EDITORIAL


RUANG



Oleh: Gusti Ayu Made Suartika 1

Publikasi kali ini merupakan terbitan kedua dari Jurnal Ruang-Space, yang tetap konsisten pada misinya untuk menyediakan media publikasi ilmiah bagi para penulis di bidang lingkungan binaan. Sering kita ketahui jika negara-negara berkembang telah menghadapi beragam permasalahan terkait pertumbuhan dan perubahan dalam pembangunannya. Kondisi-kondisi ini berevolusi sebagai akibat dari beragam hambatan dalam pembangunan, baik yang berkenaan dengan situasi ekonomi maupun politik -kolonialisme; diktatorial; perang; korupsi; tingginya jumlah pertumbuhan penduduk yang tidak dibarengi dengan penyediaan kebutuhan dasar untuk hidup; arus urbanisasi yang tinggi dan tidak terkontrol; tidak layaknya pengadaan perumahan, khususnya yang didedikasikan untuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah; ketidakteraturan pembangunan keruangan di beragam satuan kedaerahan; pengelolaan sampah dan bahan buangan yang tidak memadai; konversi site-site berfungsi budaya dan lindung yang berlokasi di zona-zona budidaya; beragam wujud degradasi lingkungan; dan kondisi-kondisi serius lainnya. Semua ini tertuang ke dalam wujud-wujud permasalahan tersendiri yang harus dikaji, disesuaikan dengan konteks serta isu-isu spesifik yang dihadapi dalam proses pembangunan desa dan kota.

Banyak satuan kenegaraan telah menyadari akan bahaya yang berpotensi untuk ditimbulkan oleh kondisi-kondisi ini, dan telah secara perlahan meresponnya dengan mengambil tindakan penanganan yang serius. Akan tetapi, banyak negara yang belum mencapai tahapan ini, sehingga lambat laun harus menghadapi permasalahan yang lebih kritis lagi. Dengan dilatarbelakani oleh sirkumstansi ini, Jurnal Ruang-Space Vol 1. No 2 ini menyajikan 7 artikel yang membahas tentang ruang, interaksi dimasyarakat, pembangunan dan perubahan spasial yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang membangun. Artikel pertama disusun oleh I Dewa Gede Agung Diasana Putra yang mendiskusikan tentang perubahan wujud dan fungsi rumah tinggal sebagai akibat dari perkembangan industri pariwisata di berbagai perdesaan di Bali. Tulisan ini memiliki keterkaitan dengan serta mendukung artikel ketujuh yang ditulis oleh I Dewa Gede Putra, Ida Ayu Armeli, dan Ngakan Putu Sueca. Artikel terakhir ini memfokuskan bahasannya pada transformasi rumah tinggal yang dikarenakan oleh adanya tekanan untuk mengakomodasi beragam aktivitas komersial, dengan studi kasus di Lingkungan Padangtegal, Ubud - sebuah destinasi wisata utama di Bali.

Tulisan kedua disajikan oleh Listen Prima yang mengekplorasi potensi dari warisan budaya dalam mendukung industri pariwisata di Palembang, salah satu provinsi di Indonesia yang secara geografis terletak di bagian selatan Pulau Sumatra (salah satu dari lima pulau terbesar di gugusan kepulauan di Indonesia). Artikel ketiga disusun oleh Widiastuti dan Syamsul Alam Paturusi yang melaksanakan studi tentang implementasi tata aturan gedung dan arsitektur Bali pada wujud fasade di sepanjang Koridor Legian, Kuta - destinasi wisata utama lainnya di Bali. Artikel keempat disajikan oleh Stefanie Ongelina yang mengkaji tentang teritorialitas dan interaksi multi-etnik yang sudah tumbuh dan berkembang di antara lima etnik group yang tinggal di Lingkungan Komunitas Tanjung Benoa, Bali. Artikel kelima ditulis oleh I Nyoman Manuaba yang mendiskusikan isu-isu berkaitan dengan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah permukiman di Kelurahan Sempidi, Badung. Artikel keenam dikomposisikan oleh Eka Diana Mahira dengan topik: persepsi masyarakat terhadap fungsi kekinian dari catuspatha - perempatan - di Kota Denpasar.

Tiga dari artikel pertama telah dipresentasikan dalam Colloquium tentang Penelitian untuk Akademik dan Mahasiswa Pascasarjana, di awal tahun 2014. Acara ini diselenggarakan oleh Program Magister Perencanaan dan Pengelolaan Pembangunan Desa/Kota; Program Magister Konservasi Lingkungan Binaan; dan Program Magister Kajian Lingkungan Binaan Etnik, Universitas Udayana. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada para penulis artikel, anggota dewan editor, dan staf administrasi & teknis, untuk kontribusi dan kerjakerasnya sehingga publikasi jurnal untuk edisi ini memungkinkan untuk dilaksanakan.

□□□

This is the second edition of Ruang-Space Journal, remaining consistent with its mission to provide publication medium for authors in the area of the built environment. Pertinently, developing nations have faced numerous problems of growth and change. These conditions evolved as a consequence of constraints regarding economic and political opportunities - colonialism; dictatorships; war; corruption; high population growth with inadequate provision of basic needs for living; uncontrolled urbanization; inadequate housing provision especially for low income group; unregulated spatial development; inadequate waste management; conversion of culturally important sites and areas for conservation within developed areas; environmental degradations, and other structural features. These events break down into a myriad of separate pieces which must be examined in order to deal with specific contextual issues of urban and rural development.

Many nationals have been alarmed by such conditions and have gradually made serious efforts in response. Many others however have not and in the long run more serious problems emerged. Being grounded in these circumstances, publication of Ruang-Space Journal Vol. 1, No. 2 presents 7 articles which discuss issues pertaining to space, land development and changes encountered in the developing countries. The first article is authored by I Dewa Gede Agung Diasana Putra and discusses changes in house form and function as a result of development of the tourist industry in various Balinese villages. This topic reinforces article number 7 by I Dewa Gede Putra, Ida Ayu Armeli, and Ngakan Putu Sueca. The latter article focuses on housing transformation due to the

pressing issue of accommodating commercial activities with a case study of Banjar Padang Tegal in Ubud, a major tourist destination in Bali.

The second article is presented by Listen Prima which explores the potentials of cultural heritage to support the tourist industry in Palembang, a Province geographically located in the southern part of Sumatra (one among five largest islands of the Indonesian Archipelago). The third article is by Widiastuti and Syamsul Alam Paturusi which represents a study of the implementations of regulations regarding the building facades and architectural form along the Legian Corridor in Kuta, another major tourist centre in Bali. The fourth article is written by Stefanie Ongelina which examines territoriality and multi-ethnic interactions observed within the Tanjung Benoa Community in Bali. The fifth article is authored by I Nyoman Manuaba discussing issues related to public behaviour in handling waste disposal within the housing complex of Sempidi Village, Badung (Bali). The sixth article is written by Eka Diana Mahira talking about public perception on current functions of catuspatha - intersection - in Denpasar-Bali.

The first three articles in this issue were presented in a Colloquium on Research for Academics and Postgraduate Students early in 2014. The event was organized by the Master’s Program of Udayana University in Planning and Development for Urban and Rural Areas; Conservation of the Built Environment; and Ethnic Architecture. I gratefully thank all the authors, member the editorial board, and technical & administrative staff of Ruang-Space Journal for making this current publication possible.

122

SPACE - VOLUME 1, NO. 2, OCTOBER 2014