FENOMENA TANAMAN GLIRISIDIA (Glyrisidia maculata) DI PANTAI PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN
on
pastura Vol. 6 No. 1 : 21 - 24
ISSN : 2088-818X
FENOMENA TANAMAN GLIRISIDIA (Glyrisidia maculata) DI PANTAI PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN
Eko Hendarto, Suwarno, dan Pramono Soediarto
E-mail : hendarto_e@yahoo.com
ABSTRAK
Agar keberlanjutan kehidupan manusia dapat berlangsung dengan baik, diperlukan berbagai dukungan, salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan protein hewani. Salah satu pemasok sumber protein hewani adalah ternak ruminansia dengan produk berupa susu dan daging. Kebutuhan pakan utama ternak ruminansia adalah hijauan yang dapat dipasok dari tanaman sliridia (Glerisia maculata), yang salah satunya tumbuh di pantai Petanakan, Kabupaten Kebumen. Untuk mengetahui bagaimana kondisi tanaman Sliridia (Glerisidia maculata) yang hidup dipantai. dilakukan penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey sebagai penelitian paradigma naturalistik dengan prinsip yang digunakan yakni fenomenologi. Fenomena yang diamati adalah pertumbuhan dan potensi pemanfaatan tanaman untuk kehidupan manusia terutama sebagai sumber hijauan pakan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tanaman Sliridia (Glerisidia maculata) mampu tumbuh dengan baik di daerah pantai hingga jarak sekitar 150 meter dari garis pantai, pada tanah berpasir, tahan kering, tetap menghasilkan daun yang hijau, berbunga dan berbuah menghasilkan malai pada kondisi kemarau yang kering dan memberikan daya dukung sebagai pakan untuk sekitar 400 ekor kambing yang terdapat di Desa Tegalretno, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen.
Kata kunci : Fenomena, tanaman sliridia, tanah berpasir, ternak kambing.
ABSTRACT
In order to achieve sustainable prosperity of human being, some support factors are needed, one of which is the fullfilment of animal protein requirement. One of the producers of animal protein is ruminant whit its products in the forms of meat and milk. The main feedstuff for ruminant is forage that can be supplied in part, by Glyricidia (Glyrisidia maculata), Petanahan a sub-district, coastal area of Kebumen, is one of the locations where both tame or wild Glyricidia (Glyrisidia maculata) flowishers. To know the condition of Glyricidia (Glyrisidia maculata) that grow in coastal area, a study was conducted. Survey method was employed in this research as the study of naturalistic paradigm. The study use phenomenology as its principts. The observed phenomena were the Glyricidia (Glyrisidia maculata) growth ang its utilization potential for human life. The results of this research showed that Glyricidia (Glyrisidia maculata) able to grow on coastal area up to the distance of 150 meters from the brime of coastal on the sandyland, it withsands drought. The leaves of Glyricidias (Glyrisidia maculata) are still green, the plants bear flowers and peas during dry seasons, and they can supports the life of 400 adult goats that lived in village of Tegalretno, Petanahan sub- district, the district of Kebumen.
Keywords : Phenomenon, Glyricidia (Glyrisidia maculata), sandy soil and goat.
PENDAHULUAN
Kegiatan peternakan merupakan salah satu bentuk dinamika kehidupan manusia untuk melanjutkan keberadaannya (Hendarto, 2011). Hijauan merupakan pakan utama ternak ruminansia yang dibutuhkan untuk menunjang produktivitasnya, sedangkan tanaman sliridia (Glerisida maculata) merupakan salah satu sumber hijauan yang dapat dimanfaatkan oleh ternak ruminansia (Aminudin dan Hendarto, 2000). Tanaman sliridia (Glerisida maculata) dalam pertumbuhannya, mampu tumbuh pada jenis tanah yang cukup luas termasuk pada lahan yang tidak subur
(Basri dan Hoesoen, 1991, dalam Ruslanjari, 2006). Lahan pantai di Kecamatan Petanahan, Kebupaten Kebumen, banyak tumbuh tanaman sliridia (Glerisida maculata) yang sengaja ditanam oleh masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan sebagai kayu bakar dari batang tanaman. Namun demikian pada dasarnya hijauannya dapat dimanfaatkan sebagai pakan hijauan untuk ternak sapi, kerbau, kambing dan domba (Khulman, et al., 2003)
Hijauan dari tanaman sliridia (Glerisida maculata) mempunyai nilai nutrisi yang baik untuk pemasok, penambah dan penyedia hijauan pakan (Aminudin dan Hendarto, 2000), namun masyarakat seringkali
menanam tanaman sliridia (Glerisida maculata) pada umumnya tertujuan untuk pagar pekarangan dan kayu bakar (Hendarto, 2011). Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang fenomena tanaman sliridia (Glerisida maculata) yang tumbuh di pantai Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen untuk mengamati tingkat pertumbuhannya dan potensi pemanfaatannya untuk kehidupan manusia terutama sebagai sumber hijauan pakan.
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Penelitian tentang tanaman sliridia (Glerisida maculata) dilaksanakan guna mendapatkan informasinya dalam upaya strategi untuk mendukung perkembangan dunia peternakan ruminansia. Penelitian dilakukan di Desa Tegalretno, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Salah satu alasan dipilihnya lokasi tersebut adalah dijumpainya tanaman sliridia (Glerisida maculata) dalam jumlah banyak.
Untuk mendapatkan informasi secara lebih komprehensif, maka metoda penelitian yang digunakan adalah survei sebagai penelitian paradigma naturalistik dengan prinsip yang digunakan yakni fenomenologi. Dalam pelaksanaannya disiapkan kuesener, diikuti oleh pengamatan lapangan. Fenomena yang diamati adalah pertumbuhan dan potensi pemanfaatan tanaman untuk kehidupan manusia terutama sebagai sumber hijauan pakan. Beberapa data sekunder juga telah ikut menambah informasi tentang tanaman sliridia (Glerisida maculata).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengambil lokasi pengamatan di Desa Tegalretno, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Merupakan desa dengan posisi paling selatan pada wilayah Kecamatan Petanahan. Batas sebelah selatan adalah Samodera Indonesia, sehingga mempunyai perbatasan berupa lahan pantai didominasi pasir yang status lahannya dikuasai oleh negara, namun dapat dimanfaatkan oleh warga setempat dengan sistem sewa. Sebelah utara pantai merupakan lahan milik warga desa setempat dan sekitarnya. Hampir seluruh pekarangan warga dan lahan dengan status tanah negara tersebut banyak dijumpai tumbuh secara tidak teratur tanaman sliridia (Glerisida maculata), hingga areal 150 meter dari garis pantai, sehingga jumlahnya terdapat ribuan tanaman, baik yang masih muda maupun yang sudah tua.
Berkaitan dengan lahan pantai yang berpasir, tidak dijumpai jaringan irigasi yang mengairi lahan
warga setempat, sehingga bentuk penggunaan lahan seluruhnya adalah tegalan dengan struktur tanah didominasi oleh pasir. Porositas tanahnya tinggi. Hal tersebut juga dijumpai pada Desa Tegalretno yang mempunyai luas 266 hektar, keseluruhannya berupa lahan pertanian bukan sawah dan kering pada kondisi kemarau. Jumlah penduduknya 1.838 jiwa. Berdasarkan informasi dari pemerintahan desa dan masyarakatnya, hijauan sliridia (Glerisida maculata), seandainya diberikan kepada ternak, hanya diberikan untuk ternak kambing.
Tanaman sliridia (Glerisida maculata) terlihat tumbuh dengan baik, tinggi dan hijau segar pada kondisi kekeringan yang tajam, tidak terlihat adanya kondisi yang mencekam akibat kekeringan yang berkepanjangan. Tanaman yang pendek yang telah mengalami pemotongan menampilkan tunas baru yang segar dalam jumlah daun yang banyak dengan warna hijau muda hingga hijau tua. Tanaman yang telah bertumbuh lama dan tuapun masih mampu hidup tegar, dengan batang bagian bawah yang telah menjadi besar dan bersifat kayu. Hal di atas sesuai dengan pendapat Aminudin dan Hendarto (2000) dan Khulman, et al., (2003).
Pada tanaman yang belum sempat ditebang oleh warga untuk kayu bakar, telah tumbuh tinggi hingga lebih dari 2 meter, beberapa batang tumbuh tunas dan juga telah memunculkan bunga dan malainya. Banyak dijumpai batang dengan diameter hingga 5 cm lebih, belum ditebang oleh pemilik pohon karena dirasa belum membutuhkan untuk kayu bakar. Daun dari beberapa tanaman di antaranya, telah menjadi rontok, namun tetap menghasilkan bunga dalam jumlah dari sedikit hingga banyak. Deretan bunga tanaman Sliridia yang masih menempel di pohon berwarna ungu dan nampak indah. Beberapa pohon yang berderet dan berbunga bersamaan juga nampak indah dipandang dari jarak agak jauh. Pada kondisi kekeringan yang mencekam, tidak mematikan tanaman namun banyak tanaman menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapkan, walaupun masih mampu menghasilkan bunga dan malainya. Menurut Hendarto (2012) kondisi di atas, diduga setelah musim penghujan datang tanaman akan segera tumbuh segar kembali seperti sedika kala.
Produksi hijauan dari tanaman Sliridia (Glerisida maculata) berupa helai daun, tangkai daun dan tunas muda yang masih dapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan. Sementara batang yang sudah tua
tidak dimanfaatkan untuk pakan karena sudah keras, akan digunakan oleh warga masyarakat untuk kayu bakar atau dibuang sebagai sampah. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Hendarto dkk. (2013) yang menyatakan bahwa ranting cabang tanaman Sliridia (Glerisida maculata) bagian ujungnya hingga panjang sekitar 68 cm dapat digunakan untuk pakan sapi.
Dimungkinkan ujung ranting cabangnya dapat dimanfaatkan untuk ternak kambing pada jarak dari ujung lebih pendek daripada untuk konsumsi ternak sapi. Berdasarkan informasi dari perangkat desa dan masyarakat, menunjukkan bahwa hijauan dari tanaman Sliridia (Glerisida maculata) pada umumnya dimanfaatkan untuk pakan kambing, tidak untuk ternak yang lain. Namun populasi kambing di Desa Tegalretno, tidak dapat diperhitungkan secara pasti yang disebabkan adanya migrasi ternak kambing yang dinamis, namun demikian tidak kurang dari 400 ekor populasi kambing. Masyarakat telah mengetahui juga bahwa dalam penyajian sebagai hijauan pakan kambing, hijauan dari Sliridia (Glerisida maculata) dijemur terlebih dahulu. Hal tersebut sesuai Aminudin dan Hendarto (2000) bahwa untuk menghilangkan efek racun dari hijauan Sliridia (Glerisida maculata), pemberian untuk pakan harus dijemur terlebih dahulu di bawah sinar matahari. Berkaitan dengan hal tersebut hijauan tanaman Sliridia (Glerisida maculata) dapat sebagai sumber hijauan pakan yang baik bagi ternak kambing di Desa Tegalretno.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa tanaman Sliridia (Glerisidia maculata) mampu tumbuh dengan baik di daerah pantai hingga jarak sekitar 150 meter dari garis pantai, tanah berpasir, tahan kering, tetap menghasilkan daun yang hijau, berbunga dan berbuah menghasilkan malai pada kondisi kemarau yang kering dan memberikan daya dukung sebagai pakan untuk sekitar 400 ekor kambing yang terdapat di Desa Tegalretno, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin, S. dan E. Hendarto. 2000. Ilmu Tanaman Pakan, Buku Ajar. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Hendarto, E. 2011. Dimensi Lingkungan Tata Ruang Peternakan Sapi Perah Rakyat Di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Disertasi. Program Pascasarjana. Universtas Diponegoro. Semarang
Hendarto, E. 2012. Keragaman Bentuk Lahan Lokasi Tanaman Sumber Hijauan Pakan pada Peternakan Sapi Perah Rakyat Di Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Proseding Seminar Nasional Teknologi dan Agribisnis Peternakan Dalam Menunjang Pemenuhan Protein Hewani Nasional. Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Hendarto, E., Suwarno dan N. Hidayat, 2013. Palatabilitas Hijauan Sliridia (Glerisidia Maculata) Sebagai Tanaman Tahan Kering Pada Ternak Sapi Potong Untuk Keragaman Sumber Hijauan Pakan. Proseding Seminar Nasional. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Khulman, T., E. Koomen, J. Groen and A. Bouwman. 2003. Simulating Agricultural Land Use Change in The Netherlands. Paper presented at The International Workshop Transition in Agriculture and Future Land Use Patterns. Wageningen
Ruslanjari D. 2006. Pengelolaan Lahan Untuk Meningkatkan Potensi Usaha Tani Berkelanjutan. Disertasi. Tidak Dipublikasikan. Sekolah Pascasarjana. UGM. Yogyakarta.
24
Discussion and feedback