Terapi musik sangat efektif untuk menurunkan perilaku atau gangguan kecemasan (anxiety disorder): Studi meta analisis
on
Jurnal Psikologi Udayana 2021, Vol.8, No.1, 58-66
Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana e-ISSN: 26544024; p-ISSN: 2354 5607 doi: 10.24843/JPU.2021.v08.i01.p06
Terapi musik sangat efektif untuk menurunkan gangguan kecemasan (anxiety disorder): Studi meta-analisis
Abigail Christine Novianti dan Ananta Yudiarso
Program Studi Psikologi, Universitas Surabaya [email protected]
Abstrak
Gangguan kecemasan merupakan salah satu gangguan kejiwaan, yang bila tidak diatasi dan ditangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai efek negatif pada seseorang hingga berakibat kematian. Berbagai penelitian intervensi dilakukan untuk mengatasi gangguan kecemasan, salah satunya adalah terapi musik yang dapat diterapkan secara klasikal atau kelompok. Berbagai penelitian mengatakan bahwa terapi musik dapat mengurangi kecemasan individu. Meskipun begitu, terdapat berbagai teori dan hasil penelitian yang berbeda-beda mengenai pengaruhnya dalam menurunkan kecemasan individu. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi meta-analisis dengan mereview 14 jurnal penelitian internasional yang relevan dengan variabel penelitian dan melibatkan 1445 orang subjek. Hasil penelitian diperoleh adanya effect size (random effect) yang besar, dengan tidak ada bias. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa music therapy merupakan intervensi yang sangat efektif secara signifikan untuk menurunkan kecemasan individu.
Kata kunci: Gangguan kecemasan, kecemasan, meta-analisis, terapi musik.
Abstract
Anxiety disorder is one of the mental disorders, which if it doesn’t resolve or handled properly can cause various negative effects on an individual that may resulting in death. Various intervention studies have been conducted to overcome anxiety disorder, one of them is music therapy which can be applied classically or in groups. Various studies suggest that music therapy can reduce individual anxiety. Even so, there are various theories and different research results regarding the effect of music therapy on reducing anxiety. This study aims to conduct a metaanalysis study by reviewing 14 international research journals that are relevant to the research variables and involving 1445 subjects. The results showed that there is a large effect size (random effect), with no bias. Thus, it can be said that music therapy is a very effective intervention which significantly reduce individual anxiety.
Keywords: Anxiety disorder, anxiety, meta-analisis, music therapy.
LATAR BELAKANG
Kecemasan dapat dialami oleh setiap orang dengan berbagai usia dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Kecemasan sendiri merupakan sebuah antisipasi atau persiapan dalam menghadapi ancaman yang dapat terjadi di masa depan (American Psychiatric Association, 2013). Kecemasan tersebut dapat berupa kecemasan non patologis ataupun hingga kecemasan yang tidak wajar atau gangguan. Bedanya seseorang yang mengalami kecemasan non-patologis dengan gangguan kecemasan terutama gangguan kecemasan secara umum (generalized anxiety disorder/GAD) dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder / DSM-5 adalah kecemasan yang dialami seseorang tersebut tidak berlebihan, dapat dikendalikan, dan dapat ditunda ketika ada hal lain yang lebih mendesak muncul. Sedangkan individu dengan gangguan kecemasan akan mengalami kecemasan yang cenderung berlebihan, susah untuk dikendalikan, memiliki durasi yang lebih lama, dan muncul tanpa sebab (American Psychiatric Association, 2013).
Kecemasan yang berlebihan tersebut dapat menimbulkan berbagai gejala-gejala seperti ketegangan otot, tertekan, kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan memiliki gangguan tidur yang dampak memengaruhi kehidupan individu sehari-hari dalam berbagai aspek kehidupan. Kecemasan tersebut juga dapat menyebabkan individu kehilangan kemampuan untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari secara cepat dan efisien, menimbulkan kecacatan atau disabilitas bila tidak segera diobati (American Psychiatric Association, 2013) dan menurut Newman (2000) sangat mahal harganya dalam hal penderitaan, kualitas hidup, kesulitan medis, dan lain-lain bila tak segera diobati (dalam Newman dkk., 2013)
Berdasarkan hasil survei yang diterbitkan oleh World Health Organization atau WHO (2017) terdapat 3,6% atau sebesar 264 juta penduduk dunia yang mengalami anxiety disorder pada tahun 2015. Pada tahun 2015, penderita kecemasan bertambah sebesar 14,9% dari tahun 2005. Dari 264 juta penduduk dunia yang menderita anxiety disorder, 23% atau 60,5 juta jiwa diantaranya berasal dari Asia Tenggara. Berbagai macam penelitian intervensi dilakukan untuk mengatasi kecemasan seseorang seperti seperti terapi musik, farmakologikal, CBT, dan lain-lain. Namun dengan banyaknya jumlah individu yang mengalami kecemasan tersebut, intervensi yang membutuhkan banyak tenaga, waktu, dan biaya, akan sangat sulit untuk mengatasi penderita kecemasan tersebut secara maksimal.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti memilih terapi musik sebagai intervensi dalam mengatasi kecemasan dikarenakan mudah dilakukan, dapat dilakukan secara klasikal dan memiliki berbagai manfaat seperti menghasilkan perasaan rileks sehingga mengurangi gejala-gejala yang ada (Guétin dkk., 2009), membangkitkan ingatan positif, efektif dalam menghilangkan gejala umum kecemasan sementara antara pasien dengan berbagai macam masalah medis, seperti: asma, kanker, dan lain-lain (Gutiérrez & Camarena, 2015) serta berbagai manfaat
lainnya. Selain itu, penggunaan dari terapi musik ini dapat bermanfaat karena terapi musik merupakan salah satu alternatif pilihan yang terbukti efektif untuk mengurangi kecemasan individu (Gutiérrez & Camarena, 2015; Goldbeck & Ellerkamp, 2012; Tan dkk., 2010; Guétin dkk., 2009; Bibb dkk., 2015; dan lain-lain).
Meski terdapat berbagai macam penelitian yang membuktikan bahwa terapi musik efektif dalam menurunkan kecemasan seseorang, terdapat pula hasil penelitian yang mengatakan bahwa music therapy tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk menurunkan kecemasan seseorang (Toker & Kömürcü, 2017; Kavakli dkk., 2019; Aba dkk., 2017; Çetinkaya dkk., 2018) serta Panteleeva dkk. (2018) yang sebelumnya juga telah melakukan meta-analisis mengenai efek musik terhadap kecemasan dengan menggunakan sampel non-klinis dengan hasil bahwa terjadi penurunan keseluruhan kecemasan yang dilaporkan secara menyeluruh, namun penurunan tersebut tidak signifikan untuk sinyal psikofisiologis yang berhubungan dengan kecemasan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melakukan reviu meta-analisis terhadap inconsistent findings antara keefektifan terapi musik terhadap gangguan kecemasan individu.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelusuran terhadap jurnal penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan terapi musik terhadap kecemasan individu dalam berbagai situasi. Penelusuran dilakukan dengan menelusuri data based jurnal seperti science direct, springe link, google scholar, emerald, dan data based jurnal lainnya. Kata kunci yang digunakan dalam melakukan pencarian jurnal adalah “anxiety disorder music therapy”, dan “music therapy for anxiety”. Skema alur pencarian dan identifikasi penelitian terdahulu terkait penerapan terapi musik terhadap kecemasan yang dialami individu dapat dilihat pada gambar 1 (terlampir).
Peneliti menemukan 14 jurnal internasional dari hasil penelusuran yang telah dilakukan. Jurnal-jurnal tersebut merupakan jurnal yang relevan dengan penelitian dan sesuai dengan kriteria yang ada serta memiliki data yang diperlukan. Kriteria-kriteria tersebut ialah jurnal internasional, yang memiliki variabel dan intervensi yang relevan dengan penelitian ini, berbasis eksperimen (memiliki kelompok intervensi dan kelompok kontrol) serta memiliki data yang dibutuhkan seperti: N (jumlah partisipan), M (mean/rata-rata), dan SD (standar deviasi). Data seperti N, SD, dan Mean yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat di tabel 1 (terlampir).
Penulisan metode meta-analisis akan mengikuti petunjuk dari Prisma Group (2009) untuk mengetahui effect size penelitian-penelitian yang ada. Data yang ada akan diolah dengan menggunakan metode meta-analisis. Pada penelitian ini, meta-analisis dilakukan dengan menggunakan web Meta Mar (Free Online Meta-Analysis Service) yang bisa diakses di link http://www.meta-mar.com/meta.
Effect size digunakan untuk mengetahui seberapa kuat pola hubungan atau pengaruh antar variabel terhadap variabel lainnya. Effect size pada penelitian ini akan dilihat dari nilai Hedges’s yang akan dibagi ke dalam 3 katagori menurut Fritz dkk. (2012) yaitu: small effect size (0,2≤g<0,5), medium effect size (0,5<g≤0,8) dan large effect size (≤0,8).
Sedangkan model yang digunakan akan dilihat nilai heteroginity atau keberagaman data, jika nilai Z2 yang didapatkan berada diatas 75% maka akan menggunakan model random effect size. Menurut Heudo-Medina and colleagues, nilai Z2 tersebut juga dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu jika I2 ≈ 25% berarti jumlah heterogenitasnya masih kecil, I2 ≈ 50% berarti jumlah heterogenitasnya sedang, jika I2 ≈ 75% maka terdapat jumlah heterogenitas yang besar (Card, 2012).
HASIL PENELITIAN
Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 1445 subjek yang memiliki berbagai macam karakteristik yang dapat dilihat pada Tabel 1 (terlampir). Karakteristik subjek paling banyak adalah penderita kanker (payudara, leher, kepala) yang mengalami kecemasan yaitu sebanyak 428 subjek atau 29,6%, serta wanita hamil yang mengalami kecemasan sebanyak 409 subjek atau 28,3%. Selain itu subjek merupakan penderita gangguan kecemasan (anxiety disorder) atau kecemasan akibat penyakit lainnya yang dapat dilihat pada Tabel 1 (terlampir).
Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 2 (terlampir) yang menunjukan hasil perhitungan analisis effect size dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang ada. Hasil perhitungan analisis effect size tersebut menunjukan efektivitas terapi musik untuk menurunkan kecemasan yang dimiliki individu. Nilai effect size yang dapat dilihat dari nilai Hedge’s yang diperoleh dari random effect model adalah sebesar 1,04 (95% Cl = 0,626 sampai 1,454, P = 0,0) dengan Z2 (inconsistency) = 92% dengan tidak ada bias. Pada tabel 2 (terlampir) dapat dilihat bahwa nilai Z2 adalah sebesar 92% menandakan bahwa heteroginity atau keseragaman data masuk dalam kategori tinggi yaitu diatas 75% (Card, 2012), oleh karena itu hasil penelitian ini menggunakan random effect model. Effect size yang diperoleh. dalam penelitian ini termasuk dalam kategori large effect size yaitu sebesar 1,04 (≤ 0,8) (Fritz dkk., 2012). Selain itu, fores-plot dan funnel-plot dapat dilihat di gambar 2 dan gambar 3 (terlampir).
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, hasil menunjukan bahwa nilai effect size yang diperoleh dari random effect adalah sebesar 1,04 (95% Cl = 0,626 sampai 1,454, P = 0,0) dengan Z2 (inconsistency) = 92% dengan tidak ada bias. Hal ini berarti bahwa effect size yang dihasilkan memiliki effect size yang besar, yaitu sebesar 1,04 (>0,8). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa music therapy merupakan intervensi yang sangat efektif secara signifikan untuk menurunkan kecemasan yang dimiliki individu. Berbeda dengan hasil penelitian dari
Toker & Kömürcü (2017), Kavakli (2019), Aba dkk (2017), Çetinkaya dkk (2017) yang mengatakan bahwa music therapy tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk menurunkan kecemasan seseorang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gutiérrez & Camarena (2015); Goldbeck & Ellerkamp (2012); Tan dkk. (2010); Guétin dkk. (2009); Bibb dkk. (2015); dan lain-lain.. yang mengatakan bahwa terapi musik dapat menurunkan atau mengatasi gangguan kecemasan. Hal ini dikarenakan terapi musik menyebabkan individu mengalami perasaan rileks sehingga mengurangi gejala-gejala yang ada pada penderita gangguan kecemasan yang mungkin dialami oleh individu terutama jika musik yang digunakan dipilih berdasarkan pengalaman pribadi mereka. Hal tersebut dapat memunculkan ingatan positif yang kemudian memberikan perasaan positif bagi individu yang sedang mengalami kecemasan (Guétin dkk., 2009 ; Gutiérrez & Camarena, 2015).
Tidak hanya itu, terapi musik juga menstimulasi fungsi intelektual, meningkatkan kemampuan individu untuk membangkitkan ingatan positif atau nyaman yang memungkinkan pemulihan kognitif dengan cara baru, menginduksi atau merangsang keadaan yang membutuhkan pemikiran dalam dan konsentrasi lebih, menciptakan situasi terkendali untuk menstimulasi pengalaman yang bermasalah, dan lain-lain (Gutiérrez & Camarena, 2015) sehingga individu yang mengalami kecemasan lebih dapat mengatasi kecemasan mereka.
Selain itu, Gutiérrez & Camarena (2015) mengatakan bahwa terapi musik efektif dalam menghilangkan atau meringankan gejala umum kecemasan sementara di antara pasien dengan berbagai macam masalah medis, seperti: asma, kanker, dan lain-lain atau perawatan medis lainnya. Hasil tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian (Kavakli dkk., 2019) yang justru mengatakan bahwa terapi musik meningkatkan kecemasan pasien yang sedang dalam masa pembedahan (operasi) dan tidak memiliki efek pada nyeri setelah operasi atau kepuasan pasien.
Dalam penelitian ini terdapat pula penderita kecemasan dengan berbagai latar belakang medis seperti Alzheimer, kanker payudara, wanita hamil, OCD, ICD, dan lain sebagainya serta pasien dengan perawatan medis atau akan mengalami operasi dengan hasil bahwa terapi musik efektif menghilangkan gejala maupun meringankan kecemasan individu. Tan dkk. (2010) menjelaskan dari hasil studi yang dilakukannya bahwa hal ini terjadi karena musik memiliki efek yang lebih besar jika terdapat rasa sakit, meskipun akan menjadi kurang efektif bila rasa sakit itu menjadi parah.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapi musik merupakan intervensi yang sangat efektif secara signifikan untuk menurunkan atau mengurangi gangguan kecemasan individu. Sehingga terapi musik ini dapat diterapkan sebagai intervensi dalam menangani individu yang mengalami gangguan kecemasan ataupun perasaan cemas dalam kehidupan sehari-hari maupun sebagai intervensi
dalam menangani pasien yang cemas akibat penyakit yang dialaminya maupun pasien yang akan mendapatkan tindakan medis di rumah sakit.
Terdapat beberapa kelemahan dalam penelitian ini, yaitu: (1) Adanya perbedaan alat ukur dalam mengukur kecemasan, metode terapi musik yang digunakan dalam melakukan intervensi maupun adanya treatmen tambahan dalam melakukan intervensi. (2) Terdapat perbedaan dalam subjek penelitian baik dalam hal umur, jenis kelamin, dan lain-lain. Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, maka saran untuk penelitian berikutnya adalah (1) Menggunakan jenis intervensi terapi musik yang sama serta alat ukur yang sama dalam mengukur kecemasan yang dialami oleh pasien. (2) Heterogenitas subjek baik dalam umur, jenis kelamin, atau hal-hal lainnya yang dapat memengaruhi penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Aba, Y. A., Avci, D., Guzel, Y., Ozcelik, S. K., & Gurtekin, B. (2017). Effect of music therapy on the anxiety levels and pregnancy rate of women undergoing in vitro fertilizationembryo transfer: A randomized controlled trial. Applied Nursing Research, 36, 19–24.
https://doi.org/10.1016/j.apnr.2017.05.005
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). In American Psychiatric Publishing (5th ed.).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Belland, L., Rivera-Reyes, L., & Hwang, U. (2017). Using music to reduce anxiety among older adults in the emergency department: a randomized pilot study. Journal of
Integrative Medicine, 15(6), 450–455.
https://doi.org/10.1016/S2095-4964(17)60341-8
Bibb, J., Castle, D., & Newton, R. (2015). The role of music therapy in reducing post meal related anxiety for patients with anorexia nervosa. Journal of Eating Disorders, 3(1), 1–6. https://doi.org/10.1186/s40337-015-0088-5
Card, N. A. (2012). Applied Meta-Analysis for Social Science Research. The Guilford Press.
Çetinkaya, F., Aşiret, G. D., Yilmaz, C. K., & İnci, S. (2018). Effect of listening to music on anxiety and physiological parameters during coronary angiography: A randomized clinical trial. European Journal of Integrative Medicine, 23(July), 37–42.
https://doi.org/10.1016/j.eujim.2018.09.004
Choi, A. N., Lee, M. S., & Lim, H. J. (2008). Effects of group music intervention on depression, anxiety, and relationships in psychiatric patients: A pilot study. Journal of Alternative and Complementary Medicine, 14(5), 567–570.
https://doi.org/10.1089/acm.2008.0006
Erkkilä, J., Punkanen, M., Fachner, J., Ala-Ruona, E., Pöntiö, I., Tervaniemi, M., Vanhala, M., & Gold, C. (2011).
Individual music therapy for depression: Randomised controlled trial. British Journal of Psychiatry, 199(2), 132– 139. https://doi.org/10.1192/bjp.bp.110.085431
Fritz, C. O., Morris, P. E., & Richler, J. J. (2012). Effect size estimates: Current use, calculations, and interpretation. Journal of Experimental Psychology: General, 141(1), 2– 18. https://doi.org/10.1037/a0024338
Garcia-Gonzalez, J., Ventura-Miranda, M. I., Requena-Mullor, M., Parron-Carreño, T., & Alarcon-Rodriguez, R. (2018). State-trait anxiety levels during pregnancy and foetal parameters following intervention with music therapy.
Journal of Affective Disorders, 232, 17–22.
https://doi.org/10.1016/j.jad.2018.02.008
Goldbeck, L., & Ellerkamp, T. (2012). A randomized controlled trial of multimodal music therapy for children with anxiety disorders. Journal of Music Therapy, 49(4), 395–413.
https://doi.org/10.1093/jmt/49.4.395
Guétin, S., Portet, F., Picot, M. C., Pommié, C., Messaoudi, M., Djabelkir, L., Olsen, A. L., Cano, M. M., Lecourt, E., & Touchon, J. (2009). Effect of music therapy on anxiety and depression in patients with Alzheimer’s type dementia: Randomised, controlled study. Dementia and Geriatric Cognitive Disorders, 28(1), 36–46.
https://doi.org/10.1159/000229024
Gutiérrez, E. O. F., & Camarena, V. A. T. (2015). Music therapy in generalized anxiety disorder. Arts in Psychotherapy, 44, 19–24. https://doi.org/10.1016/j.aip.2015.02.003
Karadag, E., Uğur, Ö., & Çetinayak, O. (2019). The effect of music listening intervention applied during radiation therapy on the anxiety and comfort level in women with early-stage breast cancer: A randomized controlled trial. European Journal of Integrative Medicine, 27(February), 39–44. https://doi.org/10.1016/j.eujim.2019.02.003
Kavakli, A. S., Kavrut Ozturk, N., Yavuzel Adas, H., Kudsioglu, S. T., Ayoglu, R. U., Özmen, S., Sagdic, K., & Yapici, N. (2019). The effects of music on anxiety and pain in patients during carotid endarterectomy under regional anesthesia: A randomized controlled trial. Complementary Therapies in Medicine, 44(January), 94–101.
https://doi.org/10.1016/j.ctim.2019.04.005
Li, X. M., Zhou, K. N., Yan, H., Wang, D. L., & Zhang, Y. P. (2012). Effects of music therapy on anxiety of patients with breast cancer after radical mastectomy: A randomized clinical trial. Journal of Advanced Nursing, 68(5), 1145– 1155. https://doi.org/10.1111/j.1365-2648.2011.05824.x
Liu, Y., & Petrini, M. A. (2015). Effects of music therapy on pain, anxiety, and vital signs in patients after thoracic surgery. Complementary Therapies in Medicine, 23(5), 714–718. https://doi.org/10.1016/j.ctim.2015.08.002
Newman, M. G., Llera, S. J., Erickson, T. M., Przeworski, A., & Castonguay, L. G. (2013). Worry and generalized anxiety disorder: A review and theoretical synthesis of evidence on nature, etiology, mechanisms, and treatment. Annual Review of Clinical Psychology, 9, 275–297.
https://doi.org/10.1146/annurev-clinpsy-050212-185544
Panteleeva, Y., Ceschi, G., Glowinski, D., Courvoisier, D. S., & Grandjean, D. (2018). Music for anxiety? Meta-analysis of anxiety reduction in non-clinical samples. Psychology of Music, 46(4), 473–487.
https://doi.org/10.1177/0305735617712424
Prisma Group. (2009). Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses: The PRISMA Statement. PLoS Medicine, 6(7).
https://doi.org/10.1371/journal.pmed1000097
Rossetti, A., Chadha, M., Torres, B. N., Lee, J. K., Hylton, D., Loewy, J. V., & Harrison, L. B. (2017). The Impact of Music Therapy on Anxiety in Cancer Patients Undergoing Simulation for Radiation Therapy. International Journal of Radiation Oncology Biology Physics, 99(1), 103–110.
https://doi.org/10.1016/j.ijrobp.2017.05.003
Shirani Bidabadi, S., & Mehryar, A. (2015). Music therapy as an adjunct to standard treatment for obsessive compulsive disorder and co-morbid anxiety and depression: A randomized clinical trial. Journal of Affective Disorders, 184, 13–17. https://doi.org/10.1016/j.jad.2015.04.011
Tan, X., Yowler, C. J., Super, D. M., & Fratianne, R. B. (2010). The efficacy of music therapy protocols for decreasing pain, anxiety, and muscle tension levels during burn
dressing changes: A prospective randomized crossover trial. Journal of Burn Care and Research, 31(4), 590–597. https://doi.org/10.1097/BCR.0b013e3181e4d71b
Toker, E., & Kömürcü, N. (2017). Effect of Turkish classical music on prenatal anxiety and satisfaction: A randomized controlled trial in pregnant women with pre-eclampsia. Complementary Therapies in Medicine, 30, 1–9.
https://doi.org/10.1016/j.ctim.2016.11.005
World Health Organization. (2017). Depression and Other
Common Mental Disorders: Global Health Estimates. WHO Document Production Services.
Zengin, S., Kabul, S., Al, B., Sarcan, E., Doǧan, M., & Yildirim, C. (2013). Effects of music therapy on pain and anxiety in patients undergoing port catheter placement procedure. Complementary Therapies in Medicine, 21(6), 689–696. https://doi.org/10.1016/j.ctim.2013.08.017
Zhou, K., Li, X., Li, J., Liu, M., Dang, S., Wang, D., & Xin, X. (2015). A clinical randomized controlled trial of music therapy and progressive muscle relaxation training in female breast cancer patients after radical mastectomy: Results on depression, anxiety and length of hospital stay. European Journal of Oncology Nursing, 19(1), 54–59. https://doi.org/10.1016/j.ejon.2014.07.010
LAMPIRAN
Tabel 1.
Kumpulan jurnal penelitian dan hasil meta-analisis
Peneliti |
Jumlah Approximate Alat Ukur Cohen’s Hedges’s Partisipan Kecemasan Intervensi Partisipan (N) d (SMD) 95% CI Intervensi Kontrol Lower Upper |
Goldbeck & Ellerkamp (2012) |
30 anak-anak berusia (STAIC-T) 8–12 tahun, dengan State-Trait Multimoda diagnosis utama Anxiety l Music 16 14 0,148 0,144 -0,554 0,843 yaitu gangguan Inventory for Therapy kecemasan Children |
Choi dkk. (2008) |
(S-STAI) 26 pasian rawat inap State and Trait Group psikiatris di rumah Anxiety Music 13 13 5,706 5,526 3,849 7,202 sakit yang berada di Inventory - Therapy Korea Selatan STAI |
Aba dkk. (2017) |
(S-STAI) 186 perempuan, State and Trait Music berusia 20-25 tahun, Anxiety Therapy 89 97 0,157 0,157 -0,130 0,444 didiagnosis memiliki Inventory - Group infertilitas primer. STAI |
Zengin dkk. (2013) |
100 pasien dewasa pasienberusia diatas (S-STAI) 16 tahun yang State and Trait Music dijadwalkan untuk Anxiety Interventio 50 50 0,584 0,579 0,182 0,976 rawat jalan Inventory - n penempatan port STAI catheter. |
Garcia-Gonzalez dkk. (2018) |
409 perempuan nullipara, (wanita hamil yang berusia di (S-STAI) atas 18 tahun di State and Trait semester ke-3 Anxiety Music 205 204 1,107 1,105 0,898 1,313 mereka) yang dating Inventory - erapy untuk melakukan STAI perawatan kehamilan rutin |
Rossetti dkk. (2017) |
78 peserta yang baru (SAI) State didiagnosis and Trait menderita kanker Anxiety Music 39 39 3,317 3,285 2,607 3,962 payudara, kepala, Inventory - erapy dan leher. STAI |
Liu & Petrini (2015) |
Standard 112 partisipan, (S-STAI) Care dan berusia 18 atau State and Trait 30-min keatas, rawat inap Anxiety Soft Music 47 51 1,114 1,105 0,682 1,528 dijadwalkan untuk Inventory - Interventio operasi toraks STAI n for 3 days |
Bibb dkk. (2017) |
Receive 60 (STAI) State- min of 35partisipan, berusia Trait Anxiety music 17 18 0,502 0,490 -0,168 1,148 diatas 65 tahun listening Inventory with routine car |
Zhou dkk. |
170 partisipan, (SAI) State Music 85 85 1,739 1,731 1,380 2,082 |
(2015) perempuan, umur 25 65 tahun, didiagnosis dengan kanker payudara dan diatur untuk menjalani mastektomi medis |
Anxiety Therapy, Inventory Progressiv e Muscle Relaxation Training, and Routine Nursing Care |
120 partisipan, perempuan, umur 25 65 tahun, diagnosis Li dkk. patologis kanker payudara yang membutuhkan mastektomi radikal |
Music (SAI) State Therapy in Anxiety addition to 60 60 0,760 0,755 0,387 1,123 Routine Inventory Nursing Care |
24 pasien penderita Guétin dimensia tipe dkk. Alzheimer, (2009) laki/perempuan berusia 70–95 tahun |
(HAS) Receptive Hamilton Music 13 11 -0,165 -0,160 -0,936 0,617 Anxiety Scale Therapy |
30 Shirani pasien penderita Bidabadi & Mehryar OCD, umur 18- 50 (2015) tahun |
(BAI) Beck Receptive Anxiety Music 15 15 0,502 0,490 -0,168 1,148 Inventory Therapy |
79 partisipan dengan Erkkilä diagnosis ICD-10 dkk. (depresi unipolar), berusia 18-50 tahun |
(HADS-A) Individual Hospital Music Anxiety and Therapy 33 46 0,974 0,948 0,211 1,684 Depression dan Scale – Standard Anxiety Care |
60 pasien di Turkey Karadag barat, perempuan . penderita kanker ( ) payudura awal |
(HADS-A) Music Hospital Anxiety and Listening 30 30 0,155 0,154 -0,290 0,597 Interventio Depression Scale n |
Tabel 2.
Summary of results random effect models
Hedges’g (SMD) |
SEg |
95% CI |
Z score |
p value |
Heterogeneity | |
Random Effect Model |
1,04 |
0,211 |
[0,626, 1,454] |
4,921 |
1e-06 |
I 2=92,0%, Tau 2 =0,53 |
Gambar 1.
Skema alur identifikasi penelitian terdahulu terkait penerapan terapi musik terhadap kecemasan yang dialami individu
Gambar 2.
Foresplot - random effect models
Goldbeck & Ellerkamp (2012). Choi, Lee, & Lim (2008) Aba et al (2017) Zengin et al (2013) Garcia-Gonzales et al (2018) Rossetti et al (2017) Liu &. Petrini (2015).
Belland, Rivera-Reyes, & Hwang (2017) Zhou et al (2015) Li et al (2011) Guetin et al (2009) Shirani & Mehryar (2015) Erkkila et al (2011) Ezgi, Ugur, & Oguz. (2019 g(ave) random model
-IO O IO
Gambar 3.
Funnel plot - random models
66
Discussion and feedback