HUMANIS


Journal of Arts and Humanities


p-ISSN: 2528-5076, e-ISSN: 2302-920X

Terakreditasi Sinta-3, SK No: 105/E/KPT/2022

Vol 27.3. Agustus 2023: 328-341

Ideologi Media dan Pembingkaian Berita Masjid Al Jabbar di Portal Jabarprov dan Jabar News

Media Ideology and Framing of Al Jabbar Mosque News on Portal Jabarprov and Jabar News

Dewi Herlina, Aprillia Firmonasari

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Email korespondensi: dewiherlina@mail.ugm.ac.id, aprillia@ugm.ac.id

Info Artikel

Masuk: 3 Juli 2023

Revisi: 28 Juli 2023

Diterima: 16 Agustus 2023

Terbit: 31 Agustus 2023

Keywords:

Ideology; framing, media;

al jabbar mosque


Kata kunci: ideologi; pembingkaian; media; masjid al jabbar

Corresponding Author: Dewi Herlina

Email:

dewiherlina@mail.ugm.ac.id

DOI:

https://doi.org/10.24843/JH.20

23.v27.i03.p08


Abstract

This research aims to construct media bias by analyzing the framing structure and exploring ideological differences in the news discourse regarding the inauguration ceremony of Al Jabbar Mosque. This research uses a qualitative descriptive method. The data consists of written utterances in news articles taken from the Jabarprov and Jabar News Portals. The data analysis method refers to Pan and Kosicki's framing theory. The results of the study found that there is a tendency for the media to take sides with framing, which is influenced by the ideological differences between the two media. In this case, Jabar Prov Portal, which has a pro-government ideology, tends to highlight the beauty of the construction of Al Jabbar Mosque. Meanwhile, Jabar News, which has a pro-people ideology, gives prominence to the issue of the budget for Al Jabbar Mosque. This has sparked controversy among the people of West Java regarding the coverage of Al Jabbar Mosque in the two local media.

Abstrak

Dalam penelitian ini dikontruksi keberpihakan media dengan menelaah struktur pembingkaian dan menelusuri perbedaan ideologi pada wacana berita peresmian masjid Al Jabbar. Penelitian ini menggunakan pendekatam deskriptif kualitatif. Data berupa tuturan tulis pada artikel berita yang diambil dari laman Portal Jabarprov dan Jabar News. Metode analisis data mengacu pada teori framin Pan dan Kosicki. Hasil penelitian ditemukan adanya tendensi keberpihakan media atas pembingkaian yang dipengaruhi oleh perbedaan ideologi kedua media. Dalam hal ini, Portal Jabar Prov yang memiliki ideologi pro pemerintah cenderung memberikan penonjolan pada keindahan konstruksi bangunan Masjid Al Jabbar. Sementara itu, Jabar News yang memiliki ideologi pro rakyat memberikan penonjolan pada permasalah anggaran Masjid Al Jabbar. Hal ini memicu polemik di kalangan masyarakat Jawa Barat terhadap pemberitaan Masjid Al Jabbar pada kedua media lokal tersebut.

PENDAHULUAN

Bahasa dan media sering kali digunakan untuk melanggengkan hegemoni tertentu. Melalui bahasa, seseorang dapat ditampilkan secara baik maupun buruk kepada khalayak. Melalui bahasa, wartawan dapat mengkontruksi realitas mengenai suatu peristiwa dengan menyusun fakta ke dalam frame-frame tertentu.

Pan & Kosicki (1993) berpendapat bahwa makna suatu peristiwa dapat tercermin melalui "frame" yang digunakan, dan pemahaman seseorang terhadap peristiwa tersebut dapat dilihat melalui tanda-tanda yang ditampilkan dalam teks yang diproduksi. Seperangkat tanda itu memiliki fungsi sebagai sentral konstruksi ide yang bisa dilihat dari gaya bahasa, ungkapan, diksi yang digunakan dan pengetahuan atas realitas yang dibangun dan ditemukan dalam wacana. Oleh sebab itu, analisis pembingkaian digunakan sebagai salah satu cara untuk mengungkap bagaimana media membangun realitas beritanya.

Cara masyarakat memahami dan memberikan makna pada suatu pihak atau peristiwa sangat tergantung pada bagaimana bingkai (frame) tersebut direpresentasikan dalam tuturan. Darmawan (2021) menyatakan bahwa pada dasarnya sebuah teks yang dipakai media massa untuk merepresentasikan peristiwa memiliki sebuah pesan dan ideologi dari media massa tersebut. Lebih lanjut Arifin et al. (2020) berpendapat bahwa dalam sebuah konstruksi pemberitaan selalu dipengaruhi oleh kekuatan, kepentingan, dan ideologi pemilik media.

Analisis pembingkaian berfokus pada cara media mengkontruksi realitas atau cara media membingkai peristiwa. Selain itu, pembingkaian juga dimanfaatkan untuk melihat kecenderungan lingkup pemberitaan suatu media terhadap suatu isu, apakah dipihak yang setuju atau tidak setuju.

Meskipun kebenaran suatu peristiwa tidak secara sepenuhnya disangkal, namun seringkali disampaikan dengan distorsi yang halus melalui penekanan pada aspek tertentu. Metode penyajian realitas tersebut dikenal dengan pembingkaian (Sukmana, 2016).

Pembingkaian, representasi, dan pemberitaan pada media massa, baik media cetak maupun media berita online secara sistematis dapat mempengaruhi pemahaman penerima terhadap peristiwa tertentu (Scheufele, 1999). Hal ini juga yang terjadi pada berita-berita yang belakangan ini diperbincangkan oleh masyarakat berkaitan dengan Pembangunan Masjid Al Jabbar di Bandung yang menuai pro dan kontra dalam masyarakat.

Berdasarkan penelusuran pada Google Trends, pencarian dengan kata kunci Masjid Al Jabbar sempat menjadi pencarian dengan traffic tertinggi. Hal tersebut karena pemberitaan mengenai pembangunan masjid Al-Jabbar Bandung menuai sejumlah polemik di masyarakat. Setelah resmi di sahkan oleh Ridwan Kamil pada akhir Desember 2022 lalu, berita ini menjadi viral di media sosial sehingga banyak dimuat berbagai portal berita online.

Dilihat dari berita yang berkembangan di masyarakat, berkaitan dengan polemik pembangunan masjid Al Jabbar berkembang wacana yang berbeda-beda. Banyak spekulasi yang bermunculan, ada yang mempermasalahkan karena anggaran pembangunan masjid menggunakan APBD. Ada pula yang berfokus pada besarnya penggunaan anggaran satu Triliun yang seharusnya bisa dialokasikan pada insfrastruktur lain. Hal tersebut mengingat infrastuktur transportasi di Jawa Barat masih memprihatinkan. Namun, ada juga yang menyoroti kemegahan masjid tersebut sebagai ikon dan kebanggaan warga Jawa Barat.

Berbagai asumsi yang beredar di masyarakat tersebut salah satunya karena pengaruh media sebagai sumber informasi. Perbedaan cara pandang masyarakat terhadap suatu pemberitaan banyak dipengaruhi oleh media. Pembingkaian digunakan untuk mengungkap ideologi media pada saat menyajikan fakta (Nina & Triyanto, 2021). Dalam banyak kasus, sering dijumpai penonjolan-penonjolan aspek tertentu oleh media dan aspek lain yang disembunyikan. Tujuannya aspek yang ditonjolkan akan menjadi perhatian dan mempengaruhi pembaca dalam memahami realitas yang dibangun. Pembingkaian perlu diteliti untuk mengungkap dan menjelaskan kecenderungan media dalam mengkontruksi sebuah realitas, serta membedah pola-pola konstruksinya.

Guna mengetahui cara media mengkontruksi realitas mengenai berita masjid Al-Jabbar, peneliti melakukan analisis pembingkaian pada dua media yaitu portal Jabar Prov dan Jabar News. Alasan memilih kedua media tersebut karena keduanya merupakan portal berita lokal yang memiliki intensitas tinggi dalam memberitakan pembangunan masjid Al Jabbar. Berdasarkan asumsi awal, Portal Jabarprov dan Jabar News memiliki kecenderungan yang berbeda dalam menyajikan realitas berita dengan topik berita yang sama. Oleh sebab itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat perbedaan sudut pandang media dalam melihat suatu isu atau fenomena sosial. Dalam hal ini mengenai berita masjid Al-Jabbar.

Dalam mengeksplorasi pembingkaian kedua media, peneliti menggunakan teori pembingkaian Pan & Kosicki (1993) sebagai pisau analisis. Alasan pemilihan teori tersebut karena beberapa alasan berikut: (a) dikembangkan dari landasan teori Van Dijk (1983), (b) cukup detail dalam membedah dan menganalisis teks dari

segi kebahasaan (tahapan mikro) misalnya penggunaan diksi, referensi, substitusi, leksikon, dan majas.

Ninan et al (2022) dalam penelitiannya berjudul “Power in news media: Framing strategies and effects in infrastructure projects” menyimpulkan bahwa dalam proyek infrastruktur, strategi pembingkaian dapat digunakan untuk membangun legitimasi, memperoleh dukungan, dan mempengaruhi persepsi masyarakat. Pada akhirnya penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan pembingkaian antara Portal Jabarprov dan Jabar News dalam memberitakan masjid Al Jabbar. Selanjutnya ditelusuri beberapa alasan yang berkaitan dengan ideologi media Portal Jabarprov dan Jabar News sehingga merepresentasikan berita secara berbeda. Pembingkaian digunakan untuk melihat seberapa jauh suatu realitas disuguhkan oleh media (bagian mana yang ditampilkan media dan bagian mana yang disembunyikan oleh media).

METODE DAN TEORI

Data dalam penelitian ini berupa kata, frase, dan beberapa klausa yang berada dalam wacana media Portal Jabarprov dan Jabar News mengenai pembangunan masjid Al Jabbar. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari dua judul artikel berita daring mengenai Masjid Al Jabbar. Satu berita dari Portal Jabarprov berjudul “Resmikan Masjid Raya Al Jabbar, Ridwan Kamil: Cikal Bakal Perkembangan Peradaban Islam di Jawa Barat” yang tayang 31 Desember 2022. Satu berita dari Jabar News berjudul “Wow Proyek Buat Konten Masjid Al Jabbar Karya Ridwan Kamil Sampai Rp20 Miliar” yang tayang 8 Januari 2023.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik simak Sudaryanto (2015) yaitu dengan menyimak penggunaan bahasa dalam wacana berita masjid Al Jabbar pada dua

media yang menjadi sumber data. Pengambilan data dilakukan dengan mensegmentasi tuturan ke dalam tingkatan frasa, klausa, dan kalimat. Tahap selanjutnya data di reduksi dan klasifikasikan berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian.

Metode analisis pada penelitian ini mengikuti empat dimensi analisis pembingkaian yang dikembangkan oleh (Pan & Kosicki, 1993). Tahap pertama dengan mendeskripsikan struktur (sintaksis, skrip, tematik, dan retorik) dan tahap kedua dilakukan dengan membandingkan pembingkaian kedua media. Selanjutnya juga akan dibahas mengenai alasan perbedaan perbedaan pembingkaian kedua media yang ditelusuri melalui ideologinya.

Analisis biasa digunakan untuk mengungkap dan menjelaskan kecenderungan media dalam mengkontruksi sebuah realitas, serta membedah pola-pola konstruksinya. (McQuail, 2011) mendefinisikan analisis pembingkaian sebagai cara menafsirkan keseluruhan fakta yang disampaikan oleh seorang wartawan.

Struktur wacana membatasi pemahaman dan membentuk kebenaran sesuai dengan narasi yang sedang dibangun. Narasi yang didukung menjadi dominan sementara yang lain terabaikan (Foucault, 2002). Berbagai aspek tersebut dapat diamati dari penonjolan dan pemakaian kata-kata tertentu yang ingin ditonjolkan. Oleh sebab itu, bahasa sebagai perangkat dasar untuk melihat konstruksi realitas yang dihasilkan oleh media memiliki pengaruh besar dalam mempengaruhi makna dan gambaran realitas yang dikonstruksikan.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli di atas, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui teknik pembingkaian, seseorang dapat memahami bagaimana media membangun realitas. Media menggunakan berbagai cara dan teknik

untuk menekankan dan menonjolkan peristiwa tertentu dalam pemberitaan. Apakah dalam media ada yang ditonjolkan dan ada yang disembunyikan pada bagian-bagian tertentu. Perangkat bahasa dimanfaatkan untuk mengetahui realitas yang dibangun oleh media.

Dalam perkembangannya, kerangka yang digunakan dalam analisis pembingkaian dapat menggunakan dikembangkan banyak teori, misalnya Erving Goffman, Robert Entman, dan Gamson dan Modigliani. Dalam hal ini, perangkat pembingkaian yang digunakan adalah (Pan & Kosicki, 1993).

Model pembingkaian Pan & Kosicki merupakan sebuah model analisis pembingkaian yang banyak digunakan akhir-akhir ini, khususnya di bidang bahasa dan wacana. Tujuan utama dari teori Pan & Kosicki adalah untuk melihat bagaimana sebuah teks berita sebagai suatu organisasi sistem tanda mengindikasikan adanya dukungan ide-ide tertentu terhadap fakta yang disampaikan dan menyediakan piranti-piranti khusus untuk mendorong terjadinya proses audiensi tertentu dari suatu teks (Pan & Kosicki, 1993).

Lebih lanjut, cakupan analisis teori pembingkaian ini lebih menekankan pada analisis pemilihan, penempatan dan struktur kata atau kalimat tertentu dalam sebuah teks (Matthes & Kohring, 2008). Analisis ini memfokuskan pada 4 dimensi yang meliputi Struktur Sintaktik (Syntactical Structure), Struktur Skrip (Script Structure), Struktur Tematik (Thematical Structure), dan Struktur Retorik (Rhetorical Structure). Namun, pembahasan dalam penelitian ini hanya difokuskan dimensi sintaktik dan tematik.

Dimensi sintaktik dapat difokuskan pada analisis headline, lead, kutipan dan latar. Struktur skrip digunakan oleh wartawan untuk menyajikan fakta dengan menggunakan enam pertanyaan utama yang dikenal sebagai 5W+1H. Struktur tematik berfokus pada penonjolan aspek

bahasa seperti referensi dan konjungsi. Dalam hal struktur retoris, pemilihan kata dan gaya bahasa tertentu dipergunakan untuk memberikan makna yang kuat dan menegaskan informasi yang disampaikan.

Tinjauan terhadap penelitian relevan diperlukan untuk melihat hal-hal yang telah dibahas sebelumnya dalam kajian yang sama, antara lain sebagai berikut.

Penelitian yang pertama membahas mengenai analisis pembingkaian media berita yaitu dari Virdaus (2011) dalam tulisannya yang berjudul “Analisis Wacana Berita dengan Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki”. Virdaus menganalisis pemberitaan intervensi militer pakistan terhadap pemerintahannya oleh majalah Time. Penelitian ini memfokuskan analisis pada 4 dimensi pembingkaian. Metode yang digunakan adalah pendekatan analisis wacana Van Dijk dan metode analisis pembingkaian oleh Pan dan Kosicki. Hasil penelitian ditemukan bahwa dalam menyusun sumber kutipan, Time tidak menyudutkan pihak manapun, memperhatikan kohesi & koherensi, dan kata ganti. Sementara itu, penekanan fakta oleh majalah Time menggunakan diksi, gaya bahasa, dan idiom yang unik.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Adila (2011), dalam tulisannya berjudul “Media dan Pemberitaan Terorisme (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme di Indonesia Pada Surat Kabar Kompas Edisi 2010)”. Adila menganalisis cara Kompas membingkai realitas dan memotret fenomena baru dalam peristiwa teroris. Model analisis menggunakan empat dimensi pembingkaian oleh Pan dan Kosicki (1993). Sumber data berasal dari dari berita-berita Kompas sepanjang tahun 2010 yang membahas mengenai jaringan teroris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompas menekankan pada konstruksi who dan how, penanganan dan penangkapan teroris dijelaskan

secara naratif melalui kata dan tone berita. One side coverage, disatu sisi berita didominasi oleh peran pemerintah dalam penanganan kasus terorisme. Ada frame lain yang juga dibahas mengenai wacana keterlibatan anggota polisi dalam jaringan teroris Aceh, meskipun identitas teororis tersebut tidak disebutkan secara gamblang.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Jati (2017), dalam tulisannya yang berjudul “Pembingkaian Keluarnya Inggris dari Uni Eropa: Studi Kasus dalam Teks Berita Politik the Independent dan Politico”. Jati meganalisis perbedaan frame-frame yang digunakan oleh media The Independent dan Politico mengenai pro kontra keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Metode yang digunakan adalah model analisis Pan dan Kosicki (1993). Sumber data diambil dari dua judul berita The Independent dan Politico. Analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam struktur sintaktik, penggunaan judul, lead, kutipan, dan latar dalam kedua teks tersebut. Wartawan sengaja menghilangkan beberapa unsur dalam struktur skrip. Struktur tematik berfokus pada penonjolan aspek bahasa seperti referensi dan konjungsi. Dalam hal struktur retoris, pemilihan kata dan penggunaan gaya bahasa tertentu digunakan untuk memberikan makna yang tegas. Hasil perbandingan frame kedua teks menunjukkan bahwa The Independent cenderung mendukung Inggris, sedangkan Politico cenderung mendukung Uni Eropa.

Selain dalam bidang linguistik dengan menggunakan teori Pan dan Kosicki. Penelitian lain pada kajian pembingkaian juga digunakan dalam bidang psikologi untuk keperluan eksplorasi cyberbullying dilakukan oleh Muir et al. (2021) dan bidang strategi ketahanan pangan Indonesia dalam berita media online oleh Suryawati (2019).

Persamaan penelitian ini dengan beberapa penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya adalah pada analisis pembingkaian yang digunakan yaitu teori Pan & Kosicki (1993). Adapun perbedaannya adalah penelitian ini mencoba untuk memaparkan alasan mengapa      terdapat      perbedaan

pembingkaian yang ditelusuri melalui ideologi kedua media.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pembingkaian Masjid Al-Jabbar pada Portal Jabar Prov dan Jabar News

Analisis framing atau pembingkaian mengacu pada teori Pan & Kosicki (1993) ini berfokus pada struktur kerangka wacana (dimensi sintaktik), struktur penekanan makna (dimensi tematik). Selain itu, dalam penelitian ini akan disajikan analisis perbedaan ideologi kedua media antara Portal Jabar Prov dan Jabar News. Berikut ini disajikan mengenai paparan hasil penelitian.

  • A.    Struktur Kerangka Wacana Teks Berita pada Portal Jabar Prov dan Jabar News

Struktur kerangka wacana dapat ditelusuri melalui judul, teras berita, dan kutipan. (Pan & Kosicki, 1993) menyatakan bahwa fokus analisis pada dimensi sintaktik ditekankan pada aspek-aspek seperti headline, lead, latar, dan kutipan. Menurutnya yang paling menarik dari sebuah berita adalah secara psikologis dapat menggiring pembaca untuk membaca berita tersebut. Keingintahuan pembaca akan sebuah berita diawali dari headline dan lead berita. Oleh sebab itu, penggunaan judul yang menarik menjadi salah satu strategi media untuk menarik pembaca. Berikut ini sajikan pemaparan headline dan lead pada kedua media yang dianalisis,

disertai dengan penjalasan mengenai kutipan sumber.

  • 1.    Headline dan Lead Portal Jabar Prov

Sehari setelah diresmikannya Masjid Al-Jabbar oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, portal Jabar Prov mempublikasikan artikel berita ini.

Tabel 1. Headline dan Lead Portal Jabar Prov

Headline Resmikan Masjid Raya Al Jabbar, Ridwan Kamil: Cikal             Bakal

Perkembangan Peradaban Islam di Jawa Barat (Humas  Jabar, 2022).

(Tayang  31 Desember

2022.)

Lead     Bangunan megah masjid

kebanggaan masyarakat Jawa Barat, menurut Kang Emil menjadi cikal bakal     perkembangan

peradaban Islam di Jabar. Ia juga ...

Headline dalam teks berita di atas bertujuan untuk memberikan informasi awal kepada pembaca terhadap arah pemberitaan. Dalam teks Portal Jabar Prov, judul menggunakan kutipan dari Ridwan Kamil. Isi judul pada teks tersebut tercantum pada kalimat (1) berikut ini.

(1) Bangunan megah masjid kebanggaan masyarakat Jawa Barat, menurut Kang Emil menjadi cikal bakal perkembangan peradaban Islam di Jabar.

Dari data kutipan di atas, Ridwan Kamil memberikan statement bahwa Masjid Al-Jabbar merupakan salah satu wujud perkembangan peradaban Islam di Jawa Barat. Cikal bakal dapat dimaknai sebagai pendiri, pemula, orang yang menurunkan (KBBI Daring, 2016). Dalam hal ini frasa cikal bakal digunakan

untuk menekankan bahwa pembangunan Masjid Al-Jabbar sebagai upaya untuk memajukan Islam di Jawa Barat yang diupayakan oleh pemerintah Jabar. Lebih lanjut Ridwan Kamil memberikan penegasan mengenai korelasi masjid Al-Jabbar dengan masjid-masjid zaman Rasulullah yang menggunakan pelepah kurma dan apa adanya.

Kutipan pernyataan Ridwan Kamil dalam konteks judul berita di atas merupakan salah satu upaya menarik keingintahuan pembaca untuk mengetahui isi berita mengenai gambaran perkembangan Islam di Jawa Barat melalui adanya masjid Al Jabbar. Selain sebagai Gubernur Jawa Barat, penggunaan sosok Ridwan Kamil sebagai sosok yang berpengaruh dalam pembangunan masjid al jabbar. Mulai dari inisiator pembangunan masjid, desain bangunan, ketua dewan masjid, hingga inisitor panggunaan APBD sebagai sumber dana pembangunan masjid tersebut.

Lead di atas di awali dengan klausa “Bangunan megah masjid kebanggaan masyarakat Jawa Barat…” kemudian dilanjutkan kembali dengan kutipan dari Ridwan Kamil mengenai Masjid Al Jabbar sebagai cikal bakal perkembangan Islam di Jabar. Frasa bangunan megah dan masjid kebanggaan masyarakat Jawa Barat mengindikasikan bahwa Portal Jabar Prov ingin memberikan citra yang positif pada pembaca terhadap masjid Al-Jabbar.

Berdasarkan analisis data di atas, terdapat kesesuaian makna yang disampaikan di headline dan lead berita yang menunjukkan adanya koherensi yang ingin dibangun wartawan dalam tulisannya. Teori pembingkaian digunakan untuk menganalisis bagaimana media memilih dan mengatur informasi dalam beritanya (Broomfield et al., 2022).

  • 2.    Headline dan Lead Jabar News

Seminggu    berselang     setelah

diresmikannya masjid Al Jabbar, Jabar News mempublikasikan berita yang berfokus pada permasalahan anggaran konten masjid. Berikut ini analisis headline dan lead pada artikel Jabar News.

Tabel 2. Headline dan Lead Jabar News

Headline Wow   Proyek Buat

Konten Masjid Al Jabbar Karya Ridwan Kamil Sampai Rp20 Miliar (Fitri, 2023)

(Tayang 8 Januari 2023).

Lead     Kini         masyarakat

dihebohkan     kembali

dengan proyek pembuatan konten Masjid Al Jabbar karya Ridwan Kamil dengan nilai fantastis hanya untuk ...

Berdasarkan kutipan judul (headline) berita di atas, Jabar News menggunakan kata konten sebagai pilihan kata. Kata wow di atas dapat dimaknai sebagai bentuk ekspresi keterkejutan karena pembuatan konten masjid yang menelan dana hingga 20 Miliar, jumlah yang sangat besar.

Dalam lead berita di atas, terdapat frasa nilai fantastis yang digunakan untuk menegaskan jumlah anggaran yang telah disebutkan pada judul berita yaitu senilai 20 Miliar. Dalam hal ini, wartawan ingin memberikan penegasan mengenai banyaknya jumlah dana yang telah digunakan untuk pembuatan konten masjid Al-Jabbar. Frasa terakhir yang digunakan wartawan pada lead berita adalah (hanya untuk…). Pembaca diajak fokus pada besarnya jumlah anggaran pembuatan konten dengan jumlah besar, padahal bisa menggunakan anggaran di bawah itu. (Pan & Kosicki, 1993) menyertakan bahwa Lead menjadi salah

satu bagian penting yang menunjukkan sudut pandang pemberitaan media.

Dengan demikian, maksud yang ingin disampaikan wartawan pada headline dan lead (teras berita) dalam teks berita tersebut adalah terkait alokasi pembangunan masjid al jabbar, salah satunya dalam pembuatan konten. Penggunaan frasa “nilai fantastis” sudah cukup memantik pembaca untuk fokus pada bagian itu. Adanya kesesuaian makna yang disampaikan dalam judul dan teras berita menunjukkan koherensi yang ingin dibangun oleh wartawan dalam liputannya.

  • 3.    Kutipan Sumber Portal Jabar Prov

Kutipan, sumber, dan pernyataan berperan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran dan kevalidan isi artikel. Hal ini menjadikan bagian ini menjadi penting untuk dibahas. Pemilihan sumber dan kutipan yang ditampilkan tentu menjadi perhatian khusus media berita. Kutipan adalah penggunaan kalimat atau pendapat yang diambil dari seseorang yang terkenal dan biasa ditemukan di buku atau majalah. (Keraf, 1993). Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti menemukan perbedaan yang signifikan terkait penggunaan kutipan, sumber, dan pertanyataan pada Portal Jabar Prov dan Jabar News terkait berita masjid Al-Jabbar.

Portal Jabar Prov mencantumkan tiga kutipan sumber yaitu dari Ridwan Kamil, Zulkifli Hasan, dan Prof. Rachmat Syafei. Kutipan yang dicantumkan rata-rata bentuk kutipan langsung. Adapun urutan kutipan tersebut berdasarkan urutan kemunculannya dalam artikel adalah sebagai berikut.

Pertama, Ridwan Kamil menyatakan harapannya pada masyarakat yang mengunjungi masjid raya al-jabbar untuk bisa mendapatkan ilmu dan nilai kesejarahan Islam, selanjutnya RK juga mengajak masyarakat mensyukur peradaban Islam di Jawa Barat.

Pada data (3) dan (4) tampak kutipan dari menteri perdagangan RI, Zulkifli Hasan yang berfungsi menegaskan pernyaataan Ridwan Kamil tentang Masjid Al Jabbar sebagai peradaban baru Islam dan memuji Ridwan Kamil atas keberhasilannya dalam program kerja. Selain itu, Zulkifli Hasan tampak juga menggunakan kata pujian untuk Masjid Al-Jabbar.

Portal Jabar Prov mencantumkan tiga kutipan sumber yaitu dari Ridwan Kamil, Zulkifli Hasan, dan Prof. Rachmat Syafei. Kutipan yang dicantumkan rata-rata bentuk kutipan langsung. Adapun urutan kutipan tersebut berdasarkan urutan kemunculannya dalam artikel adalah sebagai berikut.

Pertama, Ridwan Kamil menyatakan harapannya pada masyarakat yang mengunjungi masjid raya al-jabbar untuk bisa mendapatkan ilmu dan nilai kesejarahan Islam, selanjutnya RK juga mengajak masyarakat mensyukur peradaban Islam di Jawa Barat.

Pada data (3) dan (4) tampak kutipan dari menteri perdagangan RI, Zulkifli Hasan yang berfungsi menegaskan pernyaataan Ridwan Kamil tentang Masjid Al Jabbar sebagai peradaban baru Islam dan memuji Ridwan Kamil atas keberhasilannya dalam program kerja. Selain itu, Zulkifli Hasan tampak juga menggunakan kata pujian untuk Masjid Al-Jabbar

Tabel 3. Kutipan Sumber Artikel Portal Jabar Prov

No.  Sumber

Kutipan

1   Ridwan Kamil

"Kami harapkan orang datang ke sini bermunajat, berselawat, bersalat pulangnya dapat ilmu tentang kesejarahan, juga bahagia."

2

"Mari kita syukuri perjalanan peradaban Islam di Jawa Barat menjadi salah satu bagian yang luar biasa dari sejak masjid kubah yang hanya dinaungi daun-daun pelepah kurma, dengan tiang kurma yang sangat sederhana di zaman Rasul.

  • 3    Zulkifli Hasan

(Menteri

  • 4   Perdagangan RI)

  • 5   Prof.   Rachmat

Syafei

(Ketua    MUI

  • 6    Jabar)

"Inilah saya kira peradaban baru dimulai di masa Pak Gubernur Ridwan Kamil,"

"Saya kira ini masjid terindah di Indonesia,"

"Insya Allah kami dari MUI akan memakmurkan dan menjaga kebudayaan dan peradaban Islam di Jawa Barat yang akan hadir di Masjid Raya Al Jabbar ini,"

"Ini tanggung jawab kaum muslimin tak hanya pemerintah untuk memakmurkan Masjid Raya Al Jabbar.

Tabel 4. Kutipan Sumber Artikel Jabar News


Selanjutnya pada data (5) terdapat kutipan ketua MUI Jabar yang menegaskan lagi mengenai peradaban Islam yang dinyatakan dengan janji akan memakmurkan masjid dan menjaga kebudayaan nya. Pada data (6) beberapa dari susunan fakta-fakta sebagaimana telah dijelaskan di atas, wartawan menyusun fakta-fakta kemudian kutipan yang dicantumkan digunakan untuk mendukung pernyataan pada judul terkait perdaban Islam di Jawa Barat.

  • 4.    Kutipan Sumber Jabar News

Fakta dalam teks berita yang disusun oleh media terdiri atas pernyataan-pernyataan wartawan dan kutipan-kutipan sumber yang digunakan sebagai alat pedukung pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Dalam teks berita masjid al jabbar, Jabar News tampak menggunakan kutipan dari Kandar Karnawan pada data tabel di bawah ini.

No. Sumber

7 Kandar

Karnawan (Pengamat Kebijakan Publik)

8


Kutipan

“Masa      hanya

membuat   konten

sampai        telan

miliaran     rupiah,

enggak kebanyakan

itu,”

“Kalau      hanya

membuat   konten

sampai

membutuhkan uang sebesar itu, memang membuat konten apa sih,”

Berdasarkan data di atas, Kandar Karnawan mempertanyakan anggaran konten masjid Al-jabbar yang bernilai fantastis. Padahal seharusnya bisa dibuat dengan anggaran yang lebih realistis. Pernyataan sumber kutipan digunakan untuk mendukung dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan Media. Kutipan sumber pada data (7) tersebut dimunculkan Jabar News untuk mendukung pernyataan penulis “Kini masyarakat dihebohkan kembali dengan proyek pembuatan konten Masjid Al

Jabbar karya Ridwan Kamil dengan nilai fantastis hanya untuk pembuatan konten yakni, Rp20 miliar.” Selanjutnya pada data (8) dapat dimaknai bahwa Kandar Karnawan mempertanyakan wujud konten masjid Al-Jabbar yang menghabiskan anggaran yang cukup besar tersebut.

Berdasarkan susunan fakta-fakta di atas, dapat diketahui bahwa Jabar News menyajikan penjelasan mengenai fakta-fakta pembuatan konten Masjid Al-Jabbar, kemudian didukung oleh kutipan sumber oleh pengamat kebijakan publik yaitu Kandar Karnawan. Jabar News tampak hanya menggunakan satu kutipan sumber yang berfungsi untuk mendukung argumen yang dinyatakan wartawan di awal paragraf. Jabar News tampak tidak menyajikan sumber kutipan yang bertentangan dengan wartawan.

Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa pada strukur kerangka pembingkaiannya, Portal Jabar Prov banyak menggunakan kutipan sumber dari beberapa tokoh penting. Kutipan dari beberapa tokoh yang dicantumkan berupa pernyataan yang dianggap akan mendukung argumen media mengenai “citra positif masjid al-jabbar”. Kutipan sumber yang dicantumkan berasal dari Ridwan Kamil, Zulkifli Hasan, dan Ketua MUI Jabar. Sementara itu, Jabar News hanya menggunakan dua kutipan sumber yang berasal dari Kadar Karnawan (Pengamat Kebijakan Publik) dan lebih banyak membangun berita dari pernyataan-pernyataan wartawan sebagai penulis berita mengenai permsalahan anggaran konten Masjid Al-Jabbar.

  • B.    Struktur Penekanan Makna Wacana Teks Berita Portal Jabar Prov dan Jabar News

Dalam artikel modulnya, Parveen (2017: 2-3) percaya bahwa orang-orang yang terpapar pesan-pesan berulang dari media memiliki kemungkinan lebih besar untuk percaya pada isu-isu tersebut dan

menjadikannya lebih signifikan daripada yang lain. Oleh sebab itu, untuk melihat penekanan makna tertentu dalam sebuah wacana dapat ditelusuri melalui pengulangan kata atau frasa dalam susunan wacana.

  • 1.    Pengulangan Frasa  “Peradaban

    Baru” oleh Portal Jabar Prov

Repetisi     atau     pengulangan

merupakan salah satu piranti kohesi leksikal yang digunakan untuk menunjukkan adanya pengulangan kata, frasa, kaluasa, dan kalimat dalam sebuah teks. Repetisi dapat digunakan juga untuk mempertegas makna, menciptakan estetika dalam berbahasa atau sebagai bentuk ekspresi emosi penulis (Oktavianus, 2006).

Dalam    teks    berita    yang

dipublikasikan oleh Portal Jabar Prov, ditemukan bentuk pengulangan kata perabadan baru (Islam) yang terdapat pada data berikut.

(9) Menteri   Perdagangan   Republik

Indonesia      Zulkifli      Hasan

menjelaskan, peradaban baru telah dimulai dari hadirnya Masjid Raya Al Jabbar karya desain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

(10)"Inilah saya kira peradaban baru dimulai di masa Pak Gubernur Ridwan Kamil," ujar Zulkifli.

Dalam kalimat di atas terdapat pengulangan frasa peradaban baru yang bermakna bahwa wartawan ingin mempertegas makna yang disampaikan pada judul berita “Resmikan Masjid Raya Al Jabbar, Ridwan Kamil: Cikal Bakal Perkembangan Peradaban Islam di Jawa Barat”. Masjid Al Jabbar dikenalkan kepada publik sebagai cikal bakal (pusat) perkembangan peradaban Islam di Jawa Barat untuk menarik simpati umat Islam agar pembangunan Masjid Al Jabbar menjadi salah satu bagian yang penting untuk dilakukan.

  • 2.    Pilihan Kata “Nilai Fantastis” oleh Jabar News

Berdasarkan penelusuran data pada teks berita yang dipublikasikan oleh Jabar News. Wartawan fokus pada besarnya anggaran biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah Jawa Barat dalam membuat konten masjid Al Jabbar. Adapun diksi yang digunakan adalah nilai fantastis untuk merepresentasikan hal tersebut.

  • (11 ) Kini masyarakat dihebohkan kembali dengan proyek pembuatan konten Masjid Al Jabbar karya Ridwan Kamil dengan nilai fantastis hanya untuk pembuatan konten yakni, Rp20 miliar.

  • (12 ) Diketahui proyek pembuatan konten Masjid Al Jabbar Karya Ridwan yang nilainya fantastis tersebut dimulai April 2022 dan sudah selesai.

Penggunakan frasa nilai fantastis tersebut digunakan wartawan untuk menekankan makna bahwa pembuatan masjid al jabbar telah menghabiskan banyak biaya. Terlebih lagi dalam paragraf terakhir ditekankan bahwa fakta bahwa penggunaan dana untuk membangun masjid al jabbar yang berasal dari APBD tidak sejalan dengan realitas “Anggaran miliaran rupiah hanya untuk membuat konten tersebut jadi ironis ditengah mereka (rakyat Jawa Barat) yang hidup dengan keterbatasan di beberapa pelosok Jawa Barat yang seharusnya dibantu Pemerintah Provinsi Jabar.”

Kata ironi dalam kutipan di atas dapat dimaknai sebagai suatu kejadian yang bertentangan   dengan   yang

seharusnya terjadi.    Jabar   News

menekankan bahwa masih ada aspek lain yang lebih dibutuhkan masyarakat dibandingkan dengan fokus pemerintah provinsi Jabar pada kemegahan masjid al jabbar.

C. Perbedaan Pembingkaian dan Ideologi Media

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat perbedaan pembingkaian berita pada Portal Jabar Prov dan Jabar News, baik ditinjau dari kerangka berita maupun pilihan-pilihan tekstual yang dipakai oleh kedua media. Selanjutnya perbedaan pembingkaian tersbut juga dapat ditelusuri melalui ideologi masing-masing media.

Pertama, Portal Jabar Prov merupakan website berita online yang dikelola oleh humas provinsi Jawa Barat. Berita yang disajikan oleh Portal Jabar Prov merupakan berita lokal yang dikelompokkan berdasarkan rubrik-rubrik berita misalnya bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, pemerintahan, dan infrastuktur, sosial, dan teknologi. Sebagai media milik pemerintah Jawa Barat, maka wartawan cenderung memberikan citra positif terhadap berita-berita yang berhubungan dengan kepentingan pemerintah Jabar.

Portal Jabar Prov berusaha membingkai pemberitaan masjid Al-Jabbar secara positif dan cenderung menghindari topik-topik yang berpotensi akan menimbulkan konotasi negatif. Misalnya pada beberapa judul beritanya “Masjid Raya Al Jabbar, Kado Penghujung Tahun bagi Warga Jabar” “Sudah 97 Persen Wujudnya Lebihi Ekspektasi Ridwan Kamil” dan “Masjid Raya Al Jabbar Ramah Disabilitas.” Berdasarkan penelusuran pada semua artikel berita masjid al-jabbar di portal Jabar Prov, tidak ditemukan satu artikelpun yang membahas mengenai anggaran. Pemberitaan lebih banyak diarahkan pada kemegahan dan fasilitas masjid, serta pendapat pejabat-pejabat tinggi mengenai masjid tersebut. Hal ini sejalan dengan Simarmata (2014, pp. 14– 15) bahwa pemerintah umumnya memanfaatkan media sebagai alat untuk mempertahankan reputasinya. Sementara itu, pihak oposisi menggunakan media

guna     melemahkan     popularitas

pemerintah.

Jabar News merupakan salah satu portal berita nasional dan lokal (Jawa Barat) yang menyajikan update pemberitaan mengenai Masjid Al Jabbar cukup tinggi. Tagline dari media ini adalah bicara tepat-bawa manfaat. Jabar News memiliki tujuan menjadi portal berita online yang dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia agar lebih kritis dan peduli terhadap lingkungannya. Hal ini dilakukan    melalui    penyampaian

informasi yang sesuai dengan realitas kondisi              saat              ini.

(https://www.jabarnews.com/tentang-kami/, diakses pada 04/06/2023).

Dalam memberitakan mengenai masjid Al Jabbar, Jabar News memberikan porsi yang seimbang antara konten berita yang membahas mengenai sisi positif dan sisi negatif pembangunan masjid Al Jabbar. Dalam beberapa hal, misalnya mengenai konstruksi bangunan dan kegiatan-kegiatan di Masjid Al Jabbar, Jabar News memberitakan secara positif. Namun, ketika memberitakan mengenai anggaran selalu negatif. Misalnya pada artikel berita berjudul “Wah! DPRD Jabar Sebut Biaya Listrik Masjid Al-Jabbar Capai Rp450 Juta per Bulan” dan “Gara-gara Masih Ada Utang, Kubah Masjid Al Jabbar Terancam Dibongkar.”

Dalam artikel berita berjudul “Wow Proyek Buat Konten Masjid Al Jabbar Karya Ridwan Kamil Sampai Rp20 Miliar.” Jabar News cenderung memfokuskan pemberitaan pada anggaran dana yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Jabar untuk Masjid Al Jabbar. Pada data nomor (34) “Sampai berita ini dibuat, JABARNEWS berupaya mengonfirmasi kepada pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetapi pihak Pemerintah Provinsi Jabar tidak menjawab pesan dari JABARNEWS.” Data tersebut dapat dikategorikan sebagai

bentuk kritik pihak Jabar News terhadap pemerintah Jabar yang tidak segera memberikan konfirmasi terkait penggunaan anggaran konten Masjid Al Jabbar. Kutipan tersebut tentu semakin meyakinkan bahwa JabarNews dan Portal Jabar Prov memiliki perbedaan ideologi media yang tercermin dalam pembingkaian beritanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Nicolini & Hansen (2018) bahwa kerangka berpikir (frame) yang digunakan dalam melaporkan sebuah fenomena didasarkan pada sejauh mana media mendukung atau menantang pesan tersebut

Jabar News cenderung pro masyarakat dengan menyajikan realitas dari sisi positif dan negatif. Dalam berita yang dimuat pada sumber data, Jabar News menyajikan statement pada paragraf terakhir beritanya “Anggaran miliaran rupiah hanya untuk membuat konten tersebut jadi ironis ditengah mereka (rakyat Jawa Barat) yang hidup dengan keterbatasan di beberapa pelosok Jawa Barat yang seharusnya dibantu Pemerintah Provinsi Jabar.” Hal tersebut didukung oleh fakta bahwa data dari BPS sekitar 2.408 km jalan di Jawa Barat dalam keadaan rusak berat dan hal ini merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Bagaskara, 2023). Kepala Dinas BMPR Pemprov Jabar, Bambang Tirtoyuliono menambahkan bahwa rekonstruksi terhadap ribuan kilometer ruas jalan di Jawa Barat tersebut tersendat terkendala biaya (Kumparan.com, 2023).

SIMPULAN

Berdasarkan penerapan teori pembingkaian Pan & Kosicki (1993) pada teks berita online mengenai peresmian Masjid Al Jabbar oleh Portal Jabar Prov dan Jabar News dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, pada struktur kerangka berita, kedua media memiliki perbedaan dalam pemilihan diksi pada headline dan lead,

serta kutipan sumber. Portal Jabar Prov menggunakan lead dan headline untuk menekankan bahwa pembangunan Masjid Al-Jabbar merupakan upaya positif untuk memajukan peradaban Islam di Jawa Barat yang dilakukan oleh pemerintah Jabar. Portal Jabar Prov banyak menggunakan kutipan sumber dari beberapa tokoh penting. Kutipan dari beberapa tokoh yang dicantumkan berupa pernyataan yang dianggap akan mendukung argumen media mengenai “citra positif masjid al-jabbar”. Kutipan sumber yang dicantumkan berasal dari Ridwan Kamil, Zulkifli Hasan, dan Ketua MUI Jabar. Sementara itu, Jabar News menggunakan lead dan headline untuk memberikan penegasan mengenai banyaknya jumlah dana yang telah digunakan untuk pembuatan konten masjid Al-Jabbar. Jabar News tidak banyak menggunakan kutipan sumber dan lebih banyak membangun berita dari pernyataan-pernyataan wartawan.

Kedua, Portal Jabar Prov dan Jabar News memiliki ideologi yang berbeda. Portal Jabar Prov sebagai media milik pemerintah Jawa Barat, wartawan cenderung memberikan citra positif terhadap berita-berita yang berhubungan dengan kepentingan pemerintah Jabar, termasuk pada berita mengenai Masjid Al Jabbar. Sementara itu Jabar News cederung memiliki ideologi humanis sehingga memiliki proporsi yang seimbang dalam memberitakan Masjid Al-Jabbar, misalnya mengenai konstruksi bangunan dan kegiatan-kegiatan di Masjid Al Jabbar, Jabar News memberitakan secara positif. Namun, ketika memberitakan mengenai anggaran selalu negatif.

Adanya perbedaan penyajian frame berita pada kedua media memberikan dampak pada pemahaman masyarakat terkait pemberitaan Masjid Al Jabbar. Terlebih keduanya merupakan samasama berita lokal Jawa Barat. Hal ini memicu polemik di kalangan masyarakat,

baik disampaikan melalui media sosial maupun dikutip dari berbagai media lain.

DAFTAR PUSTAKA

Adila, I. (2011). Media dan Pemberitaan Terorisme (Analisis Framing Pemberitaan    Terorisme    di

Indonesia  pada  Surat Kabar

Kompas Edisi Tahun 2010) [Masters    Thesis]. Universitas

Gadjah Mada.

Arifin, M. S., Iskandar, D., & Sobari, T. (2020). Robert entman framing analysis of saracen hoak Issue news in republika. Co. Id and kompas. Com. JLER (Journal of Language Education Research), 3(2), 120–

134.

Bagaskara, B. (2023, March 23). 2.400 Kilometer Jalan di Jabar Rusak Berat.

https://www.detik.com/jabar/berita/ d-6633569/2400-kilometer-jalan-di-jabar-rusak-berat

Daring, K. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. URL:   Https://Kbbi.

Kemdikbud. Go. Id/[Diakses 5 Juli.

Darmawan, A. R. (2021). The Framing of Papua Protests on Tempo. Co and Reuters     [Masters     Thesis].

Universitas Gadjah Mada.

Fitri. (2023, August 3). Wow Proyek Buat Konten Masjid Al Jabbar Karya Ridwan Kamil Sampai Rp20 Miliar.

https://www.jabarnews.com/pemeri ntahan/wow-proyek-buat-konten-majid-al-jabbar-karya-ridwan-kamil-sampai-rp20-miliar/

Foucault, M. (2002). Power/knowledge: Wacana       kuasa/pengetahuan.

Yogyakarta: Bentang.

Humas Jabar. (2022, December 31). Resmikan Masjid Raya Al Jabbar, Ridwan Kamil:   Cikal Bakal

Perkembangan Peradaban Islam di Jawa                     Barat.

https://jabarprov.go.id/berita/resmi kan-masjid-raya-al-jabbar-ridwan-kamil-cikal-bakal-perkembangan-peradaban-islam-d-8093

Jati, M. S. (2017). Pembingkaian Keluanya Inggris dari Uni Eropa: Studi Kasus dalam Teks Berita Politik the Independent dan Politico     [Masters     Thesis].

Universitas Gadjah Mada.

Keraf, G. (1993). Komposisi: Sebuah Kemahiran Berbahasa. Flores: Nusa Indah.

Kumparan.com. (2023, March 22). 1.600 Km Ruas Jalan di Jabar Rusak, Belum Diperbaiki Akibat Minim Anggaran.

https://kumparan.com/kumparanne ws/1-600-km-ruas-jalan-di-jabar-rusak-belum-diperbaiki-akibat-minim-anggaran-2041VrBWYUx/3

Matthes, J., & Kohring, M. (2008). The content analysis of media frames: Toward improving reliability and validity.         Journal        of

Communication, 58(2), 258–279.

McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa McQuail Edisi 6—Buku 1 terjemahan dari McQuail’s Mass Communication  Theory.  Denis

McQuail. Jakarta:    Salemba

Humanika.

Nina, N., & Triyanto, T. (2021). Analisis Framing Pada Pemberitaan Covid-19 di Media Online Sebagai Bahan Pengembangan Modul Jurnalisme Positif. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(4), 1750–1758.

Ninan, J., Mahalingam, A., & Clegg, S. (2022). Power in news media: Framing strategies and effects in infrastructure              projects.

International Journal of Project Management, 40(1), 28–39.

Oktavianus. (2006). Analisis wacana lintas bahasa. Andalas University Press.

Pan, Z.,  & Kosicki, G. M. (1993).

Framing analysis: An approach to news      discourse.      Political

Communication, 10(1), 55–75.

Scheufele, D. A. (1999). Framing as a theory of media effects. Journal of Communication, 49(1), 103–122.

Simarmata, M. Y. (2014). Analisis Unsur Leksikal dalam Wacana Pada Surat Kabar Tribun Pontianak Rubrik “Borneo Sport” (Edisi, 16 Mei-21 Mei 2014). Jurnal Pendidikan Bahasa, 3(2), 211–224.

Sudaryanto. (1993). Metode dan aneka teknik analisis bahasa: Pengantar penelitian wahana kebudayaan secara linguistis. Duta Wacana University Press.

Sukmana, O. (2016). Konsep dan teori gerakan sosial. Intrans Publishing.

Van Dijk, T. A., & Kintsch, W. (1983). Strategies       of       discourse

comprehension.

Virdaus, V. V. (2011). Analisis Wacana Berita dengan Model Zhongdang Pan dan  Gerald  M. Kosicki

[Masters    Thesis]. Universitas

Gadjah Mada.