ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 17.3 Desember 2016: 301 - 306

Penguasaan Leksikal Pada Anak Tk Dan Paud Tunas Kori Dharma Di Denpasar: Kajian Psikolinguistik

Siti Rabiatun Nur Annisa1*, I Nyoman Suparwa2, I Wayan Teguh3 123Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana 1[[email protected]] 2[[email protected]]

3

3[[email protected]]

*

Corresponding Author

ABSTRACT

This thesis entitled " Mastery of Lexical on Children in kindergarten and early childhood education at Kori Dharma Tunas school at Denpasar: Psycholinguistics Studies" motivated by the process of acquisition and mastery of objects that shown into children under five years old. This research discussed about two problems; the vocabulary mastered by children under five years old and the factors that affect the lexical mastery by each child. The aims of this study were to determine the vocabulary mastered by children under five years old and also the factors that influence the lexical mastery. This study uses three methods and techniques: methods and data collection techniques, methods and data processing techniques, and methods of data analysis and presentation techniques.

Two theories are used on this study the theory of semantic features hypotheses, and theories of child development. This study found that there are two types of words which mastered by the children, namely: nouns and verbs. Children could mention noun words such as strawberries, avocados, oranges, shoes, mosquito, cars, fish, sheep, laying kite, giraffes, wine, and monkey, then for the verb, they could mention walking, reading, swimming, rake and watering. Kid’s lexical development influenced by two factor; age and environmental.

Keywords: psycholinguistics, lexical, factor.

  • 1.    Latar Belakang

Proses pemerolehan dan penguasaan bahasa anak-anak merupakan satu masalah yang rentan bagi para penyelidik dalam bidang psikoliguistik. Psikolinguistik merupakan ilmu yang menguraikan proses-proses psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia (Simanjuntak, 1987:1 dalam Jendela Pengetahuan blogspot, 2014). Psikolinguistik

mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung, jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia (Meller, 1964; Cazahu, 1973; Slobin, 1974 dalam Chaer, 2009:5).

Ada dua alasan penguasaan leksikal pada anak balita dijadikan objek penelitian. Pertama, penguasaan leksikal pada anak balita menjadi hal menarik yang perlu dibahas sehingga dapat diketahui perkembangan anak balita dalam menguasai leksikal. Kedua, faktor yang memengaruhi anak balita dalam menguasai leksikal juga menjadi hal penting yang perlu diperhatikan.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Ada dua masalah yang dikaji dalam penelitian ini. Kedua permasalahan itu dirumuskan sebagai berikut.

  • 1)    Kosakata apa sajakah yang dikuasai oleh anak balita ketika pemerolehan bahasa pertama?

  • 2)    Faktor apa sajakah yang memengaruhi penguasaan leksikal pada anak balita?

  • 3.     Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan masyarakat dalam memahami bahasa pertama yang didapat oleh anak, terutama pada penguasaan leksikal. Selain itu, tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kosakata yang dikuasai anak balita ketika pemerolehan bahasa pertama dan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi penguasaan leksikal pada anak balita.

  • 4.     Metode Penelitian

Metode dan teknik penelitian ini terbagi atas tiga. Pertama, metode dan teknik pengumpulan. Data dikumpulkan dengan teknik simak libat cakap dan teknik rekam. Kedua, metode dan teknik pengolahan data. Data diolah dengan metode deskripsi kuantitatif, yakni penelitian ini diolah dengan menggunakan metode deskripsi dalam usaha pengumpulan data, menyusun, dan menggunakan data untuk menafsirkan yang sudah ada. Ketiga, metode dan teknik penyajian analisis data. Hasil penelitian ini

disajikan dengan metode informal. Selanjutnya disusun ke dalam format penelitian berupa skripsi dengan menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Anak balita berusia tiga sampai dengan empat tahun mulai menguasai kosakata yang cukup banyak. Beberapa anak balita yang awalnya hanya mengetahui sedikit kosakata dengan pengucapan hanya suku kata terakhir, maka pada usia tiga sampai dengan empat tahun sebagian dari mereka dapat mengucapkan dengan benar. Hal ini juga disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan dan orang dewasa sekitarnya yang senantiasa membantu. Penguasaan kosakata anak balita dalam penelitian dikelompokkan atas (a) anak yang sudah mengikuti TK dan PAUD dan (b) anak balita yang belum mengikuti TK dan PAUD. Penelitian dilakukan dengan menunjukkan objek bergambar pada anak balita.

Penyajian penguasaan nomina pada anak balita yang telah mengikuti TK dan PAUD Tunas Kori Dharma dilakukan dengan menunjukkan enam objek bergambar, yakni ‘stroberi’, ‘avokad’, ‘jeruk’, ‘sepatu’, ‘nyamuk’, dan ‘mobil’. Objek bergambar tersebut ditunjukkan kepada lima anak balita yang mengikuti TK dan PAUD. Enam objek bergambar yang ditunjukan kepada anak balita yang mengikuti TK dan PAUD dipilih sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh pengajar di TK dan PAUD Tunas Kori Dharma. Kemudian nomina yang dikuasai oleh anak balita yang belum mengikuti TK dan PAUD ditunjukkan ada tiga objek bergambar yakni ‘stroberi’, ‘sepatu’, dan ‘mobil’.

Pada penguasaan nomina, terdapat perbedaan dan persamaan kemampuan yang dimiliki lima anak balita siswa yang mengikuti TK dan PAUD dengan tiga anak balita yang belum mengikuti TK dan PAUD. Dua kelompok anak balita tersebut memiliki usia yang tidak terpaut jauh, tetapi kemampuan yang dimiliki dalam menguasai nomina pada objek bergambar setara. Di pihak lain perbedaan yang ditemukan adalah kurang tepatnya pelafalan huruf atau konsonan pada susunan kata yang disebutkan oleh anak balita yang belum mengikuti TK dan PAUD.

Penyajian penguasaan verba pada anak balita yang telah mengikuti TK dan PAUD Tunas Kori Dharma dilakukan dengan menunjukkan lima objek bergambar, yakni ‘berjalan’, ‘membaca’, ‘berenang’, ‘menyapu’, dan ‘menyiram’. Objek bergambar

tersebut ditunjukkan kepada lima anak balita yang mengikuti TK dan PAUD. Selanjutnya penguasaan nomina yang dikuasai oleh anak balita yang belum mengikuti sekolah TK dan PAUD. Lima objek bergambar verba ditunjukkan kepada tiga anak balita yang belum mengikuti sekolah TK dan PAUD, yakni ‘berjalan’, ‘membaca’, dan ‘berenang’, ‘menyapu’, dan ‘menyiram’.

Verba yang dikuasai oleh anak balita yang mengikuti TK dan PAUD dengan yang belum mengikuti TK dan PAUD menunjukkan perbedaan dan persamaan. Dua anak balita berusia empat tahun dapat menyebutkan leksikon pada lima objek bergambar verba yang ditunjukkan dibandingkan dengan sebelas sebelas anak balita berusia lima tahun yang telah mengikuti TK dan PAUD serta yang belum mengikuti TK dan PAUD. Dengan demikian, kemampuan yang dimiliki oleh dua anak balita berusia empat tahun tersebut setara dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak balita yang berusia enam tahun.

Hal ini terjadi karena masa yang ditempuh dua anak balita berusia empat tahun dalam mengikuti TK dan PAUD lebih lama daripada anak balita yang berusia lima tahun. Jangka waktu yang ditempuh dalam mengikuti TK dan PAUD juga memberikan pengaruh kepada anak balita dalam menguasai leksikal karena bimbingan yang diberikan kepada anak balita tidak hanya dari orang tua, tetapi juga dari guru yang mengajar TK dan PAUD.

Pengetesan leksikal yang dikuasai anak balita dilakukan dengan menunjukkan empat objek bergambar, yakni ‘jerapah’, ‘anggur’, ‘monyet’, dan ‘ikan’ kepada delapan anak balita yang berbeda usia. Pada data yang telah didapatkan dari delapan anak balita dalam menguasai leksikal yang dibandingan berdasarkan faktor umur tersebut, dapat diperhatikan beberapa perbedaan dari tiap-tiap anak balita dalam menguasai leksikon yang ditunjukkan pada objek bergambar. Terdapat perbedaan usia yang terpaut satu hingga dua tahun antara satu sama lainnya serta adapula yang berusia sama.

Anak balita yang berusia sama memiliki kemampuan setara dalam menguasai leksikon. Adapun anak balita yang berusia lebih muda daripada yang lainnya, tetapi memiliki kemampuan leksikon lebih banyak daripada yang berusia lebih tua. Usia yang terpaut antara satu anak balita dengan lainnya juga menjadi faktor dalam menguasai leksikon tersebut. Faktor yang memengaruhi penguasaan leksikal pada anak balita adalah pengaruh lingkungan, baik lingkungan formal maupun lingkungan informal.

Lingkungan formal adalah salah satu lingkungan dalam belajar bahasa yang memfokuskan pada penguasaan kaidah-kaidah bahasa yang sedang dipelajari secara sadar (Dulay, 1985 dalam Chaer, 2009:258). Lingkungan informal bersifat alami atau natural, tidak dibuat-buat. Yang termasuk lingkungan informal ini, antara lain bahasa yang digunakan oleh teman-teman sebaya, bahasa pengasuh atau orang tua, bahasa yang digunakan anggota kelompok pembelajar yang digunakan media massa, bahasa para guru, baik di kelas maupun di luar kelas. Secara umum dapat dikatakan bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa bagi pembelajar (Chaer, 2009: 260).

  • 6.    Simpulan

Berdasarkan leksikal yang dikuasai oleh anak balita, ada yang dapat menyebutkan leksikon sesuai dengan objek bergambar, tetapi ada pula yang tidak dapat menyebutkan dengan (tidak sesuai dengan objek bergambar). Beberapa anak balita yang dapat menyebutkan leksikon tersebut dengan benar selain karena faktor usia, masa yang ditempuh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar usia dini (prasekolah) cukup lama. Di pihak lain anak balita yang belum mengikuti prasekolah, ada pula yang dapat menyebutkan leksikon sesuai dengan objek bergambar dengan tepat karena bimbingan dan perhatian lebih yang diberikan oleh orang tua dalam mengajari kosakata meskipun tanpa mengikuti prasekolah.

Faktor usia menjadi kendala yang dialami oleh anak balita dalam memahami dan menguasai leksikal sehingga dapat menyebutkan leksikon yang sesuai dengan objek begambar. Faktor lingkungan juga menjadi kendala lainnya yang dialami oleh anak balita dalam memahami dan menguasai leksikal. Faktor lingkungan pada anak balita meliputi dua pengaruh, yakni pengaruh lingkungan formal dan pengaruh lingkungan informal.

  • 7.    Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2003. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Pustakan Obor Indonesia.

Dharmowijono, Widjajanti W. dan I Nyoman Suparwa. 2009. Psikolinguistik: Teori Kemampuan Berbahasa dan Pemerolehan Bahasa Anak. Denpasar: Udayana University Press.

http://jendela.pengetahuan.blogspot. 2013. (Diunduh pada 2014).

Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik: Bagian Kedua Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

306