PUSTAKA VOL. XIX, NO. 1 • 27 – 32

P-ISSN : 2528-7508

E-ISSN : 2528-7516

RE-IMPLEMENTASI MATA KULIAH ESP SEBAGAI SUPPORT VALUE BAGI PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA SAING MAHASISWA DI DUNIA KERJA

Sri Widiastutik1, I Kadek Agus Bisena2

Program Studi Teknik Informatika STMIK STIKOM Indonesia

Email: [email protected]; [email protected]

Abstrak

English for specific purposes (ESP) pada mata kuliah bahasa Inggris khususnya di STMIK STIKOM INDONESIA sesuai dengan jurusan yang ditempuh oleh mahasiswa. Sejak tahun 2009 hingga tahun 2013 mata kuliah ESP ini pernah diterapkan dan tidak diteruskan karena terjadi pembaharuan RPS yang mengacu pada standar kurikulum di STMIK STIKOM INDONESIA. Pada awal tahun 2016, berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang baru pada mata kuliah Bahasa Inggris khususnya, dan mempertimbangkan pentingnya bahasa Inggris dalam meningkatkan daya saing di bidang teknologi maka penerapan mata kuliah ESP menjadi salah satu mata kuliah yang sangat diperlukan dan patut untuk diterapkan kembali. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analisis dengan populasi adalah seluruh mahasiswa STMIK STIKOM INDONESIA tahun ajaran 2016 – 2017 dengan sampel pada dua kelas dari mahasiswa semester 6 dengan jumlah 40 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1) pengamatan, 2) kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85% mahasiswa mendukung penerapan kembali mata kuliah ESP, hasil tersebut dikategorikan menjadi empat aspek penilaian, antara lain; 1) Kesadaran terhadap pentingnya bahasa Inggris terhadap masa depan mereka (92,33%), 2) Ketidakcukupan nilai mata kuliah bahasa Inggris (74,50%), 3) Kebutuhan mahasiswa terhadap ESP (87,83%), dan 4) Ketertarikan mahasiswa mempelajari bahasa Inggris (86,42%), 5) Penempatan mata kuliah ESP pada semester IV oleh 52,5% responden, menyusul 25% pada semester V. Penyusunan RSP pada materi ESP disesuaikan dengan mata kuliah pada jurusan yang ditempuh.

Kata-kata kunci: English for specific purposes, RPS, kurikulum

PENDAHULUAN

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan hampir di seluruh dunia, terutama di Asia. Sejak dicetuskan MEA di awal 2016, menuntut mahasiswa Indonesia untuk bisa bersaing secara global melalui peningkatan skill berkomunikasi bahasa internasional, terutama dalam merebut kesempatan di dunia kerja. Upaya menghadapi pasar bebas ASEAN, dengan 12 sektor prioritas yang diintegrasikan oleh pemerintah dalam Inpres Nomor 11 Tahun 2011, di antaranya pelaksanaan industri pariwisata dan teknologi informasi.

Bali sebagai daerah kawasan pariwisata telah menyumbang 40 % industri pariwisata. Ini menunjukkan bahwa Bali memiliki industri pariwisata yang sangat besar, dengan kebutuhan tenaga kerja sangat banyak (lembaga independen Indonesia Travel and Tourist Awards, 2016). Dalam perkembangan pariwisata tersebut secara otomatis membutuhkan tenaga kerja di bidang TI yang menjadi motor penggerak dalam menjalankan industri secara efektif dan efisien. TI mempunyai

peran yang sangat besar dalam mengolah informasi dan komunikasi, sehingga dapat dilakukan dengan sangat cepat, efisien dan akurat yang mampu meminimalkan kesalahan (human error). Sebagai contoh, setiap perusahaan kepariwisataan tersebut akan membutuhkan piranti lunak (software), kamera CCTV, website, jaringan, teknisi, internet, printing dan stationaries, dan sebagainya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut tentunya akan berpeluang sangat besar terhadap mahasiswa-mahasiswa TI untuk mengaplikasikan keahlian mereka.

Memasuki industri pariwisata tersebut, keahlian yang menjadi dasar pendukung adalah keahlian bahasa internasional yaitu bahasa Inggris. Dalam praktiknya industri pariwisata akan berhubungan dengan dunia global, komunikasi dengan orang yang berasal dari negara yang berbeda-beda, serta korespondensi yang sebagian besar menggunakan bahasa Inggris. Penerapan bahasa Inggris memberikan kesempatan bagi kita berinteraksi dengan orang lain di belahan dunia manapun.

Sejak abad XIX bahasa Inggris sudah diajarkan di seluruh negara di dunia, dan di hampir seluruh institusi pendidikan di Asia. Bahkan Perguruan Tinggi yang berbasis TI di Indonesia telah menjadikan bahasa Inggris sebagai mata kuliah wajib, sebagaimana diterapkan di STIKI Indonesia. Kebijakan kurikulum mata kuliah bahasa Inggris juga memberikan peluang yang sangat besar kepada mahasiswa dalam menghadapi dunia global yang saat ini menjadi tantangan generasi muda. Hal ini membuktikan bahwa peluang bagi generasi bangsa, terutama mahasiswa TI dituntut untuk mampu bersaing di dunia kerja. Penguasaan bahasa internasional sebagai satu-satunya alat komunikasi global akan memaksimalkan langkah kita terus aktif berperan dalam persaingan global. Penguasaan bidang keilmuan tertentu di bangku kuliah belumlah cukup menjembatani keselarasan kepentingan di dunia kerja (antara penyedia kerja dan pekerja), keharmonisan mengembangkan koneksi, kesuksesan maksud dan tujuan berkomunikasi, serta kelancaran berinteraksi. Generasi muda dituntut benar-benar memberikan kualitas layanan sesuai dengan kebutuhan di dunia global, minimal mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik secara lisan dan tulisan. Kemampuan dan kelancaran berkomunikasi secara global sangat menentukan keberlanjutan hubungan persaingan tersebut ke depan.

Di sisi lain, hasil pengamatan terhadap 2 kelas mahasiswa semester VI tahun akademik 2015/2016 dalam mata kuliah Teknologi Informasi Pariwisata dan Bahasa Inggris 1, terlihat bahwa kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa STIKI Indonesia belum merata dan masih 68,8% sangat lemah dalam perbendaharaan istilah bahasa Inggris.

Dari paparan di atas, maka diperlukan penerapan kembali mata kuliah Bahasa Inggris Terapan atau English for Specific Purposes (ESP) di bidang TI/SK untuk memberikan kekuatan lebih terhadap kemampuan mahasiswa STIKI Indonesia memasuki industri pariwisata. Materi ESP yang mengacu kepada bidang ilmu TI akan sangat membantu dalam aplikasi ilmu yang sudah didapatkan, dan mampu diterapkan di dunia pariwisata. Atas dasar tersebut kami mengajukan penelitian berjudul “Re-implementasi Mata Kuliah ESP Sebagai Support Value Bagi Peningkatan Kemampuan Daya Saing Mahasiswa Di Dunia Kerja”.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan metode kualitatif, dengan tahapan sebagai berikut:

Persiapan

Penelitian akan diawali dengan menentukan lokasi penelitian yaitu di lingkungan kampus STIMIK STIKOM INDONESIA yang beralamat di Jalan Tukad Pakerisan no 97, Denpasar Selatan, Bali.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua mahasiswa aktif STIMIK STIKOM INDONESIA tahun ajaran 2016 – 2017, dengan sample yang dipilih adalah mahasiswa semester 6 dengan mengambil dua kelas. Pengambilan sampel ini didasarkan pada penerapan ESP yang idealnya pada semester akhir perkuliahan.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode kualitatif, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • a.    Pengamatan dan dokumentasi.

Mengamati dan   mendokumentasikan

kemampuan bahasa  inggris mahasiswa

semester 6 STMIK STIKOM INDONESIA yang diselipkan dalam mata kuliah Teknik Informasi Pariwisata.

  • b.    Kuesioner

Pengumpulan data juga dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap sampel penelitian yaitu mahasiswa semester 6 STMIK STIKOM INDONESIA yang meliputi motivasi dan persepsi mahasiswa terhadap penerapan mata kuliah ESP. Hasil dari pengumpulan data kuesioner diolah dengan menggunakan skala Likert.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya diklasifikasi berdasarkan analisis deskriptif kualitatif. Proses pengolahan data dalam penelitian ini, antara lain: Mengkompilasi dan mengklasifikasi hasil penelitian berdasarkan teknik pada pengumpulan data yaitu dengan menggunakan skala Likert.

PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan Kemampuan Bahasa Inggris Mahasiswa

Penelitian dimulai dengan melakukan pengamatan terhadap kemampuan komunikasi bahasa Inggris terhadap 40 mahasiswa semester VI yang menjadi sampel penelitian yang dilakukan Quiz mata kuliah Teknik Informasi Pariwisata. Dalam suatu diskusi kelompok tentang pemanfaatan teknologi informasi yang mahasiswa pelajari, mereka dimotivasi untuk memberikan penjelasan dalam bahasa Inggris. Hasil dari pengamatan menunjukkan bahwa dari setiap kelompok yang terdiri dari lima orang, hanya satu orang yang mampu menggunakan bahasa inggris dengan baik, atau tergolong good. Rata-rata dua orang hanya mampu bicara (fair), dan dua orang pasif. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa yang mampu berbicara bahasa Inggris dengan baik hanya 20%. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah:

Tabel 4.1 Kemampuan Bahasa Inggris Rata-rata Mahasiswa STMIK STIKOM

INDONESIA

No

Klasifikasi

Persentase

1

Fluent

-

2

Good

20%

3

Average

40%

4

Fair

40%

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa kemampuan bahasa Inggris mahasiswa terutama yang berhubungan dengan teknologi informasi sangat perlu ditingkatkan sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja. Penambahan mata kuliah ESP akan menjadi salah satu solusi untuk melatih bahasa Inggris mahasiswa lebih efisien sehingga mereka menjadi terampil dalam penggunaan ilmu dan bahasanya.

Re-implementasi Mata Kuliah ESP Bagi Mahasiswa STMIK STIKOM INDONESIA.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 40 mahasiswa aktif STMIK STIKOM INDONESIA, juga terlihat jelas bahwa implementasi kembali mata kuliah ESP sangat didukung dengan jumlah persentase 85.5%. Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa masih cenderung menginginkan penambahan mata kuliah tersebut guna mendukung masa depan mereka.

Tahap selanjutnya dilakukan klasifikasi terhadap kuesioner yang menunjukkan 1) Kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya bahasa Inggris dalam masa depan mereka, 2) Ketidakcukupan materi kuliah bahasa Inggris saat ini, 3) kebutuhan mereka terhadap English for Specific Purposes dan 4) ketertarikan mahasiswa mempelajari bahasa Inggris. Berikut adalah hasil perincian dari ke empat aspek yang diukur.

Kesadaran Mahasiswa Terhadap Pentingnya Bahasa Inggris Bagi Masa Depan Mereka.

Pada aspek ini, terdapat tiga kuesioner yang mengarah ke aspek tersebut, dan memberikan hasil tertinggi yaitu 92.33%, atau 6.83% diatas dari rata-rata nilai total. Hasil ini menunjukkan bahwa hampir semua mahasiswa menganggap bahwa bahasa inggris merupakan bahasa yang sangat vital dalam menciptakan masa depan yang cemerlang bagi generasi muda. Kesadaran akan hal ini akan mampu menjadi modal dasar dalam menciptakan motivasi belajar bahasa Inggris, yang pada akhirnya akan memudahkan para akademisi dalam mengimplementasikan itu kedalam mata kuliah yang mereka pelajari. Hasil penilaian dilakukan berdasarkan tiga item kuisioner yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah:

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Terhadap Kesadaran Tentang Pentingnya Bahasa Inggris Terhadap

Masa Depan

Indikator kuesioner (item)

Persentase

1

90%

2

95%

3

92%

Total nilai rata-rata

92.33%

Ketidakcukupan Mata Kulian Bahasa Inggris Saat Ini

Pada aspek ini juga terdapat tiga kuesioner yang mengacu pada kecukupan penerapan mata kulian bahasa Inggris di STMIK STIKOM INDONESIA. Hasil yang dapat terlihat adalah mahasiswa yang beranggapan bahwa penerapan mata kuliah bahasa Inggris belum cukup adalah 74.50%, hasil ini berada 11% di bawah dari hasil keseluruhan.

Hal tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara kesadaran dan keinginan untuk menjalankan, pada aspek yang pertama sudah

dilihat bahwa kesadaran akan pentingnya bahasa Inggris sangat tinggi, akan tetapi motivasi dalam mempelajari bahasa Inggris tersebut terlihat kurang. Secara detail hasil dari tiga indikator kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah:

Tabel 4.3 Pendapat Mahasiswa Terhadap Ketidakcukupan Mata Kuliah Bahasa Inggris Saat Ini

Indikator kuesioner (item)

Persentase

1

85%

2

81%

3

57.5%

Total nilai rata-rata

74.50%

Kebutuhan Mahasiswa Terhadap English For Specific Purposes

Sebagai calon individu yang bergelut pada suatu bidang keilmuan yakni teknologi informasi, mahasiswa STMIK STIKOM INDONESIA diharapkan mampu menguasai bahasa inggris yang mengacu kepada bidang keilmuan yang mereka pelajari. Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa mahasiswa yang beranggapan bahwa mereka memerlukan English for specific purposes adalah 87.83% dimana berada 2.33% diatas rata-rata nilai total yaitu 85.5%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa STMIK STIKOM INDONESIA memiliki kesadaran pentingnya menguasai bahasa Inggris yang mengacu kepada keilmuan mereka, yang nantinya menjadi faktor pendukung dalam berkarir di dunia kerja. Hasil tersebut juga memberikan indikasi bahwa mahasiswa sangat membutuhkan keahlian bahasa Inggris yang mendukung keilmuan mereka, dan mendukung dilaksanakan mata kuliah ESP tersebut. Secara detail hasil dari tiga indikator kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah:

Tabel 4.4 Kebutuhan Mahasiswa Terhadap English For Specific Purposes

Indikator kuesioner (item)

Persentase

1

87.50%

2

88.50%

3

87.50%

Total nilai rata-rata

87.83%

Ketertarikan Mahasiswa Mempelajari Bahasa Inggris

Pada aspek ini terdapat 5 kuesioner yang mengacu kepada ketertarikan mahasiswa dalam mempelajari bahasa inggris, dan penelitian menunjukkan hasil 86.42, di mana hasil tersebut berada 0.92% di atas nilai total pengukuran. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya mahasiswa sangat tertarik dalam mempelajari dan memperdalam bahasa Inggris yang mana hal tersebut berhubungan dengan aspek-aspek lain sebagaimana telah dipaparkan di atas. Hasil ketertarikan dalam mempelajari bahasa Inggris didapatkan dari 5 pertanyaan kuesioner seperti terlihat dalam Tabel 4.5 di bawah:

Tabel 4.5 Ketertarikan Mahasiswa Dalam Mempelajari Bahasa Inggris

Indikator kuesioner (item)

Persentase

1

87%

2

86.50%

3

90%

4

84.50%

5

84.50%

6

86%

Total nilai rata-rata

86.42%

Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas, dapat dilihat bahwa dari sisi motivasi, kesadaran akan kebutuhan bahasa Inggris terutama English for specific purposes sangat tinggi, menunjukkan nilai 88.86. Hal yang masih perlu ditingkatkan adalah keinginan untuk mengikuti mata kuliah tersebut. Dilihat dari nilai yang berada pada 74.5% masih menunjukkan bahwa penambahan mata kuliah ESP sangat disambut baik oleh mahasiswa, akan tetapi apabila dibandingkan dengan aspek-aspek lainnya, masih berada pada level yang paling rendah.

Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa penambahan mata kuliah bahasa Inggris terutama ESP sangat diperlukan, dan harus dilakukan sesegera mungkin guna meningkatkan lulusan STMIK STIKOM INDONESIA mampu bersaing di dunia kerja. Hal ini akan menjadi tugas para pengampu mata kuliah untuk memberikan motivasi kepada para mahasiswa untuk bisa mengikuti mata kuliah yang nantinya akan diadakan, sehingga mampu membawa dampak positif terhadap peningkatan kualitas lulusan. Hasil ini menunjukkan bahwa solusi meningkatkan daya

saing mahasiswa STMIK STIKOM INDONESIA disambut sangat positif oleh mahasiswa.

Penerapan Mata Kuliah ESP Terhadap Program Studi TI dan SK

Penggunaan bahasa Inggris sangat menunjang bidang ilmu apapun yang dipelajari, sehingga akan memberikan dukungan dalam menggadapi dunia kerja. Di lingkungan kampus STMIK STIKOM INDONESIA terdapat konsentrasi dalam bidang Sistem Komputer dan Teknik Informatika. Mengacu kepada penerapan bahasa Inggris ESP sebelumnya, maka penyusunan RPS (Rencana Pembelajaran Semester) akan disesuaikan dengan mata kuliah yang mereka dapatkan pada bidang ilmu yang mereka pelajari.

Sebagai pengajar bahasa Inggris tentunya tidak akan mempunyai kapabilitas yang mendalam pada bidang di atas, akan tetapi yang menjadi penekanan    adalah    bagaimana    mereka

menggunakan bahasa Inggris dalam menjalankan atau menjelaskan ilmu mereka di masyarakat. Dalam hal ini maka dilakukan banyak diskusi dan role play antarmahasiswa sehingga mereka mampu menggunakan bahasa Inggris tersebut dalam aplikasi keilmuan mereka.

Semester Penempatan Mata Kuliah ESP

Melalui penelitian yang telah dilakukan, dari responden yang berjumlah 40 responden, 52.5 % menyatakan  paling cocok  ditempatkan pada

semester 4, disusul 25% menyatakan cocok

ditempatkan pada semester 5,12.5% memilih pada semester 3, 7.5% memilih pada semester 6, serta 2.5% memilih untuk ditempatkan pada semester VII. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa lebih memilih penempatan mata kuliah ESP pada semester IV, yaitu 52.5%. Secara rinci hasil pilihan mahasiswa terhadap penempatan mata kuliah ESP dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah:

Tabel 4.6

Hasil Pemilihan Mahasiswa Terhadap Penempatan Mata Kuliah ESP

Penempatan

Jumlah

Responden

Persentase

Semester III

5

12.50%

Semester IV

21

52.50%

Semester V

10

25%

Semester VI

3

7.50%

Semester VII

1

2.50%

Hasil di atas sangat masuk akal sesuai dengan kondisi saat ini mahasiswa pada umumnya mendapatkan bahasa Inggris I dan II pada semester I dan semester II. Apabila penempatan ESP berada pada semester yang terlalu besar maka akan memecah kontinyuitas yang berakibat mahasiswa sudah terlalu jauh untuk belajar bahasa Inggris, ataupun sudah terlalu banyak tugas dari bidang keilmuan mereka, sehingga konsentrasi untuk belajar bahasa Inggris menjadi sangat berkurang. Mengacu kepada pengalaman sebelumnya dimana ESP diterapkan pada semester VI, dimana mahasiswa sudah sangat disibukkan dengan tugas-tugas kuliah, sehingga konsentrasi lebih terfokus pada bidang keilmuan mereka. Dengan demikian, dapat direkomendasikan untuk menempatkan bahasa Inggris ESP pada semester IV, atau pada semester V.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

  • 1.    Peningkatan daya saing mahasiswa di dunia kerja secara global dapat dilakukan dengan adanya re-implementasi mata kuliah ESP (English For Specific Purposes)

  • 2.    Penerapan kembali mata kuliah ESP disambut sangat positif oleh mahasiswa STMIK STIKOM INDONESIA dengan hasil survei menunjukkan 85.5 % mendukung penerapan kembali mata kuliah tersebut.

  • 3.    Penerapan mata kuliah ESP akan disesuaikan dengan program studi Sistem Komputer (SK) dan Teknik Informatika (TI) sehingga penerapan ESP mampu saling mendukung dengan bidang keilmuan yang mahasiswa pelajari.

  • 4.    Hasil survei juga menunjukkan bahwa mahasiswa STMIK STIKOM INDONESIA merekomendasikan untuk menempatkan mata kuliah tersebut pada semester 4, dan disusul opini untuk menempatkan pada semester V. Sedangkan pemilih terkecil berada pada penempatan di semester VI dan VII.

Saran

  • 1.    Yayasan pendidikan STMIK STIKOM INDONESIA harus segera menerapkan mata kuliah English For Specific Purposes (ESP) guna meningkatkan daya saing mahasiswa di dunia kerja.

  • 2.    Penerapan mata kuliah ESP direkomendasikan untuk ditempatkan pada semester IV atau V, guna menjaga kontinyuitas pembelajaran bahasa Inggris, dan tidak terganggu dengan padatnya pelaksanaan mata kuliah kejuruan mahasiswa.

  • 3.    Penyusunan RPS mata kuliah ESP segera dilakukan yang dipimpin oleh koordinator mata kuliah Bahasa Inggris dan dipresentasikan pada rapat senat serta didiskusikan dengan seluruh dosen bahasa Inggris di lingkungan STMIK STIKOM INDONESIA, sehingga mampu terkumpul ide-ide yang terbaik dalam mendukung jalannya program mata kuliah ESP.

DAFTAR PUSTAKA

Hawkey, R. A. 1978. English For Specific Purposes ELT-35. London: The British Council.

Hedge, T. (1992). Writing: Resource books for teachers. Alan Maley (Ed.)   Oxford:

Oxford University Press.

Hermayawati. 2010. Analisis Kesulitan Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa. Yogyakarta: Jurnal Sosio-Humaniora Vol 1, ISSN 2087-1899.

Nurhayati, 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. JURNAL BAHASA & SASTRA, VOLUME 9, NOMOR 2, JUNI 2008: Universitas Sriwijaya.

Sary, Fetty Poerwita. 2010. Hubungan Antara Motivasi dan Kecemasan Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa Institut Manajemen Telkom. Yogyakarta: Telkom University Press Vol. 10 No 2.

Schleppegrell, Mary and Bowman, Brenda. 1986. ESP:  Teaching English for specific

purposes. Washington, DC: Peace Corps.

Yusuf, Heri. 2011. Motivasi Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris: Studi Kasus Pada Mahasiswa Sastra Inggris UNISMA. Bekasi: Ejournal UNISMA Vol. 2 No. 2.

32