AKTUALISASI DIRI TOKOH AKIKO DALAM NOVEL YURICHIKA E MAMA KARA NO DENGON KARYA AKIKO TERENIN

Fitriana 1001705030

Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana

Abstract

This thesis entitled Self actualization of Akiko’s figure in the novel Yurichika E Mama Kara no Dengon by Akiko Terenin. The purposes of this study are to know forms of self actualization of Akiko after suffer malignant tumors and to know moral message conveyed through Akiko Terenin’s view against self actualization of Akiko’s figure in the novel Yurichika E Mama Kara no Dengon by Akiko Terenin. This research used descriptive analysis and formal methods as methods and techniques of data analysis. The theories used in this study are a multilevel needs theory by Maslow and genetic structuralism theory by Goldmann. Based on the analysis, this research result explains about Akiko who want to actualize herself to become a useful person for her daughter and others until she died later, also found 10 characteristics of self actualization in Akiko’s figure in the novel Yurichika E Mama Kara no Dengon by Akiko Terenin, namely: (1) observed the reality efficiently; (2) Acceptance of self, others, and fate; (3) Focused on problem; (4) Independence of culture and environment; (5) Freshness and appreciation; (6) Social interest; (7) Interpersonal relationships; (8) Democratic character; (9) The difference between means and ends; (10) creativity. Furthermore, there are three moral messages conveyed by Akiko Terenin through the novel, namely (1) receiving with sincerity; (2) not easily discouraged; (3) independent and responsible.

Keywords: Self actualization, Moral message, Psychology of literature

  • 1.    Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan pola pikir manusia yang semakin matang, kebutuhan manusia tidak lagi hanya berupa makanan, baju, dan tempat tinggal, tetapi berkembang ke arah kebutuhan yang lebih luas seperti kebutuhan akan barang mewah, kedudukan, dan kebutuhan mereka yang paling tinggi, yaitu kebutuhan beraktualisasi (Koeswara, 1991: 118).

Aktualisasi diri merupakan hasrat manusia untuk menjadi seseorang dan mencapai tujuannya dengan potensi yang dimilikinya. Kita akan merasa kecewa, tidak tenang, tidak puas, kalau kita gagal dalam usaha untuk memuaskan kebutuhan akan aktualisasi diri. Apabila terjadi demikian maka kita tidak akan berada dalam damai dengan diri kita, dan tidak bisa dikatakan sehat secara psikologis (Baihaqi, 2008:201).

Aktualisasi diri merupakan hal yang penting bagi orang Jepang, sehingga ada karya sastra Jepang yang mengangkat aktualisasi diri menjadi tema atau sumber inspirasi. Contoh karya sastra Jepang yang mengandung aktualisasi diri dari tokohnya yaitu komik Bara no tame ni karya Akemi Yoshimura. Dalam komik tersebut terdapat gambaran psikologi tokohnya, yaitu Yuri yang ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan mengerahkan segala kemampuan yang ia miliki. Contoh aktualisasi diri dalam karya sastra yang lain yaitu dalam novel Skandal karya Shusaku Endo. Tokoh dalam novel tersebut yaitu Suguro mengalami wujud aktualisasi diri bukan hanya mengalami segi psikologis yang mempunyai potensi untuk memperkaya hidup dan kepribadian saja, melainkan juga ada segi psikologis yang cenderung mempunyai pengaruh yang negatif terhadap gaya hidup dan kepribadiannya. Novel lain yang mengandung wujud pengaktualisasian diri pada tokohnya adalah novel yang berjudul Yurichika E Mama Kara no Dengon karya Akiko Terenin. Novel ini bercerita tentang perjuangan seorang ibu yang mencoba melawan penyakit yang dideritanya. Akiko Terenin dinyatakan mengidap tumor ganas bertepatan dengan saat kehamilannya. Akhirnya pada bulan keenam setelah dinyatakan sakit, Yuria, putri yang diharapkannya, hadir ke dunia. Dengan harapan dan keinginan untuk terus mendampingi anaknya, Akiko menuliskan pesan-pesan untuk putri mungilnya yang manis. Semua yang ingin dikatakan Akiko terhadap putrinya kelak ia tuangkan dalam bentuk catatan.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:

  • 1.    Bagaimanakah bentuk pengaktualisasian diri tokoh Akiko setelah dinyatakan mengidap tumor ganas dalam novel Yurichika E Mama Kara no Dengon karya Akiko Terenin?

  • 2.    Pesan moral seperti apa yang ingin disampaikan melalui pandangan Akiko Terenin terhadap aktualisasi diri tokoh Akiko dalam novel Yurichika E Mama Kara no Dengon karya Akiko Terenin?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan penelitian sastra Jepang khususnya terhadap bentuk aktualisasi diri serta amanat dalam novel yang berjudul Yurichika E Mama Kara no Dengon serta dapat menambah wawasan ilmu psikologi. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca yang akan melakukan penelitian terhadap novel.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dan teknik catat. Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode formal dan metode deskriptif analisis. Penelitian ini menggunakan teori kebutuhan bertingkat maslow dan teori teori strukturalisme genetik yang dikemukakan oleh Goldmann (dalam Faruk, 2012:56) untuk meneliti bentuk aktualisasi diri serta pesan moral yang ingin disampaikan dalam novel Yurichika E Mama Kara no Dengon karya Akiko Terenin. Metode dan teknik penyajian hasil analisis data dilakukan dengan metode informal yaitu menyajikan hasil analisis dengan kata-kata bukan dalam bentuk angka, bagan atau statistik (Ratna, 2012:50).

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Novel Yurichika E Mama Kara no Dengon karya Akiko Terenin bercerita tentang perjuangan seorang ibu yang mencoba melawan penyakit yang dideritanya. Akiko Terenin dinyatakan mengidap tumor ganas bertepatan dengan saat kehamilannya. Akhirnya pada bulan keenam setelah dinyatakan sakit, Yuria, putri yang diharapkannya, hadir ke dunia. Dengan harapan dan keinginan untuk terus mendampingi anaknya, Akiko menuliskan pesan-pesan untuk putri mungilnya yang manis. Semua yang ingin dikatakan Akiko terhadap putrinya kelak ia tuangkan dalam bentuk catatan.

  • 5.1    Analisis bentuk aktualisasi diri Akiko dalam novel Yurichika E Mama Kara no Dengon Karya Akiko Terenin

Untuk mengetahui bentuk aktualisasi diri Akiko dalam novel Yurichika E Mama Kara no Dengon Karya Akiko Terenin tersebut, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan teori kebutuhan aktualisasi diri milik Maslow dalam buku Teori-teori kepribadian. Maslow (dalam Koeswara, 1991:138) menyebutkan lima belas ciri-ciri dari orang yang beraktualisasi diri yaitu: (1) Mengamati Realitas Secara Efisien; (2) Penerimaan Atas Diri Sendiri, Orang Lain, dan Kodrat; (3) Spontan, Sederhana, dan Wajar; (4) Terpusat pada Masalah; (5) Pemisahan Diri dan Kebutuhan Privasi; (6) Kemandirian dari Kebudayaan dan Lingkungan; (7) Kesegaran dan Apresiasi; (8) Pengalaman Puncak atau Pengalaman Mistik; (9) Minat Sosial; (10) Hubungan Antarpribadi; (11) Berkarakter Demokratis; (12) Perbedaan Antara Cara dan Tujuan; (13) Rasa Humor yang Filosofis; (14) Kreativitas; (15) Penolakan Enkulturasi. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan 10 ciri-ciri aktualisasi diri pada tokoh Akiko, yakni: (1) Mengamati Realitas Secara Efisien; (2) Penerimaan Atas Diri Sendiri, Orang Lain, dan Kodrat; (3) Terpusat pada Masalah; (4) Kemandirian dari Kebudayaan dan Lingkungan; (5) Kesegaran dan Apresiasi; (6) Minat Sosial; (7) Hubungan Antarpribadi; (8) Berkarakter Demokratis; (9) Perbedaan Antara Cara dan Tujuan; (10) Kreativitas. Maslow menyebutkan, aktualisasi diri dapat dicapai apabila

kebutuhan-kebutuhan dasar manusia telah terpenuhi. Kebutuhan untuk aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi dalam teori Maslow, kebutuhan yang paling utama untuk dipenuhi adalah kebutuhan dasar fisiologis (dalam Koeswara, 1991:125). Kutipan berikut menunjukkan kebutuhan dasar fisiologis pada diri akiko telah terpenuhi.

Data (1)      Asa, choushoku ga kita. Mizu ga nomeru, gyuunyuu ga nomeru,

ureshikatta. Okayu wo kanshoku! O suite tanode takusan tabeta.

‘Pagi, sarapan datang. Senang rasanya boleh minum air dan minum susu. Buburnya kumakan sampai tandas! Aku makan begitu banyak karena lapar’.

(Terenin, 2007: 74-75)

Pada kutipan (1) tersebut terlihat bahwa kebutuhan dasar fisiologis yaitu kebutuhan fisiologis berupa makanan pada tokoh Akiko telah tercukupi dengan baik. hal tersebut juga di dukung oleh kutipan berikut:

Data (2)      Go ji goro ben i ga kite, omutsu de neta Mama chousen. San ko hodo

dete, futatsu wa kangoshi san ni dashite moratta. Ikimu to hidarikoshi ga itakute tsuri soude umaku dekinai noda. Demo ben ga deru to hontouni kibun ga yokute, shokuyoku mo dete, yuushoku wa yoku tabeta.

‘Sekitar jam 5 aku ingin buang air besar, rasanya seperti mendapat tantangan untuk tidur sambil memakai popok. Aku buang air besar sampai tiga kali, dan yang kedua dibantu oleh perawat. Kalau ditahan, pinggang sebelah kiri terasa sakit. Tapi begitu bisa mengeluarkannya, rasanya lega luar biasa. Nafsu makan akan kembali dan aku bisa makan malam dengan baik’.

(Terenin, 2007: 76)

Kutipan (2) menunjukkan tokoh Akiko yang bisa dengan lancar buang air besar, hal tersebur berarti ia telah memenuhi kebutuhan makannya dengan baik. Dalam kutipan (2) juga disebutkan bahwa ketika telah selesai buang air besar, nafsu makan tokoh Akiko kembali dan ia bisa makan dengan baik. Kutipan lain yang menunjukkan kebutuhan akan makan pada tokoh Akiko telah terpenuhi dengan baik juga diperkuat oleh kutipan berikut:

Data (3)      Matte kurete ita.Kuruma de ie ni kaeru. Izen hodo kuruma wa

tsurakunai. Futsuu no koto ga totemo tanoshii. Ie de gohan. Kao ga hokorobu. Keeki wo tabete nagabanashii.

‘Aku menunggu. Lalu pulang dengan mobil. Dibandingkan dengan sebelumnya, mobil ini tidak terasa menyakitkan. Senang sekali bisa merasa normal kembali. Makan nasi dengan tersenyum lebar. Kami makan kue sambil mengobrol panjang lebar’.

(Terenin, 2007: 80)

Kutipan (3) menggambarkan keadaan tokoh Akiko yang membaik sehingga ia diperbolehkan untuk pulang. Sesampainya di rumah, Akiko makan dengan puas segala makanan yang ingin dimakannya. Hal tersebut membuatnya benar-benar bahagia, bisa makan dengan puas sambil berbincang-bincang dengan anggota keluarganya.

Dari kutipan (1) sampai (3) di atas dapat kita lihat bahwa walaupun dalam keadaan sakit sampai keadaannya membaik, Akiko bisa memenuhi kebutuhan makannya dengan baik sehingga ia bisa mengarah kepada kebutuhan pada tingkat berikutnya sampai dengan pemenuhan kebutuhan akan aktualisasi diri.

  • 5.2    Pesan Moral Melalui Pandangan Akiko Terenin Terhadap Aktualisasi Diri Tokoh Akiko dalam Novel Yurichika E Mama Kara no Dengon Karya Akiko Terenin

Pesan adalah permintaan amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain, demikian yang dikemukakan oleh Retnoningsih dan Soeharso (2005:377). Moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya digunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut atau tidak patut, seperti yang dikemukakan oleh Retnoningsih dan Soeharso (2005:377). Dari pengertian pesan dan moral tersebut, maka dapat disimpulkan pesan moral adalah amanat berupa nilai-nilai yang menjadi pegangan

seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam novel Yurichika E Mama Kara no Dengon karya Akiko Terenin, terdapat pesan-pesan moral dari pengaktualisasian diri tokoh utamanya yang dapat dijadikan contoh dalam hidup bermasyarakat, yaitu ; (1) Menerima Keadaan dengan Ikhlas; (2) Jangan Mudah Putus Asa; (3) Mandiri dan Bertanggung Jawab. Pesan moral tersebut bisa dilihat pada kutipan berikut:

Data (4)     Soredemo Mama wa gon chan (inu) no sanpo ga suki de maiasa,

maiban, sanpo ni itte imashita. Yuria ga umaretara, akachan to wanchan to douyatte isshoni sanpo shiyouka, nante kanggaenagara. Mama, kuruma isu ni nacchattakara, kore wa jitsugen suru koto wa nai ne. Hontouni zannen danaa.

‘Meskipun sakit, Mama suka sekali berjalan-jalan dengan Gon chan (anjing kita), dan Mama mengajaknya jalan jalan setiap pagi dan malam. Sambil berpikir kalau nanti Yuria lahir, bagaimana caranya mengajak bayi dan anjing jalan-jalan bersama. Tapi karena Mama harus duduk di kursi roda, kelihatannya hal itu tidak bisa diwujudkan. Sayang sekali yaa..’

(Terenin, 2007: 62-63)

Kutipan (4) menunjukkan pesan moral tersirat yang ingin disampaikan oleh pengarang yaitu untuk menerima keadaan dengan ikhlas. Dalam kutipan tersebut pengarang menceritakan keinginan tokoh Akiko yang ingin ketika anaknya, Yuria lahir, ia dapat mengajaknya jalan-jalan bersama dengan anjing kesayangannya. Akiko terus memikirkan bagaimana caranya agar hal tersebut bisa dilakukan. Namun, saat penyakitnya semakin memburuk dan mengharuskan Akiko menggunakan kursi roda untuk dapat pergi kemana-mana, ia sadar bahwa hal tersebut akan semakin sulit dilakukan dan bahkan tidak bisa diwujudkan. Akiko dengan besar hati menerima kenyataan tersebut walaupun sebenarnya ia sangat ingin melakukan hal yang sangat ia sukai, namun tidak bisa terwujud karena keadaan yang tidak mendukung.

  • 6.    Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan 10 ciri-ciri aktualisasi diri pada tokoh Akiko, yakni: (1) Mengamati Realitas Secara Efisien; (2) Penerimaan Atas Diri Sendiri, Orang Lain, dan Kodrat; (3) Terpusat pada Masalah; (4) Kemandirian dari Kebudayaan dan Lingkungan; (5) Kesegaran dan Apresiasi; (6) Minat Sosial; (7) Hubungan Antarpribadi; (8) Berkarakter Demokratis; (9) Perbedaan Antara Cara dan Tujuan; (10) Kreativitas. Dari sepuluh ciri-ciri Aktualisasi diri yang ditemukan pada diri Akiko tersebut, diketahui bahwa tokoh Akiko ingin mengaktualisasikan dirinya menjadi seseorang yang bermanfaat bagi putrinya dan orang lain hingga dirinya meninggal nanti. Terdapat tiga pesan moral yang ingin disampaikan oleh Akiko Terenin melalui novel Yurichika E Mama Kara no Dengon, yaitu; (1) Menerima Keadaan dengan Ikhlas; (2) Jangan Mudah Putus Asa; (3) Mandiri dan Bertanggung Jawab. Pesan moral tersebut disampaikan secara implisit melalui perbincangan antara tokoh, pola pikir tokoh utama, dan rutinitas tokoh utama.

Daftar Pustaka

Baihaqi, MIF. 2008. Psikologi Pertumbuhan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalise Genetik sampai Post-

Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Koeswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.

Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Retnoningsih dan Soeharso. 2005. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Semarang: CV. Widya Karya

Terenin, Akiko. 2013. Dear Yurichika. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.