ISSN: 2302-920X

E-Jurnal Humanis, Fakultas Sastra dan Budaya Unud

Vol 15.2 Mei 2016: 1-6

PELESTARIAN BAHASA BALI DALAM MEDIA CETAK BERBAHASA BALI:

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

Anak Agung Istri Ita Ryandewi

email: ryandewii@yahoo.co.id

Program Studi Sastra Bali

Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Abstract

Research of "Pelestarian Bahasa Bali dalam Media Cetak Berbahasa Bali: Kajian Sosiolinguistik" is a study about preservation of the language through printed media. The purpose of this study is to examines the diversity of languages, the factors that influence the writing of different languages, the factors supporting and inhibiting efforts to preserve the Balinese. The theory used in this research is the theory of sociolinguistics with sub theory of preservation. Methods and techniques used in data collection is reference method aligned with the observation method with advanced technique. Furthermore, in presenting the data is done by informal methods. The technique used is the technique of inductive and deductive thinking. The usage of the Balinese languages diversity in the printed media such as at BU and short stories have differences in usage manifold. In BU tends to use BBA because BBA is Balinese that is more appropriate language to use in front of the audiences. While in the short story the usage of variation language more varied. Factors that affect the diversity writing is the accuracy of spelling or diction, writing letters, accuracy of spelling and usage of uptake word. The Factors that supporting the preservation of Balinese in Printed media enthusiastic of community to involve in column that is published in the media BO and MS. Inhibiting factors of Balinese in Balinese-printed media consisted of limited portions of the page, loading the frequency of news, and the human resourcesfactor.

Keywords: language preservation, mass media, Balinese-printed media.

  • 1.    Latar Belakang

Bahasa Balimerupakan salah satu bahasa daerah yang sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat penuturnya.Bagi masyarakat Bali, bahasa Bali memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting di Bali. Bahasa Bali memiliki kedudukan sebagai bahasa daerah dan sebagai bahasa ibu (Suasta, 2013: 3).Keberadaan bahasa Bali sekarang tidak seperti dulu, dimana dalam pemakaian bahasa Bali tidak lagi sebagai

bahasa utama dalam berkomunikasi bagi masyarakat Bali. Perkembangan pemakaian bahasa Bali sangat ditentukan oleh dinamika sosial masyarakat Bali yang bilingual atau multilingual.

Banyak upaya yang telah dilakukan para ilmuwan agar keberadaan bahasa Bali tidak bergeser. Salah satunya dengan adanya bahasa Bali dalam media cetak berbahasa Bali yaitu dalam media cetak Bali Post dengan rubrik Bali Orti dan media Pos Bali dengan rubrik Mediaswari. Keberadaan media cetak berbahasa Bali menjadi salah satu upaya pelestarian bahasa Bali di tengah derasnya arus globalisasi, yang berimplikasi terkikisnya nilai-nilai budaya lokal masyarakat Bali.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) ragam-ragam bahasa apa yang digunakan? (2) faktor-faktor yang mempengaruhi penulisan ragam? (3) faktor penunjang dan penghambat upaya pelestarian bahasa Bali dalam media cetak berbahasa Bali?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi dan mengetahui penggunaan bahasa Bali dalam media cetak dan sebagai upaya pelestarian, pembinaan, serta pengembangan bahasa Bali. Selain itu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni untuk mengetahui ragam bahasa yang digunakan dalam media cetak, faktor-faktor yang mempengaruhi penulisan ragam, dan faktor penunjang serta penghambat pelestarian bahasa Bali dalam media cetak berbahasa Bali.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode dan teknik dalam penelitian ini terbagi atas tiga, yaitu (1) metode dan teknik pengumpulan data berupa metode simak yang disejajarkan dengan observasi dengan teknik lanjutan yaitu pencatatan dan mengklasifikasi data (2) metode dan teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif kualitatif serta (3) metode dan teknik yang digunakan untuk penyajian hasil analisis data adalah metode informal dengan teknik induktif-deduktif.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

  • a.    Ragam Bahasa yang Digunakan dalam Media Cetak Berbahasa Bali Yaitu Pada Rubrik Berita Utama Dan Cerpen

Bahasa Bali salah satu bahasa daerah di Indonesia yang mempunyai tingkatan-tingkatan berbahasa (sor singgih) (Suwija, 2014:18).Ragam bahasa Bali merupakan tingkatan-tingkatan berbahasa Bali yang digunakan oleh masyarakat dan ditentukan oleh unsur siapa pembicara, dengan siapa berbicara, tentang apa (topik), dan dalam situasi yang bagaimana.

Ragam-ragam bahasa dalam berita utama dan cerpen berbahasa Bali menunjukan adanya peningkatan aktivitas penggunaan bahasa Bali dalam masyarakat etnis Bali. Penggunaan ragam bahasa pada kedua rubrik tersebut menunjukan adanya perbedaan.Pada berita utama cenderung menggunakan ragam bahasa Bali Alus karena ragam bahasa Bali Aluslebih tepat digunakan dihadapan orang banyak. Sedangkan ragam bahasa pada cerpen lebih beragam yaitu menggunakan ragam bahasa Bali Alus (ASI, ASO, AMI, dan AMA), bahasa Bali Kepara, dan bahasa Kasar, karena cerpen merupakan karangan naratif yang menggunakan imajinasi sehingga penggunaan bahasanya beragam.

  • b.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penulisan Ragam Bahasa

Faktor-faktor yang mempengaruhi penulisan ragam bahasa Bali yaitu terdiri dari ketepatan penulisan kata, ketepatan penulisan huruf, ketepatan penulisan ejaan, dan penggunaan kata serapan.

  • (1)    Asu silih tunggil sato sané kabaos prasida nularang rabiés, tiosan ring asu talerwénten miong lan bojog.

(BO, BU 25 Januari 2009) Terjemahan:

Anjing salah satu binatang yang bisa menularkan rabiés, selainanjing juga ada kucing dan monyet.

Penulisan kata dasar pada berita di atas sudah tepat sesuai ketentuan seperti penulisan kata cara, ujan, krama, asu, sato, ring, lan. Kata-kata tersebut tergolong kata dasar karena tidak memiliki unsur lansung atau tidak mendapatkan tempelan betuk terikat, tidak diulang atau disenyawakan dengan bentuk lain.

  • (2)    Yéning sadurungnyané paling mael wantah Rp.7.000,- kantos Rp. 8.000,-kémanten.

(BO, 12 Oktober 2014) Terjemahan:

Kalau sebelumnya paling mahal hanya Rp. 7.000,- sampai Rp. 8.000,- saja.

Sesuai ketetapan penulisan tanda baca titik yang salah satunya tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, maka penggunaan tanda baca titik pada penulisan mata uang di atas tidak tepat. Seharusnya penulisan mata uang tidak diikuti tanda titik.

Yéning sadurungnyané paling mael wantah Rp 7.000,- kantos Rp 8.000,-kémanten.

  • (3)    Kama pinaka wit kauripan ring jagaté santukan sangkaning kama i ragapara manusia prasida nemu tetujon.

(MS,BU 27 Oktober 2013)

Terjemahan:

Kama sebagai asal kehidupan di bumi sebab kama kita para manusia bisa menemukan tujuan.

Kalimat pada data no (3) terdapat sedikit kejanggalan yaitu penggunaan kata santukan ‘sebab’ dan sangkaning ‘sebab’. Kalimat di atas akan lebih efisien jika salah satu kata tersebut dihilangkan karena maknanya sama.

  • (4)    Sakadi pungkuran puniki Pos Bali nyingakin ring fotomediasosial sané ka-up-load olih I Gdé Nala Antara silih tunggil juri lomba masatua Bali ring Museum Bali.

(MS, BU 23 Februari 2014) Terjemahan:

Seperti diakhir ini PosBali melihat foto media sosial yang di upload oleh I Gdé Nala Antara sebagai juri lomba masatua Bali di Museum Bali.

Kata serapan yang terdapat pada data (4) yaitu kata foto, media, sosial, dan upload.

  • c.    Faktor Penunjang dan Penghambat Upaya Pelestarian Bahasa Bali dalam Media Cetak Berbahasa Bali

Faktor penunjang dapat dilihat dari bagaimana antusias masyarakat terhadap rubrik Mediaswari dan Bali Orti.Adanya kedua media cetak tersebut tidak semata-mata untuk memenuhi target penjualan pada perusahaan, melainkan kedua media cetak lokal

mengemban nilai budaya lokal, agar tetap lestari ditengah maraknya perubahan sosial sekarang ini.Keberhasilan dari upaya ini juga tidak bisa terlepas dari bagaimana kebersamaan, keinginan, yang memang betul-betul timbul dari hati para redaksi yang dimana dengan kesatuan komitmen bekerja keras untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi tanah Bali. Walaupun porsi rubrik berbahasa Bali masih terbatas, namun dengan keterbatasan yang ada secara jeli redaksi membuat rubrik tersebut padat dan sarat akan makna. Selain faktor tersebut, faktor SDM juga sangat mempengaruhi pelestarianbahasa Bali itu sendiri.

Beberapa faktor penghambat dalam upaya pelestarianbahasa Bali yang diamati penulis di lapangan adalah berupa masih terbatasnya porsi halaman yang diberikan Mediaswaridan Bali Orti untuk berita-berita berbahasa Bali dimana ruang berbahasa Bali dalam media cetak tidak seleluasa pada media yang memang mengedepankan visi dan misi budaya dalam pendiriannya. Kedua media cetak tersebut bukanlah media budaya secara keseluruhan. Oleh karena itu ruang gerak untuk berita berbahasa Bali tidak terlalu banyak.Faktor penghambar kedua adalah frekuensi pemuatan berita hanya sekali setiap minggunya, dan faktor SDM-nya.

  • 6.    Simpulan

Penggunaan ragam bahasa pada kedua rubrik tersebut menunjukan adanya perbedaan. Pada berita utama cenderung menggunakan ragam bahasa Bali Alus karena ragam bahasa Bali Aluslebih tepat digunakan dihadapan orang banyak. Sedangann ragam bahasa pada cerpen lebih beragam yaitu menggunakan ragam bahasa Bali Alus (ASI, ASO, AMI, dan AMA), bahasa Bali Kepara, dan bahasa Kasar, karena cerpen merupakan karangan naratif yang menggunakan imajinasi sehingga penggunaan bahasanya beragam. Faktor-faktor yang memengaruhi penulisan ragam bahasa yaitu: (1) ketepatan penulisan kata diantaranya kata dasar, kata jadian, kata ulang, kata depan dan sandang, kata penegas, dan Ida, Ipun, Nya, Nyané; (2) ketepatan penulisan huruf yang terdiri dari huruf besar dan huruf miring; (3) ketepatan tanda baca; (4) ketepatan ejaan dan kata serapan.

Faktor penunjang pelestarian bahasa Balidalam media cetak berbahasa Bali adalah antusias masyarakat untuk rubrik ini begitu menggembirakan. Ini terlihat dari

banyaknya kiriman masyarakat untuk mengisi berita dalam rubrik berbahasa Bali tersebut baik dalam bentuk cerpen ataupun puisi. Ini tentu suatu keberhasilan dalam upaya pelestarian bahasa Bali dalam media cetak. Faktor penghambat pelestarian bahasa Bali dalam media cetak yaitu, masih terbatasnya porsi halaman yang diberikan Mediaswaridan Bali Orti untuk berita-berita berbahasa Bali, frekuensi pemuatan berita hanya sekali setiap minggunya, dan faktor SDM-nya.

DAFTAR PUSTAKA

Suasta, Ida Bagus Made. 2013. Berbicara Bahasa Bali 1 (Mamunyi, Ngomong, Ngraos, Nyatua, Nutur). Gianyar. Widya Pustaka.

Suwija, I Nyoman. 2014. Tata Titi Mabaos Bali. Denpasar. Pelawa Sari.

6