DOI: https://doi.org/10.24843/SP.2019.v3.i01.p06

p-ISSN: 2528-4517

Pola Kehidupan Keluarga Petani Jeruk di Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli

Ibnu Hajar *, I Ketut Darmana, I Gusti Putu Sudiarna

Prodi Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Unud [[email protected]], [[email protected]], [[email protected]] Kota Denpasar, Provinsi Bali, Indonesia

*Corresponding Author

Abstract

The study was conducted in Katung Village, the researcher attempted to provide the description of the life pattern of orange farming in Katung vil-lage vil-lage of Kintamani sub-district. After succeeding in developing the village up to present, the orange farmer commodity is increasingly gain-ing attention from a number of communities to be better developed like other Kintamani areas. anincrease in the number of farmers more than the number of jobs in other fields. This indicates that they have great hopes in the agricultural sector to resolve the demands of liv-ing needs, especially the necessities of life in the family, then of course it will affect the selection of different types of commodities because they are consid-ered more promising better results compared to other types of plants, Like-wise, the management pattern of orange farming that does not always run smoothly from the constraints experienced by farmers today. This study is interesting to study because Katung village is an orange production that needs to be studied specifically.This research is a qualitative research with a descriptive analysis approach, which consists of several stages, namely: observation, by interviews with several orange farmers such as: I Wayan Sastono et al. Collecting archives in the form of data population of Katung Villagem such as population growth data, with the area of research-related areas such as the potential they have with a majority farmers. In addi-tion, number of books related to orange farming were used and collaborated with cultural value orientation theories such as Koetjaraningrat's book.

Keywords: Oranges, Farmers', Families, Katung Village

Abstrak

Penelitian dilakukan di Desa Katung, penulis mencoba untuk menjelaskan mengenai sejumlah gambaran pola pertanian budidaya jeruk di desa katung kecamatan kintamani, kabupaten Bangli. Setelah berhasil dalam membangun desa sampai saat ini, maka komoditas petani jeruk semakin mendapat perhatian dari sejumlah masyarakat untuk terus dikembangkan dengan lebih baik lagi seperti halnya daerah sekitaran kintamani lainnya. Sejak berdirinya desa katung tersebut, peningkatan jumlah petani lebih banyak dibandingkan jumlah pekerjaan dibidang lain. Hal ini menandakan bahwa mereka memiliki berbagai harapan besar pada sektor pertanian budidaya jeruk sekaligus untuk menyelesaikan tuntutan kebutuhan hidup khususnya kebutuhan hidup dalam keluarga, maka hal tersebut tentunya akan mempengaruhi dalam pemilihan jenis komoditas yang juga berbeda-beda karena dari pilihan tersebut akan dianggap lebih menjanjikan hasil

Sunari Penjor: Journal of Anthropology

Prodi Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Unud

baik dibandingkan dengan jenis tanaman lain, begitu juga dengan pola pengelolaan budidaya jeruk yang tidak selamanya berjalan mulus dari sejumlah persoalan yang tentu akan di alami oleh para petani sampai saat ini. Kajian ini cukup menarik untuk diteliti sebab di desa Katung merupakan salah satu desa yang meproduksi jeruk yang jarang ada peneliti yang mengkaji secara spesifik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif, yang terdiri atas beberapa tahapan yakni: Observasi, dengan melakukan sejumlah wawancara terhadap beberapa petani jeruk seperti: I Wayan Sastono dkk. Mengumpulkan arsip berupa data kependudukan Desa Katung seperti data pertumbuhan penduduk, dengan luas wilayah yang berkaitan dengan penelitian seperti potensi yang mereka miliki sebagai desa yang manyoritas petani. Selain itu juga digunakan sejumlah buku-buku terkait per-tanian budidaya jeruk dan dikolaborasikan dengan teori orientasi nilai budaya seperti buku karya Koetjaraningrat.

Kata Kunci: Jeruk, Keluarga, Petani, Desa Katung

  • 1.    Latar Belakang

Kehidupan masyarakat petani pada umumnya selalu dikaitkan dengan masyarakat miskin karena faktor wilayah yang jauh dari Pusat Kota menjadikan alasan-utama sehingga masih saja kemiskinan selalu diidentikkan dengan masyarakat petani, kondisi ini yang membuat masyarakat petani terutama di daerah pedesaan belum mendapatkan dukungan secara penuh dari generasi muda, justru sebaliknya mengalami penurunan minat bagi anak petani untuk mengikuti pekerjaan sebagai pertain (Nofi Chandra, 2018).

Pembangunan pada sektor pertanian merupakan upaya yang harus dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memajukan taraf kehidupan warganya khususnya keluarga. Sektor pertanian pada saat ini banyak digemari oleh masyarakat sehingga mulai banyak bermunculan pengembangan usaha di bidang pertanian sebagaimana di desa katung yang terletak di kecamatan kintamani dan sekaligus merupakan salah satu daerah di Kabupaten Bangli, sebagian besar mata pencahariannya adalah petani, dalam rangka mencapai tujuannya, juga telah menempuh upaya pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap disegala sektor kehidupan (Putra Mandala 2016).

Keberhasilan daerah tersebut juga akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya serta fasilitas teknologi yang ada di desa stetempat, sebab pengetahuan dalam memilih merupakan pilihan dalam usahanya sekaligus mencerminkan nilai-nilai budaya yang berorientasi suatu masyarakat sehingga masyarakat petani tersebut mampu mengelola dan mengoptimalisasikan sejumlah potensi sumberdaya yang dimiliki desa tersebut (Ni Made Suwendri 2018, 34-45).

Dengan perkembangan yang dimiliki masyarakat akan mampu mengaktualisasikan berbagai potensi desa secara memadai juga mampu kemajuan sejumlah pengetahuan teknologi, berupa fasilitas pertanian termasuk juga sistem kerja seperti pola pengelolaan lahan, hasil tanaman buah-buahan yang beragam sampai pada pendistribusian yang semakin modern. Koentjaraningrat dalam buku pengantara Antropolgi (1990:346) menyatakan bahwa: Teknologi muncul dalam cara-cara manusia untuk melaksanakan mata pencaharian hidupnya, dengan pernyataan diatas teknologi berada pada posisi yang penting sebab menyangkut cara-cara yang menyelesaikan sejumlah persoalan dalam kehidupan Manusia, dan juga memudahkan serta mampu membuka

peluang kerja bagi petani dan pengusaha khususnya pertanian Jeruk untuk di desa katung untuk terus berkembang sehingga masyarakat setempat mampu bertahan dalam berbagai segi kehidupan.

Bagi masyarakat desa katung budidaya tanaman jeruk merupakan salah satu tanaman unggulan dalam aktivitas serta kebutuhan sehari-hari, karena selain faktor keuntungan nilai ekonomi masyarakat desa katung, perkebunan jeruk juga merupakan satu sarana yang berpeluang untuk menjalankan sejumlah upaya-upaya ataupun kebiasaan hidup misalnya melakukan interaksi sosial mulai dari penanaman sampai pada proses distribusi dan termasuk juga buah jeruk digunakan untuk sejumlah kegiatan upacara seperti prosesi upacara baik dilingkungan terkecil yakni keluarga maupun dilingkungan desa hal ini disampaikan oleh seorang peneliti jeruk yang mengatakan bahwa buah jeruk merupakan salah satu tanaman utama bagi mereka sebab budidaya jeruk merupakan komoditi yang potensial untuk dikembangkan di daerah dataran tinggi seperti Kabupaten Bangli (A A Ayu Bintang Suryaniti, 7).

Namun seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan meningkatnya jumlah penduduk yang mengakibatkan terjadinya penyempitan lahan pertanian sehingga menjadi persoalan bagi para petani. Keadaan ini tentu akan berpengaruh terhadap pola hidup dan peluang kerja bagi masyarakat petani sehingga tidak sedikit warga desa dalam hal ini “masyarakat desa katung” yang bekerja sebagai petani penggarap maupun sebagai buruh tani, dikarenakan banyak diantaranya yang belum dan bahkan tidak memiliki lahan pertanian sendiri maupun yang memiliki tetapi luas tidak memadai, sehingga mereka hanya akan bekerja menggarap lahan -lahan milik orang lain. Belum lagi lahan garapan yang di jalankan oleh masyarakat desa katung pada umumnya yang merupakan petani di

lahan tegalan/kering (I Wayan Budiasa (2011: 249) yakni tanah yang tidak menggunakan sistem irigasi, tetapi bergantung pada hujan, hal ini tentu akan berpengaruh pada jenis dan hasil tanaman yang diperoleh.

Kehidupan Keluarga Petani di Desa Katung yang terlihat sederhana jika dilihat dari cara-cara berpakaian maupun keadaan tempat tinggalnya, namun jika dilihat dari kesediaan mereka untuk berubah dari orientasi ke masa depan masih tergolong tinggi, hal ini diduga dari tingginya minat dan keinginan dari orang tua dari anak anak mereka untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga diperguruan tinggi. Dengan demikian hal ini menandakan bahwa mereka memiliki tuntutan dan kebutuhan hidup yang besar dalam keluarga, maka mereka tentunya akan mempengaruhi pemilihan pertanian dan jenis komoditas yang juga berbeda-beda.

Keberagaman sejumlah golongan pada usaha budidaya jeruk juga akan berdampak dan pengaruh yang berbeda-beda terhadap kehidupan masyarakat setempat terutama keluarga petani pada khususnya. Belum lagi tidak adaan-nya kepastian pasar dan jaminan harga yang lebih menguntungkan bagi petani jeruk, kondisi ini tentu akan mengakibatkan perbedaan pola kerja dalam kehidupan keluarga masyarakat petani, perbedaan tersebut juga akan menghasilkan perbedaan pendapatan keluarga yang selanjutnya akan memperbaiki kondisi hidupnya dalam berkeluarga, maka diperlukan upaya-upaya yang optimal dalam penggunaan lahan secara tepat dan pemanfaatan sumber daya berupa lahan yang terarah dan efisien (I Made sartono).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui tentang bagaimana: Pola Kehidupan Keluarga Petani Jeruk di Desa Katung Kecamatan Kintamani - Bangli.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

  • 1.B agaimana Pola Kehidupan Keluarga Petani Jeruk di Desa Katung Kecamatan Kintamni?

  • 2.B agaimana Peluang dan Tantangan Masyarakat Petani Jeruk di Desa Katung Kecamatan Kintamni?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut:

  • 1)    Tujuan umum dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana Pola Kehidupan Keluarga Petani Jeruk di Desa Katung Kecamatan Kintamni.

  • 2)    untuk mendeskripsikan peluang dan tantangan Petani Jeruk di Desa Katung Kecamatan Kintamni.

  • 4.    Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif yaitu: jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana Pola Kehidupan Petani Jeruk di Desa Katung dalam mengelola sumber daya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Penelitan ini menggunakan metode etnografi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yang diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara terhadap sejumlah informan. Sedangkan sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumen desa yang menjelaskan tentang gambaran umun di Desa Katung seperti Laporan Pertanggung Jawaban Desa tahun terbaru serta peta-peta yang menunjang data untuk peneliti.

Teknik dalam pengumpulan data merupakan bentuk cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan

sejumlah data yang dibutuhkan. Adapun beberapa teknik yang dilakukan oleh peneliti saat melakukan penelitian yaitu:1) Teknik penentuan informan:2) Obeservasi partisipan:3) wawancara: 4) Studi kepustakaan Penelitian ini menggunakan tahapan analisis data dari Miles dan Hubermas yaitu, tahapan reduksi data, tahapan penyajian data, tahapan penarikan kesimpulan. Analisis penelitian kualitatif menurut Miles dan Hubermas dapat disimpulkan mampu menjawab permasalahan penelitian kualitatif.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

    • 5.1    Orientasi Nilai Budaya Petani Jeruk Desa Katung Kecamatan Kintamani Bangli

Orientasi Nilai Budaya Masyarakat Petani Jeruk Desa Katung Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli merupakan sekumpulan individu yang hidup di suatu wilayah yang memiliki tatanan sosial dan saling berinteraksi Koentjaraningrat (1990). Selanjutnya upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia semakin bertambah dan bermacam-macam dan sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman, maka sejak itu pula pengetahuan masyarakat menjadi penting, dituntut semaksimal mungkin dalam rangka untuk berusaha dan berupaya dalam pengembangan dan mengoptimalkan berbagai potensi dari sumber daya alam yang mereka miliki (Rini Puji Lestari 2018: 85-96).

Masyarakat desa katung merupakan salah satu desa di kecamatan kintamani, dimana sebagai besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani, tentunya juga akan menghadapi berbagai macam persoalan atau hambatan dalam hidup, dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya tentu mereka akan terus berusaha agar tetap bertahan hidup meskipun dalam kondisi yang sulit, keadaan tersebut didorong

oleh suatu keinginan dalam dirinya untuk terus berusaha, yang disebut dengan etos kerja yang tergambarkan berupa semangat melakukan kegiatan pekerjaan demi tercapainya produktivitas pertanian optimal khususnya budidaya jeruk. Etos kerja masyarakat dalam berusaha juga dimotivasi oleh keinginan Dengan etos kerja yang dimaksud diatas akan mempengaruhi sejumlah penilaian dan cara pandang seseorang terhadap suatu keinginan berupa pekerjaan yang akan dilakukan sehingga mereka dapat menentukan sikap terhadap pekerjaan, selain itu, etos kerja juga sering dikaitkan dengan sebuah pandangan atau pengetahuan hidup manusia, baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat, sebab dari pandangan hidup tersebut mencerminkan tingkah laku seseorang atau masyarakat (Adhi Surya Perdana, 2013; 215-224).

Sepanjang pengamatan kami, masyarakat di desa katung memiliki etos kerja yang cukup tinggi dilihat dari segi kerajinan, suka bekerja keras berangkat pagi hari dan pulang sore hari dengan membawa sejumlah harapan supaya hasil pertanian mereka melimpah, selain itu terlihat cara kerja petani yang berada di desa katung sangat memperhatikan kerja yang tepat untuk menanam jeruk, bahkan para petani jeruk juga sangat antusias untuk melakukan sejumlah pengembangan diri dengan mengikuti sejumlah pelatihan baik dari pemerintah maupun sejumlah LSM, hal ini di lakukan agar mereka dapat menanam jeruk yang baik dan benar, karena dari cara menanam jeruk yang baik juga akan menghasilkan produksi yang baik pula secara ekonomi, sehingga terlihat juga petani jeruk di desa katung selain memiliki keinginan yang cukup tinggi untuk merubah pendapatannya guna memenuhi segala kebutuhan keluarganya (I wayan sastono 2017).

Dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan keluarga secara ekonomi,

maka perlu untuk di sinkronkan antara nilai-nilai yang mereka pahami dari pola kehidupan keluarga, bahwa sistem nilai-budaya adalah hal yang menyangkut soal-soal yang paling berharga dalam hidup, yang terdapat secara universal dalam setiap kebudayaan dalam hal ini yaitu nilai yang terdapat dalam kehidupan ada lima hal menurut Klucklon seperti yang dikutip oleh Koentjaraningrat (1984) antara lain: a. Hakekat hidup manusia, b.Hakekat karya atau kerja manusia, c.Hakekat waktu atau persepsi manusia tentang waktu, d.Hakekat alam, c.Hakekat hubungan mansia dengan sesamanya.

Secara keseluruhan orientasi nilai budaya masyarakat (petani), juga menganut keseimbangan dalam pola yang mengedepankan asas optimal dalam usaha tani nya, asas manfaat dan lestari. Dalam penelitian keluarga petani jeruk di desa katung yang sebagian besar penduduknya menjadi petani yang kami amati, selama penelitian paling tidak ada tiga hal poin penting bagi mereka yang diutamakan yakni: Pertama adalah bekerja merupakan keharusan juga cara untuk mempertahankan hidup, mencari nafkah, dan bekerja merupakan pilihan hidup yang harus dijalani dengan senang hati yakni bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidup ekonomi keluarga, kedua pada masyarakat Desa Katung warganya terlihat mementingkan kerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni: hidup bergotong royong, pilihan mereka untuk bertani dalam rangka saling menjaga dan saling membesarkan, duduk sama rendah-berdiri sama tinggi dalam hal hubungan horizontal nya sesama masyarakat.

Dalam hubungan secara vertikal juga mengacu pada warga masyarakat yang senior tokoh masyarakat atau yang berpangkat tinggi, karena mereka ini menjadi acuan restu dan contoh bertindak bagi sebagian besar warga setempat.

Upaya tersebut merupakan upaya untuk menjaga kehidupan harmonis dan selaras dengan lingkungan masyarakat, dan selanjutnya ketiga: Mengenai hubungan manusia dengan alam sekitarnya, petani dalam mengolah lingkungan alam dapat menyesuaikan diri dengan alam secara tepat maka dapat diharapkan hasilnya lebih baik. Dari hasil penelitian lapangan, memang sebagian besar dari masyarakat petani jeruk di desa katung, memang terlihat menyesuaikan diri dengan alam dengan menggunakan bibit unggul dan sejumlah pola kerja dalam rangka untuk menjaga lingkungan alam sekitar cara-cara tersendiri baik dalam mengelola maupun memanfaatkan hasil hutan (Doni seprianto 2007).

  • 5.2    Peluang Dan Tantangan Bagi Masyarakat Petani Jeruk Dalam Era Pasar Global

Sektor pertanian dan perkebunan membuahkan hasil yang dapat di manfaatkan sebagai bahan baku industri dan sumber bahan pangan yang dapat menjadikan sektor pertanian dan perkebunan tersebut semakin penting., begitu juga dengan budidaya jeruk siam di upayakan oleh masyarakat di desa katung ini memiliki kualitas produksi yang cukup kompetitif bahkan tidak kalah bersaing dengan kualitas jeruk lainnya, selain buah yang mudah didapat untuk dibudidayakan, buah jeruk memiliki rasa yang manis, juga memiliki sejumlah kandungan vitamin C yang baik untuk mencegah sariawan serta memiliki me-miliki daya tahan cukup lama dalam penyimpanan pada saat pengangkutan jarak jauh ke sejumlah daerah, sehingga cocok untuk dijadikan komoditas ekspor karena menurut petani setempat pemasaran buahnya sudah menembus beberapa pasar modern di Indonesia seperti surabaya, jogja, solo, bandung dan bahkan jakarta (I Putu Agus Ari Wiguna 2019102)

Dari kisaran harga jual, pada saat panen, normalnya berkisar antara Rp.4.000-6.000/kg. Sedangkan pada saat panen di luar musim, harga jual jeruk bisa mencapai Rp.7.000/kg, Jika dilihat dari harganya yang cukup terjangkau tersebut merupakan faktor yang mendapat perhatian banyak sekaligus menjadi bahan yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusannya membeli jeruk dari hasil budidaya masyarakat desa katung. Selain potensi pasar yang cukup menggiurkan, pertanian juga jeruk memiliki nilai kontribrusi yang cukup besar terhadap peningkatan pendapatan warga desa sekaligus meningkatkan tenaga kerja bagi masyarakat desa katung. Dengan demikian tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usaha budidaya jeruk menjadi peran strategis untuk peningkatan lapangan kerja sekaligus mengurangi tingkat pengangguran bagi masyarakat desa katung. Maka dari itu perlu adanya kerja sama antar semua pihak untuk memanfaatkan seluruh komponen usaha tani khususnya sektor budidaya jeruk agar saling mendukung sehingga pemanfaatan pertanian tersebut mendapatkan hasil yang diinginkan warga setempat (I W. Sunada 2014.)

Permasalahan yang muncul pada kedua pilihan tanaman tersebut terutama pada kualitas buah yang diakibatkan oleh sejumlah hama tanaman, dan selanjutnya adanya kasus buah cepat busuk, selain itu kondisi pasar yang tidak menentu dan bahkan cenderung harga pasar menurun, belum lagi ketergantungan para petani terhadap tengkulak dan mengakibatkan harga jeruk tidak stabil dan berpengaruh pada pendapatan ekonomi masyarakat desa setempat sehingga peningkatan pendapatan jeruk yang dijadikan salah satu penentu pada kesejahteraan hanya akan menjadi impian belaka. Karenanya, pengembangan budidaya jeruk tersebut haruslah dikelola secara profesional, artinya adanya pembangunan yang seimbang antara aspek pengetahuan

terutama pengalaman lapangan mereka dalam pengelolaan budidaya jeruk begitu juga pada aspek pemasaran dan jasa penunjang fasilitas.

Dari persoalan diatas, pertanian jeruk di desa katung perlu untuk melakukan upaya-upaya srategis dalam hal pemasaran mengatasi persoalan pertanian jeruk setempat. Upaya pengembangan teknologi Budidaya dan Pengembangan Kelembagaan Petani, dalam rangka untuk mengembangkan budidaya jeruk yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang baik secara kuantitas dan kualitas, sekaligus untuk memenuhi permintaan pasar, selain itu petani jeruk agar memanfaatkan lahan pertanian yang dimiliki sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Misalnya dengan menjaga kesuburan lahan yang ada. Petani jeruk di Desa Katung, di Kintamani, Kabupaten Bangli agar tetap mempertahankan produktivitas jeruk nya dengan memanfaatkan segala faktor-faktor produksi yang dimilikinya lebih intensif serta lebih memberikan perhatian untuk mencapai target yang diinginkan sehingga dapat meningatkan pendapatan ekonomi keluarga petani itu sendiri Anak Agung irfan aitawa ( Mei 2017 )

Teknologi Budidaya Segmen halnya menjadikan daerah tersebut menjadi kebun percobaan terutama bagi lembaga penelitian dan lembaga lain yang terkait sehingga memudahkan untuk pengembangan dan pemasaran hasil panen. seperti yang di paparkan oleh salah seorang petani di desa katung I Wayan Sastono yang mengharapkan adanya peningkatan dan pengembangan sistem pengelolaan dalam hal produksi maupun pemasaran yang lebih baik di desa katung, pengembangan tersebut akan sangat bermanfaat terutama dalam melakukan pembinaan, penyaluran pemasaran terutama informasi teknologi terbaru mengenai budidaya jeruk, sehingga dengan fasilitas tersebut akan meningkatkan koordinasi antar lembaga

terkait, manajemen produksi semakin meningkat, dan meningkatkan kekuatan posisi petani dalam penawaran harga jual dari hasil buah jeruk maupun bibit. Bentuk kelembagaan dapat bermacam-macam, seperti kelompok, paguyuban, koperasi, dan lembaga asosiasi sosial lainnya. Upaya tersebut bisa ditempuh misalkan dengan cara menciptakan kerja sama ke sejumlah lembaga terkait yang lebih harmonis antara para pelaku budidaya dalam rangka meningkatkan kemampuan budidaya dan sekaligus untuk menanggapi dan menjawab sejumlah perubahan pasar secara efektif dan baik dalam peningkatan kuantitas dan kualitas maupun kesinambungan pasokan di setiap segmen pasar (Putra Mandala Oktober 2016).

  • 6.    Simpulan

Berdasarkan hasil temuan tersebut di atas, dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup Masyarakat di desa katung yang merupakan salah satu desa di kecamatan kintamani, dimana sebagai besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani dan telah memiliki sejumlah pengetahuan, bagi mereka pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan yang dianggap penting, sehingga dituntut semaksimal mungkin untuk berusaha dalam pengembangan berbagai sumber daya alam yang mereka miliki. Sebagai masyarakatnya petani, tentu menghadapi berbagai macam hambatan dalam hidup, sehingga memaksa mereka untuk berusaha agar tetap bertahan dalam kehidupannya meskipun dalam kondisi yang sulit, kondisi tersebut didorong oleh suatu keinginan dalam dirinya untuk terus berusaha, yang disebut dengan etos kerja, sehingga mereka dapat menentukan sikap terhadap pekerjaan.

Sepanjang pengamatan kami, Masyarakat desa katung memiliki etos kerja yang cukup tinggi dilihat dari segi kerajinan, suka bekerja keras yakni

Semangat pekerja untuk memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidup ekonomi keluarga, selain itu adanya kerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni: Hidup bergotong-royong sesama    masyarakat.     Selanjutnya

kemampuan dalam mengelola sumber daya alam dan sekitarnya, petani di desa katung dapat menyesuaikan diri dengan alam sekaligus mampu menjawab Peluang dan Tantangan secara tepat sehingga masyarakat Petani Jeruk mudah melakukan upaya upaya srategis dalam hal pemasaran mengatasi persoalan pertanian jeruk sehingga dengan adanya potensi desa yang dimiliki dan dari upaya budidaya tersebut masyarakat desa katung mendapatkan hasil yang maksimal seperti yang diharapkan sampai saat in dan bahkan dengan budidaya tersebut petani akhirnya mendapatkan hasil baik dan segnifikan Anak Agung irfan aitawa (Mei 2017) 7

  • 7.    Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: (1) Pemerintah desa mengambil inisiatif untuk membuka kerjasama dengan sejumlah pihak untuk melakukan pengembangan jeruk desa katung. (2) Penguatan sejumlah lembaga masyarakat dalam hal kelembagaan kelompok tani jeruk. (3) Pemerintah desa agar segera mungkin untuk melakukan dan meningkatkan pengembangan budidaya jeruk.

  • 8.    Daftar Pustaka

Koentjaraningrat (1990). Pengantar Ilmu Antropologi I. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Nyoman Suartha, S.H., M.Si. 2015 Kontribusi Rumah Tangga (Studi Kasus di Kabupaten Badung Bali). PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

I Wayan Budiasa, (2011). Pertanian Berkelanjutan dan Teori dan Permodelan. Udayana University Pers.

Nofi Chandra, 2018. Siapa Yang Peduli Petani. Kompas, Edisi Senin 25 Juli.

Adhi Surya Perdana (2013) Optimalisasi Etos Kerja Petani Sedulur Sikep Sebagai Upaya Penanggulangan Krisis Pangan, Ugm, Yogyakarta vol 12 No 3 September 2013; 215 – 224

Anak Agung Irfan Alitawa (2017), Faktor-Faktor yang mempengaruhi pendapatan petani Jeruk Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kanupaten Bangli. Udayana vol. 6, No. 5.

Anak Agung ayu Bintang Suryaniti (2018) Analisis Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan Petani Jeruk di Kintamani, Kabupaten Bangli. Universitas Udayana, vol. 7, no.12

Doni Seprianto 2017. Prinsip Konservasi Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal Studi Kasus Desa Aur Gading Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara. Universitas bengkulu

I W. Sunada, 2014. Pola Interaksi Ternak dan Tanaman Pada Simantri 116 Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli Universitas Udayana Vol. 2.

Ni Made Suwendri 1, Januari 2018 Orientasi Nilai Budaya Petani Rumput Laut Dalam Pembangunan di Nusa Penida. Universitas warmadewa, Vol. 2, No. 1, 34-45.

Made Sartono  Pemetaan  Persebaran

Lahan Perkebunan Sistem Tumpang Sari Beda  Umur di  Kecamatan

Kintamani              Kabupaten

Bangli,Undiksha.

I Putu Agus Ari Wiguna Februari 2019. Pengaruh Kemampuan Produksi, Luas Lahan dan Biaya Produksi Terhadap Jumlah Produksi Serta Pendapatan Petani Pisang, Universitas Udayana Vol. 24 No. 1.

Putra Mandala 2016 Analisis Pemasaran Jeruk Siam di desa limau manis kecamatan kampar kabupaten kampar Universitas Riau.

Rini Puji Lestari 2018, Analisis modal sosial untuk kesejahteraan masyarakat Lokal (Studi pada wisata petik jeruk di dusun borogragal. desa donowarih, kecamatan karang ploso, Kabupaten Malang)” Volume 12 Nomor 1.

Putra Mandala, Evy Maharani2, Didi Muwardi2, Analisis Pemasaran Jeruk Siam di Desa Limau Manis Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.

Rini Puji Lestari 2018 Analisis Modal Sosial     Untuk     Kesejahteraan

Masyarakat Lokal (Studi Pada Wisata Petik Jeruk Di Dusun Borogragal, Desa    Donowarih,    Kecamatan

Karangploso, Kabupaten Malang) Volume 12 nomor 1