ARSITEKTUR KOLONIAL RUMAH SAKIT DARMO DAN FAKTOR

PERUBAHAN FUNGSI RUANG

Mega Anjasmara

Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Unud

ABSTRAK

This thesis discusses "Colonial Architecture Darmo Hospital and Factor Change Function Spaces". The building was built in 1921. Besides Darmo Hospital is a monumental building brainchild of legendary architect C. Citroen. Based on the purpose of the study, the type of research used in this study is using a qualitative approach. The Stages of research was conducted on the stage of data collection, processing stages, and data analysis. In the data collection techniques used are observation, study, and interviews. As for the analysis of qualitative data analysis is used to explain the causes of change in function space as well as physically. Stylistic analysis and morphological analysis is used to determine the ornaments, color, decoration, and serves to identify architectural Darmo Hospital.

Architecture located in buildings Darmo Hospital is a modern architecture influenced by Art Deco style. Art Deco style is modern decorative art or decorative style that was born after World War II, Factors affecting the change in the function room and physically due to age or periodicity are factors that cause a portion of the building suffered wear or damage, design trends change factor is the changing demands of the age or style because competition among hospitals, a factor which needs include the need for space the increasing number of patients and the number of facilities that require new space, and activity factor which is the number of activities going on at the hospital that cause stains or dirt specific section on hospital premises.

Keywords: Architecture, Function Room, Darmo Hospital

  • 1.    Latar Belakang

Arsitektur kolonial di Surabaya berkembang subur dengan datangnya arsitek dari Belanda. Salah satu bangunan kolonial yang terkenal dan yang masih digunakan adalah Rumah Sakit Darmo yang terletak di Jalan Darmo. Bentuk bangunan awal Rumah Sakit Darmo yang

menggunakan bentuk Kolonial Belanda merupakan bentuk yang spesifik karena merupakan perpaduan dan penyesuaian antara desain Belanda dengan iklim tropis basah di Indonesia. Rumah Sakit Darmo atau Darmo Ziekenhuis dibangun pada tahun 1921 dan menjadi landmark kawasan Darmo Boulevard karena bangunannya yang megah pada waktu itu Rumah Sakit Darmo merupakan salah satu bangunan pusaka budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan seperti yang tertuang dalam SK Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surabaya Nomor : 188.45/251/402.1.04/1996. Hal ini terkait dengan dua aspek kuat yaitu kaitannya dengan peristiwa sejarah yang penting dan merupakan bangunan monumental. Bangunan Rumah Sakit Darmo terkait dengan perjalanan sejarah kepahlawanan kota Surabaya dimasa revolusi kemerdekaan dimana tempat ini pernah menjadi pusat interniran tawanan Eropa di jaman Jepang. Disamping itu Rumah Sakit Darmo merupakan bangunan monumental buah karya arsitek legendaris C. Citroen (Purwono, 2006:125).

Bangunan ini bergaya arsitektur Modern Fungsional dengan elemen Art Deco. Arsitektur Modern Fungsional pada waktu itu sedang berkembang (1910-1940), gaya arsitektur ini lebih diminati para arsitek yang berada di Hindia Belanda karena lebih mengutamakan fungsi, keindahan timbul semata-mata oleh adanya fungsi dari elemen-elemen bangunannya. Aspek keindahan tidak lagi dikaitkan dengan adanya dekor atau ornamen dan bagian-bagian bangunan yang semata-mata untuk memperindah bangunan seperti misalnya menara-menara tinggi, ornamen, patung, dan lain-lain yang tidak memiliki fungsi. Sedangkan Art Deco adalah aliran seni berbentuk dekorasi abstrak non figuratif, gaya seni bangunan yang bentuk ornamennya cenderung kaku dan besudut-sudut (Sumalyo, 1997: 113-114).

Hal ini akan menarik dan penting untuk diteliti guna mengetahui kondisi kelestarian pada Rumah Sakit Darmo, selain itu ketertarikan penulis terhadap Rumah Sakit Darmo kerena memiliki bangunan yang

cukup unik serta belum ada tulisan yang membahas tentang bentuk bangunan Rumah Sakit Darmo

  • 2.    Permasalahan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka ada permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagaiman arsitektur Rumah Sakit Darmo di Surabaya?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengenal bangunan kolonial khususnya Rumah Sakit Darmo. Dengan demikian masyarakat akan memperoleh gambaran mengenai pelestarian bangunan warisan budaya dan bertujuan untuk mengetahui dan mengungkapkan secara khusus bagaimana arsitektur Rumah Sakit Darmo yang mencirikan arsitektur atau langgam kolonial.

  • 4.    Metode Penelitian

  • 1)    Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat kualitatif. Artinya dalam meneliti maupun penyajiannya penulis lebih mengutamakan penjelasan yang objektif. Penelitian tidak berdasarkan data angka, begitu pula pembahasan dan analisisnya mengutamakan penafsiran-penafsiran objektif.

  • 2)    Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer dan sekunder. Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan, melalui wawancara, dan observasi. Sedangkan sumber sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, literatur, dan majalah.

  • 3)    Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengunpulkan data antara lain adalah sebagai berikut:

  • a.    Observasi, yakni penelitian langsung ke lapangan berupa pengamatan terhadap objek yang diteliti dengan cara sistematis, yaitu Rumah Sakit Darmo. Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan pemotretan terhadap objek yang menyangkut bangunan Rumah Sakit Darmo meliputi bangunan, ukuran, denah, serta hiasan.

  • b.    Studi Pustaka, yakni usaha pengumpulan data berupa sumber tertulis, ini dilakukan untuk mendapatkan data dari sumber-sumber tertulis seperti buku, laporan penelitian, maupun tulisan ilmiah yang erat kaitannya dengan objek penelitian yaitu bangunan Rumah Sakit Darmo. Studi pustaka juga dilakukan untuk mendapatkan konsep-konsep, teori, dan informasi yang relevan dengan objek penelitian.

  • c.    Wawancara, pada penelitian ini wawancara yang dilakukan yaitu wawancara tak berstruktur, akan tetapi tetap fokus dan memiliki daftar pertanyaan. Pemilihan informan lebih kepada orang yang mengetahui sejarah, arsitektur, dan struktur bangunan Rumah Sakit Darmo, yakni Kepala bagian Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit Darmo, Dosen Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra Surabaya.

  • 4)    Teknik Analisis Data

  • a)    Analisis Stilistik

Analisis stilistik digunakan untuk mengidentifikasi aspek dekoratif, seperti warna, hiasan, dan ragam hias. Peneliti menggunakan analisis stilistik untuk mengetahui ragam hias yang terdapat pada bangunan untuk mengidentifikasi arsitektur Rumah Sakit Darmo.

  • b)    Analisis Morfologi

Analisis morfologi adalah analisis yang digunakan untuk mengamati bentuk yang meliputi denah, arah hadap, dan bagian-bagian bangunan

sehingga dapat membantu identifikasi bentuk dari bangunan. Peneliti menggunakan analisis morfologi untuk mengetahui gaya arsitektur bangunan Rumah Sakit Darmo

  • c)    Analisis Kualitatif

Analisis yang dilakukan terhadap data yang tidak berwujud angka-angka melainkan berupa pernyataan verbal. Analisis ini dilakukan untuk menelaah perpaduan gaya arsitektur juga kebudayaan di dalam bangunan Rumah Sakit Darmo. Disamping itu juga dipakai untuk mengungkap komponen bangunan yang bersifat struktural maupun ornamental.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Lokasi penelitian Rumah Sakit Darmo terletak di Jalan Raya Darmo No.90, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur Secara administratif termasuk dalam wilayah Kelurahan Dr. Soetomo, Kecamatan Tegalsari. Bangunan ini menghadap ke arah timur dengan batas-batas bangunan sebelah utara: pemukiman penduduk, sebelah selatan: pemukiman penduduk, sebelah timur: Jl. Raya Darmo, sebelah barat: rumah penduduk. Kawasan Darmo ini merupakan kawasan strategis yang berada di tengah kota dan dapat dengan mudah diakses dari berbagai penjuru kota. Kawasan Darmo ini telah menjadi salah satu kawasan yang paling padat arus lalu lintasnya di Kota Surabaya.

Rumah Sakit Darmo dibangun pada masa Kolonial Belanda, sehingga bangunannya mendapat pengaruh dari gaya arsitektur yang berkembang di Belanda juga. Namun bangunan kolonial yang ada di Indonesia berbeda dengan bangunan di Belanda pada masanya. Rumah Sakit Darmo pada waktu dibangun mendapat pengaruh arsitektur Modern Fungsional dengan elemen Art Deco. Arsitektur Modern Fungsional pada waktu itu sedang berkembang (1910-1940), gaya arsitektur ini lebih diminati para arsitek yang berada di Hindia Belanda karena lebih mengutamakan fungsi, keindahan timbul semata-mata oleh adanya fungsi dari elemen-elemen bangunannya. Aspek keindahan tidak lagi dikaitkan

dengan adanya dekor atau ornamen dan bagian-bagian bangunan yang semata-mata untuk memperindah bangunan seperti misalnya menara-menara tinggi, ornamen, patung, dan lain-lain yang tidak memiliki fungsi Sedangkan Art Deco adalah aliran seni berbentuk dekorasi abstrak non figuratif, gaya seni bangunan yang bentuk ornamennya cenderung kaku dan besudut-sudut (Sumalyo, 1997: 113-114).

Pada Rumah Sakit Darmo terlihat pada bagian pintu yang memiliki pintu rangkap dua. Pintu yang luar berkisi agar privasi pasien yang terjaga di dalamnya mendapatkan sirkulasi udara dari kisi-kisi tersebut. Bentuk kisi-kisi tersebut membentuk garis-garis horizontal seperti pada arsitektur Modern, yang terbentuk menjadi unsur komposisi dekoratif (Sumalyo, 1993:110). Pengaruh arsitektur Modern juga terdapat di Menara pada jalan masuk utama Rumah Sakit Darmo mirip dengan menara pada gereja-gereja Calvanist di Belanda. Bentuk seperti ini sempat populer, pada saat arsitektur Modern berkembang pesat di Indonesia. Kebanyakan arsitek pada masa Art Deco tetap memfavoritkan ubin sebagai bahan penutup lantai, lantai Rumah Sakit Darmo hampir sebagian menggunakan material ubin. Gaya Art Deco menginspirasi gaya modern, plafon dengan warna terang tidak lagi diminati, plafon cenderung menggunakan warna-warna yang sangat pucat (putih) dan sering disesuaikan dengan warna dinding (Beazley, 1994:428). Dinding pada area Rumah Sakit Darmo hampir keseluruhan diplester dan difinishing dengan cat berwarna putih. Pada awal dibangun bangunan ini gaya yang turut mempengaruhi adalah gaya Modern. Sedangkan ciri-ciri bangunan Modern dindingnya diplester dan dicat putih (Handinoto, 1996:248).

Perabot pada Rumah Sakit Darmo menggunakan material rotan, sedangkan dalam ruang perabot yang digunakan menggunakan material kayu dan besi. Penggunaan perabot tersebut juga dipengaruhi gaya Modern. Ciri perabot pada periode Modern Kolonial menurut Pamungkas dalam bukunya Bangunan Lama dan Mebel Masa Kolonial adalah digunakan lebih banyak ragam bahan baku selain kayu, seperti rotan, kain

terpal, kulit, marmer, hingga besi. Kursi dan meja rotan yang digunakan pada teras, merupakan desain yang cukup populer pada waktu itu. Meja dan kursi rotan tersebut hingga kini masih digunakan. Selain main entrance terdapat juga ruang tunggu yang terletak di lorong entrance yang menuju bangunan tengah rumah sakit. Bentuk dari lorong ini bersekat-sekat dengan bentuk pelengkungan setengah lingkaran pada bagian atasnya. Bentuk pelengkung tersebut bergaya Romawi dan juga berfungsi sebagai isolasi panas dan sinar matahari. Pemakaian pelengkung sudah ada sejak jaman Romawi awal atau jaman Etruscan, terdapat pada pelengkung Augustus di Perugia, yang dibangun pada akhir abad 11 SM (Sumalyo, 2005:29). Bentukan pelengkung banyak digunakan pada bangunan arsitektur Kolonial, terutama pada arsitektur Modern. Citroen berusaha menghilangkan citra bangunan kolonial yang berkesan mewah dan banyak hiasan atau ornamen dengan bangunan arsitektur Modern yang lebih menitikberatkan pada fungsi.

  • 6.    Simpulan

Rumah Sakit Darmo adalah salah satu bangunan kolonial yang terletak di Kota Surabaya dan merupakan bangunan banda cagar budaya yang sampai sekarang masih digunakan dan terawat dengan baik Bangunan Rumah Sakit Darmo terkait dengan perjalanan sejarah kepahlawanan kota Surabaya dimasa revolusi kemerdekaan dimana tempat ini pernah menjadi pusat interniran tawanan Eropa di jaman Jepang Disamping itu Rumah Sakit Darmo merupakan bangunan monumental buah karya arsitek legendaris C. Citroen Arsitektur bangunan Rumah Sakit Darmo mendapat pengaruh gaya arsitektur Modern Fungsional dan memiliki unsur gaya Art Deco. Terlihat pada bentuk dan elemen pendukung yang memperlihatkan ciri arsitektur Modern dengan gaya Art Deco.

Daftar Pustaka

Beazley, Mitchell. 1994. The Elements of Style. New York, Interscience.

Handinoto. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya 1870-1940. Surabaya: Andi Yogyakarta.

Pamungkas, Grace.2008. Bangunan Lama dan Mebel Masa Kolonial.kompas 13 Agustus 2008

Purwono, Nanang. 2006. Mana Soerabaia Koe”Mengais Butiran Mutiara Masa

Lalu”. Surabaya: Pustaka Eureka

Sumalyo, Yulianto. 1993. Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta:

GajahMada University Press

Sumalyo, Yulianto. 1997. Arsitektur Modern Abad XIX dan Abad XX

Yogyakarta: GajahMada University

Lampiran

Gambar: Bangunan Rumah Sakit Darmo bergaya arsitektur Modern Fungsional yang mendapat pengaruh Art Deco.

9