p-ISSN: 2528-5076, e-ISSN: 2302-920X

Humanis: Journal of Arts and Humanities

Vol 24.2 Mei 2020: 194-199

DOI: https://doi.org/10.24843/JH.2020.v24.i02.p11

Terakreditasi Sinta-4, SK No: 23/E/KPT/2019

Novel Suara Samudra Karya Maria Matildis Banda: Kajian Psikologi Sastra

Ni Made Meri Apridayanti*, I Wayan Cika, I Ketut Sudewa

Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana [meriapridayanti12@gmail.com]

Tabanan, Bali, Indonesia *Corresponding Author

Abstract

This research is titled "Novel Suara Samudra by Maria Matildis Banda Psychology Psychology Study". The following research aims to find out the structure and relationship between psychology figures contained in the novel. There are three theories used for this research, namely structural theory based on Stanton's opinion, the theory of literary psychology by Sigmund Freud, the theory of love from Sternberg. The method used in data collection is a literature study method with advanced techniques in the form of note and write techniques. Then proceed with using the formal method and descriptive analysis method for analyzing data. Furthermore, in presenting the results of the analysis using the description method. Based on the analysis that has been done on the novel Suara Samudra, several things were discovered. First, in the analysis of the structure which included the characterizations, plot and setting depicted in the novel Suara Samudra. Second, the psychological relationship that is seen in terms of conflicts that occur between characters in the novel Suara Samudra.

Keywords: novels, literary psychology, conflict

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Novel Suara Samudra Karya Maria Matildis Banda Kajian Psikologi Sastra”. Penelitian berikut ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan hubungan psikologi antartokoh yang terdapat dalam novel. Ada tiga teori digunakan untuk penelitian ini, yakni teori struktural berdasarkan pendapat Stanton, teori psikologi sastra oleh Sigmund Freud, teori cinta dari Sternberg. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi pustaka dengan teknik lanjutan berupat eknik catat dan tulis. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan metode formal dan metode deskriptif analisis untuk penganalisisan data. Selanjutnya, dalam menyajikan hasil analisis menggunakan metode deskripsi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap novel Suara Samudra ditemukan beberapa hal.Pertama, dalam analisis struktur yang meliputi unsur penokohan, alur dan latar yang digambarkan dalam novel Suara Samudra. Kedua, Hubungan psikologis yang terlihat dari segi konflik yang terjadi antartokoh dalam novel Suara Samudra.

Kata Kunci: Novel, Psikologi Sastra, Konflik

PENDAHULUAN

Karya sastra memiliki tiga bagian yaitu puisi, prosa dan drama. Novel merupakan prosa baru yang memberikan

dunia kehidupan yang diinginkan pembaca, Fiksi dirancang melalui unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

“Tokoh ialah yang memiliki tugas

194


Info Article

Received       :   2nd September 2019

Accepted      :   10th May 2020

Publised        :   31st May 2020


dalam cerita sehingga peristiwa itu menjalin cerita yang utuh” Tokoh primer merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian dan selalu berhubungan dengan tokoh lainnya”

Psikologi sastra merupakan kajian karya sastra yang menggambarkan proses dan aktifitas kejiwaan. Sternberg (1998) mengatakan cinta adalah bentuk emosi manusia yang paling dalam dan paling diharapkan. Salah satu novel yang menggambarkan suatu problem kejiwaan yang mendalam yaitu Novel Suara Samudra. Kelebihan dari novel ini yaitu jumlah tokoh yang banyak, namun saling berkaitan dan memiliki konflik psikologi yang kuat antartokoh.

Penelitian lain yang menganalisis mengenai hubungan antartokoh dan konflik psikologi yang dialami tokoh utama yaitu “Psikologi Tokoh Utama dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari :Kajian Psikologi Humanistik oleh Utari Dewi” , “Kepribadian Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Alisya Karya Muhhamad Makhdlori: Kajian Psikologi Sastra oleh Khoiriyatul Fajriah”. Penelitian yang dilakukan oleh Utari Dewi yang membahas mengenai bagaimana konflik psikologi yang terjadi karena tokoh utama dan menunjuk pengertian yang sama.

Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Khoiriyatul Fajriah yang membahas mengenai konflik kejiwaan tokoh utama Alisya yang membuat alur dalam cerita semakin menjadi kompleks karena timbul konflik yang baru datang dari tokoh lainnya dan antartokoh saling berhubungan. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian di atas dari segi konflik psikologi yang terjadi antara tokoh utama dengan tokoh lainnya yang dapat membuat alur cerita menjadi kuat dan menarik.

Berlandaskan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diteliti yaitu: Bagaimanakah unsur-unsur struktur

khususnya penokohan, alur, dan latar yang digambarkan dalam novel Suara Samudra karya Maria Matildis Banda?, Bagaimanakah hubungan psikologi antartokoh dalam novel Suara Samudra karya Maria Matildis Banda?”

Penelitian ini bertujuan : 1) untuk mengetahui serta memahami unsur-unsur pembentuk struktur novel Suara Samudra karya Maria Matildis Banda..” 2) “untuk mengetahui” serta memahami hubungan antartokoh dari aspek psikologi yang terdapat dalam novel Suara Samudra karya Maria Matildis Banda.

METODE

Penganalisisan ini menggunakan tiga metode yakni: studi kepustakaan menggunakan teknik lanjutan berupa teknik catat dan tulis. Dalam proses analisis data novel Suara Samudra digunakan metode formal dan metode deskriptif analisis. Dalam proses penyajian data penelitian ini menggunakan metode deskripsi. Selanjutnya, dirangkap ke dalam format penelitian berupa skripsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis struktur Novel Suara Samudra a) Penokohan

Penokohan merupakan salah satu unsur yang penting khususnya pada karya sastra, penokohan menjadi posisi strategis sebagai sebuah ide yang hidup. Mekanisme analisis struktur Novel Suara Samudra dimulai dari tokoh primer, sekunder, dan komplementer. Tokoh primer yaitu Arakian. Tokoh sekunder tokoh yaitu Mariana, Lyra, Yosefina, Pater Dika, Romansyah. Selanjutnya tokoh komplementer Lelarat, Anthony, Kia, Ansel, Boli.

  • b)    Alur

Alur adalah peristiwa yang memperlihatkan gerakan dan perkembangan peristiwa ke peristiwa

lainnya, hubungan antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya terjadi karena adanya sebab dan akibat. Penyajian novel Suara Samudra terbagi atas tujuh bagian yaitu, dari Bagian Pertama hingga Bagian Ketujuh. Setiap bagian tersebut memiliki batasan alur masing- masing. Misalnya bagian pertama alur utamanya adalah semua peristiwa dimana Lyra mengetahui mengenai identitas dirinya yang sebenarnya, dan mengungkap semua permasalahan yang terjadi di kampung halamannya yang tidak ia ketahui hingga bagian ketujuh.

  • c)    Latar

Latar tempat merupakan sebuah keterangan mengenai tempat terjadinya suatu peristiwa dalam karya sastra. Latar tempat yang sering digambarkan adalah Samudra, Kapal Feri ille Mandiri, Pantai Lamalera, dan jalan darat menuju pantai Lamalera. Secara khusus dalam novel ini pengarang tidak menyebutkan angka, tanggal, dan bulan. Namun ada beberapa kutipan yang menggambarkan kemajuan teknologi seperti adanya telepon sebagai alat komunikasi.

Latar sosial merujuk pada hal yang berhubungan dengan prilaku kehidupan sosial masyarakat seseorang disuatu tempat yang diceritakan dalam karya sastra. Latar sosial yang ditampillkan oleh pengarang dalam novel ini adalah sosial ekonomi dan sosial budaya. Lata pantai sosial dalam novel ini adalah kehidupan masyrakat pesisir pantai Lamalera

Hubungan psikologi antartokoh dalam Novel Suara Samudra

Konflik merupakan unsur esensial dalam pengembangan alur. Pengembangan alur dipengaruhi oleh isi konflik. Bentuk konflik dibedakan menjadi dua yakni konflik batin dan konflik fisik, konflik eksternal dan konflik internal. Novel Suara Samudra masuk ke dalam bentuk konflik internal.

Penelitian ini membahas mengenai hubungan psikologi tokoh primer dengan dan hubungan psikologi tokoh primer dengan komplementer.

  • a)    Hubungan tokoh primer dengan tokoh sekunder

Dalam novel Suara Samudra terdapat lima tokoh sekunder yang memiliki hubungan dengan Arakian. Tokoh sekunder pertama yang memiliki hubungan dari segi konflik psikologi dengan tokoh primer adalah Mariana merupakan tokoh kekasih Arakian yang sangat dicintai Arakian namun tidak dapat dimiliki. Mariana meninggalkan Arakian sehingga membuat Arakian tidak ingin menjadi lamafa lagi. Keterkaitan tokoh Mariana dengan Arakian sangatlah erat karna konflik psikologi yang terjadi. Berikut kutipan salah satu konflik psiologi antar Mariana dengan Arakian “Mungkin akumulasi  dari keduanya.

Yang jelas Mariana  telah membuat

kemampuan personal Arakian sebagai juru tikam lumpuh total” (hal 316)

Tokoh selanjutnya yaitu Lyra yang memiliki konflik psikologi dengan Arakian yang membuat mereka memiliki hubungan yang sangat erat dalam cerita. Lyra merupakan anak Arakian dari Mariana, yang sengaja dipisahkan sejak baru lahir dan saat besar Lyra mencari Arakian untuk mencari jawaban atas jati dirinya. Berikut kutipan salah satu konflik psikologi antara Lyra dengan Arakian.

“Tuhan , berilah saya kesempatan untuk bertemu dengan dia,” Lyra tertunduk sesaat dan segera mengangkat kepalanya memperhatikan laju kendaraan dengan teliti. Lehernya terasa sakit, lukanya masih basah, tetapi dengan tegak dia menatap ke depan. (hlm 6)

Tokoh selanjutnya yaitu Yosefina merupakan istri sah dari Arakian, pernikahan Arakian dengan Yosefina hasil dari perjodohan kedua keluarga. Arakian menikahi Yosefina karena hanya

membuat keluarga besarnya senang namun Arakian tidak mecintai Yosefina. Berikut kutipan salah satu konflik psikologi antara Yosefina dengan Arakian.

“Suamiku…cintakah engkau padaku? Atau aku mencintaimu suamiku, kekasihku. Apakah engkau pun demikian” Ketabahan perempuan yang seharusnya memiliki, cinta seorang nelayan yang terobsesi pada masa lalunya yang pahit. (hlm.83)

Tokoh selanjutnya yaitu Pater Dika yang merupakan anak kandung dari Arakian dengan Mariana, Pater Dika ialah saudara kembar dari Lyra yang hidup merantau untuk mendalami ilmu keagamaannya. Berikut kutipan salah satu konflik psikologi antara Pater Dika dengan Arakian.

“Bapa ….” Arakian merasakan Pater Lama memanggilnya. Sejak kehadiran Pater Lama dalam kehidupannya, dia merasa ada suatu gerakan dalam hatinyayang tidak biasa. Rasa gembira yang sukar diungkapkan seperti seorang lamafa yang pulang melaut dengan paus terbesar ke bibir pantai. (hlm 62)

Toko selanjutnya yaitu Romansyah merupakan suami Mariana yang sebelumnya telah merebut Mariana dari Arakian. Berikut kutipan salah satu konflik psikologi antara Romansyah dengan Arakian.

“Laki-laki ini! Laki-laki ini!” Roman merobek robek foto dengan penuh kebencian. “Diam-diam kamu ajar mereka sejak kecil pisah dari saya sang ayahnya. Diam-diam kamu ajar mereka jadi durhaka pada saya sang ayah mereka yang memanting tulang membesarkan mereka. Dasar kurang ajar!” Roman masuk kamar Dika dan mengambil foto dan melakukan hal yang sama. (hlm. 27)

  • b)    Hubungan tokoh primer dengan tokoh komplementer

Dalam novel suara samudra terdapat lima tokoh komplementer yang memiliki

hubungan dengan Arakian. Tokoh komplementer pertama yang memiliki hubungan dari segi konflik psikologi dengan tokoh primer yaitu Lelarat merupakan saudara Arakian yang membenci Arakian karena telah merebut Yosefina dan selalu mempunyai keinginan untuk mengakhiri hidup Arakian.Berikut kutipan salah satu konflik psikologi antara Lelarat dengan Arakian.

“Kau rebut Ina Yosefina dari saya. Dasar bajingan laut! Nelayan bodoh! Untuk selamanya engko akan jadi nelayan dan Ina Yosefina akan hidup susah dengan engko.” (hlm. 77)

Tokoh selanjutnya yaitu Ansel yang merupakananak asuh Arakian yang diadopsi Arakian karena rasa bersalahnya atas kematian temannya Rafael ayah Ansel. Berikut kutipan salah satu konflik psikologi antara Ansel dengan Arakian . “Rafael pulang diantar arus air dan gelombang ke tepi pantai. Pada hari itu juga Blajan anak Rafael dilahirkan bersamaan dengan kepergian ibunya menyusul Rafael. Blajan dibesarkan keluarga Arakian. Demikian juga Angsel kakak Blajan, menjadi bagian langsung dari keluarga Arakian dan istrinya.” (hlm. 217)

Tokoh       selanjutnya      yaitu

Anthonymerupakan seorang peneliti yang sedang meneliti mengenai nelayan di Lamalera. Anthony juga membantu Arakian untuk bertemu dengan Lyra. Berikut kutipan salah satu konflik psikologi antara Anthony dengan Arakian.

“Semoga semuanya berjalan lancar!” Arakian membatin. Dia akan pergi tinggalkan Yosefina dan anak-anaknya. Dia akan pergi bersama Anthony. Dia akan bicara dengan Pater Dika, dia akan bertemu Lyra. Oh, Lamberta dan Lambertus. Dia akan pergi untuk satu tujuan yang telah terpendam sangat lama dan snagat nyata. Anthony hanyalah jalan baginya untuk mendapatkan alasan kuat

agar istri, anak, dan keluarganya dapat melepaskan kepergiannya dengan iklas. Sampaikan surat ini untuk dia.” Kata Arakaian pada saat Anthony akan berlayar menuju Larantuka beberapa minggu lalu. “Langsung pada dia”. (hlm.134)

Tokoh selanjutnya yaituKia merupakan saudara Arakian yang menjodohkan Arakian dengan Yosefina sekaligus orang yang selalu memberi nasihat Arakian agar bangkit dan melupakan Mariana. Berikut kutipan salah satu konflik psikologi antara Kia dengan Arakian.

“Arakian! Kia gemetar menahan dirinya dari rasa marah. “Soal apa! Soal apa! Benar-benar engko bodoh sekali e. Tidak punya hati, tidak punya pikiran. Ini soal besaaaar. Soal Besar Arakian! Kalau anak itu juga tiba bersama kita di Lamalera., itu sama dengan kita di telanjangi diri kita sendiri di hadapan semua orang dari semua suku, semua rumah adat, semua perahu. Semua! Semua! Semua menghina kita sebab biang kerok itu datang menunjuk giginya! Kita malu memang! Kita punya muka mau taruh dimana?” (hlm.400)

Tokoh selanjutnya yaitu Boli merupakan pacar Lyra anak kandung Arakian berasal dari Lamalera yang memiliki tujuan balas dendam. Berikut kuutipan saah satu konflik psikologi antara Boli dengan Arakian

“Aku berjanji, Romansyah suamimu akan terjerembab sebagai pesakitan dalam penjara. Aku berjanji akan membuat mu bertekuk lutut di kakiku. Lihat saja! Termasuk Lyra anakmu itu. Lihat saja! Dia benar-benar akan tersungkur di Pantai Lamalera. Lihat saja!”. (hlm.33)

SIMPULAN

Berdasarkan analisis struktur dan hubungan psikologi antartokoh pada novel Suara Samudra dapat disimpulkan bahwa penokohan terdiri dari tiga bagian yaitu tokoh primer, tokoh sekunder dan

komplementer. Novel ini hanya terfokus pada hubungan tokoh primer dengan tokoh sekunder dan tokoh komplementer.

Analisis latar terdiri atas tiga bagian, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat pada Novel Suara Samudra secara keseluruhan berada di Kota Denpasar, dan di Lamalera. Latar waktu secara umum berada pada zaman modern yang di ketahui dengan perkembangan alat transportasi yang digunakan dalam cerita. Latar sosial yang di sampaikan oleh pengarang adalah latar belakang pekerjaan mempengaruhi kepribadian dan pergaulan yang memengaruhi kehidupan juga daya pikir seseorang.

Hubungan psikologi antartokoh saling berkaitan satu sama lainnya. Konflik yang terjadi antartokoh membuat semakin kuat hubungan psikologi yang terjadi dalam novel ini.

Sebagai penutup Penelitian ini memiliki kekurangan dari segi proses analisis, metode, dan penyajian. Oleh karena itu, peneliti lain diharapkan dapat mengkaji lebih lanjut mengenai novel ini dengan kajian yang berbeda, guna mendapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna.

Penelitian ini hanya difokuskan pada hubungan tokoh primer dengan tokoh sekunder dan komplementer yang ditinjau dari segi psikologi dalam novel Suara Samudra. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk memahami karya sastra utamanya Novel Suara Samudra, hal tersebut dapat dijadikan sebagai acuan bagi pemerintah untuk memberikan perhatian terhadap upaya untuk melestarikan karya sastra sebagai budaya bangsa.

REFERENSI

Afrian, Iin, Panji. 2017. Aspek

Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Tentang Kamu Karya Tere Liye.Vol 10, pp. 62-76.

Banda, Maria Matildis, 2017. Suara Samudra. Yogyakarta: PT Kanisius (Anggota IKAPI).

Dewi, Utari, dkk. 2018. Psikologi Tokoh Utama dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari : Kajian Psikologi Humanistik. Vol 1, pp. 69-76.

Fajriyah, Khoiriyatul, Widyamika dkk. 2017. Kepribadian Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Alisya Karya Muhhamad Makhdlori: Kajian Psikologi Sastra. Vol 3, pp. 1-14.

Minderop, Albertine. 2008. Psikologi Sastra:  Karya Sastra. Metode,

Teori dan Contoh Kasus. Jakarta: Yayasan Pustaka obor indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Univesity Press.

Nasution, Wahidah, dkk. 2018. Kajian Psikologi Sastra Novel Sodram Karya Suhunan Situmurong dan Relevansinya             dengan

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Vol 2, pp 75-86

Romadhon. 2015. Perilaku Tokoh Utama Novel Saksi Mata karya Suparto Brata: Kajian Psikologi Sastra. Vol 4, pp. 1-12.

Ristiana, Rista Keuis, Ikin. 2017. Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Surga yang Tak Dirindukan 2 Karya Asma Nadia. Vol 1, pp. 49-56.

Sternberg J, Robert. 2009.Cupid’s Arrow Konsepsi Cinta dari Zaman ke Zaman.       Yogyakarta:Pustaka

Pelajar.

Sari, Puspito Indah, Rusdian. 2016. Sosok Keluarga pejuang dalam Novel Ibuk Karya Iwan Setyawan: Tinjuan Psikologi Satra. Vol 3, pp. 1-18.

Setyorini, Ririn. 2017. Analisis Kepribadian Tokoh Marni Kajian psikologi Sigmund Freud dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari. Vol 2, pp. 12-24

Sembiring, Handayani Renni. dkk. 2018. Kepribadian Tokoh Utama dalam Negeri pada Bedebah Karya Tere Liye Kajian Psikoanalisis Carl Gustav Jung. Vol 2, pp. 1-6.

Suyadmi, 2018. Kepribadian Tokoh Utama dalam Jalan Meraih Bintang Karya Fathor Rosyid: Kajian Psikologi Sastra dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar di Sd. Vol 4, pp 103-107.

Tampang, Laura Jesicha. 2018. Penyimpangan Kejiwaan Tokoh Nedena dalam Dedaisme Karya Dewi Sartika. Vol 3, pp. 67-73.

Wahyuni, Primasari. 2015. Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Laura Sendiri Karya Mercy Sitanggang dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra. Vol 1, pp 6775.