DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i04.p34

ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 22.4 Nopember 2018: 1081-1088

Kedwibahasaan Karyawan Pariwisata Kabupaten Gianyar, Bali

Anak Agung Pradnya Wati1*, I Wayan Simpen2, Ni Wayan Arnati3

[123]Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana 1[pradnyawatii18@gmail.com], 2[wyn_simpen89@gmail.com], 3[wynarnati@gmail.com]

*Corresponding Author

Abstract

This research entitled "Bilingual of Employee Tourism in Gianyar Regency, Bali". The purpose of this research is to know the bilingual of tourism employee in Gianyar based on topic, situation, aspect, and causal factor. The theory used is a sociolinguistic theory that was discovered by Mackey and Fishman. Methods and techniques of data collection used is a method refer to instrument techniques, see libat ably, and record. In the data analysis phase using qualitative and quantitative methods. In the presentation stage of data analysis using informal and formal methods. The population of this study is the entire employees engaged in tourism in Gianyar regency, Bali. The sample of this study was sixty respondents. Based on the analysis that has been done is known that employees working in the field of tourism in Gianyar mastered two to three languages. The modern topic of the language office realm that is often used is Indonesian, while for traditional topics the language is often used is the local language. For situations in the realm of the office, formal situations use the Indonesian language, whereas in informal situations often use local languages. Modern and traditional topics in the domestic realm of informal situations use local languages, namely Balinese and Javanese. However, the most widely encountered is the Balinese language. The Balinese language consists of two types, namely high and low. The high variety used by triwangsa and low variety is used by employees not triwangsa. In addition, the factors that cause bilinguality among employees are internal and external factors. Internal factors, namely age, gender, and daily life of respondents. External factors, ie speech, topic, and speaker contact. The biggest factor is the external factor.

Keyword: bilingual, tourism, employees

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Kedwibahasaan Karyawan Pariwisata di Kabupaten Gianyar, Bali”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kedwibahasaan karyawan pariwisata di Gianyar berdasarkan topik, situasi, ranah, dan faktor penyebab. Teori yang digunakan adalah teori sosiolinguistik yang dikemukanan oleh Mackey dan Fishman. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik instrumen, simak libat cakap, dan rekam. Tahap analisis data digunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Tahap penyajian hasil analisis data digunakan metode informal

dan formal. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan karyawan yang bergerak di bidang pariwisata di Kabupaten Gianyar, Bali. Sampel penelitian ini enam puluh responden. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa karyawan yang bekerja di bidang pariwisata di Gianyar menguasai dua sampai tiga bahasa. Topik modern ranah kantor bahasa yang sering digunakan adalah bahasa Indonesia, sedangkan untuk topik tradisional bahasa yang sering digunakan adalah bahasa daerah. Untuk situasi di ranah kantor, situasi formal menggunakan bahasa Indonesia, sedangkan pada situasi informal sering menggunakan bahasa daerah. Topik modern dan tradisional pada ranah rumah tangga situasi informal menggunakan bahasa daerah, yaitu bahasa Bali dan bahasa Jawa. Namun, yang paling banyak ditemuikan adalah bahasa Bali. Bahasa Bali itu terdiri atas dua ragam, yaitu tinggi dan rendah. Ragam tinggi digunakan oleh triwangsa dan ragam rendah digunakan oleh karyawan bukan triwangsa. Selain itu, faktor penyebab terjadinya kedwibahasaan di kalangan karyawan adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal, yaitu usia, jenis kelamin, dan keseharian diri responden. Faktor eksernal, yaitu lawan tutur, topik, dan kontak penutur. Faktor yang paling besar pengaruhnya adalah faktor eksternal.

Kata kunci: kedwibahasaan, karyawan pariwisata

  • 1.    Latar Belakang

Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten yang terkenal akan seni di Bali dan memiliki banyak tempat wisata, seperti pemandangan alam, kebun binatang, pura, hotel, restoran, dan wisata budaya (water-sport-bali.com). Gerakan pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten Gianyar dalam memfasilitasi pengunjung, antara lain dengan memberikan izin membangun penginapan, hotel, restoran, dan tempat-tempat wisata serta perbaikan jalan-jalan menuju tempat wisata tersebut.

Masyarakat yang bekerja di bidang pariwisata di Gianyar berasal dari berbagai latar belakang seperti halnya karyawan yang memiliki tingkatan status sosial masyarakat yang terpandang dan terdapat juga yang berasal dari luar Bali tetapi, sudah lama menetap di Gianyar. Selain dilihat dari status sosialnya, karyawan pariwisata di Gianyar juga berasal dari berbagi usia mulai dari usia 19 tahun sampai 60 tahun.

Seseorang yang bekerja di bidang pariwisata harus memiliki pengetahuan dalam penggunaan bahasa. Bahasa

memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam kehidupan, yaitu sebagai alat komunikasi dan lambang tingkatan status sosial masyarakat. Bahasa yang digunakan dipengaruhi secara internal seperti kegiatan sehari-hari dalam pekerjaan. Selain itu, juga dipengaruhi secara eksternal seperti bahasa di rumah tangga yang terbawa ke lingkungan kerja. Masyarakat Bali khususnya di daerah Gianyar yang bekerja atau yang berkecimpung dalam dunia pariwisata memengaruhi tingkat penggunaan bahasanya. Oleh karena itu, penggunaan bahasa karyawan pariwisata di Gianyar layak dikaji berdasarkan kajian bahasa khususnya sosiolinguistik.

  • 2.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah dapat dideskripsikan dalam penelitian ini. Beberapa masalah tersebut dapat diteliti dan dikaji berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut.

  • a.    Bagaimanakah kedwibahasaan karyawan di lingkungan pariwisata

Kabupaten Gianyar berdasarkan topik modern dan topik tradisional?

  • b.    Bagaimanakah    kedwibahasaan

karyawan pariwisata di lingkungan Kabupaten Gianyar berdasarkan topik modern dan tradisional pada situasi formal dan informal?

  • c.    Bagaimanakah     kedwibahasaan

karyawan di lingkungan pariwisata Kabupaten Gianyar di ranah kantor dan ranah rumah tangga?

  • d.    Faktor-faktor apa sajakah yang mendasari               terjadinya

kedwibahasaan?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas terdapat empat tujuan khusus. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  • a.    Untuk           mendeskripsikan

kedwibahasaan         karyawan

pariwisata Kabupaten Gianyar dalam topik modern dan topik tradisional.

  • b.    Untuk           mendeskripsikan

kedwibahasaan         karyawan

pariwisata Kabupaten Gianyar pada situasi formal dan informal.

  • c.    Untuk           mendeskripsikan

kedwibahasaan         karyawan

pariwisata Kabupaten Gianyar di ranah kantor dan ranah rumah tangga.

  • d.    Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi   terjadinya

kedwibahasaan di    kalangan

karyawan pariwisata di Kabupaten Gianyar.

  • 4.    Metode Penelitian

Populasi     penelitian     adalah

keseluruhan karyawan pariwisata di Kabupaten Gianyar. Sampel yang digunakan adalah enam puluh responden. Pengumpulan data menggunakan metode

simak dengan tiga teknik, yaitu teknik instrumen, teknik simak libat cakap, dan teknik     rekam.     Analisis     data

menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode analisis kualitatif dilakukan secara khusus dari data yang diperoleh melalui pengamatan dan simak libat cakap pada informan. Metode kualitatif bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menguraikan dan menjelaskan sifat atau karakteristik data karyawan yang telah diperoleh melalui kuesioner. Hasil analisis data menggunakan metode formal dan metode informal. Metode formal digunakan dalam menyajikan data statistik, yaitu untuk menghitung frekuensi pemakaian bahasa    oleh    karyawan    yang

dwibahasawan.    Metode informal

digunakan untuk mendeskripsikan data yang telah dihitung.

  • 5.    Hasil Penelitian

Pembahasan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian lapangan yang berupa kuesioner dan wawancara. Analisis penelitian ini dibagi menjadi beberapa uraian sebagai berikut.

  • 5.1    Pemakaian Bahasa oleh Karyawan Pariwisata di Kabupaten Gianyar pada Ranah Kantor

Berdasarkan data yang diperoleh ditemukan jenis bahasa yang digunakan oleh karyawan di lingkungan pariwisata di Gianyar. Pemilihan dan pemakaian bahasa dalam kajian variabel situasi dibagi menjadi dua, yaitu situasi formal dan situasi informal. Selain itu, variabel pendukung yang lain adalah topik, yaitu topik modern dan topik tradisional serta hubungan keakraban antarpelibat. Berikut diuraikan hasil dan contoh setiap variabel.

5.1.1 Topik Modern

Topik  modern  adalah  pokok

oleh karyawan pariwisata di Gianyar daalam topik tradisional ranah kantor.

pembicaraan yang berkaitan dengan hal-hal serta tindakkan sesuai dengan

Contoh Wacana 13

tuntutan zaman. Berikut contoh dialog

Karyawan 1 : Besok kita semua diundang

berdasarkan topik modern.

oleh Pak Beni. Besok

Contoh Wacana 8

anaknya   telu   bulanan

Karyawan laki-laki  : Gung aji, mawu

‘besok   anaknya   tiga

wenten nak makte

bulanan’

biji kopi, niki nota

Karyawan 2 : Terus besok kan acara

barangne. ‘Gung

adatnya jam tiga, terus

aji, tadi ada orang

ada   acara   wayang

yang mengantar

cemblong  juga.  Nah

biji kopi, ini

sekarang siapa yang bisa

notanya’

dateng sorenya dan siapa

Atasan              : Be cek mare biji

yang    bisa    dateng

kopi ne abe e?

malemnya?

‘sudah dicek tadi

Karyawan 3 : Rage ane peteng gen be,

biji kopi yang

pang  maan  mebalih

dibawa?’

wayang cemblong ‘Saya

Karyawan laki-laki  : Ampun nike gung

yang malem saja, supaya

aji, sareng Kadek

dapat nonton wayang

tiang cek mawu

cemblong’

‘sudah Gung Aji,

Karyawan 1 : Nyen bin ne petengne?

sama Kadek saya

‘Terus siapa lagi yang

mengecek tadi’

malem?’ Ane sore ajak yang, sambil ngabe kopi,

Wacana 8 di atas adalah dialog

gule, ajak kado ‘yang sore

dalam situasi resmi, yaitu saat jam kerja

nanti biar sama  saya

yang dilakukan oleh karyawan Kopi

sambil membawa kopi,

Luwak Jambe dengan atasan. Bahasa yang digunakan oleh karyawan laki-laki

gula, dan kado’

dengan atasannya adalah bahasa Bali

Contoh dialog di atas merupakan

ragam tinggi. Pelibat dalam dialog di atas

contoh pemilihan bahasa dalam topik

memiliki hubungan yang akrab. Hal

tradisional dengan pembahasan undangan

tersebut dilihat dari panggilan satu sama

tiga bulanan. Bahasa yang digunakan

lain serta bahasa yang digunakan.

adalah bahasa campur, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Bali ragam rendah.

5.1.2 Topik Tradisional

Antarkaryawan memiliki hubungan yang

Jenis bahasa yang ditemukan pada

akrab, dapat dilihat dari bahasa yang

topik tradisional, yaitu bahasa Bali

digunakan.

(ragam tinggi-ragam rendah), bahasa Indonesia, bahasa asing, dan bahasa

5.1.3 Situasi Formal

campur (bahasa Indonesia-bahasa Bali-

Pemilihan dan pemakaian bahasa

bahasa Indonesia- bahasa asing). Berikut

oleh karyawan pariwisata di Kabupaten

salah satu contoh bahasa yang digunakan

Gianyar pada situasi formal terdapat empat jenis bahasa. Bahasa-bahasa yang

digunakan dalam situasi formal adalah bahasa Bali (ragam tinggi-ragam rendah), bahasa Indonesia, bahasa asing, dan bahasa campur (bahasa Indonesia- bahasa asing dan bahasa Bali-bahasa Indonesia). Berikut contoh hasil wawancara dengan responden dalam situasi formal.

Contoh Wacana 1

Atasan      : Saat ini, pertunjukan

barong sudah mulai ramai kembali, untuk menarik lebih banyak pengunjung rencananya saya akan menambah tarian lepas. Bagaimana menurut kalian?

Karyawan : Baik Bu, tapi di bagian mananya akan Ibu tambahkan tarian lepas? Di awal pembukaan sebelum barongnya mulai atau di penutupan?

Atasan : Rencananya saya akan menambah tarian lepas di akhir pertunjukan.

Tarian yang rencananya akan saya rambah adalah tari cindrawasih. Untuk para penari silahkan mencocokkan gerak dengan musiknya. Jika penari sudah siap, maka kita sudah bisa memasukkan tarian baru ke dalam pertunjukan …

Salah satu wacana di atas adalah dialog dalam situasi resmi, yaitu saat rapat yang dilakukan oleh karyawan pertunjukan barong Jambe dengan atasan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku.

  • 5.1.4 Situasi Informal

Bahasa-bahasa yang digunakan dalam situasi informal, yaitu bahasa Bali (ragam tinggi-ragam rendah), bahasa

Indonesia, bahasa asing, dan bahasa campur (bahasa Indonesia-bahasa asing dan bahasa Bali-bahasa Indonesia). Berikut salah satu contoh dialog saat responde dalam situasi informal.

Contoh Wacana 4

Karyawan 1 : Di, silih motor e motor rage e bedah ban ne ‘Di pinjam motornya, motorku pecah bannya’

Karyawan 2 : Kal kije emangne? ‘mau ke mana emangnya?’

Karyawan 1 : Meli nasi dauhne, kel nitip? ‘Beli nasi di barat, mau beli?’

Karyawan 2 : Ae, ne pis jag kunci motore ‘Iya, ni uang sama kunci motornya’

Wacana 4 merupakan contoh percakapan antarkaryawan dalam situasi informal saat jam istirahat. Bahasa yang digunakan oleh karyawan adalah bahasa Bali ragam rendah.

  • 5.2    Pemakaian    Bahasa    oleh

Karyawan    Pariwisata    di

Kabupaten Gianyar pada Ranah Rumah Tangga

Pemilihan dan pemakaian bahasa dalam berkomunikasi di ranah keluarga tidak jauh berbeda dengan ranah kantor. Variabel-variabel            pendukung

menyebabkan terjadi pemilihan dan pemakaian bahasa, seperti topik, pelibat, dan situasi. Variabel topik pada penelitian ini dibagi dua, yaitu topik modern dan topik tradisional. Situasi yang digunakan dalam penelitian pada ranah rumah tangga, yaitu situasi informal. Hasil yang diperoleh saat penelitian terdapat sembilan hubungan yang cukup akrab antarkeluarga, baik antara ayah dan anak atau antarsaudara. Penyebab terjadinya hubungan yang

kurang akrab antarkeluarga berdasarkan wawancara dengan salah seorang informan karena kesibukan di antara mereka. Berdasarkan pengamatan dan hasil penelitian, bahasa yang digunakan dalam ranah rumah tangga adalah bahasa daerah Bali-Jawa (ragam tinggi-ragam rendah), bahasa Indonesia, bahasa asing (Inggris), bahasa campur (bahasa Bali-bahasa Indonesia).

  • 5.2.1    Topik Modern

Topik modern yang dibahas dalam penelitian ini ada lima pokok pembahasan. Berdasarkan lima pokok pembahasa berikut disajikan salah satu contoh pemilihan dan pemakaian bahasa dalam komunikasi di ranah rumah tangga.

Contoh Wacana 16

Ibu : Pak, bek sajan mayah yeh ajak listrik bulan jani ‘Pak, banyak sekali bayar air dan listrik bulan ini’

Ayah : kude emangne mayah yeh ajak listrik bulan jani Buk? ‘Berapa memangnya membayar air dan listrik bulan ini buk?’

Ibu : Kelung atus seket pak ‘tiga ratus lima puluh ribu Pak’

Ayah : Meh, bek sajan mayah jani di, orin nae panak-panake bediken ngure yeh ‘Meh, banyak sekali bayar sekarang, beri tahu anak-anak agar tidak membuang-buang air’

Dialog di atas merupakan contoh dialog yang mencerminkan penggunaan bahasa dari anggota keluarga, yaitu antara ayah dan ibu. Dialog tersebut terjadi di rumah saat situasi informal. Topik yang dibahas pada dialog di atas adalah topik modern terkait dengan pengeluaran, yaitu pembayaran air di

rumah. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa Bali ragam rendah.

  • 5.2.2    Topik Tradisional

Topik tradisional yang dibahas pada penelitian ini juga ada lima pokok pembahasan. Berdasarkan lima pokok pembahasa tersebut berikut disajikan salah satu contoh pemilihan dan pemakaian bahasa dalam komunikasi di ranah rumah tangga.

Contoh Wacana 20

Anak 1 : Dek, bawa turun piringnya nae!

Anak 2 : Iya Mbok nanti dulu

Anak 1  : Cepet nae! Dicari semut

piringnya ni!

Anak 2 : Iya nanti!

Dialog di atas merupakan contoh penggunaan bahasa antara anak pertama dan anak kedua. Dialog tersebut terjadi di rumah. Dialog tersebut merupakan contoh percakapan antara anak 1 dan anak 2 yang sedang berkelahi (marah-marah). Pemilihan dan pemakaian bahasanya    menggunakan bahasa

Indonesia yang tidak baku.

  • 5.3    Faktor-Faktor        Penyebab

    Kedwibahasaan di Lingkungan
    Pariwisata Kabupaten Gianyar

Faktor-faktor penyebab terjadinya kedwibahasaan menurut Mackey dalam buku Sosiologi Bahasa (1985), yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut hasil yang ditemukan di lapangan.

  • 5.3.1    Faktor Internal

Faktor internal yang diperoleh di lapangan, yaitu pemakaian bahasa sehari-hari oleh responden dalam kegiatan yang sederhana, seperti menghitung, menulis catatan, dan berdoa. Berdasarkan enam puluh responden yang ditemui sebanyak 85% (51) yang menggunakan bahasa

daerah dan 15% (9) menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa daerah yang digunakan oleh responden ada dua jenis, yaitu bahasa Bali dan bahasa Jawa. Bahasa Bali yang digunakan oleh responden untuk pemakaian sendiri sebagian besar berupa bahasa Bali ragam rendah.

Faktor internal lain yang menyebabkan terjadinya kedwibahasaan, yaitu bakat atau kecerdasan pengguna bahasa itu sendiri. Bakat atau kecerdasan seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain jenis kelamin dan usia. Responden perempuan lebih menguasai dan menggerti penggunaan bahasa dalam berkumunikasi. Untuk usia responden yang berusia dua puluh lima ke bawah masih banyak mempelajari bahasa lain serta masih mudah dalam menerima bahasa-bahasa yang baru.

  • 5.3.2    Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang diperoleh di lapangan ada tiga, yaitu berdasarkan lawan bicara, berdasarkan lama dan seringnya kontak, serta tekanan. Dari enam puluh responden diketahui 80% (48) yang menggunakan bahasa Bali, 3,3% (2) menggunakan bahasa Jawa, dan 16,7% (10) menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan sehari-hari di rumah.

Penggunaan bahasa di tempat kerja oleh karyawan pariwisata di Kabupaten Gianyar berdasarkan hasil yang diperoleh terdapat tiga jenis bahasa, yaitu bahasa daerah (20%), bahasa Indonesia (63,4%), dan bahasa asing (16,6%). Bahasa daerah digunakan oleh responden yang beretnis sama dengan lawan bicara. Bahasa Indonesia digunakan oleh responden saat berbicara dengan orang yang berasal dari luar Bali, tidak bisa mengunakan bahasa Bali, orang yang baru dikenal, dan responden merasa lebih nyaman jika

menggunakan bahasa Indonesia di ranah kantor.

Karyawan yang menggunakan bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing di ranah kantor sebagian besar dipengaruhi oleh keseringan kontak dengan lawan bicara dan lamanya kontak dalam menggunakan lebih dari satu bahasa. Selain dua hal tersebut juga dipengaruhi oleh tekanan yang di dalam responden itu sendiri. Tekanan yang dimaksud di sini seperti tekanan dalam penguasaan bahasa asing oleh responden yang berada di bidang pariwisata.

  • 6.    Simpulan

Kedwibahasaan karyawan di lingkungan pariwisata Kabupaten Gianyar dalam ranah kantor melibatkan empat bahasa, yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia, bahasa asing, dan bahasa campur (Indonesia-Bali, Indonesia-asing). Karyawan pariwisata berbicara secara keseluruhan dengan pengunjung asing dominan menggunakan bahasa Inggris. Jika identitas pengunjung diketahui, karyawan akan menggunakan bahasa sesuai dengan asal pengunjung. Untuk pengunjung domestik karyawan akan menggunakan bahasa Indonesia saat melayani pengunjung. Secara keseluruhan pemakaian dan pemilihan bahasa yang paling sering digunakan oleh karyawan pariwisata Kabupaten Gianyar pada ranah kantor adalah bahasa Indonesia (66,7%). Posisi kedua diisi oleh bahasa Bali (33,3%). Pada ranah rumah tangga bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Bahasa yang paling sering digunakan adalah bahasa daerah (ragam tinggi dan ragam rendah).

Faktor internal dipengaruhi oleh kegiatan sehari-hari dan bakat atau kecerdasan. Dalam kegiatan sehari-hari sebagian besar karyawan menggunakan bahasa Bali. Faktor eksternal dipengaruhi

oleh kontak dan variabel kontak itu sendiri. Karyawan pariwisata yang awalnya tidak bisa berbahasa asing, seperti bahasa Arab, India, Prancis, dan beberapa bahasa lainnya menjadi bisa karena keseringan dalam penggunaan serta mendengar bahasa tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis dapat dikatakan bahwa karyawan di bidang pariwisata termasuk dwibahasawan yang berdiglosia.

  • 7.    Daftar Pustaka

Chaedar, A. Alwasilah. 1985. Sosiologi Bahasa.    Bandung:    Angkasa

Bandung.

https://www.water-sport-

bali.com/pariwisata-bali/ (diakses 23 November 2017).

Jendra, I Wayan. 2007. Sosiolinguistik Teori dan Penerapannya. Surabaya: Paramita.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik     Analisis     Bahasa

Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta:    Duta Wacana

University Press.

1088