganegaraan. Volume 2, Nomor 2, hlm. 35-48. Surabaya : Universitas      Muhammadiyah

Ponorogo.

Wellek, Rene dan Warren Austin. 1990. Teori Kesusastraan (terjemahan melalui Budianta). Jakarta : Gramedia

Yanaga, Chitoshi. 1956. Japanese People and Politics. USA : John Wiley and Sons, Inc.