ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 20.1 Agustus 2017: 296-303

Kamus Bali-Indonesia Bidang Istilah Bahasa dan Sastra Bali

Made Bayu Anantawijaya Nala

Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana [[email protected]]

Abstract

The study of "Bali-Indonesia Dictionary of Language and Literature of Bali" aims to know the form and treasury of the term contained in Balinese language and literature. The theory used in the study of this dictionary is Structural Linguistic theory developed by Ferdinand de Saussure and supported by the theory of lexicology and lexicography. At the stage of data collection, the method used is the method of interviews and simak methods assisted with supporting techniques of recording techniques and techniques of record. Furthermore, at the stage of data analysis, using the translational method followed by the basic technique of separating the decisive element with the advanced technique of the appeal technique equates the principal. In this research also used the method of agih with basic technique that is for direct element and technique of sisip. In the presentation of data analysis results used formal and informal methods and their techniques are inductive and deductive thinking techniques. The results of this study are the terms in the form of a basic word consisting of: one syllable basement, the syllable base word, the third syllable word, the fourth syllable word, the five syllable base, the syllable six syllable, the syllable basic word . There is also a derivative word consisting of: the berrixed word, that is, the prefix {N-}, {ma-}, {paN-}, suffix {-an}, word confix {pa - / an}, rephrase, and word compound. The term in the form of a phrase that is: endosentric phrase berinduk one consisting of: nominal phrase. Clause-shaped terms are: active clauses. In this study managed to collect terms as many as four hundred and five. Categorically, the most common word class is the noun word class.

Keywords: dictionary, language, literature, terms, categories.

  • 1.    Latar Belakang                            istilah-istilah Bahasa dan Sastra Bali

    Bahasa merupakan suatu sistem

    dalam bentuk kamus. Ruang lingkup

    lambang bunyi yang bersifat arbitrer,

    dalam penelitian ini adalah istilah-

    unik, produktif, dinamis dan bervariasi

    istilah yang terdapat pada Bahasa dan

    (Chaer, 2007b: 13). Penelitian ini akan

    Sastra Bali yang dari dahulu hingga saat

    difokuskan kepada pendokumentasian

    ini masih dipergunakan maupun yang

sudah tidak dipergunakan lagi oleh masyarakat di Bali. Hal ini akan sangat berguna bagi pelestarian istilah-istilah Bahasa dan Sastra Bali, sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi generasi berikutnya untuk mengetahui dan lebih memahami istilah-istilah yang telah didokumentasikan ini.

  • 2.    Pokok Permasalahan

  • 1.    Apa sajakah bentuk-bentuk ( struktur) kosakata dalam bahasa dan sastra Bali?

  • 2.    Kosakata apa sajakah yang ada dalam bidang bahasa dan sastra Bali?

  • 3.    Tujuan Penelitian

  • (1)    Tujuan Umum

Secara umum, tujuan yang ingin dicapai adalah dapat memberikan sumbangan nyata terhadap pelestarian dan pendokumentasian    kosakata

bahasa Bali, mengembangkan serta melestarikan kosakata bahasa Bali dalam bentuk kamus khususnya pada bidang istilah bahasa dan sastra Bali.

  • (2)    Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah dapat menjawab permasalahan yang telah diuraikan diatas, yaitu:

  • 1.  Mendeskripsikan bentuk-bentuk

(struktur) istilah dalam bahasa

dan sastra di Bali

  • 2.  Mendeskripsikan  istilah-istilah

bahasa dan sastra Bali.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dan metode cakap.

  • (1) .     Metode simak atau

penyimakan ini dilakukan dengan cara menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Metode ini disebut juga dengan metode pengamatan     atau     observasi

(Sudaryanto, 1988a: 2).

  • (2) . Metode cakap atau percakapan disebut juga dengan metode wawancara atau interview (Sudaryanto, 1988a:7).

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

  • a.    Bentuk Istilah

Istilah dapat berupa kata dasar, kata berafiks, kata ulang, kata majemuk, berupa frasa, ataupun klausa. Bentuk kata istilah itu dianalisis dengan kajian morfologi ataupun sintaksis.

  • 1.    Istilah Berbentuk Kata

    Dasar

Kata dasar adalah satuan terkecil yang menjadi asal atau permulaan sesuatu kata kompleks (Tarigan, 1985:  20). Artinya, kata dasar

merupakan satuan terkecil yang dapat berdiri sendiri dan belum

mengalami proses perimbuhan, perulangan,         pemajemukan,

pembentukan frasa, atau klausa sehingga menjadi suatu kata yang lebih luas.

  • 2.    Istilah Berbentuk Kata

    Turunan

Tidak hanya berbentuk kata dasar, istilah-istilah dalam bidang bahasa dan sastra Bali terdapat juga yang berbentuk kata turunan karena telah mengalami proses morfologis yaitu proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan kata dasarnya (Ramlan 1985: 46) yaitu     proses     perimbuhan,

pengulangan dan pamajemukan.

  • b.    Beberapa    Petunjuk

    Pemakaian Kamus

Dari bentuknya yang berbeda dari kamus umum, kamus khusus istilah yang dihasilka dalam penelitian ini tentunya memiliki bentuk ataupun tata cara yang berbeda dalam penggunaanya.

KAMUS BALI-INDONESIA BIDAN ISTILAH

BAHASA DAN SASTRA BALI

KUMPULAN LEKSEM YANG DIAWALI DENGAN HURUF (A)

A.ka.ra : aksara vokal yang bersuara a.

A.bhi.kre.ti : jumlah suku kata pada masing-masing baris dalam satu bait kakawin sebanyak

25 suku kata dalam kelompok metrum kakawin.

A.deg-a.deg : untuk membuat selain h, r, dan ng diakhir suku kata atau kata.

A.di par.wa : bagian pertama dalam astadasaparwa.

A.di.a.ya : 1. bab.

  • 2. bagian pelajaran.

A.ér.sa.nia :  aksara vokal yang

bersuara aé.

A.ji.gri.guh : →kerakah.

A.kre.ti : jumlah suku kata pada masing-masing baris dalam satu bait kakawin sebanyak 22 suku kata dalam kelompok metrum kakawin.

Ak.sa.ra : huruf.

KUMPULAN LEKSEM YANG DIAWALI    DENGAN

HURUF (B)

Ba. kem.bang : aksara bali yang berbunyi ‘bha’ berwarga ostia mahaprana.

Ba.sa te.nga.han: bahasa khusus yang dipakai dalam kidung.

Ba.it : kumpulan baris yang diikat oleh satu kesatuan makna dan nada.

Ban.dung : aksara yang ditulis besar-besar dan tidak rapi pada lontar.

Ba.sa.ba.si.ta : gaya bahasa.

Ba.wak : bagian pendek dari suatu metrum.

KUMPULAN LEKSEM YANG DIAWALI DENGAN HURUF (C)

Ca la.ca : aksara swalalita yang berbunyi ‘cha’ berwarga talawia mahaprana.

Ca mur.ca : sebutan lain untuk gantungan aksara ca.

Ca.kra : → guung.

Can.da : pedoman yang berisikan tentang          aturan-aturan

mengenai pola suku kata dan guru laghu dalam kakawin.

Can.dro.da.ya : terbitnya bulan.

Ca.rik :  1. kostituen kakawin yang

terdiri atas susunan kata-kata yang telah diatur sedemikian rupa sesuai dengan persyaratan jumlah suku kata dan kuantitas panjang pendek atau komposisi mātra.

  • 2.    koma.

Ca.rik a.gung : → pesalinan.

KUMPULAN LEKSEM YANG DIAWALI DENGAN HURUF (D)

Da ma.du : aksara bali yang berbunyi ‘dha’ berwarga dantia mahaprana.

Dan.da : jumlah suku kata pada masing-masing baris dalam satu bait kakawin sebanyak 27 sukukata dalam kelompok metrum kakawin.

Dan.tia : konsonan dental.

Da.sa ak.sa.ra : sepuluh huruf sakti sebagai perlambangan Siwa (“Sa, Ba, Ta, A, I, Na, Ma, Si, Wa, Ya”).

Da.sa.na.ma: sinonim.

Da.wa : bagian panjang dari suatu metrum.

  • 3.    Simpulan

Berdasarka bentuk istilahn-istilah yang terdapat dalam bahasa dan sastra Bali yang berbentuk kata dasar, kata turunan, frasa, dan klausa.

  • 1.    Istilah yang berbentuk kata yang terdiri dari:

  • a.  Kata dasar bersuku satu;

  • b. Kata dasar bersuku dua;

  • c.  Kata dasar bersuku tiga;

  • d. Kata dasar bersuku empat;

  • e.  Kata dasar bersuku lima;

  • f.  Kata dasar bersuku enam;

  • g. Kata dasar bersuku tujuh.

  • 2.    Istilah yang berbentuk turunan yang terdiri dari kata berafiks, kata ulag (reduplikasi), kata majemuk, frasa, dan klausa. Istilah yang berbentuk kata berafiks terdiri dari:

  • a.    Berprefiks {ma-};

  • b.    Berprefiks {N-};

  • c.    Berprefiks {paN};

  • d.    Bersufiks {-an};

  • e.    Berkonfiks {pa-∕-an}

  • 3.    Istilah yang berbentuk kata ulang terdiri dari:

  • a.    Reduplikasi utuh;

  • b.    Reduplikasi partial + afiks.

  • 4.    Istilah berbentuk kata majemuk:

  • a.    Nomina + nomina;

  • b.    Numeralia + nomina;

  • c.    Nomina + adjektiva;

  • d.    Nomina + numeralia;

  • e.    Nomina + verba;

  • f.    Numeralia + numeralia + nomina;

  • g.    Adjektiva + adjektiva;

  • h.    Nomina + numeralia + nomina + nomina + numeralia + nomina;

  • i.    Nomina + numeralia + adjektiva + nomina;

  • j.    Nomina + numeralia + nomina + nomina;

  • k.    Nomina + nominaa + nomina;

  • l.    Nomina + nomina + nomina + nomina;

  • m.    Nomina + verba + nomina;

  • n.    Verba + nomina;

  • o.    Nomina + nomina + verba.

  • 5.    Istilah yang berbentuk frasa terdiri dari:

Frasa endosentrik berinduk satu; frasa nominal.

  • 6.    Istilah yang berbentuk klausa berdasarkan aktif-pasifnya suatu klausa verbal; klausa aktif.

  • 7.    Penelitian ini berhasil mengumpulkan sebanyak 405 istilah.

  • 4.    Daftar pustaka

Alwasilah, Drs. A.  Chaedar.

1985. Sosiologi    Bahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa Bandung.

Alwi Hasan, dkk.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Antara, I Gde Nala. 1993. “Pembentukan Kata Majemuk dalam Bahasa Bali” (Laporan Penelitian). Denpasar: Universitas Udayana.

Arifin, Zaenal, Dkk. 2008. SINTAKSIS “untuk Mahasiswa Strata Satu Jurusan Bahasa dan Linguistik dan Guru Bahasa Indonesia SMA/SMK”. Jakarta: GRAMEDIA WIDIASARANA INDONESIA.

Armini, DesakKetut. 1997. Kamus Bali-Indonesia Bidang Istilah Jajan Tradisional Bali. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Bawa, I Wayan dkk. 1981. Struktur Bahasa Bali. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Bawa, I Wayan dkk. 1985. Laporan Studi Sejarah Bahasa Bali. Denpasar:

Bawa, I Wayan dkk.1983. Sintaksis Bahasa Bali. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2007 a. Leksikologi & Leksikografi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2007 b. Kajian Bahasa (Struktur Internal, Pemakaian, dan Pemelajaran). Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan proses). Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, Ni Wayan Citta Maya. 2013. Kamus Bali-Indonesia Dalam Upacara Mepandes. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Djajasudarma, Dr. T. Fatimah. Metode Linguistik (Ancangan Metode Penelitian dan Kajian). Bandung: PT ERESCO.

Ginarsa, Ketut. 1985. Paribasa Bali. Singaraja: CV. Kayumas Agung.

Koentjaraningrat. 1991. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Lingusitik. Jakarta: PT Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik (Edisi Ketiga). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 1998. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia (Edisi Kedua). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Laksana, I Ketut Darma. 2004. Leksikografi (Metode dan Teknik Penyusunan Kamus). Denpasar: Udayana University Press.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa (Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muhamad. 2011. Metode Penelitian Bahsa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Panitia Penyusun. 1990. Kamus Bali-Indonesia. Denpasar: Dinas Pendidikan Dasar Propinsi Dati I Bali.

Ramlam, M. 1973. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: UD. Karyono.

Ramlan, Prof. Dr. M. 1985. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. KARYONO.

Ramlan, Prof. Dr. M. 2001. Sintaksis Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. KARYONO.

Sasih, Ni Wayan Ayu. 1998. Kamus Bali-Indonesia Bidang Istilah Jejaitan. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Saussure, Ferdinand de. 1996. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Singarimbun, Masri dkk. 1989. Metode Penelitian Survai.

Jakarta: LP3ES Indonesia, Anggota IKKAPI.

Suarka, I Nyoman. 2009. Telaah Sastra Kakawin. Denpasar: Pustaka Larasan.

Sudaryanto. 1988 a.

Metode

Linguistik (Metode dan

Teknik

Pengumpulan

Data).

Yogyakarta:   Gadjah

University Press (A).

Mada

Sudaryanto. 1988 b.

Metode

Linguistik    Bagian

Kedua

(Metode      dan

Teknik

Pengumpulan

Data).

Yogyakarta:   Gadjah

Mada

University Press (B).

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik). Yogyakarta: Duta Wacana Iniversity Press (C).

Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press).

Sugiono, Prof. Dr. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Suwartini, Ni Putu Oka. 1996. Kamus Bali-Indonesia Bidang Istilah Alat-Alat Rumah Tangga Tradisional Bali. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Tarigan, Henry Guntur. 2009.

Pengajaran Morfologi.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1985.

Pengajaran Morfologi.

Bandung: Penerbit Angkasa.

Tim Penyusun. 2002. Pedoman Pasang Aksara Bali. Denpasar: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Tim Penyusun. 2005. Kasusastran Bali. Denpasar: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Tim Penyusun. 2006. Tata Basa Bali. Denpasar: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Tim Penyusun. 2009. Kamus Bali-Indonesia (Beraksara Latin dan Bali). Denpasar: Badan Pembina Bahasa, aksara, dan Sastra Bali.

Tinggen, I Nengah. 1984. Tata Basa Bali Ringkes. Singaraja: UD. Rhika.

Tinggen, I Nengah. 1987. Tata Basa Bali (Wredi). Singaraja: sekolah Pendidikan Guru Negeri Singaraja.

Verhaar, J.W.M. 1999. Asas-Asas    Linguistik    Umum.

Yogyakarta:   Gadjah Mada

University Press.

303