ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 17.2 Nopember 2016: 110 - 118

Makna Hanabi Dalam Lagu Jepang

Kadek Ari Wahyuni1*, Ni Made Andry Anita Dewi2, Ni Luh Putu Ari Sulatri3 123Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana 1[[email protected]] 2[[email protected]] 3[[email protected]]

Corresponding Author

Abstract

The title of this research is “The Significance of Hanabi in Japanese Songs”. This research aims to analyze the depictions and the significance of hanabi in four Japanese Songs; Utakata Hanabi by Ryo, Hanabi by Her0ism, Boku no Uchiage Hanabi by Yasushi Akimoto, and Hanabi by Kanichi Shimofusa. The theories that are used for analyzing are literary anthropology by Endraswara (2008) and semiotics by Riffaterre (1978). The results of this research showed that in the four songs, hanabi was depicted as part of Japanese cultures and become an annual tradition that continues celebrated every summer. Also, it was found that the significance of hanabi in each song is different.

Key words: hanabi, significance, semiotics, Japanese culture

  • 1.    Latar Belakang

Lagu merupakan sebuah kesusastraan yang sekaligus menjadi media komunikasi massa. Lagu berada dalam hubungan yang erat kaitannya dengan lingkungan, sejarah, dan mencakup berbagai aspek kebudayaan. Demikian pula halnya dengan lagu-lagu Jepang. Jepang yang terkenal sangat menjunjung tinggi kebudayaan, banyak menuangkan tema-tema mengenai tradisi dan perayaan dalam setiap lirik lagunya. Salah satu tema yang banyak diangkat dalam lagu adalah perayaan hanabi (kembang api).

Beberapa lagu yang mengangkat hanabi sebagai tema diantaranya yaitu lagu Utakata Hanabi karya Ryo, Hanabi karya Her0ism, Boku no Uchiage Hanabi karya Yasushi Akimoto, dan lagu Hanabi karya Kanichi Shimofusa. Keempat lagu tersebut dipilih sebagai objek kajian karena dalam lagu-lagu tersebut banyak terdapat penggambaran hanabi sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat Jepang. Selain itu, penggunaan tema hanabi memunculkan makna-makna yang berbeda di setiap lagunya

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  • 1.    Bagaimanakah penggambaran hanabi yang terdapat dalam lagu Utakata Hanabi karya Ryo, Hanabi karya Her0ism, Boku no Uchiage Hanabi karya Yasushi Akimoto, dan Hanabi karya Kanichi Shimofusa?

  • 2.    Bagaimanakah makna hanabi yang terdapat dalam lagu Utakata Hanabi karya Ryo, Hanabi karya Her0ism, Boku no Uchiage Hanabi karya Yasushi Akimoto, dan Hanabi karya Kanichi Shimofusa?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan bagi masyarakat mengenai hanabi sebagai salah satu perayaan besar yang erat kaitannya dalam kehidupan masyarakat Jepang. Secara khusus tujuan penelitian ini yaitu mengetahui penggambaran dan makna hanabi dalam lagu Utakata Hanabi karya Ryo, Hanabi karya Her0ism, Boku no Uchiage Hanabi karya Yasushi Akimoto, dan Hanabi karya Kanichi Shimofusa.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dan teknik catat (Ratna, 2004:39). Pada tahap analisis data, digunakan metode deskriptif analisis (Ratna, 2004:53). Selanjutnya, pada tahap penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal (Ratna, 2004:50). Teori yang digunakan untuk memecahkan masalah adalah teori antropologi sastra Endraswara (2008) dan teori semiotika Michael Riffaterre (1978).

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Dalam lagu Utakata Hanabi Karya Ryo, Hanabi Karya Her0ism, Boku no Uchiage Hanabi Karya Yasushi Akimoto, dan Hanabi Karya Kanichi Shimofusa, ditemukan penggambaran hanabi dari segi waktu pelaksanaan, lokasi perayaan, bentuk, serta

warna-warna hanabi. Selain itu, pemaknaan hanabi dalam masing-masing lagu memunculkan makna-makna baru yang berbeda.

  • 5.1    Penggambaran Hanabi dalam Lagu Utakata Hanabi Karya Ryo, Hanabi Karya Her0ism, Boku no Uchiage Hanabi Karya Yasushi Akimoto, dan Hanabi Karya Kanichi Shimofusa

Dalam keempat lagu, hanabi digambarkan melalui waktu perayaan dan ciri khas dari bentuk-bentuknya yang menjadi karakteristik hanabi yang diluncurkan di Jepang. Berikut dipaparkan salah satu data tentang waktu perayaan hanabi.

  • (1)    真っ赤な夕陽も沈んでさ

君はいつもよりも はしゃいでる 今年も花火が 始まるね

Makka na yuuhi mo shizundesa

Kimi wa itsumo yori mo hashaideru

Kotoshi mo hanabi ga hajimaru ne

Terjemahan:

Matahari merah pun terbenam

Kau lebih bersemangat dibanding biasanya

Tahun ini juga kembang api akan mulai

Data (1) merupakan bait pertama dari lagu Hanabi karya Her0ism. Dari data (1) ditunjukkan bahwa waktu perayaan hanabi dilaksanakan rutin setiap tahunnya. Hal tersebut ditunjukkan pada baris ketiga yaitu kotoshi mo hanabi ga hajimaru ne, yang artinya ‘tahun ini juga kembang api akan mulai’. Dalam baris tersebut terdapat kata mo yang berarti ‘juga’. Kata tersebut menunjukkan bahwa perayaan hanabi pernah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya dan mengindikasikan bahwa hanabi juga akan dilakukan di tahun-tahun berikutnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hanabi dilakukan secara berulang-ulang setiap tahun. Peristiwa penting terkait waktu pelaksanaan hanabi terjadi pada tahun 1732. Saat itu, Jepang mengalami bencana gagal panen serta merebaknya wabah kolera yang mengakibatkan banyak masyarakatnya meninggal. Di tahun berikutnya, shogun ke-8 mengadakan suijinsai, yaitu upacara yang dilakukan dengan tujuan untuk mengenang para korban yang meninggal akibat bencana tersebut dan juga berdoa agar terbebas dari bencana gagal panen yang melanda masyarakat Jepang. Atas perintah dari Tokugawa Yoshimune, pertunjukan hanabi diadakan sebagai bagian dari suijinsai ini. Dengan meluncurkan 20 buah kembang api.

Sejak saat itu, hanabi menjadi sebuah tradisi di Jepang yang terus berlangsung setiap tahun hingga sekarang (Bryce dan Liu-Brennan, 2010: 190-191).

Berikut dipaparkan salah satu data tentang bentuk hanabi yang diluncurkan di Jepang.

  • (2)  夜空に咲いた大きな大きな錦冠

もう少しで夏が終わる ふっと切なくなる

Yozora ni saita ookina ookina nishikikamuro

Mou sukoshi de natsu ga owaru

Futto setsunaku naru

Terjemahan:

Mahkota brokat berkembang besar dan besar di langit malam

Sedikit lagi musim panas akan berakhir

Tiba-tiba menjadi menyakitkan

Data (2) merupakan bait keempat dari lagu Utakata Hanabi karya Ryo. Pada data ini, bentuk hanabi ditunjukkan oleh frase saita ookina ookina nishikikamuro yang berarti ‘Mahkota brokat berkembang besar dan besar’. Ciri khas dari bentuk nishikikamuro adalah saat mekar ia tidak langsung menghilang begitu saja tetapi berlangsung lebih lama dan masih menyisakan jejak berupa petal-petal dengan warna cenderung emas dan terkadang perak. Bentuk ini sebenarnya bernama nishikikamurogiku yang merupakan perkembangan dari hanabi bentuk kiku (bunga krisan) (Mutou dkk., 1997: 56). Bagi masyarakat Jepang, hanabi bentuk kiku

merupakan kebanggaan tersendiri yang sangat istimewa dan layak dipamerkan diseluruh dunia. Hanabi bentuk kiku adalah hasil karya seni orisinal Jepang berkat hanabishi (seniman hanabi) bernama Aoki Gisaku yang memperkenalkannya pada tahun 1926 dan dipertontonkan secara besar-besaran untuk merayakan penobatan kaisar Jepang pada tahun 1928 (Lancaster, 1998: 42).

  • 5.2 Makna Hanabi dalam Lagu Utakata Hanabi Karya Ryo, Hanabi Karya Her0ism, Boku no Uchiage Hanabi Karya Yasushi Akimoto, dan Hanabi Karya Kanichi Shimofusa

Perayaan hanabi yang spektakuler di Jepang bukanlah semata-mata dianggap sebagai hiburan namun, hanabi merupakan sebuah bentuk seni yang dapat mengungkapkan berbagai macam suasana dan emosi. Bagi masyarakat Jepang, hanabi

merupakan simbol kedamaian (Hirose, 2015: 41). Dalam keempat lagu, pemaknaan hanabi berbeda-beda satu sama lainnya.

Berikut dipaparkan salah satu data tentang makna hanabi dalam lagu Utakata Hanabi karya Ryo.

  • (3)  一人きりで見上げる花火に

心がちくりとして

もうすぐ次の季節が

やって来るよ

君と見てたうたかた花火 今でも想う あの夏の日を

Hitorikiri de miageru hanabi ni

Kokoro ga chikuri to shite

Mou sugu tsugi no kisetsu ga

Yatte kuru yo

Kimi to miteta utakata hanabi

Ima demo omou ano natsu no hi wo

Terjemahan:

Memandang kembang api sendirian

Hatiku tertusuk

Segera

Musim berikutnya tiba

Kembang api fana yang kulihat bersamamu

Bahkan sekarang pun aku masih memikirkan hari musim panas itu

Data (3) merupakan bait terakhir lagu Utakata Hanabi yang menggambarkan kehilangan yang dirasakan tokoh “aku” akibat ditinggal oleh orang yang dicintainya. Hal ini disebabkan karena tokoh “aku” masih memiliki penghubung yang selalu membuatnya teringat akan kehilangan yang dirasakannya. Penghubung itu adalah kenangan-kenangan yang masih tersimpan dalam hati dan pikiran tokoh “aku”. Dalam hal ini, hanabi menjadi penghubung yang membuat tokoh “aku” selalu merasakan perasaan kehilangan terhadap orang yang dicintai. Rasa kehilangan ini menjadi semakin dalam saat melihat hanabi diluncurkan.

Berikut dipaparkan salah satu data tentang makna hanabi dalam lagu Hanabi karya Her0ism.

  • (4)  空に咲いた恋の歌 鮮やかな夜に恋をした

きっとこんな気持ちが 街中溢れてるんだろうな 星と僕らが見守って 夢や希望を描いている また 一緒にいこうね 夏はやっぱり花火

Sora ni saita koi no uta azayakana yoru ni koi wo shita Kitto konna kimochi ga machijuu afureterun darou na Hoshi to bokura ga mimamotte yume ya kibou wo egaiteiru Mata issho ni ikou ne natsu wa yappari hanabi

Terjemahan:

Lagu cinta yang mekar di langit, aku jatuh cinta pada malam yang cerah Tentunya perasaan seperti ini akan membanjiri seluruh kota

Bintang-bintang dan kami memandang mimpi dan harapan yang terlukis Mari pergi bersama lagi, musim panas haruslah kembang api

Data (4) merupakan bait keempat lagu Hanabi yang menggambarkan kebahagiaan. Sama seperti lagu cinta yang membuat pendengarnya seperti ikut merasa jatuh cinta, hanabi membawa perasaan yang menyenangkan bagi semua yang memandangnya. Hanabi seolah-olah membawa keceriaan. Perasaan ringan dan bahagia yang dipancarkan hanabi tentu dapat dirasakan oleh orang-orang yang ikut menikmati perayaan ini. Bagi masyarakat Jepang sendiri, hanabi merupakan simbol dari harapan (Freebourn, 2009: 18). Ketika melihat hanabi, orang-orang seperti bisa melihat mimpi-mimpi dan harapan yang ingin dicapainya. Mimpi dan harapan itu seolah-olah terlukis dengan jelas bersama percikan -percikan bunga api yang mekar dan mengembang di angkasa.

Berikut dipaparkan salah satu data tentang makna hanabi dalam lagu Boku no Uchiage Hanabi karya Yasushi Akimoto.

  • (5)    打ち上げ花火は悲しいね

はかなすぎて

美しい光も 一瞬の過去 打ち上げ花火は悲しいね 空の彼方 開く花は

静かに消えて行く

Uchiage hanabi wa kanashii ne

Hakanasugite

Utsukushii hikari mo isshun no kako

Uchiage hanabi wa kanashii ne

Sora no kanata

Hiraku hana wa

Shizuka ni kiete yuku

Terjemahan:

Kembang api yang diluncurkan itu menyedihkan

Terlalu singkat

Cahaya indah pun telah berlalu

Kembang api yang diluncurkan itu menyedihkan

Di ujung langit

Bunga-bunga yang mengembang

Diam-diam pergi menghilang

Data (5) merupakan bait ketiga lagu Boku no Uchiage Hanabi yang menggambarkan kesedihan. Hanabi merupakan representasi dari konsep mono no aware yang dimiliki masyarakat Jepang. Mono no aware secara harfiah berarti ‘perasaan estetika yang mendalam terhadap kefanaan’. Keindahan yang bersifat fana atau sementara ini menimbulkan suatu perasaan sedih yang mendalam. Manusia menjadi sadar bahwa segala yang indah di dunia ini tidak ada yang kekal, pada akhirnya semua akan menghilang perlahan (Bryce dan Liu-Brennan, 2010: 196-197). Sama seperti hanabi yang diluncurkan ke langit malam musim panas, terlihat sangat indah namun terasa begitu menyedihkan karena keindahannya hanya berlangsung sebentar saja. Hal tersebut mengibaratkan kesedihan mendalam yang dirasakan oleh tokoh “aku” karena cintanya pun bersifat fana.

Berikut dipaparkan salah satu data tentang makna hanabi dalam lagu Hanabi karya Kanichi Shimofusa.

  • (6)    どんと なった花火だ

きれい だな 空いっぱいに ひろがった しだれやなぎが ひろがった

Donto natta hanabi da

Kirei da na

Sora ippai ni

Hirogatta

Shidareyanagi ga hirogatta

Terjemahan:

Kembang api yang sangat banyak

Indah sekali

Memenuhi langit

Menyebar

Weeping willow telah menyebar

Data (6) adalah bait pertama lagu Hanabi yang menggambarkan tentang keindahan hanabi berbentuk shidareyanagi. Yanagi adalah sejenis pohon peneduh yang memiliki cabang yang terkulai lemas dan bentuk daunnya panjang menjuntai. Karena bentuk cabang dan daunnya tersebut, pohon ini terlihat seperti sedang menangis sehingga kemudian disebut sebagai shidareyanagi. Bagi masyarakat Jepang, pohon shidareyanagi merepresentasikan kuatnya alam/kehidupan yang terus mengalami perubahan entah itu baik ataupun buruk. Demikian pula dengan hanabi bentuk shidareyanagi. Percikan-percikan bunga apinya yang terlihat seperti tetesan air mata atau air hujan ini merepresentasikan kesedihan hidup. Hidup bukanlah sesuatu yang indah dan cantik saja, ada banyak hal yang dapat dirasakan manusia selama hidupnya, termasuk mengalami penderitaan dan kesedihan. Meski demikian, setiap orang harus menjadi kuat, tegar dan tidak mudah rapuh, kokoh seperti shidareyanagi.

  • 6.    Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam keempat lagu, baik waktu perayaan, lokasi maupun variasi bentuk hanabi di Jepang memiliki karakteristik tersendiri. Hanabi dilaksanakan setiap tahun pada musim panas dan lokasi peluncuran hanabi banyak dilakukan di tempat yang luas dan terbuka. Selain itu, bentuk hanabi yang diluncurkan di Jepang mempunyai ciri khas dengan mengambil tema dari unsur alam dan merupakan hasil karya asli hanabishi Jepang. Dalam lagu Utakata Hanabi karya Ryo, hanabi dimaknai sebagai kenangan terhadap kehilangan orang yang dicintai. Makna hanabi dalam lagu Hanabi karya Her0ism yaitu kebahagiaan, harapan dan cinta. Makna hanabi dalam lagu Boku no Uchiage Hanabi karya Yasushi Akimoto adalah kesedihan yang berkepanjangan, dan makna hanabi yang terkandung dalam lagu Hanabi karya Kanichi Shimofusa adalah ketegaran dan semangat hidup.

  • 7.    Daftar Pustaka

Bryce, Mio dan Damien Liu-Brennan. 2010. Japanese Fireworks (Hanabi): The Ephemeral Nature and Symbolism. Dalam: Jurnal The International Journal of the Arts in Society Volume 4. USA: Common Ground Publishing LLC, hlm. 187-201.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi (Edisi Revisi). Yogyakarta: Media Pressindo.

Freebourn, Sarah Elizabeth. 2009. Two Cultures, One Heart. Texas: University Honors Program (San Marcos).

Hirose, Yui. 2015. Uchiage Hanabi no Miryoku to Hanabi Taikai no Sonzoku (Journal). Hiroshima: Kōeki Shadanhōjin Nihon Toshi Keikaku Gakkai.

Lancaster, Ronald. 1998. Fireworks Principles and Practice (3rd Edition). New York: Chemical Publishing Co.

Mutou, Teruhito dkk. 1997. Hanabi Taikai ni Ikou. Japan: Shinchosha.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Riffaterre, Michael. 1978. Semiotics of Poetry. Amerika Serikat: Indiana University

Press.

118