Self Injury yang Tercermin Pada Tokoh Ayumu dalam Manga Raifu Karya Keiko Suenobu
on
DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i02.p26
ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 22.2 Mei 2018: 461-466
Self Injury yang Tercermin Pada Tokoh Ayumu dalam Manga Raifu Karya Keiko Suenobu
Komang Susmitha Awandari1
Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana [mitaawandari@gmail.com]
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Self Injury yang Tercermin pada Tokoh Ayumu dalam Manga Raifu Karya Keiko Suenobu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pelaku self injury, faktor penyebab, serta dampak yang ditimbulkan dari self injury yang tercermin pada tokoh Ayumu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif menurut Ratna (2014). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori psikologi sastra yang dikemukakan oleh Wellek dan Warren (1993), teori self injury behaviours yang dikemukakan oleh Barent.Walsh (2006), dan teori semiotika yang dikemukakan oleh Danesi (2011). Berdasarkan hasil analisis, terdapat tiga karakteristik pelaku self injury yang dialami oleh tokoh Ayumu yaitu 1) sangat benci terhadap diri sendiri; 2) depresi akibat trauma atau stres berat yang dipicu oleh kehilangan seseorang, pelecehan seksual, dan mengalami penindasan; serta 3) cenderung menghindari orang lain. Faktor yang menyebabkan Ayumu menjadi pelaku self injury adalah 1) kurangnya kasih sayang dan perhatian di dalam keluarga; 2) adanya komunikasi yang kurang efektif; dan 3) merasa diabaikan. Selain itu, ditemukan dua dampak negatif yang ditimbulkan dari self injury pada tokoh Ayumu, yakni 1) kecanduan pelaku terhadap tindakan self injury dan 2) kecenderungan berkepribadian anti sosial.
Kata kunci : self injury, kepribadian, borderline personality disorder
Abstract
This research’s title is “Self Injury Reflected in Ayumu Character on the Manga Raifu by Keiko Suenobu’s”. This research aims to determine the characteristics of self injury, factors cause and the impact of self injury reflected on Ayumu character. This research used theory of literary psychology by Wellek and Warren (1993),self injurious behaviours theory by Walsh (2006), and semiotics theory by Danesi (2011). The results of this research showed that there were three characteristics of self injury experienced by Ayumu character, namely hatred to herself, depression dued to trauma or severe stress triggered by a person’s loss, sexual abuse, oppression, and tendency to avoid others. The factors that cause Ayumu to became self injury characters were the lack of affection and attention in the family, the lack of effective communication, and the feeling of neglection.. Moreover, two negative impacts from self injury on Ayumu character, were found the addicted characters against self injury action and antisocial personality.
Key words : self injury, personality, borderline personality disorders
Banyak cara untuk seseorang menyelesaikan masalah dengan menyalurkan emosinya. Penyaluran emosi bisa dilakukan dengan
cara positif bisa juga dengan cara negatif. Salah satu perilaku yang dilakukan remaja dalam menyalurkan emosinya negatifnya yaitu dengan cara melukai diri sendiri atau self injury (Grantz, dkk,
2002:5). Self injury adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan individu untuk mengatasi rasa sakit secara emosional dengan cara melukai diri sendiri dengan sengaja, tetapi tidak dengan tujuan bunuh diri (Walsh, 2006;24). Fenomena self injury banyak digambarkan melalui tokoh-tokoh dalam karya sastra. Salah satu di antaranya karya sastra Jepang dalam bentuk manga yang dikarang oleh Keiko Suenobu (2002) berjudul Raifu. Pada manga ini terdapat karakteristik pelaku self injury, faktor penyebab, serta dampak yang ditimbulkan dari self injury pada tokoh Ayumu.
Masalah yang terdapat di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
-
1. Bagaimanakah karakteristik pelaku self injury yang tercermin pada tokoh Ayumu dalam manga Raifu karya Keiko Suenobu?
-
2. Bagaimanakah faktor penyebab dari self injury pada tokoh Ayumu dalam manga Raifu karya Keiko Suenobu?
-
3. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari self injury pada tokoh Ayumu dalam manga Raifu karya Keiko Suenobu?
Tujuan yang ingin dicapai dalam menganalisis manga Raifu karya Keiko Suenobu adalah untuk mengetahui karakteristik pelaku self injury, faktor penyebab, serta dampak yang ditimbulkan dari self injury pada tokoh Ayumu.
Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan metode deskriptif analisis (Ratna, 2014). Teori yang digunakan adalah Psikologi Sastra menurut Wellek dan Warren (1993) sebagai payung utama penelitian. Teori
Self Injurious Behaviours menurut Barent. Walsh (2006) untuk menganalisis karakteristik pelaku, faktor penyebab, dan dampak dari self injury, serta didukung oleh teori Semiotika yang digunakan untuk menganalisis gambar pada manga.
Pada bagian ini disajikan hasil analisis data mengenai karakteristik pelaku self injury menurut Walsh (2006:59) yang ditemukan pada manga Raifu karya Keiko Suenobu yaitu, sangat benci terhadap diri sendiri, depresi akibat trauma atau stres berat, dan cenderung menghindari orang lain.
Membenci diri sendiri memiliki tingkatan yang bervariasi, mulai dari sekedar tidak menyukai beberapa aspek dari dalam diri, sampai ke perasaan yang sangat jenuh terhadap diri sendiri (Walsh 2006:73).
(1) Ayumu :Ienakattan da
Atashi ga tayotte dakara jibun ga abunai nante,atashi ga
ienakushitetanda.
Jibun ga kirai nano wa, nanni mo shitenai kara da.
(Raifu volume 1, 2002:74-75) Terjemahan
Ayumu : Nggak bisa
kukatakan.
Karena menjagaku nilainya sendiri jadi gawat, aku nggak bisa bilang apa- apa. Aku benci diri sendiri, itu karena aku tak
melakukan apa-apa.
Gambar 1. Ayumu menusuk telapak tangannya dengan jangka
(Raifu volume 1, 2002: 77)
Pada data (1) dan gambar (1) dapat dianalisis tokoh Ayumu sangat benci terhadap diri sendiri. Data (1) dijelaskan bahwa Ayumu terus menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang sudah ia perbuat terhadap Shinozuka dan harus menerima
keputusan Shinozuka dengan mengakhiri hubungan persahabatannya. Gambar (1) Ayumu melakukan tindakan self injury sebagai bentuk pelampiasannya terhadap masalah yang sedang terjadi dengan Shinozuka.
Depresi dapat memicu penderita melakukan tindakan self injury, bahkan sampai melakukan bunuh diri. Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya depresi pada tokoh Ayumu salah satunya adalah trauma (Walsh, 2006:76).Adapun berikut contoh data analisis depresi akibat trauma.
Gambar 2. Ayumu di rundung saat jam pertama pelajaran (Raifu volume 4, 2002:89)
Gambar (2) dapat dianalisis bahwa Ayumu mengalami perundungan yang dilakukan oleh Manami dan kelompoknya. Ayumu dirundung karena merasa sudah merebut pacar Manami
yang bernama Katsumi. Ayumu menjadi depresi dan tertekan akan kejadian yang sudah menimpanya. Ia melampiaskan depresinya dengan melakukan self injury karena dengan cara itu membuatnya lebih tenang untuk sementara waktu.
Ayumu cenderung menghindari orang lain seperti adanya penolakan ketika teman-teman Ayumu mengajaknya makan bersama. Berikut data Ayumu cenderung menghindari diri dari orang lain.
(2) |
Tomodachi |
:Enryo shinai de iiyo |
Ayumu |
: A…iya | |
Tomodachi |
: Oide yo | |
Ayumu |
: Gomen ne |
(Raifu volume 1, 2002:149-150)
Terjemahan
Teman : Nggak usah malu
Ayumu : Nggak
Teman : Ayo kesini
Ayumu : Maaf
Pada data (2) dapat dianalisis bahwa karakteristik Ayumu yang cenderung menghindar dari orang lain sangat terlihat pada sikap dan kepribadiannya yang tertutup tersebut. Orang yang memiliki karakteristik ini akan mengalami stres dari
ketidakmampuan untuk menjaga interaksi dengan orang lain. Stres yang terus berlanjut mengakibatkan seseorang akan melampiaskan rasa emosinya dengan melakukan tindakan self injury (Walsh, 2006:83).
-
5.2. Faktor penyebab dari Self Injury pada tokoh Ayumu dalam manga Raifu
Walsh juga mengemukakan bahwa beberapa faktor penyebab dari self injury dapat dibagi menjadi tiga macam
yaitu kurang kasih sayang dan perhatian di dalam keluarga, adanya komunikasi yang kurang efektif, dan merasa diabaikan.
Dalam manga Raifu, tokoh Ayumu merasa kurang diperhatikan dan di sayangi oleh ibunya. Ibu Ayumu lebih menyayangi adik Ayumu dan selalu memberi perhatian lebih kepada adiknya. Adapun data gambar yang menunjukkan sikap ibu Ayumu yang lebih perhatian kepada adiknya sebagai berikut.
-
(3) Ayumu : Are ? Okaasan
Okaasan : koko mo wakaru
hazu yo ?
Ayumu :Okaasaan!
Gyuunyuu wa?Okaasan, atashii gyuunyuu o shitai! (Raifu volume 1, 2002:22)
Terjemahan
Ayumu : Eh ? Ibu
Ibu :Kamu juga pasti
ngerti yang ini ?
Ayumu : Ibuu ! Mana
susunya ?
Ibu, aku mau susu!
Dapat dianalisis pada data (3) Ayumu merasa kurang diperhatikan oleh ibunya. Ibu Ayumu sangat terlihat lebih menyayangi adik Ayumu daripada Ayumu.Data (3) telah menunjukkan sikap ibu Ayumu yang kurang perhatian dan sayang terhadap Ayumu. Hal tersebut menjadikan Ayumu pribadi yang tertutup dan tidak ingin menceritakan semua yang terjadi pada dirinya ke orang-orang terdekatnya, seperti
misalnya, ia melakukan self injury.
Pengabaian dan pengucilan di suatu tempat tertentu akan berdampak
buruk bagi kesehatan dan psikologis seseorang. ama halnya yang terjadi pada Ayumu, ia merasa diabaikan oleh teman-temannya. Adapun data gambar yang menunjukkan Ayumu diabaikan oleh teman-temannya sebagai berikut.
Gambar 3. Ayumu dikucilkan oleh teman-temannya (Raifu volume 1, 2002:111)
Dapat dianalisis pada gambar (3) bahwa sifat Ayumu yang cenderung pendiam dan kurang berinteraksi sosial menyebabkan ia mengalami pengabaian dari teman-temannya. Pengabaian dalam pergaulan itu terjadi karena ketidak sepadanan sikap dengan ruang lingkup pergaulan, jika individu tersebut berada pada pergaulan yang tidak sepadan dngan sikap atau jati diri, artinya kapasitas dalam bergaul pada individu tersebut tidak bisa memulai pergaulan dan bertolak belakang pada pola dan cara berpikir dari masing-masing individu tersebut (Walsh, 2006:98).
Self injury dapat menimbulkan dampak bagi diri sendiri atau berhubungan dengan orang di sekitar subjek pelakunya. Dampak perilaku self injury bisa bersifat positif atau negatif bagi pelakunya. Dampak bagi subjek pelaku self injury adalah timbulnya kecanduan pelaku terhadap tindakan self injury. Ketenangan setelah melakukan self injury tersebut memunculkan rasa nyaman sehingga melakukan self injury bisa berulang kali. Setelah melakukan self injury
rasa beban tersebut ikut keluar bersamaan dengan darah yang keluar dari luka self injury (Walsh, 2006:102). Hal tersebut juga dirasakan pada tokoh Ayumu setelah melakukan self injury, adapun data sebagai berikut.
-
(4) Ayumu :Nagareru chi o
miteta, shibaraku shite tomatta.
Atama no naka no gucha-
gucha ga suutto nagarete dete iku mitai data
(Raifu volume 1, 2002:83)
Terjemahan
Ayumu :Melihat darah
yang mengalir, kegalauan dalam kepala untuk sementara berhenti.
Sepertinya akan terus mengalir keluar.
Pada data (4) dapat dianalisis bahwa Ayumu merasa puas telah melakukan self injury. Ia merasakan kepuasaan tersendiri ketika melakukan self injury dan melihat darah mengalir yang keluar dari tubuhnya.
Tokoh Ayumu juga mengalami perubahan perilaku sosial. Setelah menjadi subjek pelaku self injury, Ayumu cenderung pendiam dan lebih senang menarik diri dari lingkungan sekitarnya khususnya di lingkungan sekolah. Ketika awal masuk SMA, Ayumu bertekad tidak ingin berteman dengan siapapun. Ia merasa lebih baik sendiri karena ia takut kejadian seperti Shinozuka terulang kembali. Adapun data Ayumu tidak ingin memiliki teman sebagai berikut.
-
(5) Ayumu : Tomodachi
nanka iranai !
Mata kizutsukeru
kurai nara hitori de ireba ii
(Raifu volume 1,
2002:109)
Terjemahan
Ayumu : Aku nggak mau
teman ! Kalau akan terluka lagi, lebih baik sendirian
Pada data (5) dapat dianalisis bahwa interaksi sosial yang dilakukan pada lingkungan sekolahnya merupakan perubahan perilaku sosial yang cenderung menarik diri dari lingkungan sekitarnya. Data (5) membuktikan bahwa Ayumu tidak ingin berinteraksi dengan teman-teman SMA barunya. Alasan Ayumu kurang berinteraksi dengan lingkungan sekolahnya dikarenakan ia tidak ingin orang lain tahu bahwa Ayumu seorang pelaku self injury.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yaitu, terdapat tiga karakteristik pelaku self injury pada tokoh Ayumu, yaitu sangat benci terhadap diri sendiri, depresi akibat trauma atau stres berat, dan cenderung menghindari orang lain.Terdapat tiga penyebab Ayumu melakukan self injury, yakni kurangnya kasih sayang dan perhatian dalam keluarga, adanya komunikasi kurang efektif, dan merasa diabaikan. Selain itu, ditemukan dua dampak negatif yang ditimbulkan dari self injury pada tokoh Ayumu, yaitu kecanduan pelaku terhadap tindakan self injury dan kecenderungan
berkepribadian anti sosial.
Danesi, Marcel. 2011. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar
Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakatra: Jalasutra
Grantz, Luke. M. 2002. Journals individuals and their confidants viewpoint on self harm. New
York:McGraw-Hill Book Company.
Ratna, I Nyoman Kutha. 2014. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suenobu, Keiko. 2002. “Raifu”. (manga). Tokyo: KODANSHA Ltd
Walsh, B. 2006. “Treating Self-Injury
Second Edition A Practical Guide”. (ebook). Internet: Google Books.
Wellek, Rene dan Warren, Austin. 1993. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia
466
Discussion and feedback