PETAGANAL (Pelatihan Tari Dan Gamelan Tradisional) Di Panti Asuhan Dharma Jati, Denpasar
on
PUSTAKA VOL. XXI, NO. 1 • 44 – 48
P-ISSN : 2528-7508
E-ISSN : 2528-7516
PETAGANAL (Pelatihan Tari dan Gamelan Tradisional) di Panti Asuhan Dharma Jati, Denpasar
Ni Putu Kanya Mitha Gunapadmi1), Pande Made Ari Ananta Paramarta2), Anak Agung Sagung Sari Maheswari3), Ni Putu Ayu Lestari Damaiyanti4), Ni Nyoman Ayu Desyantari5)
-
1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana email: [email protected]
-
2 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana email: [email protected]
-
3 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana email: [email protected]
-
4 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana email: [email protected]
-
5 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana email: [email protected]
Abstrak
Kebudayaan sudah menjadi darah daging bagi identitas bangsa, dimana kebudayaan tidak hanya dilihat dari sisi fisiknya sebagai suatu bentuk keindahan saja tetapi lebih dari itu adalah nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Tari dan alat musik tradisional harus diperkenalkan dan diajarkan sejak dini. Anak-anak panti asuhan pun berhak untuk mendapat pendidikan dan pelatihan mengenai tarian tradisional, karena mereka juga termasuk generasi penerus yang harus melestarikan kebudayaan Indonesia. Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan teknik penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan IPTEK. Program ini berlangsung selama empat bulan dengan potensi hasil yang diperoleh yaitu dalam ruang lingkup artikel ilmiah, sosial, dan pendidikan melalui video pembelajaran.
Kata Kunci: Kebudayaan, pendidikan, pelatihan.
Abstract
Culture has become a national cultural heritage, where culture is not only seen from the physical side as a beauty but more than that is the philosophical values contained in it. Dance and traditional musical instruments must be introduced and taught early. The orphanage children have the right to receive education and training to receive traditional, also they are including the next generation who must preserve education in Indonesia. The method used is by conducting counseling, training, and mentoring techniques. This program lasts for four months with the potential results obtained, namely in the distribution of scientific, social and educational articles through learning by videos.
Keywords: Culture, education, training.
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Namun, masyarakat Indonesia sebagian besarnya masih belum sejahtera. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya anak-anak telantar yang tidak diasuh orang tuanya. Banyak anak-anak jalanan, anak-anak yang dibuang bahkan diterlantarkan oleh orang tua mereka, dan anak-anak yang telah tidak memiliki ayah dan ibu. Pada akhirnya banyak panti asuhan yang menampung keberadaan mereka. Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha
kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak telantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak telantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadianya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional.
Namun fasilitas-fasilitas pendidikan di panti asuhan kurang memadai, termasuk pada pendidikan mengenai kebudayaan. Kebudayaan sudah menjadi darah daging bagi identitas bangsa, dimana kebudayaan tidak hanya dilihat dari sisi fisiknya sebagai suatu bentuk keindahan saja tetapi lebih dari itu adalah nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Salah satu kebudayaan yang hampir di setiap daerah memilikinya, merupakan tari tradisional yang diiringi gamelan. Mayoritas orang yang sudah mulai mengabaikan bahkan melupakan kebudayaan bangsa seperti halnya tarian tradisional. Tak sedikit anak muda yang malah lebih senang menarikan tarian modern dari pada tarian tradisional. Dari waktu kewaktu, tarian tradisional dan gamelan sudah mulai tertutupi oleh adanya tarian modern mekipun tidak semua, tarian tradisional kini sudah tidak dilirik lagi, bahkan anak-anak hingga kaum muda kini sudah lebih mengenal tarian modern dari pada tarian tradisional. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kecintaan kepada tari-tarian dan alat musik tradisional membuat perlahan demi perlahan eksistensinya berkurang atau bahkan punah tak dapat di nikmati lagi, apalagi yang berkembang akhir-akhir ini negara kita sedang mengalami arus globalisasi yang cukup kuat mempengaruhi seluruh generasi muda kita seperti munculnya tari-tarian modern dan alat musik modern. Maka dari itu, tari-tari dan alat musik tradisional harus diperkenalkan dan diajarkan sejak dini. Anak-anak panti asuhan pun berhak untuk mendapat pendidikan dan pelatihan mengenai tarian tradisional, karena mereka juga termasuk generasi penerus yang harus melestarikan kebudayaan Indonesia. Untuk itu diadakan sebuah program “PETAGANAL (Pelatihan Tari dan Gamelan Tradisional) di Panti Asuhan Dharma Jati, Denpasar”. Dengan harapan anak-anak yang terlantar di Panti Asuhan tersebut dapat mengenal lebih jauh mengenai tarian tradisional dan turut melestarikan untuk kedepannya.
Metode yang digunakan dalam melaksanakan program ini dilakukan dengan beberapa dari kami yang menguasai tari akan mencontohkan gerakan-gerakan sebuah tarian, sedangkan beberapa dari kami yang menguasai alat musik tradisional, akan mengajarkan nada-nada dasar. Setelah itu kami akan melatih mereka untuk belajar sesuai dengan yang kami contohkan.
-
1) Teknik Penyuluhan
Teknik penyuluhan ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan pelatihan. Teknik penyuluhan dilakukan dengan metode pendekatan dengan anak-anak panti asuhan dengan perkenalan diri untuk membangun suasana yang aktif. Lalu anak-anak akan diperkenalkan dan diputarkan video mengenai tari Bali dan gamelan. Setelah itu anak-anak panti akan dikelompokkan berdasarkan data umur dan jenis kelamin, serta pendidikan anak-anak yatim piatu. Dengan data tersebut akan digunakan untuk mengetahui karakteristik dari anak-anak yatim piatu sehingga untuk melakukan pengenalan dapat dilakukan dengan lebih efektif. Serta untuk mengetahui seberapa besar minat dari anak-anak yatim piatu untuk belajar dan berlatih. Dengan melihat minat dari anak-anak tersebut maka dapat mempermudah untuk melatih mereka.
-
2) Pelatihan
Pelatihan dilakukan kepada anak-anak panti yang sudah dikelompokkan menjadi beberapa kelompok seperti kelompok tari Merak Angelo dan kelompok tari Margapati. Pelatihan ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan anak-anak panti asuhan dalam menguasai tarian tersebut sehingga dapat berguna dikemudian hari. Pelatihan dilakukan secara intens agar anak-anak lebih cepat mengerti gerakan-gerakan tarian tersebut. Setelah pelatihan akan dilakukan pentas tari yang diikuti oleh anak-anak panti sebagai apresiasi atas kerja keras dan latihan selama ini.
-
3) Pendampingan IPTEK
Pendampingan yang dilakukan yaitu dengan pengawasan atau pelatihan setiap 1 minggu sekali dan juga melalui media handphone untuk berkomunikasi dengan salah satu anak panti guna untuk memberikan informasi mengenai pelatihan dan selalu mengingatkan kepada anak-anak panti agar berlatih tari sehingga dapat menghasilkan gerakan tari yang maksimal.
Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Program pengabdian kepada masyarakat ini memiliki sasaran yaitu anak-anak Panti Asuhan Dharma Jati II yang bertempat di Jl. Trengguli No.80, Penatih, Denpasar Timur, Kota Denpasar. Panti asuhan ini didirikan oleh seseorang bernama Wayan Nika dengan niat tulus dalam mengentaskan kemiskinan dan kebodohan bagi anak-anak tanpa orang tua ataupun putus sekolah.
Berkat ketulusan beliau pula, telah berdiri dua buah panti asuhan yaitu di Kabupaten Klungkung dan Kota Denpasar yang sangat bermanfaat bagi anak-anak yang membutuhkan tersebut. Panti Asuhan Dharma Jati II didirikan pada tahun 1987, setelah sebelumnya hanya ada di Kabupaten Klungkung. Di dalam Panti Asuhan Dharma Jati II terdapat 35 anak terlantar, yang dimana anak-anak tersebut dididik tak hanya untuk keterampilan, tetapi juga pendidikan formal. Didalam pengoperasiannya, Wayan Nika di bantu dengan istrinya yang bernama Ni Nyoman Suwasti. Pengabdian Wayan Nika membuahkan hasil. Sejak panti asuhan dioperasikan tahun 1985, sudah 1.400-an orang berhasil dididik dan keluar dari panti asuhan. Kebanyakan mereka bekerja di berbagai hotel di Bali. Sebagian dari mereka yang telah berhasil tak jarang membawa sumbangan semampu mereka.
Bertempat di bilangan Kota Denpasar yang strategis, menjadikan Panti Asuhan Dharma Jati II ini mudah di cari oleh masyarakat berjiwa sosial yang ingin berbagi dalam bentuk moril ataupun materiil kepada anak-anak yang membutuhkan edukasi lebih dan hiburan yang dapat menyemangatinya dalam menjalani kehidupan ini. Wayan Nika yang berlatar belakang sebagai guru, dan lulusan program magister untuk bidang Kajian Budaya di Universitas Udayana, itu mengaku lebih mengedepankan pendidikan keterampilan dan perilaku kepada anak asuhnya. Namun, tentu saja tanpa meninggalkan pendidikan berbasis kurikulum, yang saat ini diberikan melalui pendidikan luar sekolah dengan model Kejar (Kelompok Belajar) Paket A, Kejar Paket B, dan Kejar Paket C. Pendidikan formal dengan model Kejar tersebut dilakukan setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat, sedangkan Sabtu dan Minggu anak-anak difokuskan didalam pendidikan keterampilan. Panti Asuhan ini juga membayar seorang guru atau pelatih tari tradisional Bali namun kurang optimal karena pelatih tersebut memiliki pekerjaan lain yang membuat tidak memungkinkannya diadakan pelatihan secara rutin. Tentunya warisan kebudayaan bukan hanya tari tradisional namun juga alat musik tradisional. Pada Panti Asuhan Dharma Jati II Denpasar belum dikenalkan serta diajarkan mengenai alat musik tradisional.
Pelaksanaan Program
Program PETAGANAL (Pelatihan Tari dan Gamelan Tradisional) yang dilaksanakan di Panti Asuhan Dharma Jati, Denpasar telah berjalan
dengan sangat baik dan sesuai dengan rencana.
-
1) Bulan pertama (Maret)
Pada bulan pertama dilaksanakan diskusi kelompok PKM mengenai proposal dan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan serta memastikan jadwal yang akan dijalankan.
-
2) Bulan kedua (April)
-
a. Bertemu dan melaksanakan diskusi dengan dosen pendamping mengenai proposal PKM.
-
b. Mengikuti pelaksanaan bimbingan teknis mengenai pementapan PKM 5 Bidang oleh panitia PIMNAS Universitas Udayana. Adanya bimbingan teknis ini, dapat diperoleh informasi mengenai tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan PKM 5 Bidang.
-
c. Bertemu dengan pimpinan Panti Asuhan Dharma Jati II Denpasar untuk memastikan jumlah anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan Dharma Jati II Denpasar. Didapatkan informasi bahwa jumlah anak yang ada yaitu sebanyak 35 orang.
-
d. Melaksanakan survey peminjaman alat pendukung program yaitu Gamelan.
-
e. Melakukan pertemuan dengan dosen pendamping mengenai penggunaan dana program yang akan dijalankan. Dosen memberikan masukan dan saran yang dapat menjadi acuan dalam penggunaan dana dan menjalankan program.
-
f. Diskusi dengan tim membahas teknis pelaksanaan PKM.
-
g. Berkunjung dan memberikan surat ijin kegiatan kepada pendiri Panti Asuhan yaitu I Wayan Nika. Respon yang di berikan pengelola dan anak panti sangat baik serta mendukung adanya program ini.
-
h. Persiapan untuk kunjungan pertama dalam menjalankan program ke Panti Asuhan Dharma Jati II Denpasar, seperti kiat-kiat pendekatan serta snack untuk anak-anak panti.
-
i. Melaksanakan pengenalan dan pendekatan tim serta sosialisasi tentang program kepada anak-anak panti asuhan. Anak-anak panti terlihat sangat antusiame dan menerima dengan baik kedatangan tim.
-
3) Bulan ketiga (Mei)
-
a. Diskusi kelompok PKM membahas materi pelatihan hari pertama dan pembelian snack untuk anak-anak yang ikut pelatihan.
-
b. Pelaksanaan pelatihan pertama Tari Bali.
Anak-anak sangat bersemangat untuk menjalankan kegiatan pelatihan karena menyukai tari yang di berikan yaitu Sekar Jagad.
-
c. Melakukan pertemuan dengan Dosen Pendamping untuk membahas mengenai logbook.
-
d. Mendesain spanduk yang digunakan sebagai penunjang kegiatan.
-
e. Pengambilan Suling serta pembelian snack untuk anak-anak di panti sekaligus diskusi kelompok yang membahas tentang jalannya program.
-
f. Pelaksanaan pelatihan Suling. Antusiasme anak-anak sangat terlihat dan sangat menyukai belajar suling karena dianggap unik dan belum pernah di pelajari sebelumnya dan merupakan pengalaman pertamannya.
-
g. Melakukan pencetakan spanduk.
-
h. Diskusi kelompok PKM tentang materi yang akan diberikan kepada anak-anak panti di pelatihan selanjutannya.
-
i. Pelaksanaan pelatihan Tari Bali dan Suling kepada anak-anak di Panti Asuhan Dharma Jati II Denpasar. Semangat anak panti sangat terlihat dalam mengikuti program karena dari pelatihan sebelumnya tari yang diberikan sudah dapat dikuasai dengan cukup baik.
-
j. Mengikuti pelaksanaan bimbingan laporan kemajuan dengan Ditjen Belmawa di gedung Fakultas Kedokteran. Hasil yang didapatkan setelah mengikuti bimbingan yaitu mengetahui tahapan dan peran serta dosen pendamping dalam pembuatan laporan kemajuan.
-
k. Membeli snack dan kelengkapan yang diperlukan untuk pelatihan.
-
l. Pelaksanaan pelatihan Tari Bali dan Suling kepada anak-anak Panti Asuhan Dharma Jati II Denpasar. Pelatihan tari sebelumnya terlihat tari yang diberikan sudah cukup dikuasai dan tim memutuskan untuk penambahan jumlah tari yang di ajarkan yaitu tari Merak Angelo dan Margapati.
-
m. Pelaksanaan pelatihan Tari Bali Dan Suling.
-
4) Bulan keempat (Juni)
Pada bulan juni, Pelaksanaan pelatihan Tari Bali di Panti Asuhan Dharma Jati II Denpasar total jumlah tari yang telah di berikan ada 3 yaitu : Sekar Jagad, Merak Angelo, dan Margapati dan sudah
cukup di kuasai oleh anak-anak di panti. Bulan ini kelompok PKM melakukan diskusi mengenai penetapan tanggal dan tarian yang akan dipentaskan. Hari berikutnya dilakukan pertemuan dengan dosen pendamping mengenai rencana pementasan dan tanggal yang dipilih untuk di selenggarakan kegiatan. Diskusi kelompok selanjutnya membahas tentang rundown, alat-alat penunjang, penyewaan busana tari, make up dan lain sebagainnya. Hasil diskusi yang di dapat yaitu pada tanggal 15 juni 2019 akan diselenggarakan pementasan pada pukul 16.00 WITA di wantilan Panti Asuhan Dharma Jati II Denpasar. Dilaksanakannya gladi kotor dan gladi bersih, tarian yang akan di pentaskan yaitu tari Merak Angelo dan Margapati. Hingga di penghujung program yaitu Pementasan, dilakukan penghiasan panggung yang dikerjakan bersama-sama dengan anak panti, dan merias penari, hingga pentas Tari Merak Angelo dan Margapati, selanjutnya dilakukan foto bersama dan penutupan pelaksanaan program PKM di Panti Asuhan Dharma Jati II Denpasar.
Pelaksanan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) yang berjudul PETAGANAL (Pelatihan Tari Dan Gamelan Tradisional) Di Panti Asuhan Dharma Jati, Denpasar telah berjalan dengan lancar dan mencapai target luaran yang diharapkan yaitu anak-anak panti asuhan Dharma Jati Denpasar memiliki kompetensi atau keterampilan yang bisa digunakan sebagai bekal hidup. Tidak hanya dapat melestarikan kebudayaan tradisional Indonesia, tetapi juga dapat mengembangkan bakat yang ada didalam diri setiap anak. Tidak dipungkiri pula nantinya anak-anak tersebut dapat dijadikannya bekal untuk memperkenalkan kebudayaan khususnya tarian dan gamelan tradisional Bali bagi masyarakat luas. Dan diakhir pelatihan telah diadakannya acara pentas tari untuk mengukur bakat anak-anak dalam menari dan bermain alat musik tradisional Bali.
Dalam menyelesaikan artikel ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan, doa, serta dukungan dari berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan
kepada :
-
1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana beserta staf, atas segala fasilitas dan kelancaran administrasi.
-
2. Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si. selaku Koordinator Program Studi Agribisnis, atas segala fasilitas dan kelancaran administrasi.
-
3. Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP., M.Si selaku dosen pendamping Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM-M) atas segala nasehat dan kesabaran dalam membimbing serta meluangkan waktu untuk membantu penyelesaian penulisan artikel ilmiah ini.
-
4. Kedua orang tua serta seluruh keluarga penulis yang selelu memberikan dorongan
moral dan material.
-
5. Seluruh tim USCC yang sudah membantu dalam pemberian informasi bagi kelancaran penulisan usulan penelitian ini.
-
6. Kepada pemilik dan anak-anak asuh di panti asuhan Dharma Jati Denpasar atas kesempatan untuk melakukan pengabdian masyarakat.
-
7. Seluruh sahabat-sahabat yang membantu dalam memberikan semangat demi kelancaran penulisan artikel ilmiah ini.
Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu karena telah memberikan dukungan, motivasi, dan membantu pelaksanaan penulisan artikel ilmiah ini.
48
Discussion and feedback