ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 20.1 Agustus 2017: 100-107

Tuturan Ekspresif Dalam Novel Densha Otoko Karya Nakano Hitori

Kadek Aimee Aristia Wulandari1* , Renny Anggraeny2

[12]Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana 1[[email protected]] 2[[email protected]] *

Corresponding Author

Abstract

This undergraduate thesis entitled expressive speech in novel Densha Otoko by Nakano Hitori. The theory used in this research is the theory of speech acts proposed by Searle (1969). The method used to collect data in this research is observation method. In the data analysis the method used is the pragmatic approach method. On the presentation stage of data analysis, it uses the informal methods.The analysis results showed that in Densha Otoko novel, there were 14 types of expressive speech. 1) thanking, 2) praising, 3) criticizing, 4) blaming, 5) expressing sympathy, 6) congratulating, 7) complain, 8) pardoning, 9) rating, 10) expressing embarassement, 11) Expressing shock feeling, 12) kidding, 13) greeting, and 14) farewell. Perlocutionary act of expressive speech contained in the novel Densha Otoko is not only generated by speakers to influence the hearers, however the speakers sometimes only express expressive speech with declarative sentence mode. This is because speakers are only express expressive speech, which only declared what the speakers felt and there are no perlocutionary act generated in the speech such as, arigatou gozaimasu, which means thank you.

Key words : expressing speech, perlocutionary act, speakes

  • 1.    Latar Belakang

Salah satu wujud bahasa adalah tuturan. Jenis tuturan dalam kajian pragmatik sangatlah banyak, salah satunya adalah jenis tuturan ekspresif. Jenis tuturan ekspresif ini merupakan tuturan yang menyangkut perasaan penutur. Tuturan ekspresif mempunyai fungsi untuk mengekspresikan, mengungkapkan, atau memberitahukan sikap psikologis sehingga pembicaraan menuju suatu pernyataan keadaan yang diperkirakan oleh tindak ilokusi misalnya mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memaafkan,

menyalahkan, memuji, menyatakan belasungkawa (Tarigan, 1986:47).

Penutur berkomunikasi dengan mitra tuturnya terkadang terdapat tuturan ekspresif yang berfungsi untuk menyatakan sesuatu yang dirasakannya atau terdapat tindak perlokusi yang mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya. Berdasarkan hal tersebut, maka novel Densha Otoko karya Nakano Hitori dipilih sebagai objek penelitian karena data yang dibutuhkan dalam menganalisis tuturan ekspresif mencukupi, khususnya mengkaji

tentang jenis-jenis tuturan ekspresif dan cara penyampaiannya serta tindak perlokusi yang ditimbulkan penutur melalui tuturan ekspresif dalam novel tersebut.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

  • 1.    Bagaimanakah jenis-jenis tuturan ekspresif        dan        cara

penyampaiannya yang terdapat dalam novel Densha Otokokarya Nakano Hitori ?

  • 2.    Bagaimanakah tindak perlokusi yang ditimbulkan oleh penutur terhadap mitra tutur melalui tuturan ekspresif yang terdapat dalam novel Densha Otoko karya Nakano Hitori ?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai ilmu linguistik khususnya pragmatik, yang mengkaji tentang jenis-jenis tuturan ekspresif dan cara penyampaiannya serta tindak perlokusi yang ditimbulkan oleh penutur terhadap mitra tutur melalui tuturan ekspresif dalam suatu tuturan, dalam sebuah karya sastra

berupa novel yang berjudul Densha Otoko karya Nakano Hitori.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode penelitian dalam pengumpulan data digunakan metode simak (Sudaryanto, 1988:2). Untuk tahap penganalisisan data menggunakan metode padan dengan pendekatan pragmatik, metode ini merupakan metode dalam teknik analisis yang alatnya berupa mitra wicara atau tuturan (Sudaryanto, 1993:29). Pada penyajian hasil analisis data digunakan metode informal (Sudaryanto, 1993:145). Teori yang digunakan adalah teori tindak tutur oleh Searle (1969).

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

    • 5.1    Jenis-jenis tuturan ekspresif dan cara penyampaiannya serta tindak      perlokusi      yang

ditimbulkan oleh penutur kepada mitra tutur melalui tuturan ekspresif.

Pada Novel Densha Otoko karya Nakano Hitori, ditemukan empat belas jenis tuturan ekspresif yaitu, mengucapkan terima kasih, memuji, mengkritik,             menyalahkan,

mengungkapkan     rasa     simpati,

mengucapkan   selamat,   mengeluh,

meminta        maaf,        menilai,

mengungkapkan      rasa      malu,

mengungkapkan rasa kaget, bercanda, menyapa dan berpamitan. Berikut ini adalah beberapa contoh analisis data tuturan ekspresif dalam novel Densha Otoko karya Nakano Hitori.

  • 5.1.1    Mengucapkan Terima Kasih (Thanking)

Menurut Alwi dalam kamus besar bahasa Indonesia (1998:1183) berterima kasih memiliki makna mengucapkan rasa syukur. Jadi berterima kasih merupakan tuturan yang sifatnya menghaturkan terima kasih yaitu perkataan syukur terhadap budi baik orang. Maka dari itu penutur biasanya mengucapkan terima kasih setelah menerima budi baik dari mitra tutur.

  • (1)    101 Namae:731 koto densha otoko toukouhi : 04/03/17 23:42 Kappu kinoutodokimashita.

Yoi mono o arigatou gozaimasu.

(Densha Otoko, 2004:40)

‘101 Nama: 731 alias Pria Kereta Api Tanggal Kirim:04/03/17 23:42 Cangkirnya sudah saya terima kemarin.

Terima kasih atas barang yang indah ini.’

(Densha Otoko, 2004:50)

Tuturan pada data (1) merupakan tuturan yang masuk ke dalam jenis dari tuturan ekspresif mengucapkan terima

kasih. Dalam tuturan ekspresif mengucapkan terima kasih tersebut disampaikan dengan cara tindak tutur langsung (Direct Speech Act) dengan modus kalimat deklaratif. Maksud tindak perlokusi yang ditimbulkan penutur melalui tuturan ekspresif kepada mitra tutur tidak ada, karena penutur hanya mengucapkan rasa terima kasihnya saja. Kata‘arigatou gozaimasu’ yang memiliki arti terima kasih, membuktikan bahwa di dalam kalimat tersebut merupakan tuturan ekspresif mengucapkan terima kasih. Tuturan ekspresif mengucapkan terima kasih ini, dapat dibuktikan melalui konteks tuturan tersebut antara lain adalah Densha Otoko sebagai penutur mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Nona Hermes karena telah menerima cangkir darinya. Tuturan tersebut disampaikan dengan cara tindak tutur langsung dengan modus kalimat deklaratif karena penutur hanya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada mitra tutur.

  • 5.1.2    Mengkritik (Criticizing)

Mengkritik berasal dari kata kritik. Menurut Alwi dalam kamus besar bahasa Indonesia (1988:601), kritik memiliki makna kecaman atau tangggapan, kadang-kadang disertai

uraian dan pertimbangan, baik dan buruk terhadap suatu hasil karya, perbuatan, pendapat dan lain sebagainya. Jadi mengkritik merupakan, tuturan yang sifatnya memberikan kritikan yaitu kecaman atau sanggahan terhadap sesuatu hal atau perbuatan dan lain sebagainya.

  • (2)    709 Namae :Mr.678Toukouhi : 04/03/16 20:31

Tegami da to, henji wo kaite owari ni nari sou dakarada.

Kongo ni tsuna garu kanousei amari nai to omou.

(Densha Otoko, 2004:18)

‘709 Nama :  Mr.678 Tanggal

Kirim: 04/03/16 20:31

Jika kamu mengirim surat, menulis balasan, itu saja selesai.

Kurasa tidak akan ada kesempatan untuk berlanjut ke masa depan.’

(Densha Otoko, 2004:26)

Tuturan      pada      data

(2)merupakan tuturan yang masuk ke dalam jenis dari tuturan ekspresif mengkritik. Dalam tuturan ekspresif mengkritik tersebut disampaikan dengan cara tindak tutur tidak langsung (Indirect Speech Act) dengan modus kalimat deklaratif. Maksud tindak perlokusi yang ditimbulkan penutur melalui tuturan ekspresif kepada mitra tutur adalah untuk memberikan pengaruh kepada mitra tutur agar mengerti apa yang dimaksud oleh penutur.Tuturan ekspresif mengkritik

ini, dapat dibuktikan melalui konteks tuturan tersebut antara lain adalah Tuan Anonim 709 sebagai penutur mengkritik Densha Otoko yang merupakan mitra tuturnya dengan menuturkan “Tegami da to, henji wo kaite owari ni nari sou dakarada.” yang artinya ‘Jika kamu mengirim surat, menulis balasan, itu saja selesai.’ Tuturan ekspresif mengkritik ini terjadi, disebabkan oleh Densha Otoko merasa gugup dan gelisah yang mengakibatkan membuat dirinya menjadi ragu-ragu antara menelpon Nona Hermes atau tidak dan berpikir untuk menulis surat saja. Lalu Tuan Anonim mengkritik bahwa perbuatan Densha Otoko tersebut adalah salah. Tuturan ekspresif mengkritik tersebut disampaikan dengan cara tidak langsung (Indirect Speech Act) dengan modus kalimat deklaratif. Secara tidak langsung penutur menyuruh agar mitra tutur menelpon saja daripada harus menulis surat. Jika hanya mengirim surat saja, kemudian menunggu balasan dan menulis balasannya maka akan terhenti begitu saja. Tindak perlokusi yang ditimbulkan penutur melalui tuturan ekspresif kepada mitra tutur adalah untuk memberikan pengaruh kepada mitra tutur agar mengerti apa yang dimaksud oleh penutur. Hal ini

dimaksudkan penutur agar mitra tutur tidak perlu ragu dan gelisah menelpon Nona Hermes, karena lebih baik menelpon saja daripada harus menulis surat. Efek yang timbul pada diri mitra tutur akibat tindak perlokusi oleh penutur adalah mitra tutur akhirnya memutuskan melakukan apa yang penutur maksud. Pada akhirnya Densha Otoko mencoba berulang kali untuk menelpon Nona Hermes, akan tetapi tidak berhasil karena tidak ada jawaban dari Nona Hermes. Hal ini membuat hati Densha Otoko menjadi lebih berdebar. Akibat hal ini Densha Otoko menjadi merasa tidak percaya diri, dan kembali bertanya kepada teman-temannya di group chatting jika menulis surat apakah tidak mempan. Hal tersebut merupakan efek yang timbul oleh mitra tutur akibat tindak perlokusi yang ditimbulkan oleh penutur.

  • 5.1.3    Meminta Maaf (Pardoning)

Menurut Alwi dalam kamus besar bahasa Indonesia (1988:693) meminta maaf memiliki makna berharap agar diberi maaf. Meminta maaf merupakan tuturan yang sifatnya memohon yaitu permohonan ampun atas kesalahan atau kekeliruan. Penutur

biasanya meminta maaf ketika melakukan kesalahan kepada mitra tutur. (3) 924Namae : 731 Koto Densha

Otoko Toukouhi04/04/04 00:49 [Omataseshiteshimattesuimasen.] Chotto iki o arakushinagara ore ni ayamattekita. [Ie ie zenzen daijhoubu desu].

(Densha Otoko, 2004:109)

‘924 Nama: Pria Kereta Api Tanggal Kirim: 04/03/17 22:33 “Mohon maaf telah membuat anda menunggu” Dia meminta maafkepadaku dengan agak terengah engah. “Oh, tidak sama sekali tidak apa-apa”.

(Densha Otoko, 2004:109)

Tuturan pada data (3) merupakan tuturan yang masuk ke dalam jenis dari tuturan ekspresif meminta maaf. Dalam tuturan ekspresif meminta maaf tersebut disampaikan dengan cara tindak tutur langsung (Direct Speech Act) dengan modus kalimat deklaratif. Maksud tindak perlokusi yang ditimbulkan penutur melalui tuturan ekspresif kepada mitra tutur adalah untuk memberikan pengaruh kepada mitra tutur agar mau menerima permohonan maaf penutur. Tuturan ekspresif meminta maaf ini, dapat dibuktikan melalui konteks tuturan tersebut antara lain adalah teman Nona Hermes sebagai penutur menyampaikan permohonan maafnya kepada Densha Otoko yang merupakan

mitra        tuturnya         dengan

menuturkan“Omataseitashimashita suimasen” yang artinya ‘Mohon maaf telah membuat anda menunggu’. Kata suimasen yang artinya minta maaf menegaskan bahwa tuturan tersebut merupakan tuturan ekspresif meminta maaf. Densha Otoko bercerita keseruaanya kemarin kepada teman-temannya di group chatting bahwa dia dan Nona Hermes pergi ke restoran Italia. Nona Hermes juga mengundang salah satu teman perempuannya untuk ikut makan bersama di restoran tersebut. Teman Nona Hermes datang terlambat, karena merasa tidak enak lalu meminta maaf kepada Densha Otoko. Tuturan ekspresif memintaa maaf tersebut disampaikan penutur dengan cara tindak tutur langsung (Direct Speech Act) dengan modus kalimat deklaratif. Teman Nona Hermes datang terlambat ke restoran, karena merasa tidak enak secara langsung dengan modus kalimat deklaratif teman Nona Hermes menyampaikan permohonan maafnya kepada Densha Otoko karena telah membuat mereka berdua lama menunggu. Maksud tindak perlokusi yang ditimbulkan penutur melalui tuturan ekspresif kepada mitra tutur adalah untuk memberikan pengaruh

kepada mitra tutur agar mau menerima permohonan maaf dari penutur. Efek yang muncul pada diri mitra tutur akibat tindak perlokusi yang ditimbulkan oleh penutur adalah Densha Otoko mau memaafkan kesalahan dari teman Nona Hermes      dan      memaklumi

keterlambatannya. Hal tersebut dapat dibuktikan melalu tuturan Densha Otoko yang menuturkan “ie ie zenzen daijhoubu desu” yang artinya ‘Oh, tidak sama sekali tidak apa-apa’

  • 5.1.4    Mengucapkan      Selamat

(Congratulating)

Mengucapkan selamat adalah ucapan atau ungkapan yang diberikan kepada orang yang sedang mendapatkan atau mengalami sesuatu (mendapat kebahagiaan). Penutur biasanya mengucapkan selamat kepada mitra tuturnya apabila mitra tuturnya sedang mendapatkan kebahagiaan    atau

mencapai sesuatu hal.

  • (4)  341  Namae:  Mr. Nanashisan

Toukouhi: 04/05/09 14:19

Denshamin, omedetougozaimasu. Dorama mitaina tenkai de, shukufukushitai kimochi ni nattari utsu ni nattari.Iroirona kanjho ga waki agattemashita.Erumesutan o taisetsu ni shite agete kudasai.

(Densha Otoko: 2004:308)

  • 341   Nama:   Tn. Anonim

Tanggal Kirim: 04/05/09 14:19

Tuan Kereta, aku ucapkan selamat.

Dengan perkembangan seperti drama, berbagai perasaan melimpah ruah antara ingin ikut merayakan ataupun menjadi tertekan. Rawatlah nona Hermes sebaik-baiknya.’

(Densha Otoko: 2004:372)

Tuturan pada data (4) merupakan tuturan yang masuk ke dalam jenisdari tuturan ekspresif mengucapkan selamat. Dalam tuturan ekspresif mengungkapkan mengucapkan selamat tersebut disampaikan dengan cara tindak tutur langsung (Direct Speech Act) dengan modus kalimat deklaratif. Maksud tindak perlokusi yang ditimbulkan penutur melalui tuturan ekspresif kepada mitra tutur adalah untuk memberikan pengaruh kepada mitra tutur agar menjadi orang yang bertanggung jawab. Tuturan ekspresif, mengucapkan selamat ini dapat dibuktikan melalui konteks tuturan tersebut antara lain adalah Tuan Anonim 341 sebagai penutur mengucapkan selamat kepada Densha Otoko yang merupakan mitra tuturnya dengan menuturkan “Denshamin, omedetougozaimasu.” yang artinya ‘Tuan Kereta, aku ucapkan selamat.’ Maksud dari tuturan ekspresif tersebut adalah Tuan Anonim 381 mengucapakan selamat kepada Densha

Otoko atas keberhasilannya karena pada akhirnya telah menjadi kekasih Nona Hermes. Tuturan ekspresif mengucapkan selamat tersebut, disampaikan dengan penutur dengan cara tindak tutur langsung (Direct Speech Act) dengan modus kalimat deklaratif. Saat Tuan Anonim 341 mengetahui Densha Otoko akhirnya berhasil menjadi kekasih Nona Hermes secara langsung mengucapkan selamat atas tujuan terbesar yang ingin dicapai oleh Densha Otoko berhasil. Tindak perlokusi yang ditimbulkan oleh penutur adalah penutur mempengaruhi mitra tuturnya dengan maksud dan tujuan agar mitra tutur menjadi orang yang bertanggung jawab. Karena Densha Otoko sudah memutuskan untuk menjadi kekasih Nona Hermes maka harus berani bertanggung jawab untuk kebahagiaan dan kenyamanan Nona Hermes dengan cara merawatnya baik-baik. Efek yang muncul pada diri mitra tutur akibat tindak perlokusi yang ditimbulkan oleh Tuan Anonim 341 adalah, Densha Otoko kemudian selalu berusaha untuk membuat Nona Hermes senang. Densha Otoko menyediakan waktu luangnya dan menjaga hubungannya dengan cara tidak lupa berkomunikasi sehari hari dan

mengajaknya kencan ke tempat yang mereka berdua sukai.

  • 6)    Simpulan

Pada novel Densha   Otoko,

ditemukan 14 jenis tuturan ekspresif. 1) mengucapkan terima kasih,2)

memuji, 3) mengkritik,4)

menyalahkan, 5) mengungkapkan rasa simpati, 6)mengucapkan selamat,7)

mengeluh, 8) meminta maaf, 9) menilai, 10) mengungkapkan rasa malu,11)

mengungkapkan rasa kaget,12)

bercanda, 13) menyapa, dan14)

berpamitan. Sebagian besar tuturan ekspresif tersebut disampaikan oleh penutur dengan cara tindak tutur yang berbeda-beda. Tuturan tersebut lebih sering disampaikan dengan cara tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal, dan tindak tutur langsung literal. Tindak perlokusi dalam tuturan ekspresif yang terdapat dalam novel Densha Otoko, tidak hanya terdapat tindak perlokusi yang ditimbulkan oleh penutur yang dimaksudkan untuk memengaruhi mitra tutur saja, namun juga penutur terkadang hanya menuturkan tuturan ekspresif dengan modus kalimat deklaratif. Hal ini karena penutur hanya sebatas menuturkan tuturan ekspresif

saja yaitu hanya menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur dan tidak ada tindak perlokusi yang ditimbulkan di dalam tuturan tersebut misalnya seperti, arigatou gozaimasu yang artinya terima kasih.

  • 7.    Daftar Pustaka

Alwi, Hassan. 1988. Kamus Besaar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hitori, Nakano. 2004. Densha Otoko. Tokyo: Shinchosha Publishing Co.

Hitori, Nakano. 2013. Train Man. Di terjemahkan oleh: Kanti. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Searle, John R. 1969. Speech Acts,An Essay in The Philosofi of language. Cambridge: Cambridge University Press.

Sudaryanto, 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sudaryanto, 1988. Metode Linguistik Bagian Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung : Angkasa.

107