ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 21.1 Nopember 2017: 103-109

Praanggapan dalam Novel Nijushi no Hitomi Karya Sakae Tsuboi

Ni Made Aryastini1*, Ni Made Andry Anita Dewi 2, Renny Anggraeny3

[123]Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya 1[[email protected]] 2 [[email protected]] 3[[email protected]]

*Corresponding Author

Abstract

This research dealt with “Presupposition in Nijushi no Hitomi by Sakae Tsuboi”. The aims of this research are to know the types of presupposition and the types of ilocutionary act that contain presupposition. This research uses the presupposition theory proposed by Yule (1996) and ilocutionary act theory proposed by Searle (1969). The results of this research showed that there were has six types of presupposition such as the existential, factive, lexical, structural, nonfactive, and counter factual presupposition. Meanwhile, the types of ilocutionary act that contain presupposition in Nijushi no Hitomi were assertives boasting, complaining, rejecting; directives commanding, inviting; expressives thanking, expressing sympathy, criticizing and declarations resigning.

Key Words : Pragmatic, Presupposition, Ilocutionary.

  • 1.    Latar Belakang

Praanggapan merupakan anggapan awal yang secara tersirat dimiliki oleh sebuah ungkapan kebahasaan sebagai bentuk respon awal pendengar dalam menanggapi ungkapan kebahasaan (Cummings, 1999:42). Suatu praanggapan dapat menunjukkan maksud yang ingin disampaikan oleh penutur terhadap mitra tutur. Mitra tutur dapat menangkap maksud penutur jika memahami praanggapan tersebut.

Suatu tuturan dapat mengandung praanggapan, salah satunya dalam tindak tutur. Tindak tutur merupakan tindakan yang dilakukan ketika mengungkapkan suatu tuturan (Austin, 1962:560). Agar tercipta suatu komunikasi yang baik praanggapan dalam sebuah tuturan dipakai sebagai tolak ukur dalam menentukan pilihan bahasa.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

  • a.     Bagaimanakah          jenis-jenis

praanggapan dalam novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi?

  • b.     Bagaimanakah jenis-jenis tindak

tutur ilokusi yang mengandung praanggapan dalam novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai kajian pragmatik, yaitu praanggapan dan tindak tutur ilokusi. Secara khusus tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis-jenis praanggapan dan jenis-jenis tindak tutur ilokusi yang mengandung praanggapan.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan teknik catat menurut Sudaryanto (1993:133). Pada tahap analisis data, digunakan metode deskriptif menurut Sudaryanto (1993:62) dan penyajian hasil analisis digunakan metode informal menurut Sudaryanto (1993:145). Penelitian ini menggunakan teori praanggapan yang dikemukakan oleh Yule (1996) untuk menganalisis jenis-jenis praanggapan dan teori tindak tutur ilokusi yang dikemukakan oleh Searle (1969) untuk menganalisis jenis-jenis tindak tutur ilokusi.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

    • 5.1    Praanggapan Eksistensial dan Tindak Tutur Ilokusi

Praanggapan           eksistensial

merupakan suatu asumsi tentang keberadaan benda, tempat dan seseorang (Yule, 1996:46).

  • (1)    Kotsuru : Shinkon ryokounaa, oshiete yarouka.

Masuno : Un, Kompira e iku?

Kotsuru : Sou, ujigami sama kara ippon matsu made, nan jikan gurai kakatta?

Masuno : Ujigami sama kara nara, sugu jyatta. Basu ga na, bubuu tte rappanarashi yotte, ippon matsu no tokotsu passhittamon. Manjuu hitotsu kuu te shimawan uchi jatta do

(Nijushi no Hitomi, 2007:119)

Kotsuru : Mengenai bulan madu Bu Oishi, mau aku beritahu?

Masuno  : Iya ! Apakah Bu

Oishi akan pergi ke Kompira?

Kotsuru : Iya, benar. Berapa jam dari kuil sampai ke desa Pohon Pinus?

Masuno : Kalau dari kuil, bisa dengan    segera.

Busnya membunyikan klakson    waktu

melewati     desa

Pohon Pinus. Aku bahkan    belum

memakan    kue

manju ku sampai habis.

Tuturan pada data (1) merupakan tuturan antara Kotsuru dengan Masuno yang sedang membicarakan Bu Oishi yang baru menikah. Tuturan Masuno yaitu, Un, Kompira e iku? ‘Iya, apakah Bu Oishi akan pergi ke Kompira? ’ memiliki praanggapan bahwa tempat yang dituju untuk bulan madu oleh Bu Oishi adalah kuil Kompira. Praanggapan Masuno bahwa Bu Oishi akan pergi ke Kompira untuk bulan madu diperkuat dengan adanya “pengetahuan bersama” bahwa kuil Kompira merupakan kuil yang dianggap membawa keberuntungan, menawarkan perlindungan bagi pelaut dan menjamin hasil panen yang melimpah (Yasuhiro, 2013:12). Suami Bu Oishi merupakan seorang pelaut sehingga Masuno memiliki praanggapan bahwa Bu Oishi akan pergi ke kuil Kompira untuk mendoakan suaminya agar selalu diberi keselamatan.   Praanggapan Masuno

termasuk ke dalam praanggapan eksistensial    karena menunjukkan

keberadaan sebuah tempat. Praanggapan tentang keberadaan kuil Kompira

membuat Kotsuru merasa tertarik dengan tempat tersebut sehingga ia bertanya-tanya tentang kuil itu kepada mitra tuturnya Masuno. Tuturan Masuno yaitu, Ujigami sama kara nara, sugu jyatta. Basu ga na, bubuu tte rappanarashi yotte, ippon matsu no tokotsu passhittamon. Manjuu hitotsu kuu te shimawan uchi jatta do ‘Kalau dari kuil, bisa dengan segera. Busnya membunyikan klakson saat melewati desa Pohon Pinus. Aku bahkan belum memakan kue manju ku sampai habis’ merupakan tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi asertif membual. Kotsuru bertutur bahwa dirinya bisa sampai ke kuil Kompira dalam waktu singkat. Waktu singkat yang dimaksud Kotsuru, diumpamakan bagai makan sepotong kue manju yang tidak memerlukan waktu lama. Namun pada kenyataannya, waktu itu ia gugup karena perjalanan pertama sehingga ia hanya mengamati si sopir dan tidak ingat memakan kuenya. Dilihat dari tuturannya, Masuno telah mengatakan hal omong kosong atau yang bukan-bukan sehingga tuturannya tersebut termasuk ke dalam tuturan membual.

  • 5.2    Praanggapan Faktual dan Tindak Tutur Ilokusi

Praanggapan faktual adalah asumsi yang muncul dari tuturan yang dinyatakan dengan kata-kata yang menunjukkan suatu fakta atau berita yang diyakini kebenarannya (Yule, 1996:47).

  • (2)    Oishi Sensei : Ki ga tsuku to, Masuno gahitori de shabete irune! Houkano hito dou shita no, nandemo nakattano?

Masuno       : Sensei, sensei sore

yori mo mada soudou nanyou

(Nijushi no Hitomi, 2007:39)

Bu Oishi    : Ah, saya baru

sadar      hanya

Masuno    yang

bicara! Yang lain bagaimana?, apakah baik-baik saja?

Masuno     : Ibu ada yang lebih

gawat lagi!

Tuturan pada data (2) merupakan tuturan antara Bu Oishi dengan Masuno yang terjadi ketika Bu Oishi baru memasuki gerbang sekolah. Tuturan Bu Oishi pada data (2) yaitu, Ki ga tsuku to, Masuno ga hitori de shabete irune! ‘Ah saya baru sadar hanya Masuno yang bicara!’ memiliki praanggapan bahwa Masuno bicara sendiri tidak memberi kesempatan   kepada   teman-temannya.

Praanggapan Bu Oishi terjadi karena melihat      Masuno      mendominasi

pembicaraan diantara teman-temannya ketika bercerita tentang kerusakan yang diakibatkan oleh badai. Praanggapan tersebut termasuk ke dalam jenis praanggapan faktual dilihat pada tuturan Bu Oishi terdapat kata ki ga tsuku dalam bahasa Indonesia berarti ‘sadar’. Kata ki ga tsuku merupakan salah satu kata yang dapat mengidentifikasi bahwa sebuah tuturan mengandung praanggapan faktual (Yule, 1996:47). Praanggapan tersebut menyebabkan Bu Oishi bertutur Houka no hito dou shitano, nandemo nakattano? ‘Yang lain bagaimana, apakah baik-baik saja?’. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur ilokusi direktif menyuruh. Bu Oishi bertutur untuk memengaruhi murid-

muridnya agar ikut memberikan respon terhadap tuturannya.

  • 5.3 Praanggapan Leksikal dan Tindak

    Tutur Ilokusi

Praanggapan leksikal merupakan praanggapan yang didapat melalui tuturan yang diinterpretasikan atau secara tersirat (Yule, 1996:48).

  • (3)    Oishi Sensei : Maa, Misako san

Misako     : Sensei mata misaki e

oideru to iu no wo kiite, watashi wa ureshikute namida ga demashitano. Sensei,     doumo

arigatou gozaimasu.

(Nijushi no Hiomi, 2007:241)

Bu Oishi : Oh, Misako!

Misako : Waktu saya

mendengar Ibu datang lagi ke desa tanjung ini, saya begitu senang sampai-sampai saya menangis Saya benar-benar mengucapkan terima kasih Bu.

Tuturan pada data (3) merupakan tuturan antara Bu Oishi dengan Misako yang terjadi di pinggir pantai ketika Bu Oishi sedang istirahat siang. Tuturan Misako yaitu, Sensei mata misaki e oideru to iu no wo kiite, watashi wa ureshikute namida ga demashitano ‘Waktu saya mendengar Ibu datang lagi ke desa Tanjung ini, saya begitu senang sampai-sampai saya menangis’ memiliki praanggapan bahwa sebelumnya Bu Oishi memang pernah mengajar di desa tersebut

namun Misako mengira Bu Oishi tidak akan mengajar lagi di desanya. Praanggapan ini termasuk ke dalam jenis praanggapan leksikal dapat dilihat dari kata mata yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘lagi’ yang merupakan salah satu kata yang dapat mengidentifikasi bahwa sebuah tuturan mengandung praanggapan leksikal (Yule, 1996:48). Praanggapan Misako menyebabkan ia bertutur Sensei, doumo arigatou gozaimasu ‘Saya benar-benar mengucapkan terima kasih Bu’. Tuturan ini merupakan tindak tutur ilokusi ekspresif mengungkapkan terima kasih. Tindak tutur terima kasih diungkapkan oleh Misako sebagai penutur terhadap Bu Oishi sebagai mitra tutur. Tuturan mengungkapkan terima kasih dipertegas dengan kata doumo arigatou gozaimasu ‘terima kasih banyak’.

  • 5.4 Praanggapan Struktural dan Tindak Tutur Ilokusi

Praanggapan      ini      adalah

praanggapan yang dinyatakan melalui tuturan dalam struktur kalimat yang jelas dan langsung dipahami (Yule, 1996:48).

  • (4)    Koucho Sensei : Hisako san no kata ashi gisei ni shitandakara, misako zutome wa mou yoi desho.

Oishi Sensei : Doushite desuno?

Kounin sensei wa donata desuka?

Koucho Sensei : Gotou Sensei.

(Nijushi no Hitomi, 2007:89)

Kepala sekolah : Hisako kau telah mengorbankan satu kakimu, jadi sebaiknya kau tidak usah

mengajar di sekolah itu lagi

Bu Oishi      : Kenapa begitu?

Siapa yang akan menggantikan saya?

Kepala sekolah : Bu Gotou.

Tuturan pada data (4) merupakan tuturan antara Bu Oishi dengan Kepala Sekolah yang terjadi ketika Kepala Sekolah berkunjung ke rumah Bu Oishi. Kunjungannya tersebut bertujuan untuk memberitahu bahwa Bu Oishi akan digantikan oleh guru baru dan sekalian untuk menjenguk Bu Oishi yang kakinya patah akibat terjatuh di pantai ketika mengajar muridnya bernyanyi. Kepala sekolah belum sempat memberitahu alasannya datang ke sana, namun Bu Oishi sudah dapat menebak bahwa posisinya sebagai guru di sekolah cabang akan

digantikan. Hal  tersebut  dapat dilihat

melalui tuturannya yaitu, Kounin sensei wa, donata desuka   ‘Siapa   yang akan

menggantikan      saya?’      memiliki

praanggapan bahwa kedatangan kepala sekolah ke rumahnya untuk memberitahu bahwa Bu Oishi akan digantikan oleh seorang guru baru. Praanggapan Bu Oishi tersebut terjadi dilihat dari konteks situasi bahwa ia sudah lama tidak mengajar. Praanggapan tersebut termasuk ke dalam jenis praanggapan struktural karena dapat dilihat dari struktur kalimat itu sendiri yaitu dengan kalimat tanya yang di perjelas dengan kata tanya donata ‘siapa’. Kata tanya ‘siapa’ berfungsi untuk menanyakan seseorang. Praanggapan struktural tersebut menyebabkan Bu Oishi bertutur ilokusi asertif menolak kepada kepala sekolah sebagai mitra tutur. Tuturan Bu Oishi terikat kebenaran yaitu Bu Oishi menolak ketika disuruh berhenti mengajar di sekolah cabang karena pada kenyataannya

ia senang mengajar di sekolah tersebut dan ia juga berjanji kepada murid-muridnya kalau sudah sembuh akan kembali mengajar. Tindak tutur ilokusi menolak dipertegas pada tuturan Doushite desuno? ‘Kenapa begitu’ seolah-olah Bu Oishi keberatan dengan keputusan Kepala Sekolah yang menyuruhnya untuk berhenti mengajar.

  • 5.5 Praanggapan Nonfaktual dan

    Tindak Tutur Ilokusi

Praanggapan      ini      adalah

praanggapan yang masih memungkinkan adanya pemahaman yang salah karena penggunaan kata-kata yang tidak pasti dan masih ambigu (Yule, 1996:50).

  • (5)    Okamisan : Onago Sensei, anta ima, nani ga okashiite warauttan desuka.

Oishi Sensei : Sumimasen. Sonna tsumori wa chittomo…

(Nijushi no Hitomi, 2007:45)

Pemilik toko : Ibu guru, apa ada yang aneh sehingga kau tertawa tadi?

Bu Oishi : Maafkan saya. Saya tidak bermaksud….

Tuturan pada data (5) merupakan tuturan antara pemilik toko dengan Bu Oishi yang terjadi ketika Bu Oishi ikut bersih-bersih di jalan akibat badai. Salah satu muridnya menirukan gaya seorang nenek-nenek yang panik ketika terjadi badai sambil mengerutkan keningnya. Hal tersebut membuat Bu Oishi tertawa terbahak-bahak hingga salah seorang pemilik toko merasa tersinggung kemudian menghampirinya dan bertutur Onago

Sensei, anta ima, nani ga okashiite warauttan desuka ‘Ibu guru, apa ada yang aneh sehingga kau tertawa tadi?’. Pemilik toko memiliki praanggapan bahwa Bu Oishi sedang menertawakan nasib buruk orang-orang desa tersebut yang mengalami kerusakan dan kerugian akibat badai. Tuturan pemilik toko termasuk ke dalam praanggapan nonfaktual karena merupakan suatu asumsi yang tidak benar atau nyata. Pemilik toko mempraanggapkan bahwa Bu Oishi menertawakan nasib buruk orangorang akibat badai. Pada kenyataannya, Bu Oishi tertawa karena melihat tingkah laku muridnya yang lucu. Praanggapan pemilik toko menyebabkan terjadinya tindak tutur ekspresif mengecam pada tuturan Onago Sensei, anta ima, nani ga okashiite warauttan desuka ‘Ibu guru, apa ada yang aneh sehingga kau tertawa tadi?’. Tuturan pemilik toko menunjukkan sikap psikologi penutur yang marah terhadap mitra tutur karena merasa tersinggung dengan sikap Bu Oishi yang tertawa terbahak-bahak.

5.6 Praanggapan Pengandaian dan Tindak Tutur Ilokusi

Praanggapan ini menghasilkan pemahaman yang berkebalikan dari pernyataan atau kontradiktif ( Yule, 1996:51).

  • (6)    Kotoe : Akanbo nandezo, nakereba ureshikatta.

Kotsuru : Koto yan, ikanai no? minna iku desho!

Kotoe   : Obaasan ni, toute kara.

(Nijushi no Hitomi, 2007:70)

Kotoe  : Seandainya tidak ada

bayi, alangkah menyenangkan.

Kotsuru : Kau tidak ikut, Kotoe? Semua akan ikut lho!

Kotoe : Aku mau minta ijin dulu pada nenek.

Tuturan pada data (6) merupakan tuturan antara Kotsuru dengan Kotoe yang terjadi ketika mereka pulang sekolah. Tuturan Kotoe yaitu, Akanbo nandezo, nakereba yokatta ‘Seandainya tidak ada bayi, alangkah menyenangkan’ memiliki praanggapan pengandaian yaitu ada seorang bayi di rumahnya. Praanggapan Kotoe menunjukkan suatu berkebalikan dengan tuturan yang dituturkan yaitu Kotoe memang memiliki seorang adik bayi. Praanggapan tersebut termasuk ke dalam jenis praanggapan pengandaian, dilihat dari pola kalimat ~ba merupakan suatu pola kalimat pengandaian. Pola kalimat ~ba dalam bahasa Indonesia memiliki arti ‘seandainya~ tentu~’ (Makino dan Tsutsui, 1986:146). Tuturan Kotoe yang mengadung praanggapan ditanggapi oleh Kotsuru dengan bertutur, Koto yan, ikanai no? Minna iku desho! ‘kau tidak ikut, Kotoe? Semua akan ikut lho!’. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur ilokusi direktif mengajak. Kotsuru bertutur untuk memengaruhi agar Kotoe ikut menjenguk Bu Oishi yang sedang sakit. Tuturan mengajak dipertegas dengan tuturan minna iku desho! yang berarti ‘semua akan ikut lho!’ secara tidak langsung Kotsuru mengajak Kotoe untuk ikut dengan mengatakan yang lain semuanya akan ikut. Bu Oishi.

  • 6.    Simpulan

Novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi lebih dominan ditemukan jenis praanggapan struktural dibandingkan jenis lainnya. Praanggapan tersebut

ditandai dengan beberapa kata dan pola kalimat yang dapat mengidentifikasi suatu tuturan    mengadung    praanggapan.

Praanggapan tersebut dapat ditemukan dalam tindak tutur ilokusi. Jenis tindak tutur ilokusi yang mengandung praanggapan yaitu ; asertif, direktif, ekspresif dan deklarasi.

  • 7.    Daftar Pustaka

Austin, J.L. 1962. How to Do Things with

Words. London: Oxford University.

Cummings, Louise. 1999. Pragmatics: A Mulitidiciplinary Perspective, New York: Oxford University Press.

Makino & Tsutsui. 1986. A Dictionary of Basic Japanese Grammar. Tokyo. The Japan Times.

Searle, John R. 1969. Speech Acts, An Essay in the Philosopy of Language. Cambridge:  Cambridge University

Press.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Tsuboi, Sakae. 2007. Nijushi no Hitomi. Jepang: Sanseido.

Yasuhiro, Kinryou. 2013. Naze, Kompirasan ga “Umi no Kamisama” Nano Ka. Jepang: Marine Rescue Japan.

Yule, George.1996. Pragmatics. Oxford : Oxford University Press

109