SAKURA VOL. 5. No. 1, Februari 2023

DOI: http://doi.org/10.24843/JS.2023.v05.i01.p04

P-ISSN: 2623-1328

E-ISSN:2623-0151

Fukugoukakujoshi ~wo moto ni shite dan ~ni motodzuite dalam Kalimat Bahasa Jepang:

Menelisik Jenis Nomina, Verba, dan Genre Kalimat

Sarah Aini Mahdiyyah Lubis1, Komara Mulya2, Tia Ristiawati 3

Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta Rawamangun, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia

Pos-el: [email protected]

Fukugoukakujoshi of ~wo Moto Ni Shite and ~ni Motodzuite in Japanese Sentences: Examine Types of Nouns, Verbs, and Sentence Genres

Abstract

This research aims to determine the nouns, verbs, and sentence genres contained in Japanese sentences that contained fukugoukakujoshi of ~wo moto ni shite and ~ni motodzuite. This was conducted due to the similar meaning between fukugoukakujoshi ~wo moto ni shite and ~ni motodzuite when translated into Indonesian, which is "based on". Nevertheless, each word essentially has its own differences. This research uses a qualitative descriptive method with data collection techniques in the form of note-taking techniques, and direct-elements divide analysis technique based on experts’ theories. The used theories are noun type theory, verb type theory, phrase theory, and sentence genre seen from the theory of grammatical categories in the predicate. Based on the analysis results, the nouns, verbs, and sentence genres in Japanese sentences containing fukugoukakujoshi ~wo moto ni shite and ~ni motodzuite have similarities and differences.

Keywords: Analysis, Fukugoukakujoshi, ~wo Moto Ni Shite, ~ni Motodzuite,

Nouns, Verbs, Sentence Genres

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nomina, verba, dan genre kalimat yang terdapat pada kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~wo moto ni shite dan ~ni motodzuite. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya kesamaan makna antara fukugoukakujoshi ~wo moto ni shite dan ~ni motodzuite, yaitu “berdasarkan” jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Meskipun memiliki makna yang sama, pada hakikatnya setiap kata tentu memiliki suatu perbedaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa teknik catat, dan teknik analisisnya berupa teknik bagi unsur langsung yang berlandaskan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli. Teori yang digunakan antara lain adalah teori jenis nomina, teori jenis verba, teori frasa, dan genre kalimat dilihat dari teori kategori gramatikal dalam predikat. Berdasarkan hasil analisis, terdapat persamaan dan perbedaan dilihat dari nomina, verba, dan juga genre

kalimat pada kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~wo moto ni shite dan ~ni motodzuite.

Kata kunci: Fukugoukakujoshi, ~Wo Moto Ni Shite, ~Ni Motodzuite, Nomina, Verba, Genre Kalimat

  • 1.    Pendahuluan

Bahasa Indonesia dan bahasa Jepang memiliki karakteristik yang berbeda, dimulai dari huruf, kosakata, sistem pengucapan maupun gramatika dan ragam bahasanya. Salah satu keunikan dalam sistem gramatikal bahasa Jepang yang seringkali menjadi kesulitan bagi para pembelajar bahasa Jepang adalah penggunaan partikel, karena setiap partikel dalam bahasa Jepang terkadang memiliki fungsi yang sama. Partikel (助詞/joshi) merupakan salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang sering digunakan. Joshi adalah kelas kata yang tidak bisa berdiri sendiri, melekat pada suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta menambahkan makna kata yang diletakkan dalam sebuah kalimat (Sudjianto dan Dahidi, 2007:181). Dalam gramatika bahasa Indonesia, ada istilah “partikel”, namun tidak sama dengan “partikel” dalam gramatika bahasa Jepang. Dalam gramatika bahasa Indonesia, partikel merupakan salah satu jenis kata tugas. Berdasarkan peranannya dalam frase atau kalimat, kata tugas dibagi menjadi lima kelompok, yaitu (1) preposisi, (2) konjungsi, (3) interjeksi, (4) artikel, dan (5) partikel (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988:230). Di dalam gramatika bahasa Indonesia terdapat empat partikel yakni partikel -kah, -lah, -tah, dan -pun. Berbeda dengan bahasa Indonesia, bahasa Jepang mempunyai jumlah partikel yang jauh lebih banyak. Di antara partikel-partikel bahasa Jepang, terdapat partikel yang sama dengan bahasa Indonesia, seperti preposisi, konjungsi, dan partikel bahasa Indonesia. Sebagai contoh, partikel ni/de/wo dalam bahasa Jepang sepadan dengan preposisi di dalam bahasa Indonesia, partikel ‘to’ bahasa Jepang sepadan dengan konjungsi ‘dan, dalam bahasa Indonesia. Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan partikel bahasa Jepang sulit disepadankan dengan bahasa Indonesia (Sudjianto, 1999:3).

Partikel atau joshi memiliki empat jenis, yaitu fukujoshi (副助詞), kakujoshi (格助 詞), setsuzokujoshi (接続助詞) dan shuujoshi (終助詞) (Iori dkk., 2000:345). Adapun joshi yang menghubungkan nomina dan predikat yang menggantikan kakujoshi, yaitu partikel majemuk atau fukugoukakujoshi (複合格助詞). Fukugoukakujoshi terbentuk dari joshi

yang bergabung dengan doushi (verba) yang berkonjugasi dengan pola kakujoshi + doushi no katsuyoukei (格助詞+動 詞の活用形) (Iori dkk., 2001:14). Kakujoshi yang dimaksud biasanya seperti 「を」、「に」yang kemudian bergabung dengan kata kerja bentuk -te「動詞のテ形」. Alasan-alasan yang mendasari penggunaan fukugoukakujoshi adalah (1) dengan fukugoukakujoshi dapat memperjelas keanekaragaman makna dan kasus yang dimiliki suatu kalimat, (2) fukugoukakujoshi dapat menunjukkan makna yang tidak dapat ditunjukkan oleh kakujoshi (Iori dkk., 2001:14). Contoh partikel yang termasuk ke dalam fukugoukakujoshi adalah ~wo megutte, ~wo tsuujite, ~wo tooshite, ~ni oite, ~ni watatte, ~ni yotte, ~ni tomonatte, dan lain sebagainya.

Dalam mempelajari gramatikal atau tata bahasa Jepang tingkat menengah, seringkali menemukan kata-kata, ungkapan atau pola kalimat dengan makna yang sama atau bersinonim, termasuk fukugoukakujoshi. Sinonim dalam bahasa Jepang disebut juga dengan ruigigo/類義語. Ruigigo adalah beberapa kata yang berbeda namun memiliki makna yang sangat mirip (Iwabuchi, 1989:288-289). Dalam bahasa sehari-hari sekalipun, jika ada dua kata yang maknanya mirip atau sama, kedua kata tersebut tidak dapat saling ditukar begitu saja karena umumnya masih terdapat suatu perbedaan dalam kata tersebut (Ikegami, 1992:45). Oleh karena itu, meskipun suatu kata memiliki sinonim, pada hakikatnya masing-masing memiliki suatu perbedaan.

Contoh fukugoukakujoshi yang memiliki kesamaan makna adalah ~を元にして (wo moto ni shite) dan ~に基づいて (ni motodzuite).

Perhatikanlah contoh kalimat berikut:

  • (1)    このドラマの物語は、ある一人の老人の体験を元にして作られている。

(Oyanagi, 2007:129) ‘Kisah drama ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi seorang lelaki tua.’

  • (2)    この小説は事実に基づいて書かれたものだ。

(Oyanagi, 2007:130)

‘Novel ini ditulis berdasarkan fakta.’

Pada kalimat (1), nomina yang berada di depan fukugoukakujoshi ~wo moto ni shite adalah 「ある一人の老人の体験」yang merupakan sebuah frasa nomina yang terdiri dari perpaduan verba 「ある」dan tiga buah nomina yaitu「一人」,「老人」,「体験」 yang digabung dengan menggunakan partikel「の」. Nomina yang menjadi inti dari frasa tersebut adalah「体験」. Nomina「体験」termasuk ke dalam chuushoutekina mono atau

nomina abstrak dikarenakan nomina tersebut tidak merujuk pada sebuah objek melainkan pada suatu kejadian atau suatu abstraksi (Sudjianto, 2010:38-55). Sementara itu, pada kalimat (2) nomina yang berada di depan fukugoukakujoshi ~ni motodzuite adalah「事実 」yang juga merupakan chuushoutekina mono. Kemudian, kedua fukugoukakujoshi yang digunakan yaitu ~wo moto ni shite dan ~ni motodzuite sama-sama memiliki arti ‘berdasarkan’ jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Dalam salah satu buku referensi, disebutkan bahwa ~wo moto ni shite digunakan apabila suatu hal dibuat dari suatu bahan, sedangkan ~ni motodzuite digunakan apabila melakukan sesuatu atas sebuah dasar atau landasan (Oyanagi, 2007:129). Pada kalimat (1) dapat dilihat bahwa sebuah kisah drama dibuat berdasarkan “pengalaman pribadi” di mana “pengalaman pribadi” termasuk ke dalam “bahan”. Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, pengalaman termasuk ke dalam kelas kata nomina yang berarti sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya), sedangkan pribadi diartikan sebagai manusia sebagai perseorangan (diri manusia atau diri sendiri). Dengan demikian, pengalaman pribadi dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami oleh diri sendiri. “Pengalaman pribadi” juga termasuk ke dalam suatu “bahan”, hal ini dibuktikan dengan salah satu pengertian bahan menurut KBBI Daring yaitu (segala) sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu, yang dalam kalimat (1) tujuan tertentunya adalah membuat kisah drama.

Sementara itu, dalam kalimat (2) dijelaskan bahwa sebuah novel ditulis berdasarkan “fakta”, di mana “fakta” termasuk ke dalam “landasan/dasar”. Fakta merupakan hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi (KBBI Daring). Namun, “fakta” juga dapat dianggap sebagai “bahan” karena konteks kalimat (2) menyatakan bahwa “sesuatu” yaitu “fakta” dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu, yaitu menulis novel. Selain itu, “pengalaman pribadi” sendiri juga bisa dikatakan sebagai “fakta”, karena pengalaman merupakan suatu hal yang dialami atau benar-benar terjadi di masa sebelumnya. Kegiatan “menulis novel” juga merujuk kepada aktivitas yang “membuat” atau “memproduksi” dikarenakan ada suatu objek nyata yang benar-benar dihasilkan. Hal ini menimbulkan masalah mengenai sebenarnya nomina yang bagaimana sajakah yang digunakan dalam kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi baik ~wo moto ni shite maupun ~ni motodzuite jika konteks pada kalimatnya sama-sama memiliki makna “membuat berdasarkan bahan”. Selain nomina,

verba dan genre kalimat juga perlu untuk dikaji lebih dalam untuk mencari bagaimana persamaan dan perbedaan kedua fukugoukakujoshi tersebut.

  • 2.    Metode dan Teori

    2.1    Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik lanjutannya yaitu teknik catat. Data yang telah dikumpulkan diambil dari tiga situs web korpus bahasa Jepang, yaitu KOTONOHA 「現代日本語書き言葉均衡コーパス(Shon-agon), 現代日本語書き言葉均衡コーパス BCCWJ (Chunagon) dan NINJAL-LWP for TWC (Tsukuba Web Corpus) serta salah satu koran elektronik di Jepang, yaitu 朝日新聞デジタル (Asahi Shinbun Dejitaru). Sementara itu, metode analisis yang digunakan adalah metode agih dengan teknik lanjutannya yaitu teknik bagi unsur langsung (BUL).

  • 2.2    Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori jenis nomina oleh Sudjianto (2010:38-55), jenis verba oleh Shimizu (2000:45), Terada (1984:80-81), Kindaichi dalam Torana (2009:17), Kudo (1995:73-77), dan Masao (1989:50). Kemudian, teori frasa oleh Sutedi (2009:94) serta genre kalimat dilihat dari teori kategori gramatikal dalam predikat oleh Sutedi (2004:77-103).

  • 3.    Kajian Pustaka

Terdapat beberapa penelitian yang relevan yang mendasari penelitian ini. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Arfiana (2019) yang berjudul “Analisis Fukugoukakujoshi To Doujini dan To Tomoni dalam Kalimat Bahasa Jepang”. Penelitian tersebut membahas tentang struktur dan makna dari kalimat yang di dalamnya terdapat fukugoukakujshi ~to doujini dan ~to tomoni yang menyatakan dua hal yang berlangsung atau terjadi secara bersamaan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif serta menggunakan metode agih dan teknik bagi unsur langsung (BUL) untuk menganalis datanya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arfiana tersebut adalah fukugoukakujshi to doujini dan to tomoni memiliki satu makna yang sama yaitu ‘pada saat bersamaan’,

namun ~to doujini memiliki makna lain yaitu ‘segera setelah’ dan ‘dan juga’, sedangkan ~to tomoni memiliki makna lain yaitu ‘seiring dengan’ dan ‘bersamaan dengan’.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Mujiati (2014) yang berjudul “Fukugoukakujoshi ~Ni Atatte dan ~Ni Saishite dalam Kalimat Bahasa Jepang”. Penelitian tersebut mirip dengan penelitian Arfiana, yaitu mengkaji tentang struktur dan makna dari fukugoukakujoshi ni atatte dan ni saishite. Hasil dari penelitian tersebut adalah ~ni atatte dan ~ni saishite dapat bersubtitusi apabila situasi pada klausa utama sesuai dengan masing-masing makna fukugoukakujoshi tersebut.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Tunjungsari (2017) yang berjudul “Fukugoukakujoshi ~Ni Tsuite dan ~Ni Kanshite dalam Kalimat Bahasa Jepang”. Penelitian tersebut membahas tentang persamaan dan perbedaan ~ni tsuite dan ~ni kanshite dilihat dari struktur dan maknanya. Hasil yang ditemukan adalah secara struktur, fukugoukakujoshi ~ni tsuite dan ~ni kanshite memiliki kesamaan yaitu nomina + ni tsuite atau ni kanshite. Secara semantis, fukugoukakujoshi ~ni tsuite dan ~ni kanshite memiliki arti ‘tentang’ atau ‘mengenai’ jika diartikan. Namun, jika verba melekat setelah ~ni tsuite dan ~ni kanshite, ia memiliki makna seperti menyatakan pemikiran, tanggapan, dan penelitian.

  • 4.    Hasil dan Pembahasan

Analisis dilakukan terhadap 40 data berupa kalimat, yaitu 20 kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~wo moto ni shite dan 20 kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~ni motodzuite. Berikut adalah data yang dianalisis yang disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 1. Data kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして

Data

Kalimat

Sumber

1

そこで測った温度のデータを 元にして燃調などが行われる 重要なパーツだ。

https://shonagon.nin-

jal.ac.jp/search_result

2

医師仲間である友人・知人た ちから聞き取った話を元にし て紹介したい。

https://shonagon.nin-

jal.ac.jp/search_result

3

小林氏の体験を元にして書か

https://shonagon.nin-

れているので、登場人物のモ

jal.ac.jp/search_result

デルは誰だろうと推測しなが ら読むのが面白い。

4

以上のルールを元にして、定

義例を次ページの表         https://chunagon.nin-

jal.ac.jp/bccwj-nt/search

12.9に示します。

5

その診断書を元にして休職で  https://chunagon.nin-

きますか。                     jal.ac.jp/bccwj-nt/search

6

ネットで公開されている情報

は、『会社四季報』のデータ  https://chunagon.nin-

を元にしていることが多いよ  jal.ac.jp/bccwj-nt/search

うです。

7

目撃情報を元にして作られて

、犯人の似顔絵がテレビで放  https://chunagon.nin-

jal.ac.jp/bccwj-nt/search

映された。

8

この情報を元にして衝突回避

https://tsukubawebcor-

システ  を車の中に組め 安  pus.jp/headword/N.00649/

全性が増してくるでしょう。

9

ご友人から聞いた話だけを元

にして行動されたというお話  https://tsukubawebcor-

にびっくりしてしまいました  pus.jp/headword/N.00649/

10

それでは、以上の調査を元に

して、廃線跡の調査を始めよ  https://tsukubawebcor-

pus.jp/headword/N.00649/ う。

11

セミナーで講義する内容など

は、このページに掲載されて  https://tsukubawebcor-

いることを元にして行ってい  pus.jp/headword/N.00649/

る。

12

当記事を元にして発生した事

故、損害については当方は一  https://tsukubawebcor-

切責任を負いません。        pus.jp/headword/N.00649/

13

当選金を元にして購入した家

https://tsukubawebcor-

や自動車等にかかる税金も免  pus.jp/headword/N.00649/

除されるのでしょうか?

14

事業計画を元にして、資金繰

り表を作っているので、事業  https://tsukubawebcor-

計画自体が赤字とは考えられ  pus.jp/headword/N.00649/

ません。

15

一体、何を元にしてプログラ

https://tsukubawebcor-

pus.jp/headword/N.00649/ 書いているのでしょうか。

16

以上を元にして、案A・案Bの

https://tsukubawebcor-

それぞれの「系内の平均待ち  ttps: tsuuawecor-

pus.jp/headword/N.00649/

時間」を求めてみましょう。  pus.jp ea wor  .

17

この映画は、「12人の怒れる 男」を元にして作られた日本 版です。

https://tsukubawebcor-

pus.jp/headword/N.00649/

証言は具体例(1930~5

https://book.asahi.com/ar-

18

0年代が中心)を元にして

ti-

てスパイ小説の比ではなかっ

cle/13616938?iref=pc_ss_

た。

date_article

19

私が両親に育てられたときの 味があって、それを元にして

https://book.asahi.com/ar-

私が料理を作って、息子たち もその味に親しんで好きにな る。

ti-

cle/14579775?iref=pc_ss_ date_article

MVPやベストイレブンの選考

https://www.asahi.com/ar-

20

は選手、監督の投票を元にし

ti-

いるが、選考基準や方法は 少しずつ変化してきた。

cles/ASNDR76WLNDRU LZU00Y.html?iref=pc_ss_ date_article

Tabel 2. Data kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~に基づいて

Data

Kalimat

Sumber

21

この作品に基づいて、簡単な 物語を作ってみてください。

https://shonagon.nin-jal.ac.jp/search_result

22

それに基づいて再び集中審議

https://shonagon.nin-jal.ac.jp/search_result

などをやっていただきたい。

23

私は、覚書に基づいて共同開 発の研究ができるかどうかと いう石橋委員の御質問でござ います。

https://shonagon.nin-jal.ac.jp/search_result

24

私の良心に基づいてしっかり やっていきたいというふうに 思って

おります。

https://shonagon.nin-jal.ac.jp/search_result

そしてこの理論に基づいて「

25

ボイル・シャルルの法則」な どを説明し、独自のエネルギ ー論を展開していた。

https://shonagon.nin-jal.ac.jp/search_result

26

なお、個人事業者などが加入 する国民健康保険料は、住民 税に基づいて計算されます。

https://shonagon.nin-jal.ac.jp/search_result

27

もちろん経営健全化計画に基づい

https://shonagon.nin-jal.ac.jp/search_result

、きちんと承認されたうえで退 職金を支払っているわけです。

28

共産党の言う通りに動くのではな く、自らの価値判断に基づいて行

https://shonagon.nin-jal.ac.jp/search_result

動するようになりつつある。

29

(Based

Medicine)という概 念が普及し,選択されるケア も根拠に基づいてプランされ るようになってきた。

https://chunagon.nin-

jal.ac.jp/bccwj-nt/search

30

入学式は「高等学校学習指導 要領」に基づいて、学校教育 の儀式的行事の一つとして厳 粛に行われています。

https://chunagon.nin-

jal.ac.jp/bccwj-nt/search

31

そして客観的なデータに基づ いて一つの線を打ち出すべき だ、私はこう思うのです。

https://chunagon.nin-

jal.ac.jp/bccwj-nt/search

32

ですから、その情報に基づい

https://chunagon.nin-

jal.ac.jp/bccwj-nt/search

防衛庁は二十六日に出航さ れるわけですね。

33

その調書や被疑者の検事調べ に基づいて、検事は起訴状を 作成し、公訴提起をします。

https://chunagon.nin-

jal.ac.jp/bccwj-nt/search

34

これらを考慮して基本計画に 基づいて事業を行う地方自治 体もあるが、その数は少ない

https://chunagon.nin-

jal.ac.jp/bccwj-nt/search

35

政府は、自衛隊法116条の 3に基づいて「非殺傷」の装 備品に限った。

https://www.asahi.com/ar-ti-

cles/DA3S15230122.html? iref=pc_ss_date_article

36

学校で教える内容は「学習指 導要領」というルールで定め られていて、これに基づいて

https://www.asahi.com/ar-ti-

cles/DA3S15250179.html?

教科書がつくられる。

iref=pc_ss_date_article

37

問題が起こってから事後的に 対策をたてるのではなく、リ スクへの対応を、エビデンス に基づいて考えていくべきで

https://www.asahi.com/ar-ti-

cles/ASQ355WKPQ2QUT

IL063.html?iref=pc_ss_dat

す。

e_article

38

一方、共学校では生徒会長は 男子、副会長や会計は女子な どと、無意識のうちに、もし くは慣習に基づいて男女の役

https://www.asahi.com/ar-ti-

cles/ASQ347DCXQ2XUT

IL03V.html?iref=pc_ss_da te_article

割が分かれていることもある 。

39

成績評価に基づいてそれぞれ の割合をどう変えていくか、 議論しながら進めています。

https://www.asahi.com/ed ua/article/14569793?p=2

40

科学に基づいて訴えるが、メ ディアや政治家はまじめに取 り合わない。

https://www.asahi.com/ar-ti-

cles/ASQ2B3WBYQ28PL

BJ004.html?iref=pc_ss_da te_article

SAKURA VOL. 5. No. 1, Februari 2023

P-ISSN: 2623-1328


DOI: http://doi.org/10.24843/JS.2023.v05.i01.p04           E-ISSN:2623-0151

  • 4.1    Nomina

Berdasarkan hasil analisis terhadap 40 data di atas, berikut ini adalah nomina yang berada di depan fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) dan ~に基づいて (ni motodzuite) dalam bentuk tabel beserta penjelasannya:

Tabel 3. Nomina yang berada di depan fukugoukakujoshi を元にして dan に基づいて

Jenis Nomina

Jumlah Data

~を元にして

~に基づいて

Gutaitekina Mono (Nomina Konkret)

9 data

4 data

Chuushoutekina Mono (Nomina Abstrak)

6 data

12 data

Futsuu Meishi (nomina yang menyatakan suatu benda atau perkara)

Ichi ya hoogaku o shimesu mono (nomina yang menyatakan letak/po-sisi/ kedudukan dan arah/jurusan)

1 data

-

Settogo ya setsubigo no tsuita mono (nomina yang disisipi prefiks dan/atau sufiks)

3 data

2 data

Fukugou Meishi/ Fu-kugougo

(Nomina Majemuk)

2 data

4 data

Hoka no hinshi kara tenjita mono (nomina yang berasal dari kelas kata lain)

2 data

-

Koyuu Meishi

(nomina nama diri yang menyatakan nama suatu benda, nama orang, nama tempat, nama buku, dsb)

1 data

1 data

Suushi (nomina numera-lia)

Suuryou   Honsuu-

no meishi  shi (Nu-

(nomina   meralia

yang      Pokok)

-

1 data

menya-    Honsuu-

takan      shi +

jumlah,    jodoushi

bilangan,   (numera-

urutan,     lia pokok

-

-

atau kuantitas)

+ kata bantu bilangan)

Junjo no suushi (Numeralia Tingkat)

-

-

Jishou (orang pertama)

-

-

Ninshou Daimeishi (Pronom-ina Persona)

Taishou (orang kedua)

-

-

Tashou (orang ketiga)

-

-

Futeishou (kata tanya)

-

-

Daimeishi (nomina yang menunjukkan orang, benda,

Jibutsu ni kansuru mono (pronom-ina penunjuk benda)

2 data

2 data

tempat, atau arah)

Shiji Daimeishi (Pronom-ina Penunjuk)

Basho ni kansuru mono (pronom-ina penunjuk tempat)

-

-

Hokou ni kansuru mono (pronom-ina penunjuk arah)

-

-

Keishiki Meishi

(nomina yang bersifat formalitas, menyatakan arti yang abstrak)

1 data

-

Nomina yang banyak digunakan di depan ~を元にして (wo moto ni shite) dan ~ に基づいて (ni motodzuite) adalah nomina yang menyatakan suatu benda/perkara (futsuu meishi), seperti nomina konkret (gutaitekina mono), nomina abstrak (chuushoutekina mono), nomina yang disisipi prefiks dan/atau sufiks (settogo ya setsubigo no tsuita mono),

dan nomina majemuk (fukugougo/fukugou meishi). Bukan hanya futsuu meishi saja, nomina nama (koyuu meishi), nomina yang menunjukkan benda (shiji daimeishi) juga digunakan dengan jumlah yang sedikit. Baik ~を元にして (wo moto ni shite) maupun ~ に基づいて (ni motodzuite), keduanya sama-sama tidak menggunakan pronomina persona (ninshou daimeishi).

Nomina yang menyatakan bilangan, jumlah, kuantitas, urutan (suushi) tidak digunakan dalam kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite). Namun, pada fukugoukakujoshi ~に基づいて (ni motodzuite) terdapat penggunaan salah satu nomina numeralia (suushi), yaitu numeralia pokok (honsuushi). Berbeda dengan fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite), pada kalimat yang mengandung ~に基づいて (ni motodzuite) tidak ditemukan nomina yang menyatakan letak/posisi/kedudukan (ichi ya hoogaku o shimesu mono), nomina yang berasal dari kelas kata lain (hoka no hinshi kara tenjita mono), dan nomina yang bersifat formalitas (keishiki meishi).

  • 4.2    Verba

Berdasarkan hasil analisis terhadap 40 data di atas, berikut ini adalah verba yang berada di belakang fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) dan ~に基づいて (ni motodzuite) dalam bentuk tabel beserta penjelasannya:

Tabel 4. Verba yang berada di belakang fukugoukakujoshi ~を元にして dan ~に基づいて

Jenis Verba

Jumlah Data

~を元に して

~に基づ いて

Jidoushi

(verba yang tidak mempengaruhi pihak lain)

2

6

Tadoushi

(verba yang mempengaruhi pihak lain)

16

16

Shodoushi

(verba yang memasukkan pertimbangan pembicara/tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif, kausatif, perintah, dan ungkapan kemauan)

-

-

Fukugou Doushi

(verba yang terbentuk dari gabungan dua buah kata atau lebih)

6

7

Haseigo toshite no doushi

-

1

(verba yang memakai prefiks dan/atau su-fiks)

Hojo Doushi

(verba yang menjadi frasa tambahan)

4

5

Joutai Doushi

(verba yang menerangkan kon-disi/keadaan)

-

3

Keizoku Doushi

(verba yang menunjukkan suatu perbuatan yang berlangsung secara berkelanjutan)

13

16

Shunkan Doushi

(verba yang menunjukkan perbuatan yang selesai dalam sesaat dan mengakibatkan perubahan dalam waktu singkat)

5

1

Daiyonshu no doushi

(verba yang menunjukkan keadaan ruang dan berfungsi menunjukkan suatu kondisi)

-

-

Shutai Dousa-Kyakutai Henka Doushi (verba yang menyatakan pergerakan oleh subjek dan perubahan pada objek)

2

-

Shutai Henka Doushi

(verba yang menyatakan perubahan pada subjek, khususnya perubahan pada manusia)

3

1

Shutai Dousa Doushi

(verba yang menyatakan pergerakan oleh subjek, khususnya pergerakan oleh manusia)

12

13

Shikou Doushi

(verba yang menyatakan aktivitas berpikir)

1

3

Chikaku Doushi

(verba yang menyatakan persepsi, sensasi, atau kesadaran)

2

1

Kankaku Doushi

(verba yang menyatakan perasaan)

-

-

Sonzai Doushi

(verba yang menyatakan keberadaan atau eksistensi)

-

2

Kuukanteki Haichi Doushi

(verba yang menyatakan penempatan spasial)

-

-

Kankei Doushi

(verba yang menyatakan hubungan/relasi)

-

1

Tokusei Doushi

(verba yang menyatakan karakteristik)

-

1

Konjugasi Verba

Mizenkei

(perubahan bentuk verba yang menyatakan aktivitas/tindakan yang belum dilakukan atau belum terjadi hingga

sekarang)

5

6

Renyoukei

(perubahan bentuk verba yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktivitas)

11

9

Shuushikei

(verba dasar yang dipakai untuk mengakhiri ujaran)

2

7

Rentaikei

(perubahan bentuk verba yang diikuti dengan taigen)

-

-

Kateikei

(perubahan bentuk verba yang menyatakan pengandaian)

1

-

Meireikei

(perubahan bentuk verba yang menyatakan perintah)

-

-

Pada kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) dan ~に基づいて (ni motodzuite), verba yang dominan digunakan adalah verba transitif (tadoushi), verba majemuk (fukugoudoushi), verba yang menjadi frasa tambahan (hojo doushi), verba yang menyatakan perbuatan yang berlangsung secara berkelanjutan (keizoku doushi), dan verba yang menyatakan pergerakan oleh subjek atau manusia (shutai dousa doushi). Kedua fukugoukakujoshi tersebut sama-sama tidak menggunakan verba yang memasukkan pertimbangan pembicara/tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif, kausatif, perintah, dan ungkapan kemauan (shodoushi), verba yang menunjukkan keadaan ruang dan berfungsi menunjukkan suatu kondisi (daiyounshu no doushi), verba yang menyatakan perasaan (kankaku doushi), dan verba yang menyatakan penempatan spasial (kuukanteki haichi doushi). Dari perubahan atau konjugasi bentuk verbanya, baik fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) maupun ~に基づいて (ni motodzuite) menggunakan jenis perubahan yang hampir sama, yaitu perubahan bentuk yang menyatakan aktivitas yang belum dilakukan/belum terjadi (mizenkei), perubahan bentuk verba yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktivitas (renyoukei), dan verba dasar yang dipakai untuk mengakhiri ujaran (shuushikei). Perubahan bentuk verba yang diikuti dengan taigen (rentaikei) dan perubahan bentuk verba yang menyatakan perintah (meireikei) tidak digunakan pada kedua fukugoukakujoshi tersebut.

Di belakang ~を元にして (wo moto ni shite) tidak ditemukan verba yang memakai prefiks dan/atau sufiks (haseigo toshite no doushi) dan verba yang menerangkan kon-disi/keadaan/keberadaan (joutai/sonzai doushi), namun sebaliknya kedua jenis verba tersebut terdapat pada kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~に基づいて (ni moto-dzuite). Meskipun demikian, penggunaan verba yang menyatakan pergerakan oleh subjek dan perubahan pada objek (shutai dousa-kyakutai henka doushi) hanya terdapat pada ~ を元にして (wo moto ni shite). Di sisi lain, di belakang ~に基づいて (ni motodzuite) terdapat variasi jenis verba yang lebih banyak digunakan, seperti verba yang menyatakan keberadaan atau eksistensi (sonzai doushi), verba yang menyatakan hubungan/relasi (kankei doushi), dan verba yang menyatakan karakteristik (tokusei doushi). Dari konjugasi bentuk verbanya, verba yang menyatakan perubahan bentuk pengandaian (kateikei) hanya terdapat pada kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite).

  • 4.3    Genre Kalimat

Berdasarkan hasil analisis terhadap 40 data di atas, berikut ini adalah genre kalimat pada kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) dan ~に基づいて (ni motodzuite) dalam bentuk tabel beserta penjelasannya:

Tabel 5. Genre kalimat pada kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして dan ~に基づいて

Kategori Gramatikal dalam Predikat

Jumlah Data

~を元に して

~に基づ いて

Kalimat bentuk

Tingkat    positif – halus

10

11

Kehalu-    Kalimat bentuk

san dan     positif - tidak halus

8

8

Bentuk    Kalimat bentuk

Positif-

negatif – halus

2

-

egat      Kalimat bentuk

negatif - tidak halus

-

1

Kalimat Pasif Langsung

-

-

Kalimat Pasif Tidak Lang-

2

4

Diatesis    sung

Kalimat Kausatif

-

-

Kalimat Transitif

7

9

Kalimat Intransitif

2

5

Kalimat Resiprokal

-

-

Kalimat Refleksif

-

-

Kalimat Potensial

2

-

Kalimat Keinginan

1

-

Kalimat Spontanitas

1

-

Kalimat Memberi-menerima

-

1

Kalimat te+aru

-

-

Kala Lampau

3

3

Kala

Kala Kini

2

9

Kala Mendatang

6

5

Menyatakan akan dimulainya suatu kegiatan

1

-

Menyatakan dimulainya suatu kegiatan

-

1

Aspek

Menyatakan sedang berlangsungnya kegiatan

2

4

Menyatakan berakhir atau hasil dari suatu kegiatan

2

2

Menyatakan suatu perubahan

3

3

Kakugen

(menyatakan sesuatu yang dianggap pasti)

4

2

Meirei

(menyatakan perintah)

-

-

Kinshi

(menyatakan larangan)

-

-

Kyoka

(menyatakan izin)

1

-

Irai

(menyatakan permohonan kepada orang lain)

-

2

Modalitas

Toui

(menyatakan keharusan atau saran kepada seseorang)

-

2

Ishi

(menyatakan maksud melakukan sesuatu)

-

1

Moushide (menyatakan tawaran kepada orang lain)

1

-

Kanyuu

(menyatakan ajakan kepada orang lain)

2

-

Ganbou

1

-

(menyatakan keinginan yang ingin dilakukan sendiri/orang lain)

Gaigen

(menyatakan dugaan/ kemungkinan atau menyampaikan berita)

2               -

Setsumei

(menyatakan suatu alasan ketika menjelaskan sesuatu hal)

-               2

Hikyou

(menyatakan perumpamaan antara dua hal atau lebih yang memiliki kesamaan dalam sesuatu karakternya)

Kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) dan ~に基づいて (ni motodzuite) lebih dominan pada kalimat bentuk positif daripada negatif, namun kalimat bentuk negatif tetap ada walaupun dengan jumlah yang sedikit. Dari segi diatesisnya, kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) memiliki berbagai macam jenis kalimat dibandingkan ~に基づいて (ni moto-dzuite) yang hanya mencakup tiga jenis kalimat, yaitu kalimat transitif (tadoushibun), kalimat intransitif (jidoushibun), dan kalimat memberi menerima (jujubun). Meskipun demikian, kedua fukugoukakujoshi tersebut sama-sama tidak memiliki kalimat te+aru (te aru bun). Dari segi kala dan aspek, baik kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) maupun ~に基づいて (ni motodzuite) sama-sama menerangkan semua jenis kala dan aspek. Namun, dari segi modalitas, kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) menerangkan modalitas yang berbeda jauh dengan ~に基づいて (ni motodzuite). Pada fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite), modalitas yang diterangkan adalah modalitas yang menyatakan izin (kyoka), tawaran kepada orang lain (moushide), ajakan kepada orang lain (kanyuu), keinginan (ganbou), dan dugaan/kemungkinan (gaigen). Sedangkan pada fuku-goukakujoshi ~に基づいて (ni motodzuite), modalitas yang diterangkan adalah modalitas yang menyatakan permohonan (irai), keharusan/saran (toui), maksud melakukan sesuatu (ishi), dan menyatakan suatu alasan ketika menjelaskan sesuatu (setsumei). Hal ini menunjukkan bahwa fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) digunakan

untuk situasi nonformal dan dalam keadaan yang santai, sedangkan ~に基づいて (ni mo-todzuite) digunakan untuk situasi yang lebih formal dan kaku. Terlepas dari itu, kedua fukugoukakujoshi tersebut dapat menggunakan modalitas yang menyatakan sesuatu yang dianggap pasti (kakugen).

Berikut adalah hasil analisis dari beberapa data yang ditemukan dari kedua fukugokakujoshi.

  • a.    ~を元にして:

そこで測った温度のデータを元にして燃調などが行われる重要なパーツだIni adalah bagian penting di mana penyesuaian bahan bakar dilakukan berdasarkan data suhu yang diukur di sana.’

(shonagon.ninjal.ac.jp)

Pada kalimat di atas, nomina yang berada di depan fukugoukakujoshi wo moto ni shite/~を元にして adalah 「そこで測った温度のデータ」yang merupakan sebuah frasa yang terdiri dari kata 「そこ」, yaitu pronomina penunjuk tempat (basho ni kansuru mono), partikel 「で」, verba transitif bentuk kamus-lampau「測った」, nomina 「温度」, partikel 「の」, dan diakhiri dengan nomina intinya, yaitu 「データ」. Frasa tersebut merupakan frasa nomina yang terdiri dari perpaduan nomina dan nomina, ditandai dengan adanya partikel 「の」yang menghubungan frasa nomina「そこで測った温度」 dengan nomina 「データ」. Nomina inti「データ」termasuk ke dalam gu-taitekina mono atau nomina konkret yang merupakan salah satu jenis futsuu meishi. Hal ini sejalan dengan pengertian “data” menurut KBBI daring, yaitu keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Dikarenakan adanya keterangan “bahan nyata”, maka nomina tersebut merupakan suatu benda yang berwujud (konkret).

Lalu, pada kalimat di atas frasa yang berada di belakang fuku-goukakujoshiwo moto ni shite/~を元にして adalah「燃調などが行なわれ る重要なパーツだ」. Frasa tersebut terdiri dari nomina 「燃調」, partikel 「な ど」, partikel 「が」, verba intransitif 「行なわれる」, adjektiva-na 「重要 な」, nomina 「パーツ」, dan diakhiri dengan kopula 「だ」. Frasa「燃調な どが行なわれる重要なパーツだ」bukanlah frasa verba, melainkan frasa nomina yang terdiri dari perpaduan nomina, partikel, verba, dan adjektiva-na.

Nomina 「パーツ」sendiri termasuk ke dalam chuushoutekina mono (nomina abstrak) dikarenakan tidak memiliki sebuah wujud.

Kalimat di atas tersebut tidak mengandung diatesis, kala, dan juga aspek, dikarenakan tidak ada verba utama yang digunakan di akhir kalimat. Namun, kalimat tersebut mengandung kakugen, yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang dianggap pasti atas keyakinan pembicara, ditandai dengan adanya kopula「だ」pada akhir kalimat. Dilihat dari sisi tingkat kehalusan dan bentuk positif-negatifnya, kalimat tersebut juga termasuk ke dalam kalimat bentuk positif tidak halus (biasa), karena merupakan kalimat pernyataan yang diakhiri dengan 「だ」yang merupakan bentuk biasa dari 「です」.

Berikut adalah hasil bedah kalimat dalam bentuk bagan:

Frasa Nomina                 Gutaitekina mono

Γ^^'-^j                  (futsuu meishι)

Fukugoukakujoshi

Γ ⅛πL LXj

Frasa Nomina                Chuushoutekina mono

Γ~^-y^j            ► (futsuu meishι)

Modalitas kakugen

Genre Kalimat

Γ^^-y^j          k Bentuk Positif-

Tidak Halus

  • b.    ~^½o^X:

¾o⅛^^⅞^vτL^⅛^⅛^X^⅜⅛nh^±⅛±^⅞^X⅜^⅜±°

Saya berpikir bahwa saya ingin mulai melakukan yang terbaik berdasarkan hati nurani saya.’

(shonagon.ninjal.ac.jp)

Nomina yang berada di depan fukugoukakujoshi ni motodzuite/に基づいて pada kalimat di atas adalah 「私の良心」. Frasa 「私の良心」terdiri dari nomina

「私」, partikel 「の」, dan nomina 「良心」. Frasa tersebut merupakan frasa nomina yang ditandai dengan adanya dua nomina dan adanya partikel 「の」yang menghubungkannya. 「良心」atau ‘hati nurani’ menurut KBBI Daring adalah perasaan hati yang murni dan yang sedalam-dalamnya. Dengan adanya kata ‘perasaan’ yang menunjukkan pada sebuah abstraksi, maka nomina tersebut

termasuk ke dalam chuushoutekina mono atau nomina abstrak yang merupakan salah satu jenis futsuu meishi. Kemudian, frasa yang berada di belakang fuku-goukakujoshi ni motodzuite/に基づいて pada kalimat di atas adalah「しっか りやっていきたいというふうに思っております」. Frasa tersebut terdiri dari adverbia 「しっかり」, verba 「やる」yang mengalami konjugasi bentuk -te menjadi 「やって」, verba bantu 「いく」yang mengalami konjugasi bentuk -tai menjadi 「いきたい」, pola gramatikal 「という」, adjektiva-na 「ふう」, partikel 「に」, verba 「思って」yang merupakan hasil konjugasi bentuk -te dari

「思う」, dan diakhiri dengan verba 「おります」. Frasa verba tersebut terdiri dari perpaduan adverbia, verba, adjektiva, dan partikel. Verba 「思って」selain merupakan verba yang mempengaruhi pihak lain (tadoushi), juga termasuk ke dalam shikou doushi atau verba yang menyatakan aktivitas berpikir. Dengan adanya verba「おります」yang menjadi bunsetsu (frasa) tambahan, maka tersebut juga disebut sebagai hojo doushi. Dari hasil konjugasi verbanya, 「思っております」 merupakan salah satu jenis perubahan bentuk verba, yaitu renyoukei7≡^M (perubahan bentuk yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktivitas), ditandai dengan adanya verba bentuk -te dan -masu.

Berdasarkan teori kategori gramatikal dalam predikat, dengan adanya「思 っております」sebagai penandanya, maka kalimat di atas dapat disebut sebagai kalimat transitif. Kalimat transitif (tadoushibun/ 他動詞文) sendiri adalah kalimat yang ditandai dengan adanya verba yang memerlukan objek (transitif). Kalimat tersebut juga mengandung kala kini (genzai / ⅛⅛) serta aspek yang menyatakan sedang berlangsungnya kegiatan. Selain itu, dari sisi modalitas, kalimat tersebut juga mengandung ishi, yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan maksud melakukan sesuatu. Diihat dari tingkat kehalusan dan bentuk positif-negatifnya, kalimat tersebut juga termasuk ke dalam kalimat bentuk positif halus, ditandai dengan penggunaan verba「おります」yang merupakan salah satu dari bentuk ragam hormat kenjougo dari 「います」.

Berikut adalah hasil bedah kalimat dalam bentuk bagan:

Frasa Nomina 「~良心」


Chuushoutekina mono (futsuu meishi)


Fukugoukakujoshi 「に基づいて」


—►  Tadoushi

Frasa Verba 「~思って

おります」


Genre Kalimat 「~思って おります」


—►  Hojo doushi

—►  Shikou doushi

—►  Renyoukei

Kalimat Transitif (tadoushibun)

—►  Kala kini (genzai)

Aspek yang menyatakan

* sedang berlangsungnya kegiatan

—►  Modalitas ishi

—►   Bentuk Positif- Halus

  • 5.    Simpulan

Berikut adalah kesimpulan mengenai nomina, verba, dan genre kalimat pada kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) dan ~に基づいて (ni motodzuite):

  • 5.1    Nomina

Nomina yang dominan diletakkan di depan fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) dan ~に基づいて (ni motodzuite) adalah nomina yang menyatakan suatu benda atau perkara (futsuu meishi). Nomina konkret (gu-taitekina mono) dan nomina abstrak (chuushoutekina mono) merupakan jenis futsuu meishi yang paling banyak digunakan, kemudian disusul dengan nomina yang disisipi prefiks dan/atau sufiks (settogo ya setsubigo no tsuita mono) dan nomina majemuk (fukugougo/fukugou meishi).

Namun, meskipun adanya banyak kesamaan, terdapat tiga perbedaan antara fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) dan ~に基づいて (ni moto-dzuite). Pertama, nomina konkret (gutaitekina mono) lebih banyak digunakan pada ~を元にして (wo moto ni shite), sedangkan nomina abstrak

(chuushoutekina mono) lebih banyak digunakan pada に基づいて (ni moto-dzuite). Kedua, nomina yang menyatakan bilangan, jumlah, kuantitas, urutan (suushi) tidak digunakan dalam kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite), namun pada fukugoukakujoshi ~に基づいて (ni motodzuite) terdapat penggunaan salah satu nomina numeralia (suushi), yaitu nu-meralia pokok (honsuushi). Ketiga, pada kalimat yang mengandung ~に基づいて (ni motodzuite) juga tidak digunakan nomina yang menyatakan letak/po-sisi/kedudukan (ichi ya hoogaku o shimesu mono), nomina yang berasal dari kelas kata lain (hoka no hinshi kara tenjita mono), serta nomina yang bersifat formalitas (keishiki meishi).

  • 5.2    Verba

Verba yang berada dibelakang fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) dan ~に基づいて (ni motodzuite) dominan dengan verba yang menunjukkan sebuah aktivitas yang berupa sebuah pergerakan yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan banyaknya penggunaan verba transitif (tadoushi), verba yang menyatakan perbuatan yang berlangsung secara berkelanjutan (keizoku doushi), dan verba yang menyatakan pergerakan oleh subjek atau manusia (shutai dousa doushi). Selain itu, dari konjugasi bentuk verbanya, baik fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) maupun ~に基づいて (ni motodzuite) dominan menggunakan jenis konjugasi yang sama, yaitu yang menyatakan kelanjutan suatu aktivitas (renyoukei).

Selain persamaan, terdapat beberapa perbedaan mengenai verba yang berada di belakang ~を元にして (wo moto ni shite) dan ~に基づいて (ni moto-dzuite). Pertama, di belakang ~を元にして (wo moto ni shite) tidak ditemukan verba yang memakai prefiks dan/atau sufiks (haseigo toshite no doushi) dan verba yang menerangkan kondisi/keadaan/keberadaan (joutai/sonzai doushi), namun sebaliknya kedua jenis verba tersebut terdapat pada kalimat yang mengandung fu-kugoukakujoshi ~に基づいて (ni motodzuite). Kedua, penggunaan verba yang menyatakan perbuatan yang selesai dalam waktu singkat dan mengakibatkan perubahan (shunkan doushi) dan pergerakan oleh subjek dan perubahan pada objek (shutai dousa-kyakutai henka doushi) lebih banyak digunakan pada ~を元にして

(wo moto ni shite). Ketiga, di belakang ~に基づいて (ni motodzuite) terdapat variasi jenis verba yang lebih banyak digunakan, seperti verba yang menyatakan keberadaan atau eksistensi (sonzai doushi), verba yang menyatakan hub-ungan/relasi (kankei doushi), dan verba yang menyatakan karakteristik (tokusei doushi). Keempat, dari konjugasi bentuk verbanya, verba yang menyatakan perubahan bentuk pengandaian (kateikei) hanya terdapat pada kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite).

  • 5.3    Genre Kalimat

Genre kalimat pada kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (~wo moto ni shite) dan ~に基づいて (~ni motodzuite) memiliki banyak persamaan. Pertama, dari tingkat kehalusan dan bentuk positif negatifnya, kedua fukugoukakujoshi tersebut dominan dengan kalimat positif halus dan positif tidak halus. Kedua, dari segi diatesisnya, keduanya dominan dengan kalimat transitif (tadoushibun), kalimat intransitif (jidoushibun), dan kalimat pasif tidak langsung (kansetsu ukemibun). Ketiga, dari segi kala dan aspek, baik kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (~wo moto ni shite) maupun ~に基づいて (ni motodzuite) sama-sama dapat menerangkan semua jenis kala dan aspek. Keempat, dari segi modalitasnya, baik ~を元にして (wo moto ni shite) dan に基づいて (ni motodzuite) paling banyak mengandung modalitas yang menyatakan sesuatu yang dianggap pasti (kakugen). Dengan banyaknya modalitas kakugen, maka kedua fukugoukakujoshi tersebut juga dominan dengan kalimat pernyataan atau kalimat yang memberikan suatu informasi.

Terlepas dari banyaknya persamaan, terdapat beberapa perbedaan yang ditemukan. Pertama, dari segi diatesisnya, kalimat yang mengandung fuku-goukakujoshi ~を元にして (wo moto ni shite) memiliki jenis kalimat yang lebih bervariatif dibandingkan dengan ~に基づいて (ni motodzuite). Hal ini dibuktikan dengan adanya variasi kalimat lain yaitu kalimat potensial (kanoubun), kalimat keinginan (kiboubun), dan kalimat spontanitas (jihatsubun) pada ~を元にして (~wo moto ni shite), sedangkan pada ~に基づいて ~(~ni motodzuite) hanya ada jenis kalimat memberi-menerima (jujubun). Kedua, dari segi modalitasnya,

kalimat yang mengandung fukugoukakujoshi ~を元にして (~wo moto ni shite) menerangkan modalitas yang berbeda jauh dengan ~に基づいて (~ni moto-dzuite). Pada fukugoukakujoshi ~を元にして (~wo moto ni shite), modalitas yang diterangkan adalah modalitas yang menyatakan izin (kyoka), tawaran kepada orang lain (moushide), ajakan kepada orang lain (kanyuu), keinginan (ganbou), dan dugaan/kemungkinan (gaigen). Sedangkan pada fukugoukakujoshi ~に基づいて (~ni motodzuite), modalitas yang diterangkan adalah modalitas yang menyatakan permohonan (irai), keharusan/saran (toui), maksud melakukan sesuatu (ishi), dan menyatakan suatu alasan ketika menjelaskan sesuatu (setsu-mei). Hal ini menunjukkan bahwa fukugoukakujoshi ~を元にして (~wo moto ni shite) digunakan untuk situasi nonformal, sedangkan ~に基づいて (~ni moto-dzuite) digunakan untuk situasi yang lebih formal.

  • 6.    Daftar Pustaka

Arfiana, Lindha. (2019). “Analisis Fukugoukakujoshi To Doujini dan To Tomoni dalam Kalimat Bahasa Jepang”. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1988). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Ikegami, Yoshihiko. (1991). Imiron: Imi Kouzou No Bunseki To Kijutsu. Tokyo: Taishukan Shoten.

Iori, I. dkk. (2001). Chuujoukyuu wo Oshieru Hito no Tame no Nihongo Bunpo Handobukku. Tokyo : 3A Corporation.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. (2016). Edisi ke-lima. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Tersedia di https://kbbi.kemdikbud.go.id/ .

Kindaichi, Haruhiko. (1989). Nihongo Daijiten. Tokyo : Kodansha.

Kudo, Mayumi. (1995). Asupekuto Tensu Taikei To Tekusuto – Gendai Nihongo No Jikan No Hyougen. Tokyo: Hitsuji Shobou.

Mujiati. (2014). “Fukugoukakujoshi -Ni Atatte dan - Ni Saishite dalam Kalimat Bahasa Jepang”. Skripsi. Universitas Padjajaran.

Masao, Hirai. (1989). Nandomo Wakaru Shinkokugo Handobukku. Tokyo : Sanseido.

Oyanagi, Noboru. (2007). New Approach Japanese Pre-Advanced Course. Tokyo: AGP Asia Gobun Press.

Shimizu, Yoshiaki. (2000). Gaisetsu Nihongogaku-Nihongo Kyooiku. Tokyo : Oofuu.

Sudjianto. (2007). Gramatika Bahasa Jepang Modern - Seri B. Bekasi: Kesaint Blanc.

_______. (2010). Gramatika Bahasa Jepang Modern - Seri A. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sudjianto dan Ahmad Dahidi. (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sutedi, Dedi. (2011). Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Terada, Takanao. (1984). Chuugakusei no Kokubunpoo. Tokyo : Shoryudo.

Tunjungsari, Nila. (2017). “Fukugoukakujoshi Ni Tsuite dan Ni Kanshite Dalam Kalimat Bahasa Jepang. Skripsi. Universitas Diponegoro.

77