ISSN: 2302-920X

E-Jurnal Humanis, Fakultas Sastra dan Budaya Unud

Vol 14.3 Maret 2016: 64-69

PERKEMBANGAN MORAL TOKOH KIKI USIA 10-14 TAHUN DALAM NOVEL MAJO NO TAKKYUUBIN KARYA EIKO KADONO

Ni Putu Ayu Eka Savitri email: yukasavitri@gmail.com

Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana

Abstract

This study titled Moral Development of Kiki Aged 10-14 years in the novel Majo No Takkyuubin by EikoKadono. The purposes of this study were to determine the moral development and character formation of Kiki in novel Majo No Takkyuubin by EikoKadono. The method used in this study were descriptive analysis methods and formal methods. The theory used were the theory of moral development by Kohlberg and Japanese morality theory by Morita. The result shows that there are three levels of moral development in Kiki and each level has two phases. The first level is praconventional level which divided into punishment and obedience orientation and instrumental relativist orientation phase. The second level is conventional level which divided into sweet child orientation phase and penalty and order phase. The third level is post-conventional level which divided into social contract legalistic orientation phase and universal ethical principle orientation phase. This study also shows Kiki’s four character formations based on the theory proposed by Morita. Those four character formationsareganbaru, shitsuke, sunao, and kuukiwoyomu. Also there are seven character formation of Kiki based on the principle of life of bushido, namely: makoto, jin, gi, rei, meiyo, chuugi, and yuu.

Keywords : moral development, character formation, psychology literature.

  • 1.    Latar Belakang

Jepang merupakan negara yang sangat maju, tidak hanya dalam bidang teknologi tapi juga dalam perekonomian, serta tidak melupakan budaya dan sejarahnya, dan terkenal dengan masyarakatnya yang teratur, tertib, dan disiplin. Di tempat umum, seperti ketika masuk ke dalam kereta, warga Jepang sangat tertib. Tidak ada yang saling berebut atau saling dorong untuk bisa masuk ke dalam kereta. Bahkan anak kecil pun dengan sabar mengantri untuk bisa masuk (Ramli, 2009). Dari hal tersebut bisa dilihat bahwa kemajuan suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari cara bangsa tersebut mendidik

generasi penerusnya sejak dini.Proses pembelajaran dan pembentukan karakter dilakukan terus-menerus di dalam masyarakat Jepang.

Dalam proses pembentukan karakter, sangat erat pula kaitannya dengan perkembangan moral anak. Perkembangan moral pada anak ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku. Salah satu cara untuk dapat memahami pembentukan karakter dan perkembangan moral pada anak bisa diperoleh dari cerita anak.

Berapapun banyaknya genre sastra anak, di dalam setiap cerita anak memiliki tujuan memberikan pesan moral. Melalui sebuah cerita, selain dapat memberikan hiburan yang menyenangkan, secara langsung atau tidak langsung pembaca anak juga diberikan ajaran moral (Nurgiyantoro, 2013:81). Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan novel fiksi fantasi yang berjudul Majo No Takkyūbin karya Eiko Kadono untuk ditelaah perkembangan moral dan pembentukan karakter pada tokoh Kiki dalam novel tersebut.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  • 1.    Bagaimanakah perkembangan moral tokoh Kiki yang terdapat dalam novel Majo No Takkyūbin karya Eiko Kadono?

  • 2.    Bagaimanakah pembentukan karakter tokoh Kiki yang terdapat dalam novel Majo No Takkyūbin karya Eiko Kadono?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan serta meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra Jepang. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memahami perkembangan moral tokoh Kiki dan perkembangan karakter tokoh Kiki dalam novel Majo No Takkyūbin.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode dan teknik yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah metode studi pustaka dengan teknik catat. Selanjutnya metode yang digunakan dalam tahap analisis data yaitu metode deskriptif analisis. Sedangkan metode dan teknik yang digunakan dalam tahap penyajian hasil analisis data adalah dengan menggunakan metode informal, yakni metode penyajian melalui kata-kata biasa, bukan dengan angka, bagan, maupun statistik (Ratna, 2009:50). Teknik yang digunakan adalah teknik narasi, yaitu dengan menarasikan hasil penelitian.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Perkembangan moral bukan hanya berarti apa yang baik atau buruk, melainkan bagaimana seseorang sampai pada keputusan bahwa sesuatu itu baik atau buruk. Dalam novel Majo No Takkyūbin terdapat tiga tingkat perkembangan pada tokoh Kiki dan setiap tingkat mempunyai dua tahapan serta terdapat empat pembentukan karakter Kiki berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Morita. Dan juga terdapat tujuh pembentukan karakter Kiki berdasarkan prinsip bushido.

  • 5.1    Perkembangan Moral Tokoh Kikidalam Novel Majo No Takkyūbin karya Eiko Kadono

Dalam penelitian ini terdapat tiga tingkat perkembangan moral pada tokoh Kiki, dan setiap tingkat mempunyai dua tahapan. Tingkat pertama, yaitu tingkat prakonvensional yang terbagi menjadi tahap orientasi hukuman serta kepatuhan, dan tahap orientasi relativis instrumental. Tingkat kedua, yaitu tingkat konvensional yang terbagi menjadi tahap orientasi anak manis, dan tahap hukuman serta ketertiban. Data yang menunjukkan tingkat konvensional, tahap orientasi anak manis pada tokoh Kiki dapat dilihat pada data berikut:

(1)ともかく、たいへんな評判になりました。美術館でも、「世界ー美し い黒」という題のこの絵の前は つも人だかりがしていました。絵描 きんが大よろこびしたことはいうまでもありません。キキのお店の看板 に、すてきなキキとジジの絵を描いて、お礼をしてくれました。(Majo No Takkyūbin, 1985: 120-121).

Tomokaku, taihennahyougenninarimashita.Bijutsukan demo, “sekai-utsukushiikuro” to iudai no kono e no mae ha,

itsumohitodakarigashiteimashita. Egaki san gaookiyorokobishitakoto ha iu made moarimasen. Kiki no omise no kanbanni, sutekina Kiki to Jiji no e woegaite, oreiwoshitekuremashita.

Pokoknya lukisan ini sangat terkenal. Di museum pun orang selalu berkerumun di depan lukisan yang berjudul “HitamTerindah di Dunia” ini. Tak perlu dikatakan betapa senangnya si pelukis. Dia melukis gambar Kiki dan Jiji pada papan toko Kiki sebagai tanda terima kasih.

Data (1) menggambarkan bahwa lukisan tentang Kiki dan Jiji sangat diminati di museum. Lukisan itu pun menjadi terkenal. Si pelukis merasa sangat senang. Karena berkat Kiki jugalah lukisannya menjadi memiliki banyak peminat. Karena merasa sangat senang dan berterima kasih, si pelukis menggambar Kiki dan Jiji di papan took sebagai ungkapan dan ucapan terima kasihnya.

Pada data (1) dapat dilihat bahwa perilaku Kiki yang menyenangkan hati pelukis. Karena berkat bantuan dari Kiki, lukisannya menjadi terkenal dan memiliki banyak peminat. Pelukis kemudian melukis wajah Kiki dan Jiji sebagai bentuk dan rasa terima kasihnya terhadap Kiki.

Tingkat ketiga, yaitu tingkat pasca konvensional yang terbagi menjadi tahap orientasi kontrak sosial legalistk dan tahap orientasi prinsip etika universal.

  • 5.2    Pembentukan Karakter Tokoh Kiki dalam Novel Majo No Takkyūbin karya Eiko Kadono

Dalam penelitian ini terdapat empat pembentukan karakter Kiki berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Morita. Keempat pembentukan karakter tersebut adalah: ganbaru, shitsuke, sunao, dan kuuki wo yomu. Pembentukan karakter ganbaru yang terdapat dalam novel Majo No Takkyūbin karya Eiko Kadono dapat dilihat pada kutipan berikut:

  • (2)    「さ、あたしはあたしで、自分のことを考えなくっちゃ」キキは いきおいをつけて、ぐるっとまわれ石すると,飛びつづけました。(Majo No Takkyūbin, 1985: 44)

“Sa, atashi ha atashi de, jibun no kotow o kangaenakuccha” Kiki ha ikioiwotsukete, guruttomawareishisuru to tobitsutzukemashita.

“Nah, aku juga tidak boleh kalah. Aku harus mulai serius memikirkan hidupku sendiri.” Kiki mengumpulkan semangat, membelokkan sapu ke kanan, lalu melanjutkan perjalanan.

Pada data (2) Kiki yang baru saja memulai perjalanannya untuk hidup mandiri di kota yang baru mempunyai keinginan untuk tidak mau kalah dengan penyihir yang seusia dengannya. Kiki bertekad akan mulai serius memikirkan bagaimana hidupnya nanti ketika hidup mandiri. Agar kelak bisa menjadi penyihir yang berguna untuk orang lain dan juga keluarga. Karena dengan selalu fokus dan semangat yang tinggi, dalam melalukan suatu kegiatan atau pekerjaan, akan terasa lebih menyenangkan dan hasil yang didapat pun akan memuaskan.

Dan juga terdapat tujuh pembentukan karakter anak berdasarkan prinsip hidup bushido, yaitu: makoto, jin, gi, rei, meiyo, chuugi, dan yuu.

  • 6.    Simpulan

Dalam penelitian ini, berdasarkan hasil analisis data ditemukan tiga tingkat perkembangan moral pada tokoh Kiki dan setiap tingkatnya mempunyai dua tahapan. Tingkat pertama, yaitu tingkat prakonvensional terbagi menjadi tahap orientasi hukuman serta kepatuhan dan tahap orientasi relativis instrumental. Tingkat kedua, yaitu tingkat konvensional terbagi menjadi tahap orientasi anak manis dan tahap hukuman serta ketertiban. Tingkat ketiga, yaitu tingkat pasca konvensional terbagi menjadi tahap orientasi kontrak social alistik dan tahap orientasi prinsip etika universal. Dalam penelitian ini juga ditemukan empat pembentukan karakter tokoh Kiki berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Morita. Keempat pembentukan karakter anak tersebut adalah, ganbaru, shitsuke, sunao, dan kuuki wo yomu. Dan juga terdapat tujuh pembentukan karakter tokoh Kiki berdasarkan prinsip hidup bushido yaitu: makoto, jin, rei, meiyo, chuugi, dan yuu.

  • 7.    Daftar Pustaka

Morita, Rokarou. 2011. Nihon Jin no Kokoro ga Wakaru Nihongo.Tokyo: Zero Mega Gaisha.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: GadjahMada University Press.

Ramli,       Munir.        2009.       Pendidikan       Moral       Orang

Jepang.http://murniramli.wordpress.com/2009/01/03/pendidikan-moral-orang-jepang/. (29 Juni 2014 pukul 14.20 WITA).

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

69