1

TEKS CERPEN BASA BALI

ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI

Ni Kadek Suardini

Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Abstrak

This study titled "Short Story Basa Bali Text Structure Analysis And Value" . This study uses the structural theory and the theory of value which refers to the structure and value. This study aims to describe the structure of the building Short Story Bases Bali, and reviewing and analyzing the values contained in the Short Story Basa Bali.

The method used in the step of providing data is the method consider using the techniques of recording and translation techniques. Furthermore, in the stage of data analysis using qualitative methods. In this stage are supported by descriptive and analytical techniques. At the stage of presentation of the data analysis, the method used is an informal method, aided by engineering deductive and inductive techniques.

The results of this study indicate that; ( 1 ) analysis of the structure of the building Short Story Bases Bali there are six that incident, plot, character and characterization, background, mandate , and theme. The flow in the Short Story Basa Bali consists of groove flashback and advanced workflow, character and characterization is described by the main character in terms fisikologis , sociological , and psychological background of the time and place, the theme of struggle, self-realization, devolution of inheritance, and independence ( 2 ) value Short Story -value contained in Bali Bases include: informal value, economic value, the value of responsibility to the family, and the value of professional responsibility or liability Cosmos.

Keywords : short stories, education, structure

  • (1)    Latar Belakang

Kesusastraan Bali terus mengalami perkembangan seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala aspek permasalahan dan persoalan yang sering dijumpai dalam kehidupan masyarakat sudah banyak dituangkan dalam sastra. Tokoh dan peristiwa yang diceritakan melalui sastra, dianggap pernah terjadi di masa lalu atau bahkan hanya sekedar kreasi yang ingin menyampaikan pesan maupun amanat dan juga memberikan hiburan untuk masyarakat. Kesusastraan Bali secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Kesusastraan Bali Purwa (tradisional) dan Kesusastraan Bali Anyar (modern) (Bagus dan Ginarsa, 1978: 3). Kesusastraan Bali modern salah satunya adalah cerita pendek atau cerpen. Cerita pendek adalah salah satu genre prosa yang digemari oleh masyarakat, terutama karena jalan ceritanya jauh lebih pendek daripada genre-genre lainnya seperti roman atau novel. Kelahiran cerpen dalam tradisi kesusastraan Bali modern tidak

lepas dari pertumbuhan sastra nasional saat ini. Tonggak awal pertumbuhan sastra Bali modern sebetulnya sudah ada pertengahan 1910-an dan berlanjut 1920-an, hampir dua dekade lebih dahulu dibandingkan dengan munculnya roman Nemoe Karma tahun 1931 (Putra, 2010:16). Ditandai dengan munculnya cerpen berbahasa Bali yang dimuat dalam buku pelajaran untuk sekolah-sekolah yang didirikan Belanda di Bali. Bentuk awal kemunculannya berupa cerpen yang dimuat dalam buku pelajaran terbitan pemerintah kolonial dan menjadi bacaan untuk sekolah-sekolah formal masyarakat pribumi.

Kehadiran cerpen-cerpen Bali pada saat itu merupakan hasil karya I Made Pasek dalam bukunya yang berjudul Aneka Warna Tjakepan kaping kalih, Pepaosan Bali Kesoeret Antoek Aksara Belanda (1918). Buku cerita berbahasa Bali juga muncul dari tangan guru non-Bali, yaitu Mas Nitisastro, guru di Singaraja, menerbitkan buku Warna Sari, Tjakepan Bali Sastera Belanda (1925), diterbitkan oleh (Weltevreden-Batavia), ditulis dalam huruf latin digunakan untuk kelas III di sekolah formal Kolonial Belnda. Dua guru inilah pengarang yang produktif ketika itu dan karyanya berupa cerpen cukup berkualitas sehingga kepadanya wajar diberikan gelar ‘sang pemula’ atau ‘perintis’ lahirnya sastra Bali modern (Putra, 2010: 15). Pada konteks ini tidaklah mengherankan kalau dalam cerpen-cerpen awal Sastra Bali kuat terasa pengaruh tradisi lisan seperti dampak pada munculnya ekspresi ‘sedek dina anoe’ (pada suatu hari), ‘gelisin satua’ (singkat cerita). Akan tetapi, pengaruh seperti itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menggugurkan arti dan fungsi cerpen-cerpen karya Made Pasek dan Nitisastro dalam sejarah sastra (Putra, 2012: 16). Saat sekarang ini, pesatnya berbagai penciptaan karya sastra-karya sastra seperti cerpen, tidak didukung oleh perhatian generasi muda Bali seperti halnya anak didik. Padahal keberadaan kesusastraan Bali Modern (cerpen) sudah jelas merupakan karya sastra cerita yang di dalamnya berisikan nilai-nilai atau ajaran-ajaran yang berlandaskan nilai pendidikan yang patut digunakan sebagai tuntunan dalam menjalani hidup kemudian hari.

Dipilihnya Cerpen Basa Bali ini sebagai objek penelitian atas dasar pertimbangan bahwa cerpen ini mempunyai struktur yang jelas dan memberikan amanat yang penting bagi kita semua. Di samping itu, cerpen yang berjudul Basa Bali ini ceritanya sangat menarik untuk dinikmati, karena cerpen ini merupakan

pupulan cerpen yang terdiri atas lima judul cerpen yang berbeda di dalamnya dan dapat memberikan informasi tentang nilai-nilai yang terkandung di dalam Cerpen Basa Bali ini. Cerpen Basa Bali dikeluarkan oleh Saba Sastra Bali dan merupakan hasil sayembara Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 1994. Setelah penulis mengadakan wawancara dengan Drs. Ida Bagus Mayun sebagai pengumpul cerpen Basa Bali ini, bahwa memang benar cerpen ini hasil sayembara dan dikumpulkan tahun 1996. Judul yang terdapat di dalam cepen Basa Bali ini urutannya berdasarkan juara, dari juara satu yaitu cerpen yang berjudul Mangun Karsa Mangun Karya Saluiring Urip, juara dua, cerpen yang berjudul Mataki-taki, juara tiga, cerpen yang berjudul Kalung Wasiat, juara empat, cerpen yang berjudul Apang Ja Bisa Masekolah, dan juara kelima, cerpen yang berjudul Tambete Ngawinang Lacur. Kemunculan Cerpen Basa Bali adalah untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas karya sastra berbahasa Bali dalam khasanah kesusatraan Bali Modern. Dengan pemunculan Cerpen Basa Bali yang dikemas dalam bahasa Bali bertujuan untuk memberikan informasi kepada para penikmat sastra untuk meningkatkan pemahaman berbahasa Balibaik di lingkungan akademis maupun non akademis. Di samping itu, Cerpen Basa Bali merupakan media ilmu pengetahuan, khususnya dalam pembelajatran sastra, bahasa Bali, dan sebagai sumber informasi untuk menjalani kehidupan social kemasyarakatan. Penelitian teks berupa cerpen ini, menekankan pada aspek untuk mengungkapkan struktur instrinsik karya sastra, dan menentukan nilai-nilai pendidikan dalam Cerpen Basa Bali tersebut. Dengan demikian, Cerpen Basa Bali ini penting untuk dikaji dan diteliti dengan cara melakukan studi kepustakaan, agar dapat diketahui atau dipahami oleh masyarakat umum dan dapat disimpulkan bahwa judul dari penelitian ini adalah “Teks Cerpen Basa Bali Analisis Struktur Dan Nilai”.

  • (2)    Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang dibahas disajikan dalam bentuk pertanyaan, bagaimanakah struktur yang membangun Cerpen Basa Bali ? dan nilai-nilai apa sajakah yang terkandung dalam Cerpen Basa Bali ?

  • (3)    Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu sastra di samping juga untuk menambah khasanah hasil-hasil penelitian di bidang sastra khususnya cerpen, serta meningkatkan karya-karya sastra Bali Modern yang nantinya dapat memberikan sumbangan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami unsur-unsur yang membangun struktur Cerpen Basa Bali. Melalui penelitian ini juga kita dapat mengetahui dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Cerpen Basa Bali.

  • (4)    Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode dan teknik yang digunakan, yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap penyediaan data dipergunakan metode menyimak. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik pencatatan dan teknik terjemahan. Pada tahap analisis data, metode yang digunakan, yaitu metode kualitatif. Teknik yang dipergunakan deskriptif analitik. Pada tahap penyajian hasil analisis data digunakan metode informal, yang dibantu dengan teknik deduktif dan induktif.

  • (5)    Hasil dan Pembahasan

    • 5.1    Pengertian Nilai

Menurut Koentjaraningrat (1974: 32--33) menyatakan bahwa nilai kebudayaan sebagai suatu tingkat pemikiran yang paling abstrak dari suatu suku bangga. Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran, sebagian besar dari warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap bernilai dalam hidupnya. Karena itu suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi kelakuan manusia. Walaupun berada dalam diri seorang individu, sikap tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dan sering juga bersumber pada sistem nilai budaya. Atmaja (1988: 14) mengatakan kaitannya dengan kesusastraan, nilai tidak lain dari persepsi dan pengertian yang diperoleh penyimak melalui suatu karya sastra yang disimaknya.

Oleh karena itu suatu karya sastra mungkin dapat menawarkan nilai kesenangan, informatif, kultural dan keseimbangan wawasan. Berdasarkan pengertian nilai di atas akan dibicarakan beberapa nilai yang terkandung dalam Cerpen Basa Bali. Pendapat yang akan digunakan sebagai acuan adalah pendapat menurut Koentjaraningrat dan akan dipadukan dengan pendapat-pendapat di atas. Nilai-nilai yang akan dibicarakan adalah sebagai berikut: nilai pendidikan yang meliputi: nilai informal, nilai ekonomi, nilai tanggung jawab kepada keluarga, dan nilai tanggung jawab terhadap profesi atau kewajiban.

  • 5.2    Nilai Pendidikan

Secara umum, nilai pendidikan di maksudkan untuk membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkan secara integral dalam kehidupan. Untuk mencapai pada tujuan dimaksud, tindakan-tindakan pendidikan yang mengarah pada perilaku yang baik dan benar perlu di perkenalkan oleh pendidik. Dalam proses nilai pendidikan, tindakan-tindakan pendidikan yang lebih spesifik di maksudkan untuk mencapai tujuan yang lebih khusus. Nilai pendidikan secara khusus ditujukan untuk :

  • 1)    menerapkan pembentukan nilai kepada anak, 2) menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan, 3) membimbing perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai tersebut (Sumantri, 2003: 26--29)

  • 5.2.1    Nilai Informal

Nilai informal, terdapat pada cerpen Mangun Karsa Mangun Karya Saluiring Urip terlihat ketika sang Ibu menyuruh Luh Udiyani untuk meraih ijazahnya. Hal ini, apabila dicermati maka dapat diketahui adanya unsur peranan orang tua, dimana pentingnya faktor orang tua untuk memberikan semangat terhadap anaknya agar dapat meraih yang dicita-citakannya.

Nilai informal juga terdapat dalam cerpen Apang Ja Bisa Masekolah, terlihat dari bagaimana usaha orangtua Luh Ratni untuk menyekolahkan anaknya agar tidak putus sekolah hingga ke jenjang SLTA. Hal ini menunjukkan bahwa semangat orang tua yang selalu berjuang untuk menyekolahkan anaknya.

  • 5.2.2    Nilai Ekonomi

Di dalam cerpen Mangun Karsa Mangun Karya Saluiring Urip, terdapat nilai ekonomi dimana Luh Udiyani berjuang untuk mendapatkan biaya agar dapat tetap hidup dan melanjutkan sekolahnya. Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa bagaimana susahnya menjalani hidup kurang berkecukupan. Dengan keadaan tersebut Udiyani bekerja sekeras, semua pekerjaan ia kerjakan untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan hidupnya agar terlepas dari kesengsaraan. Selanjutnya nilai ekonomi yang terdapat dalam cerpen Tambete Ngawinang Lacur yaitu, karena masalah orangtuanya yang tidak mampu membiayai sekolah dan Ibunya sudah terlebih dahulu meninggal dunia, maka Wayan Resik menanggung hidupnya sendiri, dengan cara bekerja dengan Agung Biang Jambe. Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa Wayan Resik putus sekolah karena tidak mampu melanjutkan sekolahnya karena tidak adanya biaya. Dengan hal itu, Wayan Resik menghidupi dirinya sendiri dengan cara bekerja dengan orang lain. Sehingga orang tersebut yang membiayai semua keperluan Wayan Resik.

  • 5.2.3    Nilai Tanggung Jawab Kepada Keluarga

Nilai tanggung jawab kepada keluarga, terdapat dalam cerpen Kalung Wasiat, yaitu I Ketut sebagai anak laki-laki satu-satunya di dalam keluarga tidak memiliki tanggung jawab sedikitpun terhadap keluarga, dimana ia hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan keluarga kandungnya. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana cara bertanggung jawab di dalam keluarga. Peran laki-laki seharusnya lebih bisa menjaga keluarga, karena anak laki-laki biasanya menjadi penerus keluarga dan kepala keluarga. I Ketut seharusnya memberikan contoh dan sikap yang baik agar dapat menjadi panutan yang baik di dalam keluarga. Nilai tanggung jawab kepada keluarga juga terdapat pada cerpen Apang Ja Bisa Masekolah, yaitu Bu Ratni dan Pak Ratni berjuang dengan mengandalkan hasil daganganya agar dapat tetap menyekolahkan putri satu-satunyaupun sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa mata pencaharian orangtua Luh Ratni hanya pada hasil dagangannya, dengan hasil dagangan itu mereka gunakan untuk hidup dan biaya sekolah anak semata wayangnya. Disini terlihat bagaimana tanggung jawab

orang tua terhadap anaknya dengan selalu berusaha, agar sang anak tetap bisa melanjutkan sekolah.

  • 5.2.4    Nilai Tanggung Jawab Terhadap Profesi atau Kewajiban

Nilai tanggung jawab terhadap profesi,atau kewajiban terdapat dalam cerpen Mataki-taki, yaitu saat Made Kusuma Negara sudah mulai malas dan bosan saat melakukan tugasnya yaitu menjalankan praktek yang ditugaskan dari sekolahnya. Selain itu, Made Kusuma juga meminta tolong kepada kakaknya agar bisa membantu menolongnya untuk mendapatkan surat keterangan gratis agar tidak setiap hari menjalankan praktik kerja. Hal ini menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa Made Kusuma Negara tidak memiliki rasa tanggung jawab atas tugas dan profesinya. Dimana ia ingin menjalankan tugasnya dengan cara yang mudah tanpa melaksanakan tugas yang seharusnya diselesaikan.

Dengan demikian, nilai mengandung standar normative dalam perilaku individu maupun dalam masyarakat. Nilai juga dapat sebagai alat untuk menentukan harga atau kelas social seseorang dalam struktur stratifikasi social. Nilai juga dapat mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat. Dapat memotivasi atau member semangat pada manusia untuk mewujudkan dirinya dalam perilaku sesuai dengan yang di harapkan oleh peran-perannya dalam mencapai tujuan dan sebagai alat solidaritas atau pendoprong masyarakat untuk saling bekerja sama untuk mencapai suatu yang baik.

  • (6)    Simpulan

Nilai-nilai yang terdapat dalam Cerpen Basa Bali meliputi: nilai informal adalah nilai yang terdapat di dalam keluarga atau masyarakat. Nilai informal, terdapat pada cerpen Mangun Karsa Mangun Karya Saluiring Urip dan Apang Ja Bisa Masekolah. Masalah Ekonomi atau Biaya adalah masalah yang paling utama dalam pendidikan yanga ada di Indonesia, yang membuat banyak anak-anak putus sekolah di kalangan masyarakat Indonsia yang kurang mampu. Nilai ekonomi terdapat pada cerpen Mangun Karsa Mangun Karya Saluiring Urip dan Tambete Ngawinang Lacur. Nilai Tanggung Jawab kepada keluarga adalah kesadaran

manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak sengaja. Masalah tanggung jawab kepada keluarga, terdapat dalam cerpen Kalung Wasiat dan Apang Ja Bisa Masekolah. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Nilai Tanggung Jawab terhadap profesi atau kewajiban adalah kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap suatu perbuatan, harus ada kesanggupan untuk memikul resiko dari sesuatu perbuatan. Masalah tanggung jawab kepada profesi atau kewajiban, terdapat dalam cerpen Mataki-taki.

  • (7)    Daftar Pustaka

Atmaja, Jiwa. 1988. Masyarakat Sastra Indonesia.Denpasar : HIMSA Denpasar

Bagus, I Gst Ngurah dan I Ketut Ginarsa.1978. Kembang Rampe Kesusastraan Bali. Singaraja: Balai Pustaka.

Koentjaraningrat. 1974. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Angkasa Baru.

Putra, I Nyoman Dharma. 2010. Tonggak Baru Sastra Bali Modern. Denpasar: Pustaka Lasaran.

_________________. 2012. Tonggak Baru Sastra Bali Modern. Denpasar: Pustaka Lasaran.

Sumantri, E. (2003). Resume Perkuliahan Filsafat Nilai dan Moral. Bandung: Pascasarjana UPI