ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 21.1 Nopember 2017: 90-95

Kigo Kaze dalam kumpulan Haiku Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku karya Takahama Kyoshi

Ni Putu Iin Permata Dina Liana1*, Silvia Damayanti2, NPL Wedayanti3 [123]Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya 1[[email protected]] 2[[email protected]]

3

3[[email protected]]

*Corresponding Author

Abstract

Haiku is one of traditional Japanese poetries. The characteristic of haiku are short, imagistic and make people connected tonature. Traditional haikuhave 17 short sounds divided into three lines of 5-7-5 syllables patern. Element of nature that mostly usedin haiku are flower, bird, snow, mountain, and wind. Every year the seasons always change accordingly spring season, summer season, autumn season, and winter season. Element of nature that represent in haiku is called Kigo. Through kigo we can fell the essential and aesthetics of haiku. One of the element nature is wind (kaze). Basically Japanese people enjoy the wind that blows in every seasons based on the four seasons.It shows that there are mutual relationship between nature and literature.

Key words : Haiku, Kigo, Kaze

  • 1.    Pendahuluan

Haiku merupakan puisi tradisional Jepang   yang   mempunyai   aturan

penulisan 5-7-5 atau 17 suku kata (Umesao,1995:1699). Dalam penulisan haiku terdapat kata penunjuk musim (kigo)    yang    digunakan    untuk

mengungkapkan keindahan alam berdasarkan setiap pergantian musim. Adanya kigo dalam penulisan haiku merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan ide, pikiran, dan emosi dari penyair kepada para pembaca. Penelitian ini memfokuskan meneliti kigo kaze (angin) beserta amanatnya dengan menggunakan kumpulan haiku yang berjudul Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku karya Takahama Kyoshi sebagai objek penelitian. Alasan meneliti kigo kaze dalam kumpulan haiku tersebut karena penggunaan kata kigo kaze ditemukan mempunyai ciri khas yang bervariasi     dibandingkan     dengan

penggunaan kigo lainnya sehingga dapat menimbulkan efek estetika/keindahan.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan pendahuluan tersebut maka pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

  • a.    Bagaimanakah kigo kaze dalam kumpulan haiku Ehime Hatsu Hyaku Nen no Haiku karya Takahama Kyoshi ?

  • b.    Bagaimanakah pengungkapan amanat dalam kumpulan haiku Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku karya Takahama Kyoshi ?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah agar pembaca mengetahui kigo kaze yang terdapat dalam kumpulan haiku Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku karya Takahama Kyoshiberdasarkan 4 musim

yakni musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin (Kyoshi dalam Rurio,1997). Selain itu penelitian ini juga bertujuan agar pembaca mengetahui amanat yang terkandung dalam pengungkapan haiku tersebut.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan untuk meneliti, serta menginterprestasikan teks tersebut (Ratna,2004:39). Pada tahapan analisis data digunakan metode deskriptif analisis untuk menguraikan kigo kaze beserta amanat berdasarkan fakta-fakta yang ada. Analisis data dilakukan secara induktif yakni data dikaji melalui proses yang berlangsung dari data ke teori (Djajasudarma,2006:4).      Selanjutnya

penelitian ini menggunakan metode informal sebagai metode dan teknik penyajian analisis data. Selanjutnya teori yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teori strukturalisme genetik dari Goldmann (1956).

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Dalam penelitian ini haiku yang dianalisis berjumlah 4 data. Haiku yang mengandung kigo kaze dikelompokkan berdasarkan 4 musim yakni musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Selain itu dalam penelitian ini juga meneliti amanat yang terkandung dalam haiku tersebut. Selanjutnya kigo kaze yang terdapat dalam kumpulan haiku Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku karya Takahama Kyoshi diantaranya sebagai berikut:

  • 5.1    Kigo Kaze Musim Semi

Musim semi merupakan musim yang menyenangkan karena suhu mulai

berubah menjadi hangat. Kehangatan tersebut dapat mempengaruhi arah hembusan angin dan perasaan penyair dalam menulis syair haiku. Temperatur suhu di beberapa tempat umumnya bervariasi yakni 22,4°C di Kota Naha-Okinawa (Jepang Selatan), 6,3°C di Kota Wakkanai-Hokkaido (Jepang Utara), temperatur tertiggi di Kota Tokyo mencapai 25,2°C dan suhu terendah 4,1°C (Parastuti,2001:6). Selanjutnya kumpulan kigo kaze musim semi dalam kumpulan haiku Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku diantaranya (1) Haru kaze, (2) Rakka no kaze (Hana Fubuki) dan (3) Konomekaze. Haru kaze bermakna semangat yang besar, rakka no kaze bermakna perpisahan serta kehidupan fana bunga sakura, dan konomekaze bermakna kehangatan jiwa dari angin musim semi. Berikut salah satu kigo kaze musim semi dalam kumpulan haiku Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku:

  • (1)    春風や/ 闘志いだきて/ 丘に 立つ

Haru kaze ya/ toushi idakite/ o ka ni tatsu

‘Angin musim semi/ dengan semangat juang/ berdiri di atas bukit’

(E.H. H.N. N.H, 1997:152)

Haiku pada data (1) merupakan haiku yang ditulis pada tanggal 11 Februari tahun 1913 pada perkumpulan haiku Sanda, Tokyo Shibaura. Haiku pada data (1) ditulis pada bulan Februari menandakan bahwa pada bulan Februari mulai terjadi peralihan musim dari musim dingin (fuyu) menuju musim semi (haru) (Parastuti,2001:23). Haiku pada data (1) diksi haru kaze (angin musim semi) merupakan kigo kaze penanda musim semi. Pada dasarnya angin yang berhembus ketika musim semi membawa perasaan semangat, memberikan kehangatan, serta ketenangan jiwa dan pikiran (Zassoshi,1986:156). Selain itu

hembusan dari kehangatan angin musim semi dapat memberikan suatu energi dan fikiran positif dalam menjalani proses kehidupan yang lebih baik.

Haiku pada data (1) terdapat kireji (pemotongan huruf) setelah diksi haru kaze yakni kireji ya. Kireji ya () merupakan kata seruan yang dapat diartikan sebagai merangkul semangat juang dan tekad yang besar ibarat berdiri di atas bukit. Amanat yang terdapat pada haiku data (1) yakni hadapi setiap rintangan dan tantangan dalam hidup dengan semangat dan jiwa yang tegar serta tidak mudah untuk menyerah.

  • 5.2    Kigo Kaze Musim Panas

Awal musim panas (shoka) berlangsung pendek dan cuaca menjadi sangat lembab dan pengap Hal tersebut disebut dengan istilah mushiatsui. Pada saat memasuki musim panas matahari bersinar sangat terik dan suhu udara mengalami peningkatan. Suhu terendah pada musim panas yakni 25° C dan suhu tertinggi dapat mencapai 30° C (Haryanti,2013:11).         Selanjutnya,

kumpulan kigo kaze musim panas dalam kumpulan haiku Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku yakni (1) Kunpuu dan (2) Seiran. Makna dari kunpuu dapat memberikan kesejukan di kala musim panas dan seiran bermakna angin yang membawa kekuatan fisik bagi manusia. Berikut salah satu kumpulan kigo kaze musim panas dalam Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku :

  • (2)    理学部は/ 薫風楡の/ 大樹陰 Rigakubu wa /kunpuu nire no/ dai ju in

‘Angin sejuk /fakultas      ilmu

sains/bayangan pohon elm ya ng besar’

(E. H. H. N. N. H,1997:234)

Haiku pada data (2) merupakan haiku yang ditulis pada bulan Juni yang

menandakan bahwa musim panas telah tiba. Terdapat diksi kunpuu (angin sejuk) merupakan kigo kaze musim panas. Kunpuu merupakan angin dari arah selatan tepatnya pada saat awal musim panas. Ciri khas dari hembusan angin kunpuu yakni membawa kesegaran aroma daun muda (Sanseido,1934:352). Hembusan kunpuu pada musim panas dapat memberikan kesejukan dan ketenangan karena kunpuu merupakan jenis angin yang bertiup dengan lembut (sepoi-sepoi). Ciri khas dari kunpuu yakni dapat membawa kesegaran aroma daun muda melalui celah-celah pada batang pepohonan (Sanseido,1934:352).

Haiku pada data (2) terdapat syair // nire no/ dai ju in // (bayangan pohon elm yang besar) merupakan bagian akhir syair haiku yang dihubungkan dengan partikel no. Partikel no diantara diksi nire dan dai ju in mempunyai keterkaitan yakni pohon elm dan bayangannya merupakan satu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu besarnya bayangan pohon elm tersebut mampu untuk menangkal panasnya sinar matahari. Ketika mahasiswa fakultas sains yang melakukan kegiatan penelitian sedang berteduh di bawah pohon sembari berbincang-bincang, maka bayangan pohon elm yang besar tersebut dapat memberikan kesejukan dan perlindungan. Amanat yang terdapat dalam haiku pada data (2) yakni harapan dan cita-cita dapat diwujudkan dengan usaha keras. Hal tersebut dikaitkan dengan mahasiswa fakultas sains yang diharapkan kelak akan menjadi orang yang besar (orang sukses). Oleh karena itu untuk menjadi seorang mahasiswa yang sukses di masa depan hendaknya dimulai dari pendidikan serta ketekunan dalam menempa ilmu. Mahasiswa yang telah berhasil diterima di fakultas sains merupakan mahasiswa yang kelak karir dan cita-citanya akan menjadi cerah. Hal

tersebut dikarenakan fakultas sains merupakan fakultas yang berkaitan dengan penelitian ilmu-ilmu alam sehingga sangat berguna bagi Jepang di masa yang akan datang.

  • 5.3    Kigo Kaze Musim Gugur

Secara umum, musim gugur berlangsung pada bulan September dan berakhir pada bulan November. Sisa-sisa udara panas dari musim panas masih terasa hingga pertengahan akhir bulan September sehingga menyebabkan udara menjadi lebih kering dan sejuk karena temperatur         mulai         turun

(Parastuti,2001:10). Suhu di Kota Tokyo pada musim gugur yakni 23°C pada bulan September, 19°C pada bulan Oktober, dan 14°C pada bulan November (Matcha,2013). Kumpulan kigo kaze musim gugur yang diteliti dalam kumpulan haiku Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku berupa aki kaze. Masing-masing kigo aki kaze tersebut memiliki makna tersendiri yang terdiri atas kesedihan, keputus asaan, serta kekaguman terhadap keindahan alam semesta. Berikut salah satu kigo kaze musim gugur dalam haiku Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku:

  • (3)    秋風や/ 心の中の/ 幾山河

Aki kaze ya /kokoro no naka no ik usanga

‘Angin musim gugur/ di dalam hati/ sejumlah gunung sungai’

(E. H.H. N. N. H,1997:358)

Haiku pada data (3) ditulis pada bulan September. Diksi Aki kaze (angin musim gugur) merupakan kigo kaze penanda musim gugur. Aki kaze merupakan angin yang berhembus pada saat musim gugur, serta senantiasa membawa hawa sejuk atau dapat disebut dengan     istilah     suzushii     kaze

(Kotobank,2005). Hembusan aki kaze yang dirasakan Kyoshi dapat

memberikan ketentraman hati. Hal tersebut disebabkan karena hembusan angin musim gugur yang seolah-olah senantiasa menemaninya menunjukkan bahwa keindahan alam semesta tersebut dapat dirasakan oleh Kyoshi hingga merasuk ke dalam hati.

Haiku pada data (3) terdapat majas hiperbola (kouchohou) yaitu ungkapan mengatakan sesuatu yang berlebihan atau membesar-besarkan (Seto,2002:201). Majas hiperbola ditunjukkan oleh syair // kokoro no naka no/ ikusanga// (didalam hati/ sejumlah gunung sungai). Pengungkapan tersebut menimbulnya adanya suatu kepuasan serta rasa takjub yang begitu besar ketika menikmati pemandangan alam semesta (gunung dan sungai). Amanat yang terkandung pada haiku data (3) yakni mensyukuri dan memelihara alam semesta sebagai bagian dari hubungan antara manusia dengan alam. Alam dan lingkungan memberikan pengaruh yang besar terhadap terbentuknya sifat manusia. Oleh karena itu orang Jepang menjadi sangat sensitif terhadap perubahan alam yang terjadi di sekitarnya (Mandah,1992:28-29).

  • 5.4    Kigo Kaze Musim Dingin

Musim dingin di sepanjang laut Jepang sering diguyur oleh salju sedangkan daerah di sepanjang Samudera Pasifik jarang turun salju. Cuaca yang dingin orang Jepang menggunakan penghangat ruangan seperti kotatsu maupun sutoubu yang digunakan untuk menghangatkan badan (Haryanti,2013:15). Pada umumnya suhu pada musim dingin di daerah Hokkaido mencapai -15°C dan suhu di Pulau Kyushu (paling selatan) mencapai +7°C (Parastuti,2001:11).

Musim dingin di daerah Hokkaido mencapai -15°C dan suhu di Pulau

Kyushu (paling selatan) mencapai +7°C (Parastuti,2001:11).          Selanjutnya

kumpulan kigokaze musim dingin dalam kumpulan haiku Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku yakni (1) Kita kaze, dan (2) Kazehana. Makna kita kaze mengandung kesepian yang mendalam, serta makna kazehana juga dapat membawa kesepian serta keindahan. Keindahan kazehana terletak pada gerakan butiran salju melayang-layang di langit yang cerah karena terhempaskan oleh angin dari arah pegunungan yang disebut dengan istilah yama oroshi. Salah satu kigo kaze musim dingin dalam haiku Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku adalah sebagai berikut :

  • (4)    北風や/ 石を敷きたる/ロシア町 Kita kaze ya/ ishi wo shikitaru/Roshia machi

‘Angin utara/ jalan berbatu/ kota Rusia’

(E. H. H. N. N. H,1997:317)

Haiku pada data (4) ditulis pada bulan November. Kigo Penanda musim dingin ditunjukkan oleh angin yang berhembus dari arah utara (kita kaze). Kita kaze merupakan angin yang membawa hawa dingin dari pusat angin yang berada di daratan Siberia. Adanya hembusan angin utara menandakan bahwa Kyoshi harus bertahan menghadapi hawa dingin yang menusuk kulit. Haiku pada data (4) sesungguhnya merujuk pada kota Harbin, Tiongkok. Selama hidupnya tercatat Kyoshi telah lima kali melakukan perjalanan ke beberapa negara meliputi Manchuria, Korea (Pyoungyang dan Gyeongseong) serta Republik Rakyat Tiongkok (kota Harbin, Changchun, Dalian, Shenyang) (Toshiki,2011). Walaupun Kyoshi berada di Kota Harbin yang Kyoshi ketika ramai namun perasaan melintasi jalan berbatu di kota Harbin menjadi sepi karena pengaruh dari angin utara yang berhembus memberikan efek kesepian yang mendalam bagi penyair.

Haiku pada data (4) terdapat pemotongan huruf (kireji) ya (). Kireji tersebut menandakan bahwa hembusan kita kaze (angin utara) yang dirasakan Kyoshi sebagai kata seruan dengan memberikan penekanan “hawa dingin”. Selanjutnya amanat yang terkandung pada haiku data (4) adalah kesulitan dalam setiap kehidupan hendaknya dihadapi dengan tegar. Hal tersebut karena pengaruh dari angin utara yang berhembus     seolah-olah    mampu

menciptakan penggambaran bahwa Kyoshi melintasi sebuah kota yang sepi dan berusaha untuk tegar di tengah kesulitan beradaptasi di negeri asing.

  • 6    Kesimpulan

Berdasarkan bab pembahasan sebelumnya maka simpulan penelitian yang dapat di kemukakan adalah sebagai berikut :

  • a.    Kigo kaze pada musim semi yakni haru kaze.Kigo kaze pada musim panas yakni kunpuu. Kigo kaze pada musim gugur yakni aki kaze dan Kigo kaze pada musim dingin yakni kita kaze.

  • b.    Pengungkapan amanat haiku pada musim semi yakni: Hadapi setiap rintangan dan tantangan dalam hidup dengan jiwa yang tegar. Amanat haiku pada musim panas yakni : Harapan dan cita-cita dapat diwujudkan melalui kerja keras. Amanat haiku pada musim gugur yakni : Mensyukuri dan memelihara alam semesta sebagai bagian dari hubungan antara manusia dengan alam dan Amanat haiku musim dingin yakni : Kesulitan dalam setiap kehidupan hendaknya dihadapi dengan tegar.

  • 7    Daftar Pustaka

    Zassoshi, Ohno. 1986. Ame-Yuki-Kaze Wo Tanomu Tameni. Tokyo:Kabushikigaisha


Djajasudarma. Hj. T. Fatimah. 2006. Metode Linguistik Penelitian dan Kajian. Bandung : PT. Refika Aditama.

Goldmann, Lucien. 1956. The Hidden God. London:Routledge

Haryanti, Pitri. 2013. All About Japan: Andi Yogyakarta

Kotobank. The Asahi Shimbun Company / VOYAGE GROUP, inc. 2005. Diakses dari website https ://kotobank.jp/.

Mandah, Darsimah dkk. 1992. Pengantar kesusastraan Jepang. Jakarta: Grasindo

Matcha. 2013. Japan Travel Magazine. Diakses dari website https ://matcha-jp.com.

Parastuti. 2001. Mengenal Budaya Negeri Matahari Terbit. Surabaya : UnesaUniversity Press

Ratna,I Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rurio, Imai. 1997. Ehime Hatsu Hyaku Nen No Haiku Japan. Ehime: Shinbunsha

Sanseido. 1934. Shin Saijiki. Tokyo: Kabushikigaisha

Seto, Kenichi. 2002. Nihongo no Retorikku. Japan : Iwanami Junia Shinso

Toshiki,Bouzyou. 2011. Takahama Kyoshi No 100 Ku Wo Yomu. Di unduh dariwebsite: izbooks.co.jp pada tanggal 2 Juni 2017

Umesao, Tadao 1995. Nihongo Daijiten. Tokyo : Kodansha

95