BABAD BLAHBATUH: ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI
on
ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 16.2 Agustus 2016: 145-151
BABAD BLAHBATUH:
ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI
Ni Luh Gede Junia Wardani1* I Nym. Duana Sutika2, I Kt. Ngurah Sulibra3 123
123[Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana] 1[juniawardani@yahoo.com] 2[duana_sutika@yahoo.com]
3
*
Corresponding Author
Abstract
Babad is one of the Balinese cultural heritage which is still alive and thriving in Bali. Babad also contain structure patterns and social function of literature. Babad Blahbatuh discussed using the theory of the structure and function. this study based on the theory Teeuw. The methods used are: (1) collecting data phase by using refer and recording techniques (2) data analysis phase used qualitative methods and descriptive analytic techniques, and (3) data analysis phase using formal and informal methods.
The results of this study are unfolding structures that build Babad Blahbatuh including text form, content, and function contained. The structure contained in Babad Blahbatuh cover form structure and narrative. The structure forms in this study include Babad text form, type and variety of language. Narrative structure includes flow, incident, character and characterization, setting, theme and mandate further. Functions of Babad historically describes the genealogy of Ki Gusti Jelantik from the past to the present. Religious functions have values that are believed to be related to the ceremony, ceremonial equipment, sayings and mantras contained in Babad. The function describes the genealogical pedigree or descendants of Ki Gusti Ngurah Jelantik I-XX where descendants of Ki Gusti Jelantik must maintain and continue its Kawitan to the offspring in the future. This study is expected to be disseminated to the public to improve public knowledge of the struggle of the ancestors history and as an appreciation of cultural or traditional works to increase and maintained its existence
Keywords: Babad, Structure, Function.
Karya sastra di Bali masih berhubungan erat dengan masyarakat pendukungnya. Pada zaman kerajaan, sastra menjadi dasar dan cermin tindakan para raja dalam mengemban masyarakat yang diayominya, melaksanakan politik kerajaan, serta tindakan-tindakan penting lainnya (Kanta dalam Suarka, 1989: 1). Salah satu ragam sastra yang hidup dan berkembang di masyarakat sampai saat ini adalah karya sastra sejarah. Karya sastra sejarah ialah karya sastra yang mengandung nilai dan sifat sastra
dan sejarah atau karya sastra yang bahannya diambil dari sejarah (Teeuw, 2013: 185). Babad merupakan salah satu warisan budaya Bali yang menjabarkan asal-usul sebuah klan di Bali. Dalam babad, terlihat kegiatan mencatat sejarah hidup berupa silsilah atau garis keturunan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Di antara berbagai bentuk babad salah satunya adalah Babad Blahbatuh. Babad Blahbatuh sesungguhnya menceritakan tentang Gusti Jelantik dan keturunannya. Babad Blahbatuh memiliki komponen-komponen penyusun yang diapresiasi sebagai struktur pembentuk babad. Perlu diperhatikan pula hubungan yang terjalin antara naskah babad Blahbatuh dengan masyarakat pendukung babad Blahbatuh itu jika dilihat dari fungsinya. Berdasarkan hal itu, maka babad Blahbatuh menjadi penting untuk diangkat menjadi bahan kajian.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apa sajakah struktur yang membangun Babad Blahbatuh? (2) Fungsi apa sajakah yang terkandung dalam Babad Blahbatuh?
Tujuan merupakan landasan utama yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sesuatu dan memberi motivasi agar terwujudnya sebuah hasil penelitian. Adapun tujuan penelitian ini, secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu: Tujuan umum dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih jauh tentang karya sastra tradisional, seperti babad kepada masyarakat luas agar dapat dipahami, dinikmati dan dicintai. Selain itu juga untuk ikut melestarikan warisan leluhur berupa karya sastra klasik.
Tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat lebih sempit, yang berhubungan dengan rumusan masalah. Adapun tujuan khusus penelitian ini, yaitu: (1)Untuk mendeskripsikan struktur yang membangun Babad Blahbatuh. (2) Untuk mengetahui dan memaparkan fungsi-fungsi yang terkandung dalam Babad Blahbatuh.
Dalam penelitian ini metode dan teknik yang digunakan, yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) tahap pengolahan data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data.
Pada tahap penyediaan data dipergunakan metode simak. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (1) teknik pencatatan, dan (2) teknik terjemahan. Pada tahap pengolahan data, metode yang digunakan, yaitu metode kualitatif dan ditunjang dengan deskriptif analitik. Pada tahap penyajian hasil analisis data digunakan metode informal, yang dibantu dengan teknik deduktif dan induktif.
-
5) Hasil dan Pembahasan
-
a. Analisis Struktur Babad Blahbatuh
-
(1) Alur/Plot
Alur adalah peristiwa yang secara logis dan kronologis saling berkaitan dan yang diakibatkan atau dialami oleh para pelaku (Luxemburg, 1984: 149). Dalam Babad Blahbatuh ini, konflik yang terjadi sangat banyak karena cerita yang dipaparkan berdasarkan masa pemerintahan keturunan Jelantik I-XX. Tahapan plot ini dibagi menjadi lima tahapan yaitu (1) tahap Situation, (2) tahap Generating Circumstances, (3) tahap Rising Action, (4) tahap Climax, dan (5) tahap Denouement (Tasrif dalam Nurgiyantoro, 1995: 149).
Tokoh dan penokohan adalah hal yang paling penting dalam suatu karya sastra. Tokoh utama merupakan tokoh yang terlibat dan umumnya dikuasai oleh serangkaian peristiwa, tempat mereka muncul baik sebagai pemenang maupun yang kalah, senang atau tidak senang, lebih kaya atau lebih miskin, lebih baik atau lebih jelek, tetapi semuanya merupakan yang lebih arif dan bijaksana bagi pengalaman dan menjadi orang yang lebih baik mengagumkan sekalipun dalam kematian atau kekalahan. , bangsa, keturunan atau asal-usul. Dalam Babad Blahbatuh ada puluhan orang tokoh yang dilibatkan. Namun dari sekian banyaknya tokoh yang ada, tidaklah semua mendapatkan pelukisan yang sama. Karena terdapat pelaku utama sebagai pusat pembicaraan.
Sedangkan tokoh-tokoh yang lain ditampilkan dalam kaitannya dengan pelaku-pelaku utama.
Berdasarkan penjelasan di atas maka tokoh utama dalam Babad Blahbatuh adalah para Jelantik (keturunan dari Jelantik pertama sampai akhir cerita) yang berkuasa di beberapa daerah di Bali di bawah pimpinan para Dalem (Raja) dalam rangkaian waktu tertentu berdasarkan generasi masing-masing Jelantik.
-
(3) Latar
Latar atau setting adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung. Dalam pengertian yang lebih luas, latar mencakup tempat dalam waktu dan kondisi-kondisi psikologis dari semua yang terlibat dalam kegiatan itu. Latar kerap kali sangat penting dalam memberi sugesti akan ciri-ciri tokoh dalam menciptakan suasana suatu karya sastra (Tarigan, 1994: 157). Dalam Babad Blahbatuh ini diceritakan beberapa tempat yaitu kerajaan, desa, pinggir pantai dan lain sebagainya.
Menurut Sukada (1987: 70) tema tidak lain dari ide pokok, ide sentral atau ide yang dominan dalam karya sastra. Sedangkan Brooks dan Werren mengungkapkan, bahwa tema adalah dasar atau makna suatu cerita. Secara umum tema dalam Babad Blahbatuh adalah silsilah atau keturunan Ki Gusti Ngurah Jelantik dari masa ke masa sebagai pemimpin yang berani, kuat bijaksana dan setia terhadap kawitannya.
-
(5) Amanat
Amanat adalah suatu bagian ide yang terkandung dalam karya sastra, yang dapat ditangkap atau dipahami setiap pembacanya melalui struktur karya sastranya. Untuk menangkap amanat tersebut diperlukan kepekaan rasa, intuisi, persepsi, pembaca, dan sikap batin pembaca menunjukan pandangan hidupnya. Amanat akan selalu berkaitan dengan atau menyentuh hati nurani pembacanya untuk menyadari atau menolaknya (Sukada, 1987: 3-4). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa amanat
adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Adapun amanatnya adalah sebagai berikut: (1)Keturunan Ki Gusti Ngurah Jelantik saat ini untuk selalu ingat akan perjuangan serta pengorbanan leluhurnya dalam menjaga kawitannya; (2)Ajakan untuk selalu menghormati leluhur, patuh dan setia pada kawitan sehingga kelak keturunan kita akan bahagia dan sejahtera; (3)Ajakan untuk selalu berjuang, gigih, semangat dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah-masalah ataupun rintangan yang menghalangi tujuan luhur manusia.
Secara umum fungsi-fungsi yang terdapat dalam Babad Blahbatuh berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi baik berdasarkan fungsi historis, fungsi religius dan fungsi geneologis. Fungsi historis dalam Babab Blahbatuh mengandung nilai-nilai sejarah yang sulit dibantah kebenaranya. Fungsi tersebut dapat dilihat berdasarkan cerita yang dijabarkan silsilah keturunan Ki Gusti Jelantik dari masa lampau hingga saat ini. Salah satunya adalah cerita Ki Gusti Panji Sakti di Buleleng. Fungsi religius dalam Babad Blahbatuh memiliki nilai-nilai yang diyakini yang berkaitan dengan adanya upacara, peralatan upacara, sabda-sabda maupun mantra-mantra yang terkandung dalam babad. Fungsi tersebut dapat terlihat dengan adanya upacara keagamaan seperti mantra dan kawitan yang dilakukan oleh Ki Gusti Ngurah Jelantik. Fungsi geneologis mengandung makna bahwa dalam teks Babad Blahbatuh menguraikan tentang silsilah atau keturunan Ki Gusti Ngurah Jelantik I-XX yang harus tetap menjaga dan melanjutkan kawitannya kepada keturunannya dimasa mendatang.
-
(6) Simpulan
Struktur Babad Blahbatuh meliputi struktur bentuk dan struktur naratif. Dilihat dari struktur bentuknya, Babad Blahbatuh merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menceritakan peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan raja Blahbatuh Ki Gusti Ngurah Jelantik dengan bentuk wacana teks campuran yaitu terdiri dari wacana deskriptif, hortatori maupun naratif. Selanjutnya dari penggunaan ragam bahasa, dalam cerita babad Blahbatuh ini semua teks menggunakan bahasa Jawa Kuna.
Kemudian jika dilihat berdasarkan struktur naratif, Babad Blahbatuh merupakan teks yang menceritakan kisah dari silsilah kawitan Ki gusti Ngurah Jelantik dari Ki Gusti Ngurah Jelantik I-XX yang terdiri dari kerangka cerita, alur dan insiden yang dijelaskan secara kronologis serta pola alur lurus pada masing-masing kisah Ki Jelantik I sampai dengan Ki Jelantik XX. Tokoh dan penokohan yang terdapat dalam Babad Blahbatuh diuraikan menjadi tiga yaitu, yaitu tokoh utama, tokoh sekunder dan tokoh komplementer. Tokoh utama dalam Babad Blahbatuh adalah Ki Gusti Ngurah Jelantik dari keturunan pertama sampai terakhir. Tokoh sekunder adalah Dalem, para Punggawa beserta para istri dan anak Ki Gusti Ngurah Jelantik dan juga musuh Ki Gusti Ngurah Jelantik. Tokoh komplementer yaitu yang menjadi pelengkap dalam suatu peristiwa atau cerita yaitu para laskar, pasukan serta rakyat yang terdapat dalam cerita.
Latar dalam Babad Blahbatuh menggunakan latar yang terdiri dari unsur tempat dan waktu. Latar menjelaskan tentang tempat suatu peristiwa terjadi dan pada saat kapan peristiwa tersebut terjadi. Latar tempat yang digunakan dalam teks Babad Blahbatuh mencakup istana Dalem, Istana Ki Gusti Ngurah Jelantik, pantai Kuta, Mengwi, Gunung, Sungai, Desa Gelgel, Bangli, Blahbatuh, Nusa, Brangbangan, Pasurwan dan masih banyak latar tempat, yang disesuaikan berdasarkan peristiwa yang terjadi pada masing-masing keturunan Ki Gusti Ngurah Jelantik I-XX. Selanjutnya latar waktu yang digunakan pada teks Babad Blahbatuh meliputi sore hari, malam hari, saat purnama dan tumpek.
Tema dalam Babad Blahbatuh adalah silsilah atau keturunan Ki Gusti Ngurah Jelantik dari masa ke masa sebagai pemimpin yang pemberani, kuat, bijaksana dan setia terhadap kawitannya. Cerita dimulai dari pemerintahan Ki Jelantik I-XX yang secara jelas menggambarkan sosok Ki Gusti Ngurah Jelantik.
Fungsi historis dalam Babab Blahbatuh mengandung nilai-nilai sejarah yang sulit dibantah kebenaranya. Fungsi tersebut dapat dilihat berdasarkan cerita yang dijabarkan silsilah keturunan Ki Gusti Jelantik dari masa lampau hingga saat ini. Salah satunya adalah cerita Ki Gusti Panji Sakti di Buleleng. Fungsi religius dalam Babad Blahbatuh memiliki nilai-nilai yang diyakini yang berkaitan dengan adanya upacara, peralatan upacara, sabda-sabda maupun mantra-mantra yang terkandung dalam babad.
Fungsi tersebut dapat terlihat dengan adanya upacara keagamaan seperti mantra dan kawitan yang dilakukan oleh Ki Gusti Ngurah Jelantik. Fungsi geneologis mengandung makna bahwa dalam teks Babad Blahbatuh menguraikan tentang silsilah atau keturunan Ki Gusti Ngurah Jelantik I-XX yang harus tetap menjaga dan melanjutkan kawitannya kepada keturunannya dimasa mendatang.
7) Daftar Pustaka
Luxemburg, Jan Van dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT. Gramedia.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah mada University Press.
Sukada, I Made. 1987. Masalah Sistematisasi Cipta Sastra. Lembaga Penelitian Dokumentasi dan Publikasi Fakultas Sastra Universitas Udayana.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Teeuw, A. 2013. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
151
Discussion and feedback