1

REPRESENTASI SEJARAH DALAM MANGA SHANAOU YOSHITSUNE KARYA SAWADA HIROFUMI

I Gusti Agung Ayu Made Dianti Putri

Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Abstract

Shanaou Yoshitsune is one of comics that use history as setting in literature work and its called historical fiction. The comic representated the life of a great Japanese figure, Minamoto no Yoshitsune. According to the result of analysis, there are historical events and fictional events in the comic. The historical events which representated in Shanaou Yoshitsune comic are ushiwakamaru’s isolation, naming of Shanaou, Yoritomo’s isolation, and Shanaou headed for Hiraizumi. The fictional events in comic are divided into three parts. They are functional event, link event, and reference event. The part of functional events in the comic are the meeting between Ushiwaka and Hyota, the death of Ushiwakamaru and the meeting between Shanaou and Musashibo Benkei. Kurama temple’s test and the meeting of Shanaou and Oniwakamaru are part of link event and the part of reference events are fire in Kurama temple and Benkei’s romance story. The author is using historical event as background story and input his ideology and then fiction added to make the story more interesting and attractive.

Keywords: historical representative, new historicism, Yoshitsune

  • 1.    Pendahuluan

Di Jepang, pada pertengahan abad ke-11, kaisar Go Shirakawa yang telah turun tahta tetap memerintah dan memegang hegemoni politik yang menyebabkan kaisar yang seharusnya memegang pemerintahan menjadi tidak memiliki kekuasaan. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya pertikaian antara joukou (kaisar yang sudah turun tahta namun masih memerintah) dengan tennou (kaisar yang berkuasa) yang kemudian merambat menjadi pertentangan di antara keluarga Fujiwara. Masing-masing pihak bersekutu dengan kelompok militer terkuat, yaitu klan Genji dan klan Heike. Klan Genji yang berpihak pada joukou dikalahkan oleh klan Heike yang memihak tennou dalam perang Hogen pada tahun 1156 dan perang Heiji pada tahun 1160 (Schirokauer, 1993:74-75).

Manga Shanaou Yoshitsune sebagai salah satu karya sastra yang menceritakan pertikaian antara klan Heike dan klan Genji merupakan karya fiksi

tetapi sekaligus mengandung unsur sejarah didalamnya. Jika yang menjadi dasar penulisan karya sastra tersebut adalah fakta sejarah, maka karya sastra itu disebut dengan historical fiction. Istilah fiksi sebagai karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah tetapi suatu yang benar ada dan terjadi di dunia nyata sehingga kebenarannya pun dapat dibuktikan dengan data empiris (Abrams, 1999:94-95). Dari pernyataan tersebut terdapat alasan dalam pemilihan representasi sejarah dalam manga Shanaou Yoshitsune sebagai objek kajian dalam penelitian. Manga Shanaou Yoshitsune yang menonjolkan peristiwa sejarah yang terjadi dalam kehidupan Minamoto Yoshitsune tak luput dari imajinasi pengarang yang mengutamakan reaksi pembaca sebagai penikmat karyanya. Adanya peristiwa-peristiwa sejarah serta imajinasi pengarang yang terdapat dalam manga, penelitian ini menitikberatkan pada representasi sejarah yang terdapat dalam manga Shanaou Yoshitsune untuk membedakan antara fakta sejarah dan cerita fiksi yang terdapat didalamnya.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 1.    Bagaimanakah representasi peristiwa sejarah dalam manga Shanaou Yoshitsune karya Sawada Hirofumi?

  • 2.    Bagaimanakah peristiwa fiksi yang terdapat dalam manga Shanaou Yoshitsune karya Sawada Hirofumi?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai sejarah Jepang pada akhir zaman Heian serta menambah pengetahuan mengenai teori yang dapat digunakan untuk menganalisis karya sastra yang bersifat historical fiction. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami representasi peristiwa sejarah yang terdapat dalam manga Shanaou Yoshitsune karya Sawada Hirofumi dan mengetahui peristiwa fiksi yang terdapat dalam manga Shanaou Yoshitsune karya Sawada Hirofumi.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah metode sosiogenetik untuk melihat hubungan antara realitas dan fiksi pada karya sastra (Margana, 2003:149). Dalam penelitian ini digunakan metode sosiogenetik yang memandang bahwa dunia fiksi dan nonfiksi saling berhubungan satu sama lain.

Teori yang digunakan adalah teori new historicism yang dikemukakan oleh Stephen Greenbaltt (dalam Williams, 2003:118) yang menunjukkan bahwa new historisicm tidak mencoba untuk membandingkan keaslian cerita dengan sejarah melainkan untuk menempatkan ulang ideologi yang memunculkan teks yang terdapat pada batas kebudayaan atau di luar kebudayaan. Teori yang digunakan untuk menganalisis peristiwa fiksi adalah peristiwa fiksi yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu peristiwa fungsional, peristiwa kaitan, dan peristiwa acuan yang dikemukakan oleh Jan Van Luxemburg (dalam Nurgiyantoro, 2010:118-119) dan terdapat dalam teori struktural. Teori pendukung yang digunakan adalah teori semiotika oleh Marcel Danesi yang digunakan untuk menganalisis tanda-tanda yang terdapat dalam manga dilakukan dengan memaknai garis, simbol, dan kata yang muncul dalam manga (Danesi, 2012:181).

  • 5.    Hasil dan pembahasan

Manga Shanaou Yoshitsune merupakan manga karya Sawada Hirofumi yang menceritakan kisah perjalanan kehidupan Minamoto no Yoshitsune. Manga ini merupakan sebuah karya sastra yang bersifat historical fiction karena menggunakan peristiwa sejarah sebagai topik cerita dan adanya peristiwa fiksi yang dimasukkan pengarang untuk membuat cerita menjadi lebih menarik. Berikut merupakan representasi peristiwa sejarah serta peristiwa fiksi yang terdapat dalam manga Shanaou Yoshitsune karya Sawada Hirofumi.

  • 5.1    Representasi Peristiwa Sejarah dalam Manga Shanaou Yoshitsune

Manga yang bersifat historical fiction menjadikan peristiwa sejarah sebagai patokan cerita dalam karyanya sehingga sesuai dengan pokok permasalahan pertama akan dibahas mengenai representasi peristiwa sejarah yang terdapat dalam manga Shanaou Yoshitsune.

  • 1)    Pengasingan Ushiwakamaru

Kekalahan klan Genji terhadap klan Heike dalam perang Heiji pada tahun 1960 mengakibatkan Ushiwaka sebagai putra dari pemimpin klan Genji harus menerima hukuman. Saudara Ushiwaka yang rata-rata berusia lima sampai tujuh tahun telah diasingkan ke kuil yang tidak diketahui tempatnya sedangkan Ushiwaka yang saat itu masih berusia dua tahun masih diijinkan tinggal bersama ibunya dan akan menerima hukuman saat usianya tujuh tahun (McCullough, 1971:13). Berikut ini merupakan representasi peristiwa pengasingan Ushiwaka ke kuil Kurama.

  • (1)    Tokiwa : Demo, watashi o sukuu tame ni jibun no inochi made kakete, konna ooshibai o utsu nante nanto mucha na koto o…

Kiyomori : Daga Ushiwaka, omae no tsumi wa yurusanezo. Keibatsu o moushitsukeru!

Tokiwa       : Ma… Masaka!!?

Kiyomori : Yamadera de sou tonari koreyori isshou. Jinkai tono en o motsu koto o kinzuru!!

(Sawada, 2001a:91-92)

Tokiwa : Tetapi, dia telah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkanku, dia benar-benar berani…

Kiyomori : Tetapi Ushiwaka, kesalahanmu tak bisa dimaafkan. Kau tetap mendapat hukuman!

Tokiwa       : Ja… Jangan-jangan…

Kiyomori : Jadilah biksu di kuil gunung seumur hidupmu dan kau dilarang berhubungan dengan dunia luar.

(Sawada, 2001a:91-92)

Dalam representasinya ke dalam manga, pengasingan Ushiwaka diungkapkan dengan warna yang berbeda oleh pengarang. Pengarang yang menempatkan klan Heike sebagai pihak yang jahat membuat Kiyomori, pimpinan klan Heike sebagai tokoh antagonis yang mencari-cari kesalahan Ushiwaka agar ia memiliki alasan untuk dihukum. Pada akhirnya, seperti yang tercantum pada data (1) Ushiwaka diasingkan ke kuil Kurama sebagai akibat menyelamatkan ibunya.

  • 2)    Pemberian nama “Shanaou”

Saat tinggal di kuil Kurama, Ushiwaka menerima nama yang baru yaitu, “Shanaou”. Nama Shanaou yang memiliki makna yang begitu dalam, yaitu “orang

yang berkilauan cahaya” dan “sinar yang menerangi dunia”. Pemberian nama ini menunjukkan bahwa keberadaan Ushiwaka di kuil Kurama sangat berarti yang mampu menerangi jalan orang-orang disekitarnya.

  • 3)    Pengasingan Yoritomo

Dampak kekalahan klan Genji dalam perang Heiji mengakibatkan Yoritomo diasingkan ke Izu. Berikut merupakan representasi pengasingan terhadap Yoritomo.

  • (2)    Kiyomori : Nagase. Onru ja!!

Sore de Kiyomori sama wa tooku bandou to no sakai Izu o Hirugako jima ni nagasareta no desu.

(Sawada, 2003:161-162)

Kiyomori : Baiklah. Asingkan dia!!

Setelah itu tuan Kiyomori mengasingkannya ke pulau Hirugako di Izu.

(Sawada, 2003:161-162)

Dari data (2) dapat diketahui Kiyomori mengambil keputusan untuk mengasingkan Yoritomo. Tempat pengasingannya pun disebutkan pada kalimat berikutnya, yaitu di pulau Hirugako, Izu.

  • 4)    Shanaou menuju Hiraizumi

Sesuai dengan sejarah, Shanaou melarikan diri dari kuil Kurama menuju Hiraizumi pada tahun 1174. Peristiwa ini direpresentasikan oleh pengarang ke dalam manga dengan sangat mendetail disetiap kejadiannya tanpa mengurangi unsur kesejarahannya.

  • 5.2 Peristiwa Fiksi dalam Manga Shanaou Yoshitsune

Dalam karya sastra yang bersifat historical fiction, tentu terdapat peristiwa-peristiwa fiksi yang dimasukkan pengarang agar tidak menimbulkan kesan membosankan pada karya sastra tersebut. Begitu pula pada manga Shanaou Yoshitsune yang menjadikan sejarah sebagai prioritas cerita dan peristiwa fiksi sebagai sarana untuk mengemas fakta sejarah menjadi lebih menarik.

  • 5.2.1    Peristiwa Fungsional

    1.    Pertemuan Ushiwaka dan Hyota

Peristiwa pertemuan antara Ushiwaka dan Hyota merupakan awal kisah perjalanan Minamoto Yoshitsune dalam manga Shanaou Yoshitsune. Pengarang

membuat peristiwa fiksi mengenai pertemuan Ushiwaka dengan Hyota yang kemudian menjadi pengganti Ushiwaka karena pengarang ingin mengangkat kisah kehidupan Minamoto no Yoshitsune dengan cara yang berbeda.

  • 2.    Kematian Ushiwaka

Dalam sejarah, Ushiwaka atau Minamoto Yoshitsune meninggal karena bunuh diri pada tahun 1189 setelah sebelumnya membunuh istri dan anaknya (McCullough, 1971:30) sedangkan dalam manga, Ushiwaka meninggal pada tahun 1174 dan akhirnya Hyota menjalani kehidupan sebagai Ushiwaka.

  • 3.    Pertemuan dengan Musashibo Benkei

Pertemuan antara Shanaou dengan Musashibo Benkei telah banyak diceritakan dalam karya sastra. Pengarang menggunakan legenda jembatan Gojo yang terkenal untuk menambah variasi dalam karyanya. Dimasukkannya legenda jembatan Gojo ke dalam manga dapat diartikan bahwa pengarang memiliki kepercayaan terhadap keberadaan legenda tersebut sehingga mampu menggambarkannya secara mendetail.

  • 5.2.2    Peristiwa Kaitan

    1)    Ujian Masuk Kuil Kurama

Ushiwaka yang diasingkan ke kuil Kurama saat berusia tujuh tahun harus menerima tes sebelum bisa masuk dan tinggal di kuil. Dalam sejarah, tidak ada disebutkan mengenai peristiwa ini sehingga peristiwa ini dapat digolongkan sebagai peristiwa fiksi.

Peristiwa ini termasuk ke dalam peristiwa kaitan karena tanpa adanya ujian masuk kuil Kurama, Ushiwaka memang harus masuk ke kuil tersebut karena begitulah yang diperintahkan Kiyomori. Selain karena perintah, peristiwa mengenai ujian masuk ke kuil Kurama dapat dihilangkan karena kepala biksu kuil Kurama sebenarnya sudah menunggu kedatangan Ushiwaka, jadi tanpa adanya ujian pun Ushiwaka dapat memasuki kuil Kurama dengan mudah.

  • 2)    Pertemuan dengan Oniwakamaru

Oniwaka yang saat itu datang dari gunung Hiei menuju Kurama untuk mengantarkan surat. Oniwaka yang saat itu masih berusia 15 tahun memiliki tubuh yang sangat besar dan sering dijuluki setan. Namun, kebaikan hati Shanaou yang tidak memperdulikan perkataan orang lain dan membuktikan bahwa Oniwaka bukanlah setan menghasilkan jalinan persahabatan diantara mereka.

  • 5.2.3    Peristiwa Acuan

    1)    Kebakaran di kuil Kurama

Peristiwa ini merupakan peristiwa fiksi yang dimunculkan oleh pengarang untuk menonjolkan karakter Ushiwaka yang tinggal di kuil Kurama. Dalam peristiwa kebakaran ia memilih untuk menyelamatkan musuhkan daripada menyesal nantinya karena tidak bisa menyelamatkan orang yang kesusahan di depan matanya sehingga peristiwa ini dapat dikatakan sebagai peristiwa acuan karena pada peristiwa ini sifat atau kepribadian Ushiwaka sangat ditonjolkan. Jiwa keadilan serta kebaikan hatinya merupakan hal yang diacu dalam peristiwa ini.

  • 2)    Percintaan Benkei

Pada catatan pengarang diakhir bagian manga disebutkan bahwa dalam buku Gikeiki, setiap kali disinggung mengenai wanita, Benkei selalu menjawab “ippen mo hyakuben mo onaji” yang artinya “satu kali atau 100 kali sama saja” sehingga pengarang secara eksplisit menjelaskan mengenai pemahamannya mengenai ungkapan yang dikatakan Benkei tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa pengarang ingin memberitahukan informasi kepada para pembaca mengenai ungkapan tersebut sehingga peristiwa ini dapat dimasukkan ke dalam peristiwa acuan dimana peristiwa ini dimunculkan untuk memberikan informasi tertentu dari pengarang kepada pembaca.

6) Simpulan

Representasi peristiwa sejarah yang terdapat dalam manga Shanaou Yoshitsune, yaitu pengasingan Ushiwakamaru, pemberian nama “Shanaou”,

pengasingan Yoritomo, Shanaou menuju Hiraizumi. Dalam peristiwa ini pengarang memasukkan pandangan atau ideologinya tanpa keluar dari unsur kesejarahan yang menjadi patokan cerita. Namun, manga tetaplah merupakan sebuah karya sastra yang didalamnya terdapat hal-hal fiksi yang dimasukkan pengarang untuk mengemas fakta sejarah menjadi menarik dan tidak membosankan. Peristiwa fiksi yang terdapat dalam manga dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu peristiwa fungsional, peristiwa kaitan dan peristiwa acuan.

Daftar Pustaka

Abrams, M.H. 1999. A Glosary of Literary Terms. Amerika: Thomson Learning.

Danesi, Marcel . 2010. Pesan, Tanda, dan Makna Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Komunikasi. Diterjemahkan dari Messages, Sign, and The Meanings: A Basic Textbox in Semiotic and Communication Theory oleh Evi Setyani dan Lusi Piantari. Yogyakarta: Jalasutra.

Margana, S. 2003. Sastra Hindia-Belanda dan Rekonstruksi Sejarah: Studi terhadap De Stille Kracht karya Louis Couperus. Dalam: Rokhman, Arif. Sastra Interdisipliner: Menyandingkan Sastra dan Disiplin Ilmu Sosial. Yogyakarta: Qalam, hlm 143-167.

McCullough, Helen Craig. 1971. Yoshitsune: A Fisteenth-Century Japanese Chronicle. Amerika: Stanford University Press.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sawada, Hirofumi. (2001a). Shanaou Yoshitsune 1. Diakses dari website http://fileshare9040.depositfiles.com/auth1394507166b141d4f4f34867bd6 4bfc8-36.86.225.64-1330845689-119475957-guest/FS904-7/Shana%20oh%20 Yoshitsune%20 Volume%2001-003.rar, pada 14 Maret 2014.

________. (2003). Shanaou Yoshitsune 6. Diakses dari website http://fileshare9040.depositfiles.com/auth1394507166b141d4f4f34867bd6 4bfc8-36.86.225.64-1330845689-119475957-guest/FS904-

7/Shana%20oh%20 Yoshitsune%20 Volume%2004-006.rar, pada 14 Maret 2014.

Schirokauser, Conrad.1993. A Brief History of Civilization. Amerika: Thomson Learning. Inc

William, Mukesh. 2003. New Historicism and Literary Studies. Dalam: Jurnal Soka Kyouiku Kenkyuu Volume 27. Jepang: Soka University, hlm 115144.