DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i03.p02

ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 22.3 Agustus 2018: 579-584

Kepercayaan Tradisional Masyarakat Jawa dalam Novel Suti Karya Sapardi Djoko Damono: Kajian Sosiologi Sastra

Eva Yulianti1*, I Ketut Nama2

[12]Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya-Universitas Udayana 1[evayulianti0566@gmail.com], 2[kt_nama@yahoo.com]

*Corresponding Author

Abstrak

Dipilihnya novel Suti sebagai objek penelitian karena pertama, di dalam novel ini digambarkan peristiwa tahun 1960-an. Kedua, novel Suti memiliki latar tempat dipedesaan. Ketiga, novel Suti menggambarkan kepercayaan yang pernah terjadi di dalam masyarakat. Ada dua masalah yang dibahas. Pertama, analisis struktur yang meliputi unsur penokohan, alur, dan latar. Kedua, kajian sosiologi sastra yang meliputi kepercayaan tradisional masyarakat Jawa. Hasil penelitian ini ada dua, yaitu analisis struktur dan analisis sosiologi sastra yang menyangkut kepercayaan tradisional masyarakat Jawa dalam novel Suti. Tokoh primer dalam novel ini adalah Suti. Selain itu, ada tokoh sekunder dan komplementer. Alur dalam novel ini terbagi menjadi tiga tahap. Tahap awal menceritakan kehidupan Suti dari kecil hingga dewasa. Tahap tengah diceritakan kedekatan Suti dengan keluarga Sastro, hingga akhirnya Suti menghilang dibawa kabur oleh ibunya. Tahap akhir menceritakan kehidupan keluarga Sastro setelah ditinggal Suti hingga akhirnya Suti kembali ke Desa Tungkal. Pembagian latar dalam novel Suti dibagi menjadi tiga latar, yaitu latar tempat yang berkisah seputaran Desa Tungkal, Solo, Jakarta, dan Yogyakarta. Latar waktu yang menggambarkan keadaan tahun 1960-an, dan latar sosial-budaya yang menceritakan kebiasaan masyarakat Desa Tungkal, mulai dari adat istiadat hingga perilaku. Analisis kepercayaan tradisional dalam novel Suti menggunakan pendapat Wayland. D. Hand, bahwa kepercayaan tradisional dibagi menjadi empat aspek, yaitu: (1) kepercayaan di sekitar lingkungan hidup manusia yang meliputi, kepercayaan tentang weton,usia menikah, dll; (2) kepercayaan mengenai alam gaib, meliputi kepercayaan tentang adanya Mbah Parmin dan praktik penyembahan terhadap Mbah Parmin; (3) kepercayaan mengenai terciptanya alam semesta, meliputi kepercayaan mengenai suara gagak; (4) kepercayaan jenis lainnya, meliputi kepercayaan yang tidak termasuk dalam ketiga kepercayaan sebelumnya, seperti tingkah laku seseorang.

Kata Kunci: novel, sosiologi sastra, kepercayaan tradisional

Abstract

I choose the novel Suti as the research object because firstly, in this novel it is described about historical ocassion in the year of 1960’s. Second, the novel Suti has a rural background. Third, the novel Suti describes the belief that had happened in the rural region. There are two problems that will be discussed. First, structure analysis that consists og figures, plots, and background. Second, literature sociology discussion that consists of javanese traditional belief. There are two results oh this research, they are structure analysis and literature sociology analysis that discuss about javanese traditional belief in the novel Suti. The main character in this novel is Suti. Besides, there are secondary and complementary characters too. The plots in this novel are divided into three plots. The first plot tells about the life of Suti since little until adult. The second plot tells about the close relationship between Suti and Sastro’s family, until finally Suti disappers by being brought away by her mother. The last plot tells about the life of Sastro’s family after being left by Suti, until finally Suti went back to Tungkal Village. The background in this novel are divided into three backgrounds, they are background pf place that takes place in Tungkal Village, Solo, Jakarta, and Yogyakarta. Background of time that

describes the situation in the year of 1960’s, and background of culture that tells about the daily life of Tungkal Village’s people, ranging from traditional rituals until behaviors. The analysis of traditional belief in the novel Suti uses the theory of Wayland. D. Hand, that the traditional belief is divided into four aspects, such as : (1) the belief in the environment of human’s life, for example the beliefs about weton, age of marriage, etc; (2) the belief about mystical world, for example the belief in the existence of Mbah Parmin and worshipping practice towards Mbah Parmin; (3) the belief in the creation of universe, for example the belief in the sound of crow; (4) the other kind of belief, for example someone’s behavior.

Keywords: novels, sociology, literature, traditional belief

  • 1.    Latar Belakang

Sastra adalah institusi sosial yang memakai medium bahasa. Sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri atas kenyataan sosial, walaupun karya sastra meniru dunia subjektif manusia. Sastra dikaitkan dengan situasi tertentu, atau dengan sistem politik, ekonomi, dan sosial tertentu. Pembahasan hubungan antara sastra dengan masyarakat, biasanya bertolak dari pandangan bahwa sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat (Wellek dan Warren dalam Budianta, 2014:98–99).

Wellek dan Warren (dalam Budianta, 2014:3–11) mengemukakan beberapa definisi tentang sastra, dalam rangka mencari definisi yang tepat. Pertama, sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Kedua, sastra adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak. Ketiga, sastra dibatasi hanya pada mahakarya (greats books), yaitu buku-buku yang dianggap menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya. Keempat, istilah sastra paling tepat diterapkan pada seni sastra, yaitu sastra sebagai karya imajinatif.

Karya sastra terbagi atas tiga jenis, yaitu: puisi, prosa, dan drama. Walaupun ketiga jenis karya sastra tersebut memiliki bentuk berbeda-beda, namun ketiganya memiliki kesamaan, yakni sama-sama memiliki makna atau amanat yang ingin disampaikan. Pada penelitian ini, novel diangkat sebagai objek penelitian karena novel memiliki kemampuan menyampaikan permasalahan yang berarti hanya khayalan belaka (sesuatu yang hanya diangan-angan saja) (Poerwadarmita dalam Danandjaja 1984:153).

Novel Suti karya Sapardi Djoko Damono adalah salah satu contoh novel yang menceritakan tentang kepercayaan

tradisional yang berkembang di masyarakat. Kepercayaan tradisional yang bertahan dalam kehidupan masyarakat tersebut bisa menjadi sebuah adat istiadat atau kebiasaan. Kepercayaan tradisional yang terdapat dalam novel ini bermula saat Suti menginjak umur di akhir belasan tahun ia harus rela menikah agar ia tidak diejek sebagai perawan tua. Selain itu, banyaknya orang-orang kota yang sering berziarah ke Desa Tungkal dan membuat opini tentang makam kiai yang dikeramatkan. Sejak itu makam Mbah Parmin menjadi lebih terurus dan banyak masyarakat yang datang untuk meminta rezeki. Setiap malam Jumat ritual doa pun sering terjadi di makam Mbah Parmin. Keluarga Sastro yang baru pindah ke desa itu sering mendengar cerita tentang Mbah Parmin, sehingga secara tidak sadar Bu Sastro telah mempercayai keberadaan Mbah Parmin. Setiap malam Jumat Bu Sastro sering ke kuburan untuk sekadar berdoa atau meminta petunjuk kepada Mbah Parmin. Ritual yang sering Bu Sastro lakukan membuat masyarakat percaya bahwa hanya seorang priayilah yang dapat berinteraksi dengan Mbah Parmin. Doa-doa yang Bu Sastro panjatkan satu per satu mulai terkabul. Hal seperti itu yang membuat Bu Sastro yakin akan keberadaan Mbah Parmin. Keyakinan Bu Sastro tentang Mbah Parmin membuat kepercayaan tersebut menjadi turun temurun. Sapardi Djoko Damono yang menulis novel Suti lahir di Solo, 20 Maret 1940. Pensiunan guru besar Universitas Indonesia sejak 2005 dan guru besar tetap pada Pascasarjana IKJ 2009. Ia mengajar dan membimbing mahasiswa di Pascasarjana UI, IKJ, Undip, Unpad, dan ISI Surakarta.

Sapardi Djoko Damono telah menerbitkan puluhan buku puisi, fiksi, esai, dan konsep serta teori sastra. Buku-bukunya yang

mutakhir antara lain: Hujan Bulan Juni (1994), Kolam (2009), Sutradara itu Menghapus Dialog Kita (2012),Alih Wahana (2012), Bilangnya Begini, Maksudnya Begitu (2014), Trilogi Soekram (2015). Novel Suti terdiri atas 192 halaman, merupakan cetakan pertama yang diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara 2015.

Dipilihnya novel Suti sebagai objek penelitian karena pertama, di dalam novel ini digambarkan peristiwa tahun 1960-an yang masih relevan dengan kehidupan sekarang. Kedua, novel Suti memiliki latar tempat di pedesaan yang meyakini keberadaan Mbah Parmin. Hal itu membuat kepercayaan tradisional lebih masuk akal, karena orangorang kota lebih percaya hal-hal yang diluar nalar terjadi di pedesaan. Ketiga, novel Suti menggambarkan kepercayaan yang memang pernah terjadi di dalam masyarakat. Hal itu membuat cerita yang digambarkan tidak terlihat terlalu jauh dari kenyataan. Ketiga hal tersebut membuat novel Suti menarik untuk dianalisis dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Pendekataan sosiologi      yang      menggarisbawahi

penggambaran aspek kepercayaan tradisional dalam novel tersebut.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat dua masalah yang dibahas dalam penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut.

  • 1)    Bagaimanakah struktur novel Suti yang meliputi unsur penokohan, alur dan latar?

  • 2)    Bagaimanakah kajian sosiologi sastra novel Suti yang meliputi kepercayaan tradisional masyarakat Jawa yang terdiri dari kepercayaan di sekitar lingkungan hidup, mengenai alam gaib, mengenai terciptanya alam semesta, dan kepercayaan jenis lainnya?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengapresiasi karya sastra dalam bidang sosiologi sastra. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah penelitian sastra dalam mengembangkan ilmu sastra, khususnya Sastra Indonesia.

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

  • 1)    Memahami struktur novel Suti yang meliputi penokohan, alur dan latar.

  • 2)    Mengungkapkan kepercayaan tradisional masyarakat Jawa tentang kepercayaan di sekitar lingkungan hidup, mengenai alam gaib, mengenai terciptanya alam semesta, dan kepercayaan jenis lainnya dalam novel Suti melalui kajian sosiologi sastra.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan (penelitian) guna mencapai tujuan. Dalam artian yang lebih luas metode dianggap sebagai cara, strategi, untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat (Ratna, 2007:34). Metode dan teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini melalui tiga tahapan.

  • 1)    Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pustaka. Metode pustaka merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui tempat-tempat penyimpanan hasil penelitian, yaitu perpustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak dan teknik catat, menyimak dan mencatat objek penelitian, yaitu novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Data-data yang sudah terkumpul dan dicatat kemudian diidentifikasi.

  • 2)    Metode dan Teknik Analisis Data

Pada tahapan ini diterapkan metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Metode deskriptif ini tidak semata-mata menguraikan, tetapi juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya mengenai data yang ada (Ratna, 2007:53).

Selanjutnya, setelah data diterima dilakukan teknik simak dan catat. Membaca dalam karya ilmiah dilakukan dengan cara memberikan perhatian yang benar-benar terfokus pada objek dan data penunjang lainnya. Proses membaca dengan perhatian tersebut umumnya sebagai proses menyimak.

Membaca dan menyimak dilanjutkan dengan mencatat, sehingga teknik yang digunakan disebut sebagai simak dan catat.

  • 3)    Metode dan Teknik Penyajian Hasil

Analisis Data

Pada tahapan ini akan digunakan metode deskripsi, yakni dengan mendeskripsikan hasil pengolahan data yang telah dilakukan. Kemudian disusun ke dalam format penelitian dengan menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah. Hasil pengolahan data ditulis dalam format skripsi. Pada bab I disajikan pendahuluan, bab II analisis struktur novel Suti, bab III merupakan analisis aspek kepercayaan tradisional masyarakat jawa dalam novel Suti, dan bab IV penutup

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Analisis novel Suti dapat disimpulkan Struktur dan Kepercayaan Tradisional. Masyarakat Jawa. Burhan Nurgiyantoro Mengklasifikasi struktur novel menjadi tiga, yaitu: (1) penokohan, yang terdiri atas tokoh primer, tokoh sekunder, dan tokoh komplementer; (2) alur, dibagi menjadi tiga tahap; (3) latar diklasifikasikan menjadi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial-budaya.

Struktur novel Suti, yaitu: penokohan, alur, dan latar. Penokohan atau perwatakan merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah fiksi. Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Jones (dalam Nurgiyantoro 2015:247) menyebutkan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

Tokoh-tokoh dalam novel Suti dapat dibedakan menjadi tiga yaitu tokoh primer atau tokoh utama, tokoh sekunder, dan tokoh komplementer. Tokoh primer atau tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Bahkan, pada novel-novel tertentu, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap

halaman buku cerita yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2015:259). Tokoh Suti ditempatkan sebagai tokoh primer dalam novel. Tokoh sekunder adalah tokoh kedua yang memiliki peranan signifikan dalam perubahan psikis tokoh. Tokoh sekunder di dalam novel Suti adalah keluarga Sastro. Tokoh komplementer atau tokoh pelengkap adalah tokoh yang kemunculan hanya sekali. Tokoh komplementer biasanya tidak dijelaskan secara mendetail oleh pengarang, baik secara fisiologis, sosiologis maupun psikilogis. Di dalam novel Suti yang termasuk tokoh komplementer adalah Tomblok, Parni, Sarno, dan Enih.

Analisis alur dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono menggunakan tahapan yang dikemukakan oleh Aristoteles (dalam Nurgiyantoro, 2015:201) mengemukakan bahwa sebuah plot haruslah terdiri atas tahap awal (beginning) tahap tengah (middle), tahap akhir (end). Ketiga tahap tersebut penting untuk dikenali, terutama jika kita bermaksud menelaah plot karya fiksi yang bersangkutan. Tahap awal adalah tahap perkenalan, tahap perkenalan pada umumnya berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Misalnya, berupa penunjukan dan pengenalan latar, seperti nama-nama tempat, suasana alam, waktu kejadiannya (misalnya ada kaitannya dengan waktu sejarah), dan lain-lain yang pada garis besarnya berupa deskripsi setting. Tahap tengah yang biasa disebut sebagai tahap pertikaian menampilkan pertentangan dan atau konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat, semakin menegangkan. Tahap akhir dapat disebut sebagai tahap penyelesaian, menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks.

Analisis latar dalam novel Suti menggunakan teori yang dikemukakan oleh Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2015:302) latar atau setting disebut juga sebagai landasan tumpu, menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial-

budaya (Nurgiyantoro, 2015:314). Latar tempat menunjuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Tempat-tempat yang

bernama adalah tempat yang dijumpai dalam dunia nyata (Nurgiyantoro, 2015:314). Latar tempat yang digunakan pengarang sebagian besar terjadi di Desa Tungkal. Selain itu latar tempat yang lainnya adalah Kota Solo, Yogyakarta, dan Jakarta. Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah (Nurgiyantoro, 2015:318). Latar sosial-budaya menunjuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar spiritual seperti dikemukakan sebelumnya. Di samping itu, latar sosial-budaya juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas (Nurgiyantoro, 2015:322).

Agama atau kepercayaan adalah salah satu cara manusia untuk berinteraksi dengan sang pencipta. Selain agama yang telah ditetapkan pemerintah, ada juga kepercayaan-kepercayaan yang berkembang di masyarakat. Kepercayaan tersebut berawal dari cerita nenek moyang yang terus diturunkan, baik secara lisan ataupun perilaku yang menjadi sebuah adat istiadat. Hingga sampai saat ini kepercayaan itu terus berlangsung dan tumbuh. Kepercayaan-kepercayaan tersebut terkadang dimasukkan ke dalam sebuah karya sastra yang tidak hanya membahas ihwal yang terkait dengan sang pencipta, tetapi juga dengan masyarakat pada umumnya.

Kepercayaan tradisional adalah kepercayaan yang berkembang di masyarakat secara turun temurun. Kepercayaan tradisional biasanya disebarkan secara lisan oleh pihak kesatu ke pihak lainnya. Kepercayaan tradisional yang bertahan lama, biasanya menjadi adat istiadat daerah tersebut. Kepercayaan tradisional sering disebut juga dengan istilah “takhayul”.

Klasifikasi kepercayaan tradisional yang dibuat oleh Wayland D. Hand, seorang redaksi bab “Superstitious” dari buku The Frank C. Brown Collection of North Carolina Folklore, jilid VI dan VII. Ia telah menggolongkan kepercayaan ke dalam empat golongan besar: (1) kepercayaan di sekitar lingkungan hidup; (2) kepercayaan mengenai alam gaib; (3) kepercayaan mengenai terciptanya alam semesta; (4) kepercayaan jenis lainnya. (Danandjaja, 1984:155)

Tokoh-tokoh dalam novel Suti berlatar sosial masyarakat Jawa. Terdapat kepercayaan tradisional yang sudah turun temurun dalam masyarakat Jawa. Kepercayaan tersebut meliputi upacara kelahiran dan kematian, tingkah laku, kepercayaan terhadap alam gaib, dan lain-lain. Setiap tokoh dalam novel mengalami kejadian yang berkaitan dengan kepercayaan tradisional. Ibu Suti percaya bahwa jika ada seorang gadis yang usianya di akhir belasan tahun belum juga menikah maka ia akan menjadi perawan tua. Sutipun mau tidak mau harus menikah dengan lelaki yang tidak ia cintai. Kepercayaan seperti tersebut berasal dari leluhur yang disebarkan melalui lisan secara turun temurun sehingga menjadi adat istiadat.

  • 6.    Simpulan

Novel Suti karya Sapardi Djoko Damono menceritakan kehidupan gadis yang bernama Suti di tengah-tengah arus pergeseran dari kampung ke kota. Pergeseran itu membuat banyaknya kepercayaan-kepercayaan masyakat semakin tumbuh. Tokoh dalam Novel Suti dibedakan menjadi tiga yaitu tokoh primer, tokoh sekunder, dan tokoh komplementer. Tokoh utama dalam novel Suti yakni Suti. Sutini nama lengkapnya. Tokoh sekunder ialah Bu Sastro, Pak Sastro, Kunto dan Dewo. Tokoh komplementer adalah Tomblok atau Pariyem, Parni, Sarno

dan Enih. Pemahaman terhadap perwatakan tokoh yang ditampilkan pengarang dilakukan melalui tiga dimensi yaitu dimensi fisiologis adalah dimensi yang menjelaskan secara fisik, dimensi sosiologis adalah dimensi yang menjelaskan hubungan tokoh tersebut dengan tokoh lainnya, dan dimensi psikologis adalah dimensi yang menjelaskan tentang watak tokoh tersebut.

Alur novel Suti dianalisis berdasarkan tiga tahapan yaitu, tahap awal yang menceritakan asal usul Suti dan kedekatan Suti dengan keluarga Sastro. Tahap tengah menceritakan tokoh Suti yang sudah diangkat menjadi bagian keluarga Sastro, hingga akhirnya ada kejadian yang mengharuskan Suti menghilang, dan tahap akhir menceritakan kehidupan keluarga Sastro setelah ditinggal pergi oleh Suti. Namun, tidak berapa lama, Suti kembali dengan membawa seorang anak perempuan, anak hasil perkawinan dengan Pak Sastro. Latar terdiri atas tiga bagian yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat yang disebutkan pengarang sebagian besar terjadi di Desa Tungkal. Latar waktu yang dilukiskan pengarang adalah antara tahun 1960-an. Latar sosial yang diceritakan dalam novel Suti adalah masyarakat Jawa di Solo pada umumnya dan yang tinggal di Tungkal pada khususnya.

Analisis Kepercayaan dalam novel Suti menggunakan teori James Danandjaja, bahwa kepercayaan tradisional dibagi menjadi empat aspek, yaitu: (1) kepercayaan di sekitar lingkungan hidup manusia. Dalam novel kepercayaan ini digambarkan bahwa Suti harus menikah dengan orang yang tidak ia cintai hanya karena kepercayaan tersebut, yakni bahwa bila ada seorang gadis yang berumur di akhir belasan tahun belum menikah, maka ia akan menjadi perawan tua. Oleh sebab itu, Suti tidak bisa jatuh cinta dengan Kunto, karena ia telah bersuami; (2) kepercayaan mengenai alam gaib. Dalam novel kepercayaan ini digambarkan pada sosok Mbah Parmin. Mbah Parmin dipercaya sebagai kiai yang bisa mengabulkan doa-doa masyarakat. Selain itu, Mbah Parmin juga sering memberi was-was kepada warga. Malam Jumat adalah waktu yang tepat untuk memanjatkan doa kepada Mbah Parmin. Masyarakat Desa Tungkal percaya bahwa

semua yang terjadi telah diatur oleh Mbah Parmin; (3) kepercayaan mengenai terciptanya alam semesta. Dalam novel Suti, kepercayaan ini digambarkan dengan seekor gagak yang merupakan jelmaan dari Mbah Parmin; (4) kepercayaan jenis lainnya, yakni apabila ada orang yang hilang, maka hal ini dipercaya bahwa ia diculik oleh tengkulak.

  • 7.    Daftar Pustaka

Budianta, Melani. 2014. Teori Kesusastraan. Diterjemahkan dari Theory of Literature. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Damono, Sapardi Djoko. 2015. Suti. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: PT Temprint.

Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniawan, Heru. 2012. Teori, Metode, dan Aplikasi      Sosiologi      Sastra.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian   Sastra.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Teeuw, A. 2015. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Bandung: Dunia Pustaka Jaya

Utami, Winanti Sekar. 2016. “Kajian Psikologi Sastra dan Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Suti Karya Sapardi Djoko Damono Serta Relevansinya sebagai Materi Pembelajaran Sastra di SMA”. Skripsi. Solo:   Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

584