Nandur

Vol. 3, No. 3, Juli 2023

EISSN: 2746-6957 | Halaman 82-95

https://ojs.unud.ac.id/index.php/nandur

Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Evaluasi Pemeliharaan Taman Gelanggang Olahraga Ngurah Rai Denpasar, Bali

I Putu Wahyu Amerta, Ni Luh Made Pradnyawathi*), I Made Sukewijaya

Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Jl. P. B. Sudirman, Denpasar, Indonesia

*)Email: [email protected]

Abstract

The Ngurah Rai Sports Center (GOR) has many facilities as well as a park for sports and recreations. Not only used for sports, GOR Ngurah Rai is also used for art events and other events. In supporting these activities, it is necessary to pay attention for the maintenance issues as a follow-up activity. Insufficient manpower in maintaining GOR can affect the level of efficiency and effectiveness of work capacity, so this study aims to provide recommendations regarding good maintenance standards so that users are safer and more comfortable in their activities at the Ngurah Rai GOR. This study used observation, interviews, questionnaires and literature studies, focusing on visitor perceptions and maintenance of the park at GOR Ngurah Rai. The type of research is descriptive quantitative with weighting analysis using a Likert scale. This research is based on the perceptions of respondents and the results obtained from the aspects of cleanliness, safety, maintenance, and beauty with an average value of 61.45% so are categorized as good. While the results of interviews with the Office of Education, Youth and Sports as the manager of GOR Ngurah Rai, it is known that the maintenance and management of GOR Ngurah Rai do not have good maintenance standards. Therefore, it is necessary to have recommendations for maintenance standards of GOR Ngurah Rai in order to create good maintenance. Suggestions that can be given are the preparation of standard operating procedures related to the implementation of park maintenance, adding field supervisors, adding and repairing work tools to support the maintenance of GOR Ngurah Rai for the better results.

Keywords: maintenance, management, sports center

  • 1.    Pendahuluan

Gelanggang olahraga merupakan suatu tempat yang di dalamnya tersedia beberapa penunjang kegiatan olahraga seperti lapangan sepak bola, lapangan bulu tangkis, tenis, basket, dan lainnya (Werdiningsih & Tengah, 2016). Pada era sekarang, gelanggang olahraga tidak hanya dijadikan sebagai pusat olahraga namun juga sebagai sarana rekreasi untuk masyarakat. Proporsi ruang terbuka hijau wilayah kota minimal 30%, sehingga gelanggang olahraga menjadi salah satu kawasan ruang terbuka hijau publik (Pemerintah Kota Denpasar, 2011). Salah satu gelanggang olahraga yang masih

digunakan atau berfungsi di Kota Denpasar adalah Gelanggang Olahraga (GOR) Ngurah Rai. GOR Ngurah Rai berlokasi di Jalan Melati, Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Luas GOR Ngurah Rai yaitu 5,8 ha dan memberikan kontribusi sebagai ruang terbuka hijau sebesar 0,23% dari total luas wilayah yang harus dikembangkan. Tidak hanya digunakan untuk berolahraga, GOR Ngurah Rai juga biasa digunakan untuk acara pentas seni dan event lainnya yang diadakan hampir setiap tahun oleh pihak swasta. Lapangan sepak bola GOR Ngurah Rai saat ini sudah akif kembali difungsikan sebagai lapangan untuk Liga 1 sepak bola Indonesia. Dengan berbagai macam fasilitas dan kegiatan yang ada di GOR Ngurah Rai, salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan yaitu pemeliharaan lanskap area GOR mulai dari hardscape hingga softscape. Pemeliharaan sesuai dengan standar yang tepat akan menunjang kondisi lanskap GOR terlihat lebih bermanfaat sekaligus mencerminkan keindahan dan keharmonisan antara struktur bangunan dengan lingkungannya, serta memberi fungsi kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya. Tindakan pemeliharaan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan agar GOR dapat mencapai fungsinya secara maksimal. Permasalahan yang sering dihadapi di GOR Ngurah Rai meliputi sampah yang berserakan di beberapa titik, paving yang rusak, tiang listrik yang bengkok namun belum diperbaiki, serta adanya tanaman yang rusak namun belum dilakukan pergantian tanaman. Hal ini disebabkan oleh kapasitas kerja tenaga lapangan yang kurang maksimal dalam pemeliharaan GOR Ngurah Rai.

Kapasitas kerja adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya di suatu area dengan waktu tertentu (Mompo, 2001). Tenaga kerja yang dibutuhkan tidak hanya terampil, namun dapat memenuhi kapasitas yang diperlukan (Dlukha et al., 2017). Tenaga kerja yang mencukupi dalam pemeliharaan GOR dapat mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas dari kapasitas kerja. Efisiensi lebih menitik beratkan pada pencapaian hasil yang besar dengan pengorbanan yang sekecil mungkin, sedangkan pengertian efektif lebih terarah pada tujuan yang dicapai tanpa mementingkan pengorbanan yang dikeluarkan. Menurut Wojowasito (1997), kata efektif berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan. Standar atau rencana pemeliharaan taman diperlukan membantu keharmonisan, keindahan, keamanan serta kenyaman pengguna di GOR Ngurah Rai. Melihat belum adanya standar pemeliharaan taman di area GOR Ngurah Rai, maka diperlukan adanya beberapa rekomendasi pemeliharan taman yang berpedoman pada standar pemeliharaan lanskap.

  • 2.    Bahan dan Metode

    2.1    Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di GOR Ngurah Rai yang terletak di Jalan Melati, Kota Denpasar, Provinsi Bali dengan luas kurang lebih 5,8 ha. Kegiatan penelitian berlangsung selama tiga bulan mulai dari bulan Juni hingga Agustus 2022 dan dilakukan pada hari kerja yaitu Senin sampai Sabtu. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

  • 2.2    Bahan dan Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meteran, alat tulis kantor, kamera, laptop dengan software Microsoft Office 2013, Google Earth, dan Adobe Photoshop CC 2020. Bahan penelitian yang digunakan adalah tempat penelitian, peta wilayah, jurnal terkait, dan kuesioner.

  • 2.3    Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan cara pengambilan data yaitu observasi, wawancara, serta studi pustaka, dan jenis analisis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang merupakan suatu proses menemukan pengetahuan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis keterangan terkait apa yang ingin diketahui (Kasiram, 2008). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari hasil pengamatan di lapangan melalui observasi, wawancara, serta penyebaran kuesioner dengan penjelasan deskriptif. Sedangkan data sekunder yang dicari adalah jurnal dan buku yang berkaitan melalui studi pustaka. Data yang didapatkan berupa kegiatan pemeliharaan serta nilai persepsi pengunjung terhadap pemeliharaan GOR Ngurah Rai melalui kuesioner yang telah disebarkan. Setelah mendapatkan data tersebut, nilai dari kegiatan pemeliharaan taman di GOR Ngurah Rai akan dibandingkan dengan standar pemeliharaan taman menurut Arifin & Arifin (2005). Data persepsi pengunjung akan diolah dengan skala likert untuk mendapatkan hasil persepsi pengunjung terhadap pemeliharaan yang sudah dilakukan di GOR Ngurah Rai. Penelitian dibatasi sampai dengan persepsi pengunjung dan kegiatan pemeliharaan taman GOR Ngurah Rai. Hasil akhir penelitian ini berupa rekomendasi deskriptif dan diharapkan dapat memberikan rekomendasi pemeliharaan taman yang efisien serta dapat diterapkan dan digunakan oleh pihak pengelola GOR Ngurah Rai.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    3.1    Gambaran Umum

GOR Ngurah Rai terletak di tengah kota Denpasar, yang beralamat di Jalan Melati, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali dengan luas 5,8 ha. GOR Ngurah Rai terletak di dataran rendah dengan ketinggian sekitar 35 meter di atas permukaan laut dan memiliki iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan, GOR Ngurah Rai dikelola oleh Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi Bali dan dikoordinatori oleh bidang Pembudayaan Olahraga (PORA). Bagian PORA memiliki 11 orang pekerja lapangan yang mengelola dan memelihara GOR Ngurah Rai. Area pemeliharaan dibagi menjadi 4 area, yaitu GOR Lila Bhuana, Stadion GOR Ngurah Rai, Gedung Basket Indoor dan Lapangan Basket Outdoor, serta Area Lapangan Tenis. Pada masing-masing area masih terdapat beberapa kerusakan pada paving dan kurangnya pemeliharaan yang terlihat dari masih ada penumpukan sampah dan dedauan yang dapat dilihat pada Gambar 2. Dalam melakukan kegiatan pemeliharaan taman pihak pengelola menggunakan sumber air yang berasal dari PDAM serta instalasi pompa air yang terdapat di area GOR Ngurah Rai.

a. Paving rusak

b. Tiang bengkok c. Sampah yang berserakan

Gambar 2. Beberapa Permasalahan di GOR Ngurah Rai

  • 3.2    Kondisi Fisik

    3.2.1    Elemen Softscape

Tanaman merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah taman dengan fungsi sebagai tanaman peneduh, tanaman pengarah, meredam kebisingan, penyerap polusi, dan keindahan. Menurut Handayani (2009 dalam Wahyuni & Qomarun, 2015), berdasarkan observasi di lapangan, beberapa jenis tanaman di area GOR Ngurah Rai dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tanaman Eksisting GOR Ngurah Rai

No

Nama

Nama Latin

Jenis

Ukuran

Fungsi

Jumlah

Tanaman

Tanaman

Ketinggian

1

Ketapang

Terminalia catappa

Pohon

8 m

Peneduh

8 Phn

2

Kamboja

Plumeria sp.

Pohon

8 m

Peneduh

8 Phn

3

Palem raja

Roystonea regia

Pohon

8 m

Peneduh

1 Phn

4

Palem ekor tupai

Wodyetia bifurcate

Pohon

6 m

Peneduh

6 Phn

5

Anggrek hongkong

Bauhinia sp.

Pohon

10 m

Peneduh

11 Phn

6

Sepatu Dea

Spathodea campanulata

Pohon

7 m

Peneduh

2 Phn

7

Tabebuya

Tabebuia alba

Pohon

8 m

Peneduh

20 Phn

8

Glodokan tiang

Polyalthia longifolia

Pohon

12 m

Pembatas

22 Phn

9

Angsana

Pterocarpus indicus

Pohon

8 m

Peneduh

8 Phn

10

Palem jepang

Ptychosperma

Pohon

4 m

Display

2 Phn

macarthurii

plant

11

Beringin

Ficus benjamina

Pohon

25-30 m

Peneduh

4 Phn

12

Palem waregu

Rhapis excelsa

Semak

1,5 m

Pembatas

9 Rpn

13

Pangkas

Duranta erecta L

Semak

60-100 cm

Pengarah

105

kuning

jalan

NOS

14

Andong

Cordyline fruticosa

Semak

80 cm

Pembatas

6 Rpn

15

Sri rejeki

Dieffenbachia amoena

Semak

70 cm

Pembatas

13 NOS

16

Palem kuning

Dypsis lutescens

Semak

70 cm

Pembatas

2 Phn

17

Heliconia

Heliconia psittacorum

Semak

80 cm

Pembatas

20 NOS

18

Adam hawa

Rhoeo discolor

Ground

15 cm

Pengarah

60 NOS

cover

jalan

19

Rumput jepang

Zoysia japonica

Ground

3 cm

Penutup

12.963

cover

tanah

m2

20

Rumput sepak

Zoysia materella

Ground

3 cm

Penutup

10.000

bola

cover

Tanah

m2

Keterangan:  Rpn: Rumpun

Phn: Pohon

NOS: Satuan tanaman

Jenis tanaman di atas tersebar di area taman GOR Ngurah Rai dan terbagi menjadi strata pohon, semak, dan penutup tanah. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, masih banyak kendala dalam pemeliharaan taman di area GOR Ngurah Rai. Terdapat beberapa tanaman semak seperti sri rejeki, andong serta helikonia dengan bentuk yang sudah tidak rapi namun tidak dipangkas maupun disulam kembali. Beberapa ranting pohon angsana maupun tabebuya tumbuh secara tidak beraturan, adanya batang yang sudah tua namun tidak dipotong sehingga dapat membahayakan pengguna GOR Ngurah Rai.

  • 3.2.2    Elemen hardscape

Elemen hardscape merupakan bagian dari elemen taman yang bersifat keras. Beberapa elemen hardscape yang terdapat di GOR Ngurah Rai adalah planter box, paving, dan lampu penerangan. Pada bagian paving, planter box masih terdapat kerusakan seperti keretakan atau hancur serta terdapat lampu penerangan yang bengkok yang dapat dilihat pada Gambar 2.

  • 3.3    Pemeliharaan Taman GOR Ngurah Rai

Pemeliharaan merupakan kunci keberhasilan dari pelaksanaan pembangunan taman. Dalam pemeliharaan taman, terdapat istilah pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula (Arifin & Arifin, 2005). Oleh karena itu, pada periode waktu tertentu perlu dilakukan evaluasi. Sementara pemeliharaan fisik taman merupakan pekerjaan guna menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman. Pemeliharaan yang dikerjakan di GOR Ngurah Rai adalah pemeliharaan fisik dengan tujuan agar taman tetap indah, rapi, asri, dan nyaman. Pemeliharaan fisik yang dilakukan secara rutin meliputi pembersihan area taman, penyiraman, penyapuan, pengangkutan sampah serta pemeliharaan fisik secara berkala meliputi kegiatan pemangkasan rumput. Berdasarkan hasil observasi, secara umum pemeliharaan rutin yang dilakukan di taman GOR Ngurah Rai adalah penyapuan, pembersihan, dan pemangkasanh rumput sesuai dengan area yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali. Area pemeliharaan terbagi menjadi 4 yang dapat dilihat pada Gambar 3. Luasan keseluruhan area pemeliharaan adalah 27.840 m2. Kegiatan pemeliharaan di lapangan sepak bola dikerjakan oleh pihak outsourcing yang memiliki keahlian khusus dalam pemeliharaan rumput lapangan sepak bola. Outsourcing atau alih daya dapat diartikan sebagai penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya non-core atau penunjang oleh suatu perusahaan kepada perusahaan lain.

Gambar 3. Batas Area GOR Ngurah Rai

  • 3.4    Pelaksanaan Pemeliharaan Taman

Pemeliharaan taman GOR Ngurah Rai belum memiliki standar secara detail baik lisan maupun tertulis. Dapat diketahui bahwa standar pemeliharaan taman sangatlah

penting karena menjadi pedoman yang akan diterapkan oleh pekerja lapangan. Standar yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk pemeliharaan taman GOR Ngurah Rai adalah Arifin & Arifin (2005). Standar tersebut akan diterapkan oleh pekerja maupun pengelola yang bertanggung jawab di GOR Ngurah Rai.

  • 3.4.1    Penyapuan

Kegiatan penyapuan hanya dilaksanakan selama tiga jam oleh tenaga kerja di lapangan, mulai dari pukul 08.00 sampai 11.00 WITA dengan area penyapuan yang tidak menentu. Berdasarkan observasi di lapangan didapatkan nilai kapasitas kerja sebesar 301 m2/jam dari kegiatan penyapuan rumput, sedangkan standar kapasitas kerja adalah 400 m2/jam sehingga nilai kapasitas kerja di GOR Ngurah Rai lebih kecil sebesar 24,75% dari standar. Standar kegiatan penyapuan perkerasaan adalah sebesar 800m2/jam, sedangkan kegiatan penyapuan perkerasaan di GOR Ngurah Rai adalah 316 m2/jam sehingga lebih kecil 60,5% dari standar. Masih banyaknya sampah organik dan sampah anorganik diakibatkan oleh tidak adanya pengawas di lapangan, kurangnya pekerja, belum adanya jadwal untuk para pekerja baik lisan atau tertulis, dan belum adanya sebuah standar pemeliharaan.

  • 3.4.2    Penyiraman

Kegiatan penyiraman di GOR Ngurah Rai menggunakan selang plastik. Penyiraman menggunakan sprinkler hanya dilakukan khususnya pada lapangan sepak bola Stadion Ngurah Rai dengan jarak tembak sprinkler sejauh 20-25 m, sedangkan sisanya menggunakan selang plastik. Kegiatan di GOR Ngurah Rai dilakukan secara fleksibel dengan waktu yang tidak menentu. Kegiatan penyiraman di GOR Ngurah Rai hanya dilakukan pada 2 area yaitu GOR Lila Bhuana dan Lapangan basket Outdoor dengan nilai kapasitas kerja sebesar 182 m2/jam sedangkan untuk standar penyiraman adalah 150 m2/jam sehingga lebih besar 21,3% dari standar untuk dua area tersebut. Area yang belum dilakukan penyiraman terkendala kurang panjangnya selang, kurangnya alat untuk menyiram serta terdapat tidak adanya alat untuk menyiram seperti pada bagian lapangan tennis.

  • 3.4.3    Pemangkasan rumput

Tanaman rumput yang terdapat di GOR Ngurah Rai adalah rumput jepang (Zoysia japonica) dan rumput bola (Zoysia matrella) yang ditetapkan oleh pihak FIFA. Kegiatan pemangkasan rumput yang dilakukan di GOR Ngurah Rai dibagi menjadi dua yaitu pada lapangan sepak bola dan area luar lapangan sepak bola. Pada area lapangan sepak bola menggunakan pemeliharaan khusus yang dikerjakan oleh outsourcing. Kegiatan pemangkasan rumput di luar Stadion GOR Ngurah Rai dilakukan secara kondisional, saat rumput sudah mulai tinggi. Kegiatan pemangkasan menggunakan mesin gendong dilakukan selama enam jam oleh empat orang, sehingga didapatkan kapasitas kerja untuk pemangkasan rumput menggunakan mesin gendong sebesar 150 m2/jam sedangkan untuk standar pemeliharaan adalah 250 m2/jam oleh karean itu kegiatan pemangkasan lebih kecil 40% dari standar.

  • 3.4.4    Pemangkasan pohon dan semak

Kegiatan pemangkasan pohon dan semak di GOR Ngurah Rai belum dilakukan karena kurangnya pemahaman tentang pemangkasan pohon dan semak, serta kurangnya alat untuk melakukan kegiatan pemangkasan tersebut. Alat yang kurang seperti gunting pangkas untuk memotong semak yang sudah tidak rapi dan tidak adanya alat pemotong pohon.

  • 3.4.5    Pemupukan

Pemupukan dasarnya adalah memberikan nutrisi tambahan pada tanaman untuk memenuhi nutrisi yang diperlukan (Arifin & Arifin, 2005) Kegiatan pemupukan di GOR Ngurah Rai hanya dilakukan pada area Stadion GOR Ngurah Rai untuk lapangan sepak bola saja yang menggunakan pupuk untuk rumput sepak bola, yaitu pupuk Urea dan pupuk Phonska yang dikerjakan oleh pihak outsourcing. Kegiatan pemupukan di luar Stadion GOR Ngurah Rai belum dilakukan akibat keterbatasan alat, anggaran, dan kurangnya pemahaman pekerja sehingga perlu adanya jadwal terkait kegiatan pemupukan area taman GOR Ngurah Rai.

  • 3.4.6    Pendangiran dan penyiangan gulma

Pendangiran merupakan kegiatan penggemburan tanah di sekitar area titik tanam tanaman (Arifin & Arifin, 2005). Kegiatan pendangiran ditujukan untuk memberikan aerasi atau mempermudah penyerapan air dan oksigen ke dalam tanah sekaligus membersihkan tanaman liar dan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman. Kegiatan pendangiran belum dilakukan di GOR Ngurah Rai karena kurangnya alat serta tidak pahamnya tenaga kerja di lapangan. Kegiatan penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemangkasan rumput menggunakan alat pemangkasan gendong dan juga dilakukan secara manual.

  • 3.4.7    Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman tidak luput dari serangan hama dan penyakit. Tanaman yang terkena gangguan hama maupun penyakit selain memberikan kesan yang kurang baik juga dapat menganggu keindahan (Arifin & Arifin, 2005). Hal ini disebabkan oleh daun tanaman yang terkena hama dan penyakit umumnya terlihat tidak segar, percabangan pada batang yang kering ataupun keropos, serta terdapat beberapa jenis serangga penganggu yang membuat tanaman tidak tumbuh maksimal sehingga mengganggu keamanan dan kenyaman pengguna taman di GOR Ngurah Rai. Pengendalian hama dan penyakit di GOR Ngurah Rai belum dilakukan karena para pekerja masih belum paham tentang pengendalian hama dan penyakit menggunakan metode kimiawi ataupun secara manual.

  • 3.4.8    Pemeliharaan hardscape taman

Menurut Arifin & Arifin (2005) bangunan taman yang dimaksud adalah semua elemen taman yang bersifat keras (hardscape). Berdasarkan observasi di lapangan serta wawancara kepada pihak pengelola, pemeliharaan hardscape di GOR Ngurah Rai

diserahkan kepada para pekerja yang ahli di bidangnya. Namun nyatanya pemeliharaan belum berjalan secara maksimal karena masih terdapat beberapa paving yang rusak dan tidak mendapat pemeliharaan yang layak, sehingga membahayakan dan menganggu kenyamanan pengunjung. Sedangkan hardscape yang berhubungan dengan kelistrikan seperti lampu dan kabel utilitas masih banyak yang rusak akibat kurangnya anggaran untuk penggantian paving atau lampu-lampu tersebut.

  • 3.4.9    Penyulaman

Penyulaman tanaman merupakan kegiatan pergantian tanaman yang mati akibat serangan hama dan penyakit maupun tanaman yang hidupnya bersifat musiman atau tahunan (Arifin &Arifin, 2005). Penyulaman tanaman tidak hanya dilakukan pada taman yang baru dibangun saja. Kegiatan penyulaman bisa dilakukan oleh pihak kedua yaitu pemborong taman yang sudah bekerjasama dengan pihak pengelola. Penyulaman di GOR Ngurah Rai belum dilakukan oleh pihak Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga karena terhambat oleh dana dari pusat. Penyulaman sangat penting untuk menjaga taman tetap indah.

  • 3.5    Alat dan Bahan Pemeliharaan

Menurut Arifin & Arifin (2005), efektivitas dan efisiensi pemeliharaan taman dipengaruhi oleh penguasaan teknik pemeliharaan yang baik dan peralatan yang memadai. Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan pemeliharaan di GOR Ngurah Rai dinilai masih kurang baik karena masih kurangnya beberapa alat kebersihan dan pemeliharaan. Alat yang secara efektif dapat digunakan meliputi mesin pemotong rumput dorong dan mesin pemotong rumput gendong, sementara alat pemeliharaan yang tidak tahan lama meliputi sapu dan pengki diakibatkan oleh intensitas penggunaan sehari-hari. Masa efektif alat kerja pemeliharaan taman dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Masa Efektif Alat Kerja Pemeliharaan Taman

No

Alat Kerja

Masa Efektif

(a)

(b)

1

Sapu lidi

6 bulan

1 bulan

2

Sapu ijuk

6 bulan

1 bulan

3

Pengki

12 bulan

6 bulan

4

Selang air

12 bulan

6 bulan

5

Mesin pemotong rumput gendong

60 bulan

3 tahun

Sumber: (a) Wawancara di lapangan

(b) Wulandari (1992) dalam Arifin dan Arifin (2005)

Pemeliharaan alat kerja merupakan tanggung jawab para pekerja. Kurangnya alat serta terdapat beberapa alat yang rusak membuktikan bahwa pemeliharaan alat dan ketersedian alat sangatlah penting, mengingat area ini ramai dikunjungi oleh masyarakat dan banyaknya acara yang diadakan di area GOR Ngurah Rai. Pemeliharaan menjadi penting untuk menciptakan kesan indah, nyaman, dan aman di area taman GOR Ngurah

Rai. Terdapat beberapa alat yang kurang seperti koret, gunting pangkas, handsprayer sebaiknya dilaporkan kepada pihak Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga agar dilakukan pergantian alat serta pembelian alat yang kurang. Ketahanan alat kerja dalam pemeliharaan taman didasarkan pada kapasitas atau lama penggunaanya, karena masa efektif alat berbeda-beda tergantung dari jenis alat dan cara pemeliharaannya (Wijayanti, 2000). Bahan yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan taman yaitu air untuk penyiraman, pupuk, dan bahan bakar. Air yang digunakan untuk kegiatan penyiraman yaitu air dari instalasi air di lapangan dan air dari PDAM. Jenis pupuk yang digunakan untuk rumput di area Stadion GOR Ngurah Rai adalah Urea dan Phonska. Bahan bakar yang digunakan yaitu premium dan oli untuk mesin pemangkas rumput gendong dan dorong.

  • 3.6    Kapasitas Kerja Pemeliharaan Taman

Kapasitas kerja menurut Arifin & Arifin (2005) merupakan besarnya kemampuan tenaga kerja untuk melakukan suatu pekerjaan dalam waktu satu jam untuk mencapai efisiensi dan efektivtias kerja. Kapasitas kerja sangat dipengaruhi oleh pembagian wilayah kerja, jenis pekerjaan, kelengkapan peralatan, dan pengawasan dari pengawas lapangan. Kapasitas kerja pemeliharaan taman di GOR Ngurah Rai masih kurang dari standar yang ditetapkan oleh Arifin & Arifin (2005). Wilayah GOR Ngurah Rai terbagi menjadi empat area yaitu GOR Lila Bhuana dengan dua orang pekerja, Stadion GOR Ngurah Rai dengan lima orang pekerja, Lapangan Basket Indoor dan Outdoor dengan tiga orang pekerja, dan Lapangan Tenis dengan satu orang pekerja. Perbandingan Kapasitas kerja di GOR Ngurah Rai dapat dilihat pada tabel kapasitas pemeliharaan Tabel 3.

Tabel 3. Tabel Kapasitas Pemeliharaan

No

Jenis Pemeliharaan Taman

Kapasitas Kerja

A

B

1.

Pembersihan/penyapuan perkerasaan

800 m2/jam

316 m2/jam

2.

Pembersihan/penyapuan rumput

400 m2/jam

301 m2/jam

3.

Penyiraman rumput dan tanaman penutup tanah dengan selang plastik ¾ inci

150 m2/jam

182 m2/jam

4.

Pemangkasan rumput dengan mesin gendong

250 m2/jam

150 m2/jam

Keterangan:  (a) Wawancara di lapangan

(b) Wulandari (1992) dalam Arifin dan Arifin (2005)

Dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa masih terdapat beberapa kegiatan pemeliharaan yang kurang dari standar. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya nilai kapasitas kerja di GOR Ngurah Rai. Berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan, tidak adanya jadwal lisan ataupun non lisan untuk kegiatan pemeliharaan membuat tenaga lapangan bingung serta tidak adanya pengawas juga mempengaruhi rasa tanggung jawab terhadap kegiatan di lapangan. Adanya beberapa alat yang kurang dan

penggunaan alat yang sudah rusak juga menyebabkan kegiatan pemeliharaan menjadi tidak efektif dan tidak efesien.

  • 3.7    Persepsi Pengunjung

    3.7.1    Identitas Pengunjung

Berdasarkan hasil penyebaran kuisoner yang telah dilakukan, identitas responden dalam penelitian ini dibagi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan serta lama waktu berkunjung di GOR Ngurah Rai. Responden bertujuan untuk mengetahui persepsi mengenai kondisi fisik taman yang terdapat pada GOR Ngurah Rai. Identitias pengunjung dapat dilihat pada Gambar 4.


Gambar 4. Identitas Responden



Hasil persentase jenis kelamin responden tertinggi yaitu pria sebesar 67%. Hal ini disebabkan dari hasil survei peminat olahraga dan responden yang berkegiatan di GOR Ngurah Rai didominasi oleh pria. Hasil persentase usia responden tertinggi yang mengunjungi GOR Ngurah Rai adalah 17-25 tahun sebesar 63% karena usia tersebut merupakan masa produktif dan letak GOR Ngurah Rai yang dekat dengan sekolah seperti SMAN 7 Denpasar, SMAN 1 Denpasar, dan SMPN 3 Denpasar sehingga menggunakan GOR Ngurah Rai sebagai tempat berolahraga ataupun kegiatan praktek mata pelajaran olahraga dari sekolah mereka masing-masing. Waktu berkunjung tertinggi yaitu selama satu jam dengan persentase sebesar 50% yang disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan didominasi oleh kegiatan olahraga seperti jogging. Profesi atau pekerjaan tertinggi yang mengunjungi GOR Ngurah Rai adalah pegawai swasta dengan persentase sebesar 30% yang disebabkan oleh banyak pengunjung dengan usia muda yang baru lulus ataupun belum mendapatkan pekerjaan tetap.

  • 3.7.2    Persepsi responden

Pemeliharaan taman di GOR Ngurah Rai bertujuan untuk membersihkan serta memberikan rasa aman dan indah kepada para pengunjung, khususnya saat melakukan berbagai aktivitas di GOR Ngurah Rai baik berolahraga atau untuk rekreasi. Persepsi responden yang diamati terkait dengan kondisi fisik taman di GOR Ngurah Rai, dengan

indikator penilaian meliputi kebersihan GOR Ngurah Rai, keamanan GOR Ngurah Rai, pemeliharaan GOR Ngurah Rai, dan keindahan GOR Ngurah Rai. Pada setiap pertanyaan terdapat lima pilihan meliputi kategori sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik, dan sangat tidak baik. Adapun hasil dari tanggapan respoden terhadap kondisi fisik pemeliharaan taman di GOR Ngurah Rai dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Persepsi Responden terkait Kebersihan GOR Ngurah Rai

Indikator kebersihan pada GOR Ngurah Rai terbagi menjadi lima, yaitu kebersihan dari sampah plastik sebesar 64,67% yang berdasarkan skala likert digolongkan baik. Kebersihan sampah daun dengan persentase 58,67% dikategorikan dengan cukup baik, kebersihan dari bebatuan dan ranting dengan presentase sebesar 59,33% dan dikategorikan dengan cukup baik, kebersihan dari kotoran atau aroma yang tidak sedap dengan persentase 63,33% dan dikategorikan baik. Kebersihan dari gulma dan rumput liar dengan persentase sebesar 58,67% dan dikategorikan dengan cukup baik. Dapat disimpulkan bahwa kebersihan di GOR Ngurah Rai tergolong baik dengan persentase 60,93%.

Gambar 6. Persepsi Responden terkait Keamanan GOR Ngurah Rai

Keamanan GOR Ngurah Rai dibagi menjadi dua indikator penilaian yaitu keamanan dari ranting pohon dan jaringan ultilitas yang dapat dilihat pada Gambar 6. Indikator keamanan GOR Ngurah Rai dari ranting pohon dengan persentase sebesar 65,33% yang dikategorikan baik serta indikator penilaian jaringan ultilitas seperti kabel

dengan persentase 64,00% dan dikategorikan baik. Sehingga keamanan di GOR Ngurah Rai dikategorikan baik dengan nilai 64,66%.

Pemeliharaan GOR Ngurah Rai

66.00%

65.33%


Pemeliharaan tajuk Pohon


65.00%

64.00%

63.00%

62.00%

61.33%


61.00%

60.00%

59.00%

Pemeliharaan ranting dan Dann

Gambar 7. Persepsi Responden terkait Pemeliharaan GOR Ngurah Rai

Indikator pemeliharaan terbagi menjadi tiga penilaian yaitu pemeliharaan ranting dan daun, tajuk pohon, dan pemeliharaan perakaran. Dapat dilihat pada Gambar 7 bahwa penilaian pemeliharaan terhadap ranting dan daun dengan persentase sebesar 61,33% dan dikategorikan baik, pemeliharaan terhadap tajuk pohon dengan nilai persentase sebesar 65,33% dan dapat dikatakan baik. maka untuk kegiatan pemeliharaan digolongkan dalam kategori baik dengan nilai 63,33%

Keindahan Taman GORNgurah Rai

59.33%                   59.33%

60.00%

58.00%

56.00%

54.00%

52.00%

50.00%

48.00%


Gambar 8. Persepsi Responden terkait Keindahan Taman GOR Ngurah Rai

Indikator penilaian keindahan terbagai menjadi tiga yaitu kerapian bentuk tanaman, penataan tanaman, perpaduan warna tanaman yang dapat dilihat pada Gambar 9. Dari ketiga indikator tersebut, kerapian bentuk tanaman dengan nilai persentase 59,33% yang dikategorikan cukup baik, penataan tanaman dengan persentase sebesar 59,33% dan dikategorikan cukup baik, serta indikator perpaduan warna tanaman dengan persentase 52,67% yang dikategorikan cukup baik berdasarkan skala likert. Keindahan di GOR Ngurah Rai dikategorikan dengan cukup baik dengan nilai 57,11% berdasarkan skala likert.

  • 4.    Kesimpulan

Kegiatan pemeliharaan taman di GOR Ngurah Rai terbagi menjadi empat unit. Bentuk pemeliharaan yang dilakukan adalah pemeliharaan fisik saja meliputi kegiatan pembersihan, penyiraman, pemangkasan, pemupukan, namun untuk kegiatan pendangiran, penyiangan gulma serta pengendalian hama dan penyakit masih kurang maksimal dan masih terdapat kegiatan yang belum dilakukan. Pengelolaan di GOR Ngurah Rai tidak memiliki jadwal pemeliharaan taman secara tertulis sehingga pekerjaan dilakukan secara mandiri serta fleksibel sesuai arahan dari koordinasi pimpinan pada waktu tertentu. Pemeliharaan di GOR Ngurah Rai belum masuk dalam standar pemeliharaan yang efektif serta efesien dan terdapatnya beberapa kekurangan alat dan tenaga lapangan yang membuat pekerjaan tidak efektif serta efesien. Namun persepsi dan perspektif di GOR Ngurah Rai bisa dikategorikan cukup baik berdasarkan tanggapan pengunjung yang berkunjung di GOR Ngurah Rai sedangkan berdasarkan evaluasi pemeliharaan di lapangan masih kurang dari standar pemeliharaan yang di tetapkan oleh arifin dan arifin.Oleh karena itu diperlukan standar pemeliharaan yang baik untuk menunjang pemeliharaan GOR Ngurah Rai menjadi lebih baik lagi. Pelaksanaan pemeliharaan di GOR Ngurah Rai belum memiliki standar pemeliharaan serta belum efektif dan efesien. Diperlukan adanya rekomendasi standar pemeliharaan yang meliputi frekuesi kerja pemeliharaan, kapasitas pekerja, dan masa efektif alat untuk mendukung kegiatan pekerjaan pemeliharaan.

Daftar Pustaka

Arifin, H. S. dan N. H. S. Arifin. (2005). Pemeliharaan Taman (Edisi Revisi). Penebar Swadaya. Jakarta.

Dlukha, S., S. Wardiningsih, Y. Febriani, R. M. Syahadat, & P. T. Putra. (2017). Pemeliharaan Hazard di Padang Golf Matoa Nasional, Jakarta Selatan. Buana Sains, 17(2).

Handayani, S. (2009). Arsitektur Lansekap. Modul Kuliah Arsitektur UPI. Jakarta.

Kasiram, M. (2008). Metodologi Penelitian. UIN-Malang Pers. Malang

Mompo, S. S. (2001). Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Kerja terhadap Kelelahan Tenaga Kerja di Bagian Palet PT Agung Saputra. Universitas Diponegoro. Yogyakarta.

Pemerintah Kota Denpasar. (2011). Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar tahun 2011-2031. Walikota Denpasar. Denpasar.

Wahyuni, E. dan Q. Qomarun. (2015). Identifikasi Lansekap Elemen Softscape dan Hardscape pada Taman Balekambang Solo. Sinektika: Jurnal Arsitektur, 13(2):114–124. doi: https://doi.org/10.23917/sinektika.v13i2.755.

Werdiningsih, H. dan J. Tengah. (2016). Redesain Gelanggang Olahraga Satria Purwokerto. Imaji, 1(2):117–126.

Wijayanti, B. R. (2000). Pemeliharaan Lanskap Common Area di Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Bali. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Institusi Pertanian Bogor (tidak dipublikasikan).

Wojowasito, S. (1997). Kamus Umum Belanda-Indonesia. Ichtiar Baru Van Hoeve. Jakarta.

95