Novel Ratna Tribanowati Léak Soléh, Solah Léak Karya I Madé Sugianto: Analisis Penokohan dan Amanat
on
ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 17.3 Desember 2016: 105 - 111
Novel Ratna Tribanowati Léak Soléh, Solah Léak Karya I Madé Sugianto: Analisis Penokohan Dan Amanat
Kadek Wirayanti1, Putu Sutama2, I Nyoman Duana Sutika3 123Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana
1[dhexwheyra@gmail.com] 2[sutama_udayana@yahoo.com]
3
*
Corresponding Author
Abstrak
This study discusses the novel text Ratna Tribanowati Léak Soléh, Solah Léak with analytical characterizations and mandate. This study uses a structural theory. This analysis have function to reveal the narrative structure contained on the first novel in terms of characterization and mandate.
This study uses a structural theory include: Teeuw, Ratna, and Nurgiyantoro. The methods and techniques used in this research there are four stages: 1) the stage of the provision of data using the reading method is assisted by using the technique of translation and recording techniques, 2) the source of the data used to determine the source of the data analyzed and sources of data used is the data source primer, 3) use traditional methods of data analysis phase assisted with the qualitative descriptive analytic techniques, and 4) the stage of presentation of the results of data analysis using informal method, aided by deductive-inductive techniques.
Results can be obtained in this study namely, the unfolding of the narrative structure consists of incident, plot, characters, settings, themes and messages. This study reveals aspects of the characterizations described based dispositive (physiological, sociological, psychological) and characterizations (analytical, dramatic, combined). The mandate contained in the text of the novel Ratna Tribanowati Léak Soléh, Solah Léak including: the message of good leadership, helping, revenge and love, karmaphala, ritual, ethics or good morals.
Keywords : novel, structure, characterization, and mandate.
Novel adalah karangan prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan menceritakan kehidupan seseorang dengan lebih mendalam dengan menggunakan bahasa sehari-hari serta banyak membahas aspek-aspek kehidupan manusia. Menurut Abrams, menyatakan novel (Inggris: novel) dan cerita pendek (disingkat: cerpen: Inggris: short story) merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya yang kemudian, novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Dengan demikian, pengertian fiksi seperti dikemukakan di atas, juga berlaku
untuk novel. Sebutan novel dalam bahasa Inggris dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia berasal dari bahasa Italia novella (yang dalam bahasa Jerman: novelle). Secara harfiah novella berarti ‘sebuah barang baru yang kecil’ dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita pendek dalam bentuk prosa’ (dalam Nurgiyantoro, 1995: 9).
Novel yang akan dijadikan sebagai objek penelitian adalah Ratna Tribanowati Léak Soléh, Solah Léak (selanjutnya disingkat dengan RTLSSL). Novel RTLSSL ini adalah salah satu karya yang ditulis oleh I Madé Sugianto. Pada penelitian novel ini sepengetahuan penulis pertama kali dilakukan oleh Richa Dwitasari yang berjudul Citra Wanita Penyihir dalam Novel Ratna Tribanowati Karya I Made Sugianto : Suatu Kajian Kritik Sastra Feminis.
Penelitian ini tidak hanya mengungkap perwatakan tokoh utama, tetapi mengangkat hampir yang ada dalam novel ini.RTLSSL ini menceritakan seorang gadis bernama Ratna Tribanowati yang dimusuhi oleh seluruh warga désa Marabaya. Dia mencintai seorang pemuda bernama Ketut Bajramusti yang juga mencintainya, tetapi ayah Bajramusti tidak ingin putranya mendekatinya karena Ratna Tribanowati merupakan putri dari Mén Giro yang merupakan orang sakti dan bisa ngléak. Ratna Tribanowati hampir dibakar hidup-hidup oleh warga désa Bajera tempat Ketut Bajramusti berasal, tetapi dia selamat karena ditolong oleh Garuda Emas dan meminta ibunya Mén Giro untuk membalas dendam pada desa Bajera yang hampir membakarnya tersebut. Akhirnya Ketut Bajramusti dipertemukan dalam perkawinan dengan Ratna Tribanowati orang yang dicintainya dan tinggal bersama.
Peneliti tertarik untuk mengambil kembali novel yang berjudul Ratna Tribanowati Léak Soléh, Solah Léak yang sebelumnya sudah pernah dikaji dalam Analisis Citra Wanita Penyihir Suatu Kajian Sastra Feminis ini karena karakter yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang terdapat pada cerita dalam novel tersebut membuat peneliti ingin menganalisis dari aspek penokohan. Selain penokohan peneliti juga menganalisis pesan-pesan yang terkandung dalam novel tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka adapun masalah yang dirumuskan ke dalam sebuah pertanyaan bagaimanakah penokohan dan amanat yang terkandung dalam novel Ratna Tribanowati Léak Soléh, Solah Léak ?
Menurut Triyono (dalam Purwanti, 2008:4) tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan harus diperjelas agar arah penelitian dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menginformasikan lebih jauh hasi-hasil karya sastra Bali modern, serta memberikan kontribusi bagi pengembangan sastra Bali modern. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk membangkitkan pemahaman dan wawasan pembaca tentang karya sastra Bali modern berupa novel yang merupakan salah satu akar dari perkembangan kebudayaan Nusantara. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain: pertama, untuk mendeskripsikan struktur yang membangun novel Ratna Tribanowati Léak Soléh, Solah Léak. Kedua, untuk memahami lebih dalam aspek-aspek penokohan dan amanat yang terkandung dalam novel Ratna Tribanowati Léak Soléh, Solah Léak.
Dalam penelitian ini metode dan teknik yang digunakan, yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) sumber data, (3) tahap teknik analisis data, dan (4) tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap penyediaan data dipergunakan metode observasi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (1) teknik pencatatan, dan (2) teknik terjemahan.
Pada tahap analisis data, metode yang digunakan, yaitu metode kualitatif dan ditunjang dengan deskriptif analitik. Pada tahap penyajian hasil analisis data digunakan
metode deskriptif formal dan informal, yang dibantu dengan teknik deduktif dan induktif.
Penokohan adalah penyajian dari uraian tokoh-tokoh dalam suatu karya sastra, sedangkan perwatakan adalah pemberian watak atau pelukisan watak kepada masing-masing tokoh dalam cerita. Menurut Egri (dalam Sukada, 1987: 135) perwatakan memiliki tiga dimensi sebagai struktur pokoknya, yaitu (1) fisiologis, meliputi: jenis kelamin, tampang, cacat tubuh, dan lain sebagainya, (2) sosiologis, meliputi: pangkat, agama, lingkungan, kebangsaan, dan lain sebagainya, dan (3) psikologis, meliputi: cita-cita, ambisi, kekecewaan, kecakapan, dan lain sebagainya.
Cara menggambarkan perwatakan ini ada tiga macam, seperti yang disusun oleh Saad (dalam Sukada, 1987: 135) sebagai berikut ini.
-
1) cara analitik, menggambarkan secara langsung tokoh-tokohnya melalui penceritaan (pengisahan) oleh pengarang;
-
2) cara dramatik, menggambarkan apa-siapa tokoh itu tidak secara langsung tetapi melalui hal-hal lain:
-
a) dengan menggambarkan tempat atau lingkungan sang tokoh;
-
b) percakapan (dialog) antara tokoh-tokoh atau dialog tokoh-tokoh lain tentang dia;
-
c) pikiran sang tokoh atau pendapat tokoh-tokoh lain tentang dia;
-
d) perbuatan sang tokoh;
-
3) cara analitik yang panjang ditutup dengan dua-tiga kalimat cara dramatik, dan cara dramatik yang panjang ditutup dengan dua-tiga kalimat cara analitik.
-
• Ratna Tribanowati (Tokoh Utama): perempuan yang cantik, perawakan tubuh dengan pinggang yang ramping, senyum manis berlesung pipit, payudara yang montok, dan memiliki rambut panjang yang terurai.
-
• Pan Bajramusti (Nang Oman/ Tokoh Sekunder): tidak digambarkan dengan jelas, berjenis kelamin laki-laki.
-
• Mén Giro (Nénéng Darowati/ Tokoh Sekunder): berjenis kelamin perempuan,
berjalan dengan menggunakan tongkat, kecantikannya dapat disaingi dengan putrinya Ratna Tribanowati.
-
• Ketut Bajramusti (Tokoh Sekunder): berjenis kelamin laki-laki, laki-laki perokok.
-
• Nini Raga Runting (Tokoh Sekunder): berjenis kelamin perempuan, tidak digambarkan dengan jelas.
-
• Bapa Samar Gantang : tidak digambarkan dengan jelas, berjenis kelamin laki-laki, lemah dan tidak memiliki kesaktian.
-
• Secara fisiologis tokoh komplementer I Pecica, Cerukcuk, Punglor, I Kekupu, I Bramara, I Jeleg, Nyalyan, Karper, Crétnong, Semal, Kukur, Lelawah, Kidang, tidak diuraikan spesifik wajah atau tampangnya, melainkan dari arti penamaan dalam bahasa Indonesia, I Pecica berarti burung murai, Cerukcuk berarti burung cerukcuk , Punglor berarti burung punglor, I Kekupu berarti seekor kupu-kupu, I Bramara berarti seekor kumbang, I Jeleg berarti ikan gabus, Nyalyan berarti ikan timah-timah, Karper berarti ikan karper, Crétnong berarti burung cretnong, Semal berarti tupai, Kukur berarti burung tekukur, Lelawah berarti kelelawar, Kidang berarti seekor kijang.
-
• Begitu pula dengan tokoh Luh Koncréng, Mén Koncréng, Gusti Prabu Kencana Wungu, Gusti Prabu, Gusti Ayu Sri Léstari, Ida Prabu Ulunaya, Surya Negara, Danu Kumara, Ida Prabu Semut Ireng, Ida Bhatari Dhurga, Ida Bagus Kenitén, Wayan, Mén Blégo, Luh Sumambuh, Jero Dasaran, Léak Kedi, Luh Kobéng, Dadong Dauh, Luh Belong, Luh Cablek, dan Dadong Semut.
-
• Ratna Tribanowati : putri dari Mén Giro, kekasih Ketut Bajramusti
-
• Mén Giro : ibu dari Ratna Tribanowati, istri Danu Kumara
-
• Pan Bajramusti (Nang Oman) : ayah dari Ketut Bajramusti
-
• Ketut Bajramusti: putra dari Pan Bajramusti, seorang pemburu, kekasih Ratna Tribanowati.
-
• Nini Raga Runting : guru dari Mén Giro
-
• Bapa Samar Gantang : orang yang membantu désa Bajera dari bencana
-
• Gusti Prabu Kencana Wungu : permaisuri Puri Mataram, majikan Mén Giro saat menjadi Nénéng Darowati
-
• Gusti Ayu Sri Léstari : putri dari Gusti Prabu Kencana Wungu
-
• Dan lain-lain.
-
• Ratna Tribanowati : sifat patuh, sifat takut, bersedih, pendendam.
-
• Mén Giro : penyayang, pendendam, rela berkorban (membalaskan sakit hati putrinya).
-
• Pan Bajramusti : posesif (melarang anaknya dekat dengan Ratna Tribanowati), rela berkorban (demi kebahagiaan desa).
-
• Ketut Bajramusti : jujur, penurut
-
• Nini Raga Runting : penolong
-
• Bapa Samar Gantang : bijaksana
-
• Gusti Prabu : raja suka berselingkuh
-
• Ida Bagus Kenitén : brahmana bijaksana
-
• Wayan : tidak menghargai perempuan
-
• Mén Blégo : penyelamat Ratna Tribanowati
-
• Dan lain-lain.
Adapun penokohan dalam novel RTLSSL yaitu berupa analitik dan dramatik. Secara analitik digambarkan berbagai macam karakter dari tokoh-tokoh dalam novel RTLSSL seperti kesedihan, kasih sayang, kesengsaraan, dan lain sebagainya. Secara dramatik para tokoh mengungkapkan, menyatakan perasaan mereka dengan berdialog dengan tokoh-tokoh yang lain seperti hinaan, perdebatan, dan sebagainya.
Pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dengan tujuan timbulnya dampak atau efek sastra pada pembaca sering disebut amanat. Untuk menangkap sebuah amanat tersebut memerlukan kepekaan dalam rasa, intuisi, presepsi pembaca, dan sikap batin pembaca yang menunjukkan pandangan hidupnya.
-
1) Amanat Tentang Kepemimpinan yang Baik
-
2) Amanat Tentang Tolong Menolong
-
3) Amanat Tentang Balas Dendam dan Cinta Kasih
-
4) Amanat Tentang Karmaphala
-
5) Amanat Tentang Upacara (Ritual)
-
6) Amanat tentang Etika atau Moral yang Baik
-
6. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Tokoh utama dalam teks ini adalah Ratna Tribanowati, sedangkan tokoh sekunder yakni Pan Bajramusti, Mén Giro, Ketut Bajramusti, Nini Raga Runting, dan Bapa Samar Gantang. Tokoh komplementer yakni Ida Bagus Kenitén, Wayan, Mén Blego, dan lain-lain. Adapun dari segi perwatakan dilihat dari perwatakan struktur yang terbagi menjadi tiga aspek di antaranya ; aspek fisiologis, aspek sosiologis, dan aspek psikologis. Sedangkan dalam penokohan novel RTLSSL digambarkan dalam secara analitik dan secara dramatik. Amanat dalam RTLSSL, yaitu : amanat mengenai kepemimpinan yang baik, amanat tentang tolong menolong, amanat tentang balas dendam dan cinta kasih, amanat tentang karmaphala, amanat tentang upacara (ritual), dan amanat tentang etika atau moral yang baik.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Dwitasari, Ni Luh Kadek Richa (Skripsi, 2015). Citra Wanita Penyihir dalam Novel Ratna Tribanowati Karya I Made Sugianto: Suatu Kajian Kritik Sastra Feminis. Denpasar : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana.
Purwanti, Ni Putu Danti. 2008. “Geguritan Kaki Manuh Nini Manuh Guna Gina Purana Tatwa Cakepan 1: Analisis Sosiologi Sastra”. (Skripsi Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Universitas Udayana Denpasar).
Sugianto, I Made. 2014. Ratna Tribanowati Leak Soleh, Solah Leak. Pustaka Ekspresi.
Sukada, Made. 1987. Beberapa Aspek Tentang Sastra. Denpasar: Kayumas & Yayasan
Ilmu dan Seni Lesiba.
111
Discussion and feedback